LP Anemia
LP Anemia
ANEMIA
A. Definisi
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas
B. Etiologi
b. Kehilangan darah
zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin
C. Manifestasi Klinis
konjungtiva pucat.
Telinga Vertigo, tinnitus
Mulut Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis,
gagal jantung
Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah,
hemolitik)
Muskuloskletal Nyeri pinggang, sendi
System persyarafan Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata
ekstremitas.
(Bakta, 2003)
D. PATOFISIOLOGI
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang
terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan
Kegagalan
Defisiensi
destruksiB12,
sel darah merah SDM o/segera Destruksi
(hemolisis)
produksi SDMdengan meningkatkan
direpleksikan Perdarahan/hemofilia
asam folat, besi sum-sum tulang berlebih
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl
Penurunan SDM
Hb berkurang
Anemia PK Anemia
As. Lambung
Kelelahan Energy untuk Pusing
meningkat
membentuk antibodi
berkurang
Intoleransi Nyeri
Anoreksia
aktivitas
mual Resiko infeksi
Perubahan
Makanan nutrisi
susah kurang dari
Konstipasi
dicerna kebutuhan
ATP berkurang
E. KLASIFIKASI
Sel darah merah memiliki ukuran sel yang kecil dan pewarnaan yang
penurunan MCH)
4) Anemia sideroblastik
Sel darah merah memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung
2) Anemia aplastik
Sel darah merah memiliki ukuran yang ukuran yang lebih besar dari pada
1) Bentuk megaloblastik
2) Bentuk non-megaloblastik
sideroblastik)
fibrotic/tumor:anemia leukoeritoblastik/mielopstik)
1. Faktor ekstrakorpuskuler
- Antibody terhadap eritrosit: (Autoantibodi-AIHA, isoantibodi-
HDN)
- Hipersplenisme
- Akibat infeksi
- Kerusakan mekanik
2. Factor intrakorpuskuler
elliptocytosis)
2003)
jaringan tubuh. Pada keadaan normal kebutuhan besi orang dewasa adalah
Anemia megaloblastik
vitamin B12 .
Kebutuhan folat sangat kecil biasanya terjadi pada orang yang kurang
Anemia aplastik
Terjadi akibat ketidak sanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel –
sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan oleh kerusakan primer atau zat
karena faktor-faktor :
kadar bilirubin)
antara lain:
Anemia hemolitik
sehingga usia SDM lebih pendek yang disebabkan oleh : 5% dari jenis
kerusakan fisik .
anemia sel sabit adalah anemia hemolitk berat yang ditandai dengan SDM
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
Pansitopenia (aplastik).
Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada wanita
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial)
Nilai normal Leokosit (per mikro lt) : 6000 – 10.000 permokro liter
tinggi (hemolitik)
Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000 – 400.000 per mikro liter
darah
(AP, hemolitik).
perdarahan GI
G. KOMPLIKASI
flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang
lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan
dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa
berat, gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak
dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu
dispnea, nafas pendek dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani
merupakan manifestasi berkurangnya pengurangan oksigen (Price &Wilson,
2006)
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan perawatan
(Catherino,2003:416)
3. Berikan 2 botol besar cairan intravena dan berikan 1-2 liter cairan
kristaloid dan juga pantau tanda-tanda dan gejala gagal jantung kongestif
jika diindikasikan.
5. Pasien dengan hemofilia harus memiliki sampel terhadap faktor
6. Pasien hamil dengan trauma yang ada kecurigaan terhadap adanya Feto-
mereka Rh negatif.
penyebab pendarahan.
tergantung dari jenis anemia yang diderita oleh pasien. Berikut ini beberapa
terapi yang diberikan pada pasien sesuai dengan jenis anemia yang diderita:
berupa:
dalam tubuh. Besi per oral (ferrous sulphat dosis 3x200 mg,
Dalam terapi anemia akibat penyakit kronik, beberapa hal yang perlu
Jika penyakit dasar daat diobati dengan baik, anemia akan sembuh
dengan sendirinya.
c. Anemia Sideroblastik
sideroblastik adalah:
d. Anemia Megaloblastik
Terapi utama anemia defisiensi vitamin B12 dan deficiensi asam folat
adalah terapi ganti dengan vitamin B12 atau asam folat meskipun
demikian terapi kausal dengan perbaikan gizi dan lain-lain tetap harus
dilakukan:
puncak pada hari 7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu.
bulan.
3 bulan.
e. Anemia Perniciosa
Terapi pemeliharaan
f. Anemia Hemolitik
kasus per kasus. Akan tetapi pada dasarnya terapi anemia hemolitik
memberatkan fungsi organ lebih lanjut. Akan tetapi jika syok berat
Terapi Kausal
Terapi Suportif-Simtomatik
pertumbuhan pasien.
1. Pengkajian
a) Primer Assesment
1) Data subjektif
Airway
Breathing
Circulation
CRT > 2 detik, takikardi, bunyi jantung murmur, pucat pada kulit
kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai
b) Sekunder Assessment
1) Eksposure
Tidak ada jejas atau kontusio pada dada, punggung, dan abdomen.
2) Five intervention
dan hemalokrit menurun, hasil lab pada setiap jenis anemia dapat
berbeda. Biasnya hasil lab menunjukkan jumlah eritrosit menurun,
darah/hemolisis.
3) Give comfort
Adanya nyeri kepala hebat yang bersifat akut dan dirasakan secara tiba-
4) Head to toe
Daerah dada : tidak ada jejas akibat trauma, bunyi jantung murmur,
2. Diagnosa Keperawatan
8. PK Anemia
3. Rencana Keperawatan
takikardia
Tujuan : Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, diharapkan pola nafas
- pernafasan teratur
Intervensi :
Mandiri :
Kolaborasi
kepala
- GCS > 13
Intervensi :
Mandiri :
kolaborasi :
terhadap terapi.
BB
Mandiri :
makanan.
3. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara
waktu makan.
distensi gaster.
4. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain
yang berhubungan.
5. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah
makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
Tujuan : Setelah diberikan askep selama 3 x24 jam diharapkan nyeri pasien
Intervensi :
Mandiri :
Kolaborasi :
hari)
120-100/
- TTV dalam batas normal (TD 70-80 mmHg), nadi (60-100 x/menit),
Intervensi :
Mandiri :
kelemahan otot.
6. PK Anemia
Tujuan : Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, diharapkan perawat dapat
Intervensi :
Mandiri :
1. Kaji konjungtiva pasien dan keluhan letih. Laporkan jika kondisi yang
yang sesuai.
Kolaborasi :
penyembuhan
4.Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dan
pernafasan teratur
tanda vital dalam batas normal (TD 120-90/90-60 mmHg, nadi 80-100
GCS > 13
hari)
kriteria hasil:
Hb 12-16 g%
http://emedicine.medscape.com/article/159803-media, emergency_medicine.
Price, S.A, 2000, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGC
Smeltzer, C.S.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.