Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATA KULIAH PEMINATAN (Pengolahan Lumpur)

Infrastruktur Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Dikerjakan oleh :
Abdan Alimansyah (H75217024)
Elsa Dzatul Himma (H75217056)
Wulan Nur Aeni (H75217048)

Dosen Pengampu :
Teguh Taruna Utama, M.T

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Berkat rahmat, kekuatan,
kesehatan jasmani dan rohani yang diberikan Oleh Allah SWT, akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Infrastruktur Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT)”. Sekaligus kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Yang Terhormat
Bapak Teguh Taruna Utama, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengolahan Lumpur,
yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam pembuatan makalah ini, semoga dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kelemahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua.

Surabaya, 3 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................................2
1.4. Manfaat......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Infrastruktur pada IPLT..........................................................................................3
2.2. Operasional dan Pemeliharaan Unit.......................................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................9
3.2. Saran...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Badan air seperti danau, sungai, waduk, berfungsi sebagai sumber air untuk keperluan
air bersih, pertanian, dan perikanan semakin sulit menyediakan air yang aman sesuai
standar kualitas yang diinginkan. Beban cemaran air limbah yang masuk ke badan air
penerima semakin besar sehingga mutu air semakin jauh dari standar kualitas yang
diharapkan (Fitrijani, 2015)
Oleh karena itu, berbagai upaya pengendalian pencemaran diperlukan untuk
melestarikan kualitas sumber-sumber air. Penyehatan lingkungan permukiman melalui
penyediaan dan pengoperasian infrastruktur air bersih dan sanitasi yang baik termasuk
upaya strategis karena sangat berdampak pada perekonomian nasional. Pembangunan
IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) merupakan solusi untuk penyediaan air bersih
dan untuk mewujudkan sanitasi yang baik.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) adalah instalasi pengolahan air limbah
yang dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang akan diangkut melalui
mobil (truk tinja). Pengolahan lumpur tinja di IPLT merupakan pengolahan lanjutan
karena lumpur tinja yang telah diolah di tangki septik , belum layak dibuang di media
lingkungan. Lumpur tinja yang terakumulasi di cubluk dan tangki septik yang secara
reguler dikuras atau dikosongkan kemudian diangkut ke IPLT dengan menggunakan truk
tinja. IPLT merupakan salah satu upaya terencana untuk meningkatkan pengolahan dan
pembuangan limbah yang aman bagi lingkungan (Dwi Oktarina, 2013)
Saat ini instalasi pengolahan lumpur tinja sudah banyak dibangun, namun masih
banyak yang belum beroperasi dengan baik bahkan tidak beroperasi. Hal ini dikarenakan
dua faktor yaitu faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis meliputi debit masuk berubah-
ubah, waktu detensi singkat, BOD yang dikeluarkan belum memenuhi kriteria baku mutu
limbah. Faktor non teknis meliputi faktor instansi/kelembagaan yang belum mengelola
IPLT dengan baik. Pembangunan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) diharapkan
dapat mencegah kebiasaan pembuangan lumpur tinja ke lahan terbuka (Hafizhul, 2017)

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah mengenai insfrastruktur IPLT dan operasionalnya, yang
akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja infrastruktur pada IPLT yang digunakan dalam pengolahan ?
2. Bagaimana operasional dan pemeliharaan infrastruktur pada IPLT dalam
proses pengolahan ?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah yang didapatkan, maka rumusan masalah tersebut mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi, apa saja infrastruktur yang digunakan dalam
menunjang proses pengolahan lumpur tinja di IPLT pada umumnya
2. Memberikan informasi bagaimana proses pengolahan lumpur tinja yang terjadi
pada IPLT, sehingga dapat menghasilkan keluarkan air bersih atau aman saat
dibuang ke lingkungan dan untuk memberikan informasi tentang program
pemeliharaan unit pengolahan

1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari tujuan yang sudah disebutkan di atas,
manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui unit apa saja yang digunakan IPLT dalam proses
pengolahan lumpurnya hingga menghasilkan keluaran yang aman bagi
lingkungan
2. Dapat mengetahui bagaimana operasional dan program pemeliharaan
infrastruktur atau unit-unit pada IPLT dalam proses pengolahannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Infrastruktur pada IPLT


Pelayanan lumpur tinja merupakan tahapan yang tidak dapat dipisahkan dari
perencanaan IPLT dan merupakan bagian yang penting untuk keberlanjutan pengelolaan
IPLT pada Kabupaten/Kota. Dalam mempersiapkan pelayanan lumpur tinja yang
berkelanjutan dibutuhkan komponen regulasi, kelembagaan, infrastruktur, pembiayaan,
dan pengelolaan pelanggan (Kementerian PUPR). Lumpur tinja diolah pada pengolahan
setempat di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang merupakan instalasi
pengolahan air limbah yang dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang
berasal dari sistem setempat yang diangkut melalui sarana pengangkut lumpur tinja.
Lumpur tinja masih mengandung bahan-bahan organik dan polutan, oleh karena itu harus
ada pengolahan untuk lumpur tinja sebelum dibuang ke lingkungan (Novenda, 2015).

Berikut adalah contoh unit-unit yang biasa digunakan pada proses pengolahan di
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : (IPLT Keputih, Surabaya)

1. Solid Separation Chamber


Prinsipnya, SSC merupakan sebuah kolam pemisah antara kandungan air
melalui lapisan media SSC dan tertahan nya padatan diatas media SSC. Unit
SSC merupakan kombinasi dari drying bad (bak pengeringan) yang
merupakan salah satu unit dewatering. Kombinasi drying bad yang dimaksud
ialah gabungan dari sand drying bad dan solar drying bad. Berikut adalah
fungsi dan proses yang terjadi pada unit Solid Separation Chamber :
 Berfungsi : untuk memisahkan kandungan solid (padatan)yang sangat
tinggi pada lumpur tinja dengan air (supernatant)
 Kandungan solid pada effluent cake SSC sebesar 20%
 Pengisian lumpur tinja dilakukan secara berurutan, durasi pengisian
lumpur selama 2 hari untuk tiap SSC
 Pengeringan lumpur berlangsung selama 6 hari
 Pembersihan SSC dilakukan setiap 2 hari sekali
 Tinggi lumpur tinja dibatasi hingga 50 cm.

3
2. Sump Well
Yaitu sebuah lubang yang dirancang untuk mengumpulkan air cairan atau
tumpahan, yang akan di alirkan ke unit berikutnya. Bak pengumpul filtrat
(sump well) yaitu air resapan hasil filtrasi, kemudian akan masuk ke dalam
bak pengolahan selanjutnya.
3. Balancing Tank
Yaitu tangki yang berperan penting pada proses pengolahan limbah
digunakan untuk meredam variasi debit air limbah. Balancing Tank untuk
meratakan supernatan, baik beban organik, maupun hidrolik dan diharapkan
polutan air limbah dapat stabil sebelum masuk ke bak aerasi atau proses
biologi. Balancing tank berfungsi untuk mengatur kualitas air yang masuk ke
bak aerasi (Oxidation ditch) agar dapat dibuat secara stabil.
4. Oxidation Ditch
Oxidation ditch merupakan bak yang memiliki bentuk parit atau saluran
berbentuk oval. Berikut adalah fungsi dan spesifikasi unit oxidation ditch :
 Berjumlah 4 unit
 Memanfaatkan mikroorganisme untuk mendegradasi zat pencemar
yang ada pada air limbah (proses yang digunakan pendegradasian
polutan organik dalam air limbah menggunakan bakteri aerobik
yang dibantu aerasi dan menghasilkan lumpur aktif).
 Terdapat rotor untuk mencampurkan udara ke dalam air
 Berfungsi untuk :
a. Menurunkan konsentrasi BOD, COD, dan nutrien dalam air
limbah.
b. Sebagai bak penampung air limbah dari balancing tank dan
sump well dengan menggunakan pemompaan.
5. Clarifier
Clarifier atau tahap penjernihan ini dapat didefinisikan juga sebagai tahap
pengendapan padatan tersuspensi dengan bantuan zat kimia tertentu (Pasymi,
2007). Berikut adalah fungsi dan proses yang terjadi pada unit clarifier :
 Berjumlah 2 unit

4
 Lumpur sebagian akan dipompa ke sludge drying bed dan sebagian
dikembalikan ke oxidation ditch (untuk menambah bakteri)
 Berfungsi memisahkan lumpur dan supernatan dengan bantuan
scraper pada clarifier
6. Sludge Drying Bed
Sludge Drying Bed merupakan unit pengolahan lumpur yang menggunakan
sistem pengeringan ( Ummah dan Faizatul, 2018)
 Membutuhkan sinar matahari untuk proses pengeringannya
 Lumpur kering dapat digunakan sebagai pupuk
 Berfungsi untuk mengeringkan lumpur dengan cara mengurangi
kadar air dan volume lumpur

2.2. Operasional dan Pemeliharaan Unit


2.2.1. Operasional Unit
Pada sub bab operasional unit ini, penulis mengambil studi kasus atau
mengambil contoh operasional unit pada IPLT Keputih Surabaya.
1. Bar Screen

Unit penyaringan merupakan proses pertama dalam pengolahan limbah


tinja, yang berfungsi untuk menahan padatan yang ada pada lumpur tinja.
Penyaring terdiri dari batangan-batangan paralel atau kawat, kawat jala, kisi-kisi
atau piringan yang berlubang-lubang. Penyaring ini pada umumnya berbentuk
lingkaran atau persegi panjang. Saringan batang juga digunakan untuk
melindungi pompa, katup, perpipaan dan perlengkapan lainnya dari kerusakan
akibat penyumbatan kotoran.

2. Solid Separation Chamber


Pada unit ini, proses yang terjadi adalah memisahkan antara padatan dengan
air yang terkandung pada lumpur tinja. Unit Solid Separation Chamber
dilengkapi dengan media pasir dan kerikil untuk media filter, yang berguna
untuk menyaring kandungan air dalam lumpur dan memisahkannya dengan
padatan yang akan tersaring di permukaan media filtrat. Air yang sudah
tersaring, akan dialirkan menuju bak pengumpul (Sump Well) lalu ke unit
Balancing tank dan lumpur yang tersaring pada media, diangkut menuju ke unit
Sludge Dying Area. Pada IPLT Keputih, unit Solid Separation Chamber ada dua

5
unit, karena untuk keperluan maintenance, jadi jika satu unit sedang dalam
perbaikan, maka unit satunya digunakan untuk pengoperasian.
3. Oxidation Ditch
Proses yang terjadi pada unit OD ini adalah pendegradasian polutan organik
dalam air limbah dengan menggunakan bakteri aerobik yang dibantu dengan
aerasi. Proses aerasi pada unit OD ini menggunakan 2 rotor besar yang berada
pada 2 sisi unit Oxidation Ditch. Di IPLT Keputih, unit OD yang dimiliki ada 4
unit, 2 unit beroperasi dan 2 unit lainnya untuk keperluan jika ada unit yang
sedang dalam perbaikan atau maintenance. Pada ujung unit OD terdapat pipa
yang berfungsi sebagai pengembalian atau pemulihan bakteri, karena jika pada
unit OD kekurangan bakteri aerobik sebagai pendegradasi polutan organik,
maka pengolahan akan kurang optimal.
4. Clarifier
Pada unit Clarifier proses yang terjadi adalah seperti memeras lumpur,
untuk memisahkan lumpur dengan air yang terkandung dalam lumpur.
Pemerasan lumpur ini dibantu oleh alat yang berputar yang bernama Scrapper.
Pada unit ini, terdapat indikator berupa ikan, jadi jika ikan tersebut mati, itu
artinya pengolahan pada unit Clarifier atau pada pengolahan sebelumnya ada
yang tidak optimal. Unit Clarifier ini sudah menghasilkan air yang sudah bersih
dan aman bagi lingkungan. Air dari Clarifier ini akan masuk ke Bak Pengumpul
air (Outlet) yang aman dibuang ke lingkungan atau digunakan untuk menyiram
tanaman, dan lumpur dari Clarifier akan dimasukkan ke unit Sludge Drying
Bed. Unit Clarifier di IPLT Keputih ada 2 unit, dan satu unit untuk operasional
normal dan satu unit untuk keperluan apabila unit lainnya mengalami perbaikan
atau maintenance.
5. Sludge Drying Bed
Sludge Drying Bed, pada unit ini proses yang terjadi adalah pengeringan
lumpur dari SSC dan Clarifier dengan bantuan sinar matahari. Lumpur yang
sudah mengering pada SDB ini akan dimanfaatkan untuk pembuatan kompos
atau pupuk.
2.2.2. Program Pemeliharaan
Tujuan utama program pemeliharaan adalah untuk memanfaatkan modal
investasi yang telah ditanam dalam pembangunan sistem pengolahan air limbah

6
domestik, agar dapat dioperasikan dengan efisien dan kinerja yang optimum.
Jenis-jenis program pemeliharaan yang penting adalah sebagai berikut:
 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance): jadwal operasi
pemeliharaan harus direncanakan dengan sistematis dan ketat, agar dapat
memperkecil gangguan (misal: pelapis/coating tidak cepat keropos
akibat korosi) dan memperbaiki kemacetan (misal: pelumasan peralatan)
serta memperlancar operasi setempat (misal: pengetesan alat-alat seperti
ada mur baut yang akan lepas) sehingga umur efektifnya panjang
 Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance): Pemeliharaan
perbaikan meliputi normalisasi jaringan pipa, perbaikan atau mengganti
peralatan atau perlengkapan yang telah rusak. Kerusakan pada saluran
diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu kerusakan struktur dan kerusakan
fungsi
 Pemeliharaan Urusan Rumah Tangga (House Keeping Maintenance):
menjaga kebersihan dan keindahan semua unit fasilitas yang ada
 Pendataan dan Pelaporan (Records and Report): Pendataan dan
pelaporan ada dua kelompok, yaitu data intern dan ekstern. Data internal
yaitu data sistem organisasi dan sumber daya manusia, desain dan
pelaksanaan pembangunan, investasi pelaksanaan dan pembiayaan
operasi dan pemeliharaan. Sedangkan data eksternal adalah dampaknya
terhadap lingkungan sekitar
2.2.2.1. Pemeliharaan Pada Unit IPLT
Pemeliharaan bangunan pengolahan air limbah sistem terpusat maupun
setempat merupakan upaya menjamin operasional bangunan berjalan
optimal sesuai dengan tujuan dari pengelolaan yang dilakukan. Faktor-
faktor yang menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan, antara
lain:
 Pemeriksaan peralatan dan memastikan bahwa semua peralatan
yang ada sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) atau manual
operasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya
 Seluruh operator yang bertugas harus melewati penataran/training
agar dapat melakukan operasi sesuai dengan juklak yang ada

7
 Seluruh operator dan pengawas yang bertugas pada bangunan
pengolahan air limbah domestik tersebut mengerti fungsi dan letak
dari masing-masing peralatan yang ada dalam bangunan tersebut
 Program pemeliharaan harus sesuai dengan instruksi yang ada pada
manual operasi dan pemeliharaan
 Semua buku juklak harus siap dibaca sesuai dengan
kepentingan/keperluan serta harus diletakkan pada tempat yang
mudah untuk ditemukan secara cepat
 Buku catatan/laporan harian harus dipergunakan setiap hari/dibuat
untuk memudahkan pengawasan keadaan sehari-hari

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a. Unit-unit pada Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) bisa menggunakan SSC,
Sump Well, Balancing Tank, OD, Clarifier, dan SDB. Unit-unit tersebut adalah
contoh unit yang diterapkan pada IPLT Keputih Surabaya. Masih banyak alternatif
unit yang dapat digunakan dalam pengolahan lumpur tinja pada IPLT, seperti kolam
fakultatif, kolam maturasi dan lain-lain.
b. Operasional setiap unit pada IPLT adalah saling berkesinambungan, apabila salah satu
yang tidak optimal, maka pengolahan juga tidak akan maksimal. Untuk menghindari
rusaknya unit, maka diperlukan program pemeliharaan unit-unit pengolahan. Program
yang dapat dilakukan adalah Pemeliharaan Pencegahan, Pemeliharaan Perbaikan,
Pemeliharaan Urusan Rumah Tangga, dan Pendataan dan Pelaporan

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, kekurangan tersebut
dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis, kurangnya dasar teori yang
digunakan, dan perbedaan pendapat pada anggota kelompok penulis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Fitrijani, Reni Nuraeni. 2015. Pengoperasian Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT): Manfaat Ekonomi Atau Dampak Lingkungan. Jurnal Sosek Pekerjaan
Umum, Vol.7 No.2, hal 78-139
Dian Gaby, Herumurti Welly. 2016. Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) Keputih Surabaya. Surabaya, Jawa Timur. Jurnal Teknik ITS
Hidayat Hafizhul, Aryo Sasmita, Muhammad Reza. 2017. Perencanaan Pembangunan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.
Jom FTEKNIK, Vol.4 No.1
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Tentang Perencanaan Pelayanan
Lumpur Tinja
Matcalf and Eddy. 2004. Wast water engineering

Oktarina Dwi dan Helmi Haki. 2013. Perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Sistem Kolam Kota Palembang (Studi Kasus: Iplt Sukawinatan). Jurnal Teknik Sipil
Dan Lingkungan, Vol.1 No.1

Pasymi. 2007. Perancangan Incline Tube Clarifier. Jurnal Teknos-2k. Vol.07, No.01
Putri Novenda C dan Joni Hermana. 2015. Kajian Implementasi Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja di Indonesia. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1
Ummah dan Faizatul. 2018. Pengeringan Lumpur IPAL Biologis pada Unit Sludge Drying
Bed (SDB). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

10

Anda mungkin juga menyukai