Anda di halaman 1dari 7

2.

9 Metode Workload indicator staffing need (WISN)

2.9.1 definisi metode Workload indicator staffing need (WISN)

Workload indicator staffing need adalah metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan
beban kerja. Metode ini merupakan suatu metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia kesehatan
pada tiap unit kerja difasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit.

Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan seringkali digunakan oleh
Departemen Kesehatan RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing-masing kategori tenaga
kesehatan yang dibutuhkan di Kantor Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Propinsi, Kabupaten/Kota,
Puskesmasserta disahkan melalui keputusan menteri kesehatan RI no.81/Menkes/SK?2004.

2.9.2manfaat metode WISN

Metode WISN memiliki beberapa manfaat, antara lain :

1. Untuk menghitung kebutuhan sumber daya manusia kesehatan baik saat ini maupun masa
mendatang
2. Untuk menggambarkan sumber daya manusia kesehatan yang bekerja sesuai dengan profersina
atau tidak
3. Untuk mengetahui seberapa besar beban kerja per kategori sumber daya manusia kesehatan
4. Untuk membandingkan sumber daya manusia kesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan
yang berbeda (Depkes dan GTZ, 2009).

2.9.3 kelebihan dankekurangan metode WISN

Menurut Shipp (1998), metode perhitungan ini memiliki keunggulan dibandingkan metode
perhitungan kebutuhan tenaga lainnya. Kelebihan metode ini adalah :

1. Mudah dilaksanakan, karena menggunakan data yang dikumpulkan dari laporan kegiataan rutin
unit layanan.
2. Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan, sehingga manajer kesehatan di semua
tingkatan dapat segera memasukkannya dalam perencanaan ketenagaan
3. Mudah untuk segera mendapatkan hasil perhitungannya, sehingga dapat segera
memasukkannya dalam perencanaan ketenagaan
4. Metode perhitungan dapat digunakan bagi berbagai jenis ketenagaan, termasuk tenaga non
kesehatan (tenaga adminitrasi, tenaga keuangan, tenaga perencanaan, tenaga penunjang umum
lainnya)
5. Hasil perhitungannya realistic, sehingga hasilnya akan memberikan kemudahan dalam
menyusun perencanaan anggaran dan alokasi sumber daya lainnya.
Adapun kekurangan dari metode ini adalah karena input data yang diperlukan bagi prosedur
perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiataan/statistic rutin kegiataan unit satuan
kerja/institusi, dimana tenaga yang dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data dan
kerapihan penyimpanan data mutlak harus dilaksanakan demi memberikan
keakuratan/ketepatan hasil perhitungan jumlah tenaga secara maksimal.

2.9.4 langhkah – langkah perhitungan metode WISN

Adapun beberapa langkah dalam menghitung kebutuhan SDM dengan metode WISN
berdasarkan petunjuk Teknis Penyusunan SDM kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2004 adalah
sebagai berikut :

1. Menetapkan waktu kerja tersedia

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia masing-
masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun.

Adapun rumus waktu tersedia adalah :

Waktu kerja tersedia = (A-(B+C+D+E)) x F

A = hari kerja (jumlah hari kerja/minggu)

B = cuti tahunan

C = pendidikan dan pelatihan

D = hari libur nasional

E = letidakhadiran kerja (sesuai dengan rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun waktu 1 tahun,
karena alsan sakit tidak masuk kerja dengan atan tanpa pemberitahuan atau ijin)

F = waktu kerja (waktu kerja dalam satu hari)

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung

Mentepakan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori
SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan baik di dalam maupun di luar
tempat kerja. Struktur organisasi RS, data kepegawaian, standar profesi, standar pelayanan dan
standar operasional prosedur (SOP) sangat membantu proses penetapan unit kerja dan kategori
SDM di rumah sakit.
3. Menyusun standar beban kerja
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori
SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per tahun yang
dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.

Beban kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja rumah sakit meliputi :

a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori tenaga.


Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai dengan standar pelayanan dan
standar operasional prosedur (SOP), untuk melaksanakan pelayanan kesehatan/medic yang
dilaksanakan SDM perlu disusun kegiatan pokok serta jenis kegiatan pelayanan yang berkaitan
langsung/tidak langsung dengan pelayanan kesehatan perorangan.
b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan tiap kegiatan pokok.
Rata-rata waktu ditetpkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan
kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat
dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu produktif yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan
standar pelayanan, standar operasional (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik.
c. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM
standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikannya (waktu rata-rata) dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-
masing kategori SDM.

4. Menyusun standar kelonggaran


Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor kelonggaran tiap
kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan
yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pokok/pelayanan.

Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada tiap
kategori tentang :

a. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada pasien. Misalnya rapat,
penyusunan laporan kegiatan, penyusunan kebutuhan obat atau bahan medis habis pakai,
seminar pelatihan, pembinaan karya, dan lain-lain.
b. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan
c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun
standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus :

Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per Faktor Kelonggaran

Waktu Kerja Tersedia

5. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja


Tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja
selama 1 tahun.
Perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan rumus :
Kebutuhan tenaga = kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran
Standar beban kerja

Setelah kebutuhan tenaga diperoleh maka akan didapatkan perbedaan jumlah kenyataan
pegawai saat ini dengan jumlah SDM yang dibutuhkan dan akan diketahui hasil adanya
kekurangan atau lebihnya SDM.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2020 di Depo Rawat Jalan Farmasi RSUD
Arifin achmad Pekanbaru.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif dan
kualitatif yang menggunakan teknik observasi, wawancara dan telaah dokumen.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua dokumen yang berkaitan dengan beban kerja
dan tenaga yang ada di Depo Rawat Jalan Farmasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode total sampling.
Sampel pada penelitian ini semua dokumen yang berkaitan dengan beban kerja dan tenaga yang
ada di Depo Rawat Jalan Farmasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Pengurusan Izin
Pengurusan izin penelitian dimulai dengan menggunakan surat pengantar izin penelitian
dibagian admintrasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau kemudian dilanjutkan dengan penyerahan
surat pengantar tersebut ke RSUD arifin Achmad Pekanbaru.

3.4.2 Pengumpulan Data


Data primer diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan kegiatan terhadap petugas
di Depo Rawat Jalan Farmasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, selain itu data primer didapat
melalui wawancara. Data sekunder di dapat dari telaah dokumen yang dimiliki oleh Depo Rawat
Jalan Farmasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru seperti uraian tugas (job description).

3.4.3 Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dideskripsikan dalam bentuk perhitungan
menggunakan metode WISN. Perhitungan dengan metode WISN di Depo Rawat Jalan Farmasi
RSUD Arifin AChmad Pekanbaru dibagi tiga unit :
a)
b)
c)

dengan tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut :


1. Menetapkan waktu kerja yang tersedia
2. Menyusun standar beban kerja
3. Menyusun standar kelonggaran
4. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrument dalam melaksanakan penelitian, instrument


penelitian tersebut antara lain pedoman wawancara, table penelitian untuk memasukan pengamatan
waktu dan perhitungan beban kerja, pedoman telaah dokumen, stopwatch, dan kalkulator.

3.6 Etika Penelitian

Etika dalam penelitian ini diawali dengan meminta persetujuan antara peneliti dengan RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru dengan mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian dan
pengambilan data. Sedangkan pengambilan data mengikuti etika confidentiality untuk menjaga
kerahasiaan data penelitian.

3.7 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM


Perhitungan dengan metode WISN yang pertama adalah menentukan unit kerja dan
kategori SDM yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan untuk mengetahui
tingkat permasalahan berdasarkan uraian tugas (job description) dari unit kerja dan kategori
SDM terseubut. Bagian unit di Depo Rawat Jalan Farmasi RSUD Arifin Achmad dapat dilihat
pada lampiran 5 tabel 3
2. Waktu kerja tersedia
Waktu kerja tersedia adalah waktu yang digunakan oleh pekerja yang digunakan untuk
bekerja dalam periode tahun dengan indicator hari dan jam kerja, cuti tahunan, pelatihan,
libur nasional dan ketidakhadiran. Kemudian waktu kerja yang tersedia didapat dengan cara
jumlah hari cuti tahunan ditambah pendidikan dan pelatihan, ditambah hari libur nasional,
ditambah ketidakhadiran kerja. Hasilnya baru dikurangi dengan jumlah hari kerja, kemudian
dikalikan dengan jumlah waktu kerja. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan wajtu kerja
yang tersedia adalah sebagai berikut :
a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Peraturan Daerah setempat. Pada
umumnya dalam 1 minggu 6 hari kerja. Dalam 1 tahun 312 hari kerja (6 hari x 52
minggu)
b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun.
c. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan di RS untuk mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategori SDM memiliki hak untuk
mengikuti pelatihan/seminar lokakarya dalam 3 hari kerja.
d. Hari libur nasional, berdasarkan kalender nasional, tahun 2019 ditetapkan 13 hari kerja.
e. Ketidakhadiran kerrja, sesuai ketentuan di RS ketidakhadiran kerja (selama kurun waktu
1 tahun) 3 hari kerja.
f. Waktu kerja, sesuai ketentuaan yang berlaku di RS atau Peraturan Daerah dalam 1 hari 7
jam (5hari kerja/minggu)
Waktu kerja yang tersedia di RSUD Arifin Achmad tahun 2019 dapat dilihat pada
lampiran 4 tabel 2

3. Standar beban kerja adalah kuantitas atau volume beban kerja selama satu tahun per
kategori SDM dengan indicator kegiatan pokok dan tambahan. Dapat dilihat pada lampiran 7
tabel 5, table 7, dan table 9.
4. Standar kelonggaran merupakan jumlah kegiatan atau factor kelonggaran pada petugas
yang dihitung dalam waktu satu tahun meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
penyelesaian kegiatan yang dipengaruhi langsung oleh kegiatan pokok. Langkah perhitungan
standar kelonggaran memerlukan informasi meliputi kebutuhan waktu penyelesaian suatu
kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pelayanan, yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara. Dapat dilihat pada
lampiran 7 tabel 6, table 8, dan table 10.
5. Kebutuhan tenaga kerja adalah jumlah dan jenis kategori SDM per unit kerja sesuai beban
kerja selama 1 tahun. Perhitungan kebutuhan SDM diperoleh dari hasil data yaitu :
a. Waktu kerja tersedia dapat dilihat pada table 2
b. Standar beban kerja dapat dilihat pada table 5,7, dan 9
c. Standar kelonggaran dapat dilihat pada tabel 6,8, dan 10
d. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit selama kurun waktu 1 tahun yang disusun
berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan ditiap unit kerja
RS selama kurun waktu 1 tahun dapat dilihat pada table 4,
Kemudian hasil datadimasukkan kedalam rumus yaitu kuantitas kegiatan pokok dibagi
standar beban kerja kemudian ditambah standar kelonggaran.

Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Anda mungkin juga menyukai