Anda di halaman 1dari 2

Terdapat 5 faktor lingkungan yang menjadi latar belakang dalam fenomena kerusakan ekosistem

laut yaitu :

1. Berkurangnya fungsi ari hutan mangrove atau bakau yang ada di pesisir pantai. Hutan bakau atau
mangrove sangat bermanfaat sekali dalam penanggulangan bahaya yang bisa saja merusak ekosistem
laut.

2. Laju abrasi yang terlihat meningkat tinggi. Dengan meningkatnya laju abrasi ini daratan akan
menyempit tersapu oleh pantai yang hampir menyentuh badan jalan.

3. Kerusakan terhadap terumbu karang di laut. Perusakan terumbu karang ini dilakukan dengan cara
pengeboman dalam usaha untuk menangkap ikan sebanyak – banyaknya oleh nelayan yang tidak
bertanggung jawab dan juga penggunaan racun potasium.Tidak hanya itu, tindakan yang merusak biota
laut ini juga dilakukan dengan cara mengeksploitasi terumbu karang untuk digunakan sebagai pondasi
bangunan dan juga mengeoploitasi hasil laut yang tidak teratur. Pengeksploitasian batu karang yang
banyak digunakan untuk bahan bangunan juga menjadi salah satu fakor yang menyebabkan kerusakan
ekosistem yang terjadi di laut. 

4. Penambangan pasir pantai yang dilakukan manusia untuk di jadikan sebagai bahan bangunan. Hal ini
tentu memicu kerusakan ekosistem laut. Dengan penambangan pasir pantai yang terus menerus,
tentunya sangat merugikan manusia juga pada akhirnya.

5. Pembuangan berbagai macam limbah yang dibuang ke laut. Berbagai macam limbah domestik dan
pembuangan sisa pengolahan ikan yang langsung di buang ke laut tentunya akan mencemari dan
menurunkan kualitas laut. Pencemaran ini tentunya akan merusak ekosistem laut. Tidak hanya itu,
dengan rusaknya terumbu karang, tentunya juga akan merusak biota laut. Seperti yang sudah kita
ketahui, terumbu karang merupakan tempat dimana hidupnya ribuan jenis ikan yang menggantungkan
hidupnya dengan memakan fitoplankton yang juga hidup di daerah terumbu karang tersebut.

Alternatif Solusi untuk mengatasi Kerusakan Ekosistem Laut

Kerusakan ekosistem Laut ini sudah terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir, karena kesadaran
masyarakat tentang lingkungan masih rendah. Masyarakat harus menyadari dan wajib melindungi
keberadaan ekosistem laut sebagai penopang hidup mereka.Karena cara mengatasi kerusakan di
lingkungan laut, sebenarnya ada dalam diri manusia itu sendiri tergantung dari kemauan mereka mau
atau tidaknya seseorang melakukan hal tersebut.Dari pelbagai permasalahan yang muncul, ada upaya
perbaikan yang bisa dilakukan. Upaya ini harus melibatkan masyarakat untuk membangun kehidupan
seimbang, dinamis dan berkelanjutan. Antara lain:

a. Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut.

Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut,baik luar maupun dalam laut. Misalnya
dalam pendayagunaan lingkungan laut sebagai pariwisata,budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan.
Dimana dalam peningkatan ini peran pemerintah juga harus diikutsertakan dalam proses pendayagunan
laut ini, seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB IV Pasal 8 Ayat 1 dan Pasal 9 Ayat 1 dan Ayat 2.
b. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan. 

Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan ataupun untuk indutri perikanan dapat
diperbolehkan. Asal cadangan ikan yang mereka tangkap tidak dalam keadaan punah, sedangkan untuk
ikan yang belum mencapai besar tertentu, harus dilepaskan kembali ke dalam laut, yang telah diatur
dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu
dalam BAB III Pasal 5 dan Pasal 6. Penataan dan perlindungan daerah tangkapan ikan nelayan lokal,
penataan dan pengendalian penambangan pasir pantai.

c. Mengembangkan potensi industri kelautan.

Pengendalian pencemaran oleh industri, hendaknya bersifat bahwa jumlah bahan yang mengakibatkan
polusi tidak harus berbahaya dan tidak mengganggu keberadaan biota laut. Oleh karena itu, buangan
limbah sebelum dialirkanke sungai ataupun perairan perlu teknik pengolahan imbah sesuai dengan yang
ditentukan. Hasil sampah yang berasal dari kegiatan manusia harus di kurangi dan didorong untuk
mendaur ulang kotoran maupun limbah lain. Bahkan, kalau perlu melarang pembuangan semua limbah
ke lingkungan laut.

d. Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.

Penanggulangan kerusakan tersebut,sdiharapkan warga yang ada di daerah pesisir laut untuk dapat
mempertahankan aset-aset yang terdapat dalam lingkungan laut tersebut, menyadari akan kepentingan
laut dan ekosistemnya yaitu sebagai sumber hayati, meletarikan kemampuan alam untuk menjadikan
sumber mata pencaharian penduduk sekitar laut sehingga menadikan suatu kesejahteraan
masyarakatnya.

Namun solusi diatas dapat terjadi jika semua pihak yang terlibat baik itu dari pihak pemerintah  dan warga
masyarakat dapat bekerjasama. Diharapkan dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan
masyarakat, maka negeri maritim yang sejahtera akan segera terwujud dan hal seperti itu juga
diharapkan dapat menanggulangi kerusakan - kerusakan ekosistem laut di seluruh Indonesia saat ini dan
seterusnya.

Pada dasarnya, sedimentasi merupakan proses alami yang terjadi khususnya pada wilayah estuari.
Namun tetap diperlukan pengelolaan yang tepat agar laju, volume dan karakteristiknya tidak
mengganggu kehidupan ekosistem estuari. Laju dan volume sedimentasi perlu dijaga agar tidak
menimbulkan kekeruhan yang dapat mengganggu proses fotosintesis akibat terhalangnya sinar
matahari. Karakteristik dan komposisi sedimen juga perlu diperhatikan agar sedimen yang masuk ke
wilayah estuari hanya yang mengandung mineral maupun zat organik lainnya, bukannya zat berbahaya
seperti logam berat.

Anda mungkin juga menyukai