Workload indicator staffing need adalah metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan
beban kerja. Metode ini merupakan suatu metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia kesehatan
pada tiap unit kerja difasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit.
Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan seringkali digunakan oleh
Departemen Kesehatan RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing-masing kategori tenaga
kesehatan yang dibutuhkan di Kantor Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Propinsi, Kabupaten/Kota,
Puskesmasserta disahkan melalui keputusan menteri kesehatan RI no.81/Menkes/SK?2004.
1. Untuk menghitung kebutuhan sumber daya manusia kesehatan baik saat ini maupun masa
mendatang
2. Untuk menggambarkan sumber daya manusia kesehatan yang bekerja sesuai dengan profersina
atau tidak
3. Untuk mengetahui seberapa besar beban kerja per kategori sumber daya manusia kesehatan
4. Untuk membandingkan sumber daya manusia kesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan
yang berbeda (Depkes dan GTZ, 2009).
Menurut Shipp (1998), metode perhitungan ini memiliki keunggulan dibandingkan metode
perhitungan kebutuhan tenaga lainnya. Kelebihan metode ini adalah :
1. Mudah dilaksanakan, karena menggunakan data yang dikumpulkan dari laporan kegiataan rutin
unit layanan.
2. Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan, sehingga manajer kesehatan di semua
tingkatan dapat segera memasukkannya dalam perencanaan ketenagaan
3. Mudah untuk segera mendapatkan hasil perhitungannya, sehingga dapat segera
memasukkannya dalam perencanaan ketenagaan
4. Metode perhitungan dapat digunakan bagi berbagai jenis ketenagaan, termasuk tenaga non
kesehatan (tenaga adminitrasi, tenaga keuangan, tenaga perencanaan, tenaga penunjang umum
lainnya)
5. Hasil perhitungannya realistic, sehingga hasilnya akan memberikan kemudahan dalam
menyusun perencanaan anggaran dan alokasi sumber daya lainnya.
Adapun kekurangan dari metode ini adalah karena input data yang diperlukan bagi prosedur
perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiataan/statistic rutin kegiataan unit satuan
kerja/institusi, dimana tenaga yang dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data dan
kerapihan penyimpanan data mutlak harus dilaksanakan demi memberikan
keakuratan/ketepatan hasil perhitungan jumlah tenaga secara maksimal.
Adapun beberapa langkah dalam menghitung kebutuhan SDM dengan metode WISN
berdasarkan petunjuk Teknis Penyusunan SDM kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2004 adalah
sebagai berikut :
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia masing-
masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun.
B = cuti tahunan
E = letidakhadiran kerja (sesuai dengan rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun waktu 1 tahun,
karena alsan sakit tidak masuk kerja dengan atan tanpa pemberitahuan atau ijin)
Mentepakan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori
SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan baik di dalam maupun di luar
tempat kerja. Struktur organisasi RS, data kepegawaian, standar profesi, standar pelayanan dan
standar operasional prosedur (SOP) sangat membantu proses penetapan unit kerja dan kategori
SDM di rumah sakit.
3. Menyusun standar beban kerja
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori
SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per tahun yang
dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
Beban kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja rumah sakit meliputi :
Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada tiap
kategori tentang :
a. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada pasien. Misalnya rapat,
penyusunan laporan kegiatan, penyusunan kebutuhan obat atau bahan medis habis pakai,
seminar pelatihan, pembinaan karya, dan lain-lain.
b. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan
c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun
standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus :
Setelah kebutuhan tenaga diperoleh maka akan didapatkan perbedaan jumlah kenyataan
pegawai saat ini dengan jumlah SDM yang dibutuhkan dan akan diketahui hasil adanya
kekurangan atau lebihnya SDM.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2020 di Depo Rawat Jalan Farmasi RSUD
Arifin achmad Pekanbaru.
Etika dalam penelitian ini diawali dengan meminta persetujuan antara peneliti dengan RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru dengan mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian dan
pengambilan data. Sedangkan pengambilan data mengikuti etika confidentiality untuk menjaga
kerahasiaan data penelitian.
3. Standar beban kerja adalah kuantitas atau volume beban kerja selama satu tahun per
kategori SDM dengan indicator kegiatan pokok dan tambahan. Dapat dilihat pada lampiran 7
tabel 5, table 7, dan table 9.
4. Standar kelonggaran merupakan jumlah kegiatan atau factor kelonggaran pada petugas
yang dihitung dalam waktu satu tahun meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
penyelesaian kegiatan yang dipengaruhi langsung oleh kegiatan pokok. Langkah perhitungan
standar kelonggaran memerlukan informasi meliputi kebutuhan waktu penyelesaian suatu
kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pelayanan, yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara. Dapat dilihat pada
lampiran 7 tabel 6, table 8, dan table 10.
5. Kebutuhan tenaga kerja adalah jumlah dan jenis kategori SDM per unit kerja sesuai beban
kerja selama 1 tahun. Perhitungan kebutuhan SDM diperoleh dari hasil data yaitu :
a. Waktu kerja tersedia dapat dilihat pada table 2
b. Standar beban kerja dapat dilihat pada table 5,7, dan 9
c. Standar kelonggaran dapat dilihat pada tabel 6,8, dan 10
d. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit selama kurun waktu 1 tahun yang disusun
berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan ditiap unit kerja
RS selama kurun waktu 1 tahun dapat dilihat pada table 4,
Kemudian hasil datadimasukkan kedalam rumus yaitu kuantitas kegiatan pokok dibagi
standar beban kerja kemudian ditambah standar kelonggaran.