Anda di halaman 1dari 13

KASUS PENYAKIT GINJAL AKUT

Kelompok 7
Kelas A
Astagina Sekar Sakti (1710714059)

Dosen Pengampu: Luh Desi Puspareni, ST.Gizi, M.Gizi

Program Studi S-1 Ilmu Gizi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2019
BAGIAN 1. ASSESSMENT GIZI

A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. H

Umur : 42 tahun

Sex : Laki-laki

Pekerjaan : Supir bus antar kota

Diagnosis medis : Penyakit ginjal Akut

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan anoreksia, mual, fatigue, pusing, gatal di kulit, dan urin jarang
Utama dan sedikit

Riwayat anoreksia, mual, fatigue, pusing, gatal di kulit, dan urin jarang
Penyakit dan sedikit
Sekarang

Riwayat Atherosklerosis dan hipertensi


Penyakit
Dahulu

Riwayat Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit serupa


Penyakit
Keluarga

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi

Penghasilan : Rp 2.900.000,00
Data Sosio Belum menikah dan hidup sendiri di kontrakan.
ekonomi Suku : -

Aktifitas fisik Jumlah jam kerja 19 jam sehari. Sering bergadang karena
bekerja. Tidak sempat berolahraga karena bekerja hampir
setiap hari. Jika libur ia gunakan untuk tidur.
Alergi
Telur
makanan

Susu (lactose intolerant)


Pantangan
Wortel (trauma masa kecil, pernah tersedak)
makanan

Masalah
gastrointestinal Mual, anoreksia, agak perih ketika terlambat makan.

s penyakit : DM Penyakit Modifikasi diet : -


kronik Jenis dan lama pengobatan : -

Kesehatan Gangguan penciuman, jika mencium makanan seolah-olah


mulut aromanya tidak enak, gigi lengkap
Suplemen yang dikonsumsi : suplemen penambah energi
Pengobatan
(misal: kr*tingda*ng)

Perubahan
Tidak tahu
berat badan

Mempersiapka
-
n makanan

Riwayat / pola Makanan pokok : nasi putih 5 – 6 porsi sehari, mie instan
makan 1,5 bungkus (2 hari sekali)
Lauk hewani : ayam bagian paha @2 potong (2 hari
sekali), daging sapi @50 gr (1 kali sehari), ikan @1 ekor
kecil (2 hari sekali), jerohan: hati ayam @2 pcs (2 kali
seminggu)
Lauk nabati : tempe goreng tepung setiap hari @4 potong,
kacang tanah goreng @2 sdm setiap kali makan
Sayuran : kangkung hampir setiap hari @2 sdm, sawi
putih @2 sdm 2 hari sekali, sayur asem hampir tiap hari
@1 mangkuk kecil
Buah : pisang hampir setiap makan
Minuman : kopi hitam pekat manis 2-3 cangkir sehari
(kopi 2 sdm, gula 3 sdm), minuman penambah energi 1
botol per hari

Kesimpulan dan Pembahasan :

Berdasarkan data diatas, Tn. H berumur 42 tahun, pekerjaan sebagai sopir bus antar kota,
masuk rumah sakit dengan diagnosis dokter penyakit ginjal Akut dengan keluhan anoreksia,
mual, fatigue, pusing, gatal di kulit, dan urin jarang dan sedikit. Riwayat penyakit dahulu
yaitu Atherosklerosis dan hipertensi, dan penyakit ini bukan berasal dari keluarga. Pasien
memiliki jumlah jam kerja yang tinggi, yaitu 19 jam sehari. Pola istirahat buruk karena sering
bergadang lalu tidak sempat berolahraga karena bekerja hampir setiap hari. Jika libur ia
gunakan untuk tidur. Pasien tidak memakan telur, susu, dan wortel karena alergi dan
pantangan makanan. Memiliki masalah gastroitestinal mual, anoreksia, da perut agak perih
ketika terlambat makan. Selai itu, kesehatan mulut pasien mengalami gangguan penciuman,
jika mencium makanan seolah-olah aromanya tidak enak, dan gigi masih lengkap.
Dilihat dari riwayat pola makannya, pasien mengonsumsi makanan yang cukup, namun menu
cenderung tinggi protein dan setiap hari mengonsumsi kopi hitam pekat manis 2-3 cangkir
dan sering minuman penambah energi sebanyak 1 botol per hari
Penyakit ginjal akut atau gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada kondisi
ketika ginjal seseorang rusak secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal
akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari darah yang bisa
memicu bertumpuknya limbah tersebut. Biasanya, gagal ginjal akut terjadi sebagai
komplikasi dari penyakit serius lainnya, dan umumnya diderita oleh orang tua atau pasien
perawatan intensif di rumah sakit. Ginjal dapat mengalami kondisi gagal ginjal akut secara
cepat, hanya dalam beberapa jam saja. Jika tidak ditangani dengan segera, gagal ginjal akut
bisa membahayakan nyawa penderitanya.

Gejala gagal ginjal akut yang umumnya muncul adalah: Berkurangnya produksi urine, mual
dan muntah, nafsu makan berkurang, bau napas menjadi tidak sedap, sesak, tingginya tekanan
darah, mudah lelah, penumpukan cairan dalam tubuh (edema), yang dapat menyebabkan
pembengkakan pada tungkai atau kaki, penurunan kesadaran, dehidrasi, kejang, tremor, nyeri
pada punggung, di bawah tulang rusuk (flank pain).

Pada fase awal, gagal ginjal akut biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun,
penyakit ini bisa memburuk dengan cepat dan tiba-tiba penderita mengalami beberapa gejala
di atas.

Penyebab Gagal Ginjal Akut

- Berkurangnya aliran darah ke ginjal, seperti pada: Volume darah yang rendah karena
perdarahan, muntah dan diare berlebihan sehingga mengakibatkan dehidrasi berat,
luka bakar, jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal karena syok
anafilaktik, gagal hati, gagal jantung atau sepsis.

- Cedera pada ginjal sendiri akibat: Penyakit tertentu, contoh glomerulonefritis,


sindrom hemolitik uremik, vaskulitis, dan skleroderma, penggumpalan darah pada
pembuluh darah vena dan arteri ginjal, infeksi, Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi
nonsteroid dan antibiotik aminoglikosida, cairan kontras yang digunakan pada saat
pemeriksaan foto Rontgen atau CT Scan, Racun lainnya, seperti alkohol atau logam
berat.

- Tersumbatnya saluran urine, sehingga limbah dari ginjal tidak bisa dibuang melalui
urine. Tersumbatnya aliran urine ini dapat disebabkan oleh :Pembesaran prostat, batu
ginjal, tumor daerah panggul, contoh tumor kandung kemih atau ovarium.

Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena gagal ginjal
akut, yaitu:

- Menderita diabetes, hipertensi, obesitas, dan penyakit hati.

- Menderita penyakit ginjal sebelumnya, seperti gagal ginjal kronis. Menderita penyakit
arteri perifer. Berusia 65 tahun atau lebih. Sedang menjalani perawatan di ruang
intensif.

Komplikasi Gagal Ginjal Akut

Sejumlah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit gagal ginjal akut adalah:

- Asidosis metabolik. Asidosis metabolik menyebabkan pusing, mual dan muntah, serta
sesak.

- Kerusakan ginjal permanen. Gagal ginjal akut yang berkomplikasi menjadi gagal
ginjal kronis membutuhkan cuci darah secara permanen atau tranplantasi ginjal.

- Hiperkalemia. Hiperkalemia atau tingginya kadar kalium dalam darah bisa


menyebabkan otot melemah, kelumpuhan, dan aritmia.

- Edema paru. Edema paru terjadi ketika terjadi penumpukan cairan di dalam paru-
paru.

- Perikarditis. Peradangan pada perikardium, yaitu selaput yang membungkus jantung,


akan menyebabkan keluhan nyeri dada.

- Kematian. Kematian lebih berisiko terhadap pasien yang sudah memiliki penyakit
ginjal sebelumnya.

B. Antropometri

TB BB
160 cm 61 kg
IMT = BB/TB m2

= 61/1,62

= 61/2,56

= 23,82

Kesimpulan dan Pembahasan:

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan hasil Indeks Massa Tubuh pasien yaitu 23.82 kg/m 2.
Menurit DEPKES RI IMT Tn. H tergolong kategori status gizi yang normal

Klasifikasi Status gizi menurut DEPKES RI

RI < 17.0 Kurus Kurang berat


badan Berat

17.0 – 18,5 Kurus Kurang berat


badan ringan

18,5 – 25.0 Normal Normal

25,0 – 27,0 Gemuk Overweight

>27,0 Gemuk Obesitas

C. Pemeriksaan Biokimia

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan


Ureum 10-50 mg/dl 85 mg/dl Tinggi

Creatinin < 1,5 mg/dl 3,5 mg/dl Normal

Kalium 3,5-5 mmol/L 6,5 mEq Tinggi

Asam urat 3,4-7 mg/dl 7,2 mg/dl Tinggi

Glukosa darah puasa < 110 mg/dl 105 mg/dl Normal

Hb 13-16 g/dl 11,2 g/dl Rendah

Kesimpulan dan pembahasan:

 Ureum tinggi, kondisi gagal ginjal yang ditandai dengan kadar ureum tinggi
dikenal dengan istilah uremia. Keadaan ini dapat berbahaya dan memerlukan
hemdialisis atau tranplatasi ginjal.
 Kalium tinggi, kondisi ii disebut hiperkalemia. Ketika fungsi ginjal terganggu,
ginjal tidak mampu membuang kelebihan kalium dalam tubuh. Kondisi ini
menyebabkan jumlah kalium dalam tubuh meningkat.
 Asam urat tinggi, saat asam urat menumpuk, lama-kelamaan akan terbentuk
batu ginjal. Jika hal ini terus dibiarkan, penumpukan batu ini dapat mengganggu
fungsi ginjal dan akhirnya meyebabkan gagal ginjal. Untuk pemeriksaan
kreatinin dan glukosa darah puasa pasien tergolong normal.
 Hb rendah, dapat menginterpretasikan defisiensi protein, Fe, vitamin B12,
anemia, perdarahan, hemolisis, malnutrisi, kegagalan fungsi sumsum tulang
belakang, dan penyakit ginjal.

D. Pemeriksaan Fisik Klinis

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan


Respirasi 18 kali/ menit 16-20 kali/menit Normal
Tekanan darah 140/ 90 mmHg ˂120/80 mmHg Tinggi
Kesadaran: compos mentis
Oedema ringan di kaki
Data urin tampung 24 jam setelah masuk rumah sakit: 685 ml
Kesimpulan dan Pembahasan:

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan klinis disimpulkan bahwa tekanan darah pasien
tinggi serta terdapat oedema ringan di kaki.

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri
(mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah
ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika
jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

Edema adalah pembengkakan pada anggota tubuh yang terjadi karena penimbunan cairan di
dalam jaringan. Edema menandakan adanya kebocoran cairan tubuh melalui dinding
pembuluh darah. Cairan ini kemudian menumpuk pada jaringan di sekitarnya dan
menyebabkan pembengkakan. Selain pembengkakan, edema juga memiliki ciri berupa kulit
yang tampak meregang. Ketika ditekan, akan terbentuk cekungan pada kulit yang lebih lama
kembali ke posisi semua. Sedangkan edema pada rongga perut, akan menyebabkan perut
tampak membesar.

F. Terapi Medis

Nondialisis
Obat : thiazid, ACEi/ ARB, NSAID

Pembahasan :

Obat thiazid merupakan salah satu obat diuretik untuk mengatasi edema, dengan
penggunaan obat ini, pasien rentan mengalami defisiensi zat gizi khususnya mineral karena
dapat terbuang secara berlebihan dalam urin, untuk itu intake mineral perlu diperhatikan
dalam asuhan diet pasien. Thiazid dan NSAID memiliki efek samping masalah gangguan
gastrointestinal seperti anoreksia, mulas, mual, muntah, konstipasi, sakit perut dan kehilangan
nafsu makan. Sehingga pasien rentan mengalami malnutrisi. Maka diperlukan diet yang
sesuai dengan keadaan pasien dan apabila terdapat konstipasi, jumlah asupan serat dapat
ditingkatkan.

ACE inhibitor dan ARB memiliki efek samping batuk kering secara terus meneru,
kehilangan pengecapan, rasa Logam pada darah, dan juga hiperkalemia. Pasien yang
mengonsumsi obat ini harus diberi asuhan gizi yang bentuknya disesuaikan dan penampilan
makanan juga diperhatikan agar meningkatkan nafsu makan, asupan kalium juga diperhatikan
agar tidak terjadi hiperkalemia.
BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

NI-5-7.2 Asupan protein berlebih berkaitan dengan pasien banyak mengonsumsi lauk hewani
dan nabati ditandai dengan kadar ureum 85 mg/dl

N.C 1.4 perubahan fungsi gastroentestinal berkaitan dengan mual dan muntah yang ditandai
oleh pasien merasa perih ketika terlambat makan dan jika mencium bau makanan seolah-olah
aromanya tidak enak

N.C 2.2 Perubahan laboratorium terkait gizi (ureum kreatinin meningkat) berkaitan dengan
gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan ureum dan kreatinin diatas nilai normal

N.C 2.2 perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi (Asam Urat) berkaitan dengan gangguan
fungsi ginjal ditandai dengan asam urat diatas normal yaitu 7,2 mg/dl
BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

1. Tujuan Diet
 Memberi makanan secukupnya tanpa memperberat fungsi ginjal.
 Menjaga kerusakan lebih lanjut dari ginjal
 Menurunkan kadar ureum darah
 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
 Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat
penyembuhan
2. Syarat Diet
 Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kgBB
 Protein disesuaikan dengan laju katabolisme protein, yautu 0.6-1.5 g/kgBB. Pada
katabolik ringan kebutuhan protein 0.6-1 g/kgBB, kqtabolik sedang 0.8-1.2
g/kgBB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 1-1.5 g/kgBB.
 Lemak sedang yaitu 20-30 % dari kebutuhan energi total, atau antara 0.5-1.5
g/kgBB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0.8-1.5 g/kgBB
 Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi (setelah dikurangi jumlah energi
yang diperoleh dari protein dan lemak). Apabila terdapat trigliseridemia,
penggunaan KH sederhana atau gula murni harus dibatasi.
 Bila ada anuria Natrium dan Kalium harus dibatasi. Batasi garam jika ada
hipertensi, edema, dan asites, batasi sayuran dan buah tinggi Kalium jika ada
hiperkalemia.
 Cairan sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin, +500
ml.
 Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula
enteral dan parenteral. Bila diperlukan dapar ditambahkan suplemen asam folat,
vit B6, vit C dan vit K.

3. Terapi Diet
 Jenis Diet : Diet Gagal Ginjal Akut Lunak dan Rendah Garam
 Bentuk Makanan : Lunak
 Cara Pemberian : Oral

4. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


a. IMT = 61/(1,6) = 23,82 (kategori normal)
b. Energi = 35kkal x 61= 2135 kkal
c. Protein = 0,8 x 61 = 48,8gr
d. Lemak = 30% x energi/9 = 71,16 gr
e. KH = 60% x energi/4 = 320,25 gr

5. Rekomendasi Menu
Waktu Menu BM BDD Energi KH Lemak Protein
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
Sarapan Bubur Beras 50 180 38,5 0,84 4,2
Tumis ayam Ayam 25 37,25 0 2,6 3,27
bumbu kuning Margarine 5 28,8 0,01 2,8 0,02
Sup oyong Oyong 100 9 2,01 0,09 0,54
Melon Melon 100 17 4,08 0,09 0,42
Snack Bubur sumsum Tepung beras 50 182,5 40 0,7 3
pagi Susu kedelai 100 54 5,1 1,98 4,64
Gula merah 15 55,2 13,8 0 0
Makan Bubur Beras 50 180 38,5 0,84 4,2
siang Tumis tuna Tuna 25 51 0 1,27 6,66
bumbu tomat Margarine 5 28,8 0,016 2,84 0,02
Tomat 100 24 4,68 0,48 1,28
Sayur bening Labu siam 75 22,12 3,71 0,37 1,4
labu siam Tomat 50 12 2,34 0,48 0,64
Pepaya Pepaya 100 52 12,3 0 0,7
Snack Oatmeal Oatmeal 35 140 24 3,5 6
sore Granola 10 40,8 1,1 7,23 0,92
Gula 5 19,1 5,1 0 0
Makan Bubur Beras 50 180 38,5 0,84 4,2
malam Sup bola-bola Daging 25 50,25 0 3,5 4,7
daging
Tumis buncis Buncis 75 17 3,6 0,15 1,2
jagung putren Jagung putren 25 17,5 3,7 0,05 1,1
Margarine 5 28,8 0,016 2,84 0,02
Melon Melon 100 17 4,08 0,09 0,42
TOTAL 1921,5 288,23 33,9 46,61
BAGIAN 4. MONITORING & EVALUASI GIZI
1. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Monitor Parameter Evaluasi/Target

Antropometri Berat Badan - Mempertahankan berat badan agar tetap


normal

Biokimia Ureum, Kalium, Asam urat, - Menormalkan kadar Ureum, Kalium, Asam
dan HB urat, dan HB

Fisik Vital Sign - Menormalkan tekanan darah, dan


menghilangkan edema

Dietary Asupan Makanan - Menghindari makanan yang tinggi


garam
- Memenuhi kebutuhan energi,
karbohidrat dan protein sesuai
dengan kebutuhan
- Menghindari makanan yang tinggi
lemak jenuh
- Mengkonsumsi air mineral dengan
cukup
- Mengubah pola makan yang sehat

2. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah gizi Tujuan Materi konseling

Kurangnya menjaga Untuk memberikan informasi 1. Pengertian


asupan makanan mengenai asupan makan yang 2. Makanan yang dianjurkan dan tidak
baik, makanan yang dianjurkan dianjurkan
dan tidak dianjurkan. 3. Menjelaskan penggunaan bahan
makanan penukar
4. Contoh menu

3. Penerapan konseling
a. Sasaran konseling
 Pasien
 Keluarga pasien
b. Tujuan konseling
 Meningkatkan pengetahuan keluarga dan pasien mengenai pentingnya makan
dengan mengikuti rekomendasi yang diberikan rumah sakit
 Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang makanan yang di anjurkan
dan tidak di anjurkan dengan kebutuhan dan kondisi pasien
 Memotivasi pasien dan keluarga untuk dapat menjaga berat badannya atau
agar dapat menurunkan berat bedan pasien
c. Target konseling
- Adanya perubahan mengenai kadar Ureum, Kalium, Asam urat, dan
HBmenjadi normal
- Menormalkan tekanan darah, dan menghilangkan edema.
- Perubahan pola makan semakin membaik dan pengetahuan terkait gizi
semakin bertambah
d. Waktu konseling
Waktu konseling kepada pasien dan keluarga pasien sekitar 30 menit
e. Metode konseling
Metode yang digunakan yaitu diskusi dan tanya jawab
f. Alat Bantu konseling
Leaflet dan daftar bahan makanan penukar/Food model
g. Materi konseling

 Menjelaskan pentingnya membatasi makanan yang mengandung tinggi garam


dalam jumlah terbatas
 Menjelaskan penggunaan bahan makanan penukar
 Menyampaikan bahan makanan yang dibatasi dan yang dianjurkan
 Contoh menu sehari
h. Evaluasi
Dengan memberikan umpan balik pada sasaran konseling gizi

Anda mungkin juga menyukai