Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan teori dan model konseptual keperawatan merupakan bagian
penting dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan  bersifat komprehensif
meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan professional akan berkembang bila
didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktek keperawatan. Peningkatan mutu pelayanan
keperawatan didukung oleh pengembangan teori-teori keperawatan.
Berbagai teori banyak yang dihasilkan oleh pakar keperawatan dan telah banyak
dipublikasikan yang bertujuan membantu memberikan gambaran dalam usaha
pengembangan teori dalam praktik keperawatan dan bagian dari kunci perkembangan
ilmu keperawatan dan perkembangan profesi keperawatan. Profesi keperawatan mengenal
empat teori keperawatan, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range
theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat
keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice
theory sebagai yang lebih konkrit. Level keempat dari teori tersebut (meta theory) adalah
teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan
pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti matematika.
Teori sendiri memiliki pengertian suatu pandangan yang sistematis terhadap suatu
gejala atau fenomena yang ada dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konsep
yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisa atau meramalkan suatu kejadian.
Teori bisa juga merupakan hubungan beberapa konsep maupun kerangka konsep
dan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai
pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan bertindak / berprilaku dalam
melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat - sakit sehingga
perawat mampu memiliki cara pandang, melihat, memikirkan dan memaknai, menyikapi

1
serta memilih tindakan atas masalah atau fenomena yang ada. Pada makalah ini kelompok
berusaha memaparkan tentang pandangan falsafah dan paradigm keperawatan tentang
teori Health Promotion Model menurut Nola J. Pender.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk :
a. Mengidentifikasi model konseptual/teori keperawatan Nola J. Pender
b. Mengetahui bagaimana aplikasi teori keperawatan Nola J. Pender dalam manajemen
asuhan keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Keperawatan Menurut Nola J. Pender


1. Pandangan falsafah
Nola J. Pender yang lahir pada tanggal 16 Agustus 1941 di Lansing, Michigan.
mengawali pengamatannya lewat kekagumannya terhadap pekerjaan perawat ketika
tantenya dirawat oleh seorang perawat. Sudut pandang Pender dalam keperawatan
meliputi keperawatan holistik, psikologi sosial, dan teori pembelajaran.
Berawal dari terbitan Pender tentang “A conceptual Model for Preventive
Health Behavior,” ia menganalisis tentang bagaimana individu mengambil keputusan
bagi diri mereka sendiri dalam pelayanan kesehatan dilihat dari konteks keperawatan
seperti tindakan individu tersebut dalam mencegah penyakit. Teori pembelajaran
sosial merupakan pusat Health promotion model disingkat HPM, dan HPM menjadi
edisi pertama tulisan Pender dalam Health promotion in nursing practice pada tahun
1982.
Faktor-faktor Faktor-faktor Partisipasi dalam perilaku
persepsi-kognitif pemodifikasi yang mempromosikan
kesehatan

Pentingnya kesehatan Karakteristik demografis

Persepsi kendali terhadap Karakteristik biologis


kesehatan

Persepsi keyakinan diri Pengaruh interpersonal

Defenisi kesehatan Faktor-faktor situasional Kecenderungan melakukan


perilaku-perilaku yang
mempromosikan kesehatan

Persepsi status kesehatan


Faktor-faktor perilaku
Isyarat untuk tindakan
Persepsi keuntungan dari
perilaku penggalaan
kesehatan

Persepsi hambatan bagi


perilaku promosi
kesehatan
3
Penjelasan mengenai konsep Health promotion model (HPM) dapat
dijelaskan melalui karakteristik individu & pengalaman yang mempengaruhi,
antara lain :
1. Perilaku yang berkaitan dengan masa lalu
Adanya kemiripan akan perilaku di masa lalu misalnya efek secara langsung
ataupun tidak langsung dalam perilaku mempromosikan kesehatan
2. Faktor personal
- Faktor biologis personal
- Faktor psikologis personal
- Faktor sosiokultural personal
3. Keuntungan yang dirasakan atas suatu tindakan
4. Adanya halangan atau tantangan yang dirasakan untuk melakukan tindakan
Halangan yang dimaksud adalah misalnya adanya rintangan yang diantisipasi,
dibayangkan atau sesuatu yang nyata sebagai akibat dari perilaku tersebut.
5. Keyakinan akan persepsi diri sendiri
Lebih kepada kemampuan personal seorang individu dalam melakukan
tindakan mempromosikan kesehatan.
6. Afek yang berkaitan dengan aktivitas
Afek yang dimaksud adalah tentang perasaan individu mengenai perilaku yang
muncul sebelum dan setelah melakukan aktivitas.
7. Pengaruh interpersonal
Menekankan pada perilaku, kepercayaan atau sikap terhadap orang lain seperti
norma, dukungan sosial dan hasil pengamatan setelah melihat seseorang
melakukan aktivitas ataupun menjalankan perilaku.
8. Pengaruh situasional
Menjelaskan tentang keadaan/kondisi situasi yang dapat berpengaruh pada
perilaku kesehatan.
9. Komitmen terhadap rencana tindakan
10. Pilihan dan tuntutan dalam bersaing
11. Perilaku yang mempromosikan kesehatan
Lebih mengarah kepada akhir dari segala bentuk perilaku mempromosikan
kesehatan meliputi aksi nyata akan kepedulian terhadap kesehatan misalnya

4
dengan memakan makanan sehat, berolahraga, istirahat yang cukup, kegiatan
spiritual dan menjalin hubungan interpersonal yang baik diantara sesama.
2. Paradigma keperawatan
Pender (1987) menggambarkan bahwa HPM dapat diberdayagunakan dalam
hal, antara lain :
a. Manusia
Dalam melihat aktifitas/perilaku individu hubungannya dengan
mempromosikan kesehatan dan perilaku yang spesifik seperti olahraga dan
penggunaan pelindung pendengaran. Dalam perkembangan teorinya, mucul revisi
HPM dengan menambahkan variabel baru yang dapat mempengaruhi individu
dalam mewujudkan perilaku mempromosikan kesehatan yaitu afek yang
berkaitan dengan aktivitas, komitmen terhadap rencana tindakan, dan pilihan &
tuntutan bersaing yang sifatnya mendesak.
Berikut revisi model Promosi Kesehatan tersebut :
Karakteristik dan Aspek kognisi
Perilaku yang
pengalaman dan afeksi dari
diharapkan
individu perilaku khusus
Manfaat yang
dipersepsikan terhadap
suatu tindakan

Hambatan yang
dipersepsikan terhadap
suatu tindakan
Kebutuhan yang
Perilaku mendesak (kendali
sebelumnya rendah) dan berbagai
yang terkait Persepsi terhadap pilihan (kendali
keyakinan diri tinggi)

Pengaruh yang
ditimbulkan oleh suatu
aktivitas
Faktor
personal: Komitmen untuk Perilaku
biologi, promosi
Pengaruh interpersonal merencanakan
psikologi, dan kesehatan
sosio-budaya (keluarga, kelompok, suatu tindakan
penyedia layanan,
kesehatan), norma,
dukungan model

Pengaruh situasional:
pilihan yang tersedia,
kebutuhan,
karakteristik,
5 dan
estetika
Model yang direvisi tersebut diatas mengidentifikasi konsep yang relevan
dengan perilaku dalam mempromosikan kesehatan dan sebagai fasilitas
pembuatan hipotesis yang bisa diuji.
Dalam bukunya disebutkan asumsi utama HPM adalah membahas tentang
orang, seperti berikut ini:
1. Orang berusaha membuat kondisi hidupnya dapat mengungkapkan potensi
kesehatannya yang sifatnya unik
2. Orang dengan sadar diri dapat menilai tentang kemampuan dirinya
3. Orang menghargai setiap perubahan secara positif
4. Setiap individu dengan aktif dalam pengaturan diri mereka sendiri
5. Pekerja kesehatan (Perawat) memiliki peranan penting dalam perubahan
lingkungan interpersonal
6. Dalam perubahan perilaku yang esensial, sangat dibutuhkan penataan ulang
dari segi interaksi manusia dengan lingkungan.
HPM menggambarkan tentang berbagai aspek sikap dan perilaku manusia
dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar agar tetap sehat yang berorientasi
pada kompetensi atau pada pendekatan (Pender, 1996). HPM adalah sebuah
model konseptual yang darinya kemudian teori middle-range dikembangkan.
Dengan model ini, apa yang diketahui dapat diintegrasikan dengan perilaku.
b. Keperawatan
Asumsi utama dari Nola J. Pender lebih menekankan pada persfektif ilmu
perilaku dan peran aktif pasien/individu dalam mengatur perilaku kesehatan
dengan memodifikasi lingkungan.
Dalam penerimaan oleh komunitas, professional keperawatan beranggapan
bahwa HPM merupakan sesuatu yang relevan dan dapat diterapkan sepanjang
masa dan berguna dalam berbagai macam keadaan dengan metode penerapan
pembentukan kerjasama komunitas dengan mempertimbangkan konteks
lingkungan dan promosi kesehatan global dan berkontribusi dalam memberikan
solusi keperawatan dan reformasi pelayanan kesehatan dengan persediaan sarana
dan memotivasi dalam pemenuhan kesehatan pribadinya (Pender, 1996).
HPM digunakan pada tingkat pendidikan S2 dan telah mulai diterapkan
kepada jenjang pendidikan keperawatan S1 di Amerika Serikat dan mulai

6
dimasukkan dalam kurikulum keperawatan sebagai sebuah aspek penilaian
kesehatan, keperawatan kesehatan komunitas, dan mata kuliah yang berfokus
pada kesehatan (Pender, 2000)
HPM juga telah dijadikan sebagai alat untuk penelitian dan sangat mudah
dipahami. Untuk sementara ini, model HPM terus mengalami perbaikan dan uji
validitas dalam menjelaskan hubungan-hubungan antara faktor-faktor yang
dipercaya dapat mempengaruhi perubahan dalam perilaku kesehatan yang
beragam.
c. Lingkungan
Disisi lain, Nola J. Pender menjelaskan tentang bagaimana keanekaragaman
biopsikososial, individu memberikan perubahan lingkungan akibat dari interaksi
seiring dengan berjalannya waktu.
d. Kesehatan
Selanjutnya dalam mengurai tentang kesehatan, teori HPM menyediakan
instrument profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan /Health Promotion
Life-style Profil (HPLP) untuk mengukur gaya hidup yang mempromosikan
kesehatan (Pender, 1996). Terdapat 6 skala turunan pada instrument tersebut
antara lain:
1. Tanggungjawab kesehatan
2. Aktifitas fisik
3. Nutrisi
4. Hubungan interpersonal
5. Pertumbuhan spiritual
6. Manajemen stress
Dari instrument diatas yang kemudian dipakai dalam pengaplikasian oleh
perawat dan individu dalam menilai gaya hidup dalam mempromosikan
kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi pasien. HPM kemudian
mengidentifikasi faktor kognitif dan persepsi dari keuntungan.

7
BAB 3

STUDI KASUS

3.1    Kasus 1

3.1.1        Pengkajian

Nama                                : Ny. T

Umur                                :51 th

Agama                              : Islam

Pendidikan                       : SD

Pekerjaan                          : swasta

Suku / bangsa                   : Jawa / Indonesia

Hari/Tanggal                    : Selasa / 21 Februari 2012

Waktu                              : 10.00 WIB

3.1.2        Data Dasar Pengkajian Pender

                                3.          Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan

klien Hipertensi

A.      Perilaku Sebelumnya

1.     Kebiasaan individu

Setiap hari klien beraktifitas dirumah yaitu dengan berjualan makanan, jika terlalu capek

klien sering mengeluh pusing, makanan yang di konsumsi setiap hari sering asin dan

bersantan, klien jugamempunyai kebiasaan minum kopi.

2.     Hambatan dari perilaku yang pernah dilakukan

Anggota keluarga yang lain menjadi hambatan, karena semua kegiatan berjualan di lakukan

sendiri, klien hidup serumah dengan kedua anaknya dan satu orang cucu
8
3.     Manfaat dari perilaku yang telah dilakukan

Produktif , bisa menghasilkan namun perilaku diatas malah memicu meningkatnya tekanan

darah Ny.T

4.     Penyakit yang pernah diderita

Pusing, linu-linu, batuk, pilek

5.     Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

Jika sakit klien ke tenaga kesehatan atau ke Puskesmas

6.    Upaya yang pernah di lakukan ketika keluarga sakit hipertensi

Istirahat, keluarga memeriksakan Ny.T ke puskesmas

                                 I.          Faktor Personal

1.   Faktor biologis

Pengkajian Tn.J Ny.T Tn.S Ny.W


Umur 56 th 51 th 31th 26 th
Penyakit Linu-linu HT - Pilek
Imunisasi - - - -

2.   Faktor psikososial

a)    Status kesehatan

Ny.T mengatakan pusing berkurang, tekanan darah       sudah tidak tinggi dari pada kemarin,

TD:160/90 mmHg, N:82x/mnt

b)   Motivasi

Semua keluarga memberikan dukungan terhadap kesehatan Ny.T

c)    Harapan diri dan keluarga tentang kesehatan (Hipertensi)

Keluarga dan Ny.T berharap mendapatkan obat untuk mengatasi sakit hipertensinya dan rasa

pusing tidak muncul lagi.

3.   Faktor sosial budaya

a)    Pendidikan         : SD
9
b)   Status ekonomi (Penghasilan  per bulan): ± Rp.750.000

4.   Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap

a)    Manfaat/harapan dari tindakan  : setelah diberikan promosi kesehatan, keluarga diharapkan

mampu merubah prilaku yang tidak sehat dan dapat mengendalikan hipertensi pada anggota

keluarganya.

b)   Hambatan

1)     Ny.T sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan sering mimum kopi.

2)     Ketidak tersediaan sarana prasarana: tempat tinggal Ny.T tidak begitu jauh denga sarana

prasaran pelayanan kesehatan.

c)    Kemajuan diri

Motivasi untuk berperilaku hidup sehat

1)   Wujud dari perilaku:

Ny.T sudah berusaha mengurangi kebiasaan minum kopi dan makanan yang dapat memicu

tekanan darah tinggi, jika capek dan butuh istirahatklien menutup warung beberapa hari

sampai merasa pusingnya hilang.

2)   Pengalaman:

Setelah memperhatikan saran dari tenaga kesehatan tekanan darah dan nyeri kepala sudah

mendingan/menurun

3)   Ajakan

Tenaga kesehatan menyarankan agar membiasakan pola hidup sehat

4)   Kondisi psikologi (kecemasan)        

Pasien bingung dengan keadaan yang di alami sekarang dan tidak begitu paham dengan

hipertensi

d)   Sikap yang berhubungan dengan aktifitas

10
Reaksi emosional terhadap perilaku yang telah dilakukan.  apakah mempertahankan,

menghindar, merubah.  

Karena ada keingina untuk hidup sehat setelah klien berusaha berubah supaya Hipertensi

dapat dihindari dan tidak sampai menyebabkan komplikasi.

e)    Pengaruh situasional

Keadaan lingkungan sekitar

1)   Keadaan lingkungan rumah

Keadaan rumah terang ventilasi cukup, tidak tertata rapi, mempunyai jamban, lantai dari

tegel, kalau memasak masih menggunakan kayu bakar

2)   Sanitasi

Tidak ada pembuangan limbah, sampah langsung di bakar

3)   Komunitas (tetangga)

Keluarga dan tetangga berperan aktif dalam berhubungan/berinteraksi dengan klien.

f)    Pengaruh interpersonal

1)   Dukungan sosial

Dari segi keluarga dan tetangga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat

2)   Role model

Tidak ada panutan dari lingkungan dalam mencegah penyakitnya.

3)   Kebudayaan (nilai kepercayaan yang dianut)

Klien dan keluarga menganut Agama Islam. Klien jarang melaksanakan shalat 5 waktu.

                              II.            Fungsi Keluarga

1.    Fungsi afektif

Hubungan pasien dan keluarga baik, tetapi pasif dalam penerapan pola hidup sehat

2.    Fungsi perawatan keluarga

a)    Kemampuan keluarga mengenal masalah

11
Kurang mengerti tentang kesehatan

b)   Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga membawa ke pelayanan kesehatan terdekat jika sakit yang di rasakan terus

berlanjut.

c)    Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Mampu merawat tetapi kurang maksimal

d)   Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

Mampu, tetapi tidak maksimal

e)    Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

12
3.2    Kasus 2

3.2.1        Pengkajian

Nama                                : Tn.S

Umur                                :54 th

Agama                              : Islam

Pendidikan                       : TNI

Pekerjaan                          : pensiunan

Suku / bangsa                   : Jawa / Indonesia

Hari/Tanggal                    : Selasa / 21 Februari 2012

Waktu                              : 15.00 WIB

3.2.2        Data Dasar Pengkajian Pender

                                      I.     Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan

klien Hipertensi

A.      Perilaku Sebelumnya

1.     Kebiasaan individu

Setiap hari klien beraktifitas di kebun sekitar rumah, klien sering begadang,dan sering marah-

marah kepada anaknya, suka makanan yang bersantan. Waktu masih muda klien pernah

minum alcohol.

2.     Hambatan dari perilaku yang pernah dilakukan

Klien mengeluh jika malam sulit untuk tidur.

3.     Manfaat dari perilaku yang telah dilakukan

Perilaku diatas malah memicu meningkatnya tekanan darah Tn.S

4.     Penyakit yang pernah diderita

Pusing, linu-linu, batuk, pilek

5.     Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

13
Jika sakit klien ke tenaga kesehatan atau ke Puskesmas

6.    Upaya yang pernah di lakukan ketika keluarga sakit hipertensi

Istirahat, keluarga memeriksakan Ny.T ke puskesmas.

                              II.          Faktor Personal

1.      Faktor biologis

Pengkajian Tn.S Ny.K Ny.A Nn.I An.B


Umur 54 th 50 th 28 th 21 th 15th
Penyakit HT Linu- - - -

linu
Imunisasi - - lengkap lengkap lengkap

2.   Faktor psikososial

d)   Status kesehatan

Tn.S mengatakan masih terasa pusing pusing saat di kaji tekanan darah , TD:160/100 mmHg,

N:84x/mnt

e)    Motivasi

Semua keluarga memberikan dukungan terhadap kesehatan Tn.S

f)    Harapan diri dan keluarga tentang kesehatan (Hipertensi)

Keluarga dan Ny.T berharap pusingnya cepat sembuh dantekanan darahnya dalam

batasnormal.

3.   Faktor sosial budaya

a)      Pendidikan      : TNI

b)   Status ekonomi (Penghasilan  per bulan): ± Rp.1.000.000

4.   Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap

a)    Manfaat/harapan dari tindakan  : pasien dan keluarga kurang mampu mengatasi hipertensi

dan menambah penetahuan Ny.T,

b)   Hambatan
14
1)        Tn.S  tidak menghindari penyebab meningkatnya tekanan darah seperti konsumsi dan

aktivitas.

2)        Ketidaktersediaan sarana prasarana: tempat tinggal Tn.S tidak begitu jauh dengan sarana

prasaran pelayanan kesehatan

c)    Kemajuan diri

Motivasi untuk berperilaku hidup sehat.

1)   Wujud dari perilaku:

Ny.T sudah berusaha mengurangi kebiasaan tidur malam dan menghindari makanan yang

dapat memicu tekanan darah tinggi, sekarang klien tidak mengonsumsi alcohol lagi.

2)   Pengalaman:

Setelah memperhatikan saran dari tenaga kesehatan tekanan darah dan nyeri kepala sudah

mendingan/menurun

3)   Ajakan

Tenaga kesehatan menyarankan agar membiasakan pola hidup sehat

4)   Kondisi psikologi (kecemasan)        

Klien tidak mengerti tentang penyakit hipertensi dan cara mengatasi dari kebiasaan yang

masih menjadi penyebab yang masih bias dirubah.

d)   Sikap yang berhubungan dengan aktifitas

Reaksi emosional terhadap perilaku yang telah dilakukan.  apakah mempertahankan,

menghindar, merubah.  

Karena ada keinginan untuk hidup sehat setelah klien berusaha berubah supaya Hipertensi

dapat dihindari dan tidak sampai menyebabkan komplikasi.

e)    Pengaruh situasional

15
Keadaan lingkungan sekitar

4)   Keadaan lingkungan rumah

Keadaan rumah terang ventilasi cukup, tertata rapi, mempunyai jamban, lantai dari tegel.

5)   Sanitasi

Ada pembuangan limbah, sampah di bakar dan di timbun.

6)   Komunitas (tetangga)

Hubungan kliendengan tetangga baik klien selalu mengikuti kegiatan dalam masyarakat.

f)    Pengaruh interpersonal

4)   Dukungan sosial

Dari segi keluarga dan tetangga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat

5)   Role model

Klien sering minum jamu atas perintah tetangganya yang pernah sakit yang sman.

6)   Kebudayaan (nilai kepercayaan yang dianut)

Klien dan keluarga menganut Agama Islam. Klien melaksanakan shalat 5 waktu.

                           III.            Fungsi Keluarga

3.    Fungsi afektif

Hubungan pasien dan keluarga baik, tetapi pasif dalam penerapan pola hidup sehat

4.    Fungsi perawatan keluarga

f)    Kemampuan keluarga mengenal masalah

Kurang mengerti tentang kesehatan

g)   Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga membawa ke pelayanan kesehatan terdekat jika sakit yang di rasakan terus

berlanjut.

h)   Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

16
Mampu merawat tetapi kurang maksimal.

i)Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

Mampu, tetapi tidak maksimal

j)Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

17
3.3  Kasus 3

3.3.1        Pengkajian

Nama                                : Tn.B

Umur                                :49 th

Agama                              : Islam

Pendidikan                       : SD

Pekerjaan                          : Tani

Suku / bangsa                   : Jawa / Indonesia

Hari/Tanggal                    : Selasa / 21 Februari 2012

Waktu                              : 16.00 WIB

3.3.2        Data Dasar Pengkajian Nolla J. Pender

                                 I.          Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan

klien Hipertensi

A.      Perilaku Sebelumnya

1.   Kebiasaan individu

Klien jarang mengonsumsi makanan yang tinggi garam dan lemak, ,banyak minum air putih,

sering minum air putih tekanan darah meningkat saat aktivitas berlebihan dan jika ada

maslah.

2.   Hambatan dari perilaku yang pernah dilakukan

Biasanya terbentur dengan dana

3.   Manfaat dari perilaku yang telah dilakukan

Jarang sekali mengalami peningkatan tekanan darah, tetapi terkadang yang memicu

meningkatnya tekanan darah itu bukan dari factor pola makan namun dari faktor pikiran.

4.   Penyakit yang pernah diderita

18
Klien mempunyai riwayat Hipertensi

5.   Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

Tenaga kesehatan, Puskesmas dan Rumah sakit

6.   Upaya yang pernah di lakukan ketika keluarga sakit hipertensi

Menganjurkan banyak istirahat, segera membawa ke pelayanan kesehatan karena klien

mempunyai riwayat Hipertensi

B.     Faktor Personal

1.        Faktor biologis

Pengkajian Tn.B Ny.T Tn.S Ny.P


Umur 49 th 48 th 24 th 20 th
Penyakit hipertensi - - linu
Imunisasi - - lengkap Lengkap

2.        Faktor psikososial

a)    Status kesehatan

Tn.B menderita hipertensi sudah lama karena turunan dari ibunya, Tn.B mengatakan sudah

merasa lebih baik dari hari-hari sebelumnya,namun Tn.N merasa bingung kalau nanti

keluarganya tidak bisa merawat karena kesibukannya, TD: 150/90 mmHg, N:88x/menit

b)   Motivasi

Semua anggota keluarga memotivasi agar menghindari segala sesuatu yang dapat

menyebabkan hipertensi.

c)    Harapan diri dan keluarga tentang kesehatan (Hipertensi) : Harapanya agar tekanan darah

Tn.N agar tetap stabil dan tidak masuk Rumah sakit lagi.

3.        Factor sosial budaya

a)     Pendidikan                  : SD

b)    Status ekonomi (Penghasilan  per bulan) :± Rp.750.000

4.        Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap


19
a)    Manfaat/harapan dari tindakan

Pasien dan keluarga mampu mengatasi saat serangan hipertensi datang, dengan harapan tidak

sampai MRS dan tekanan darah stabil

b)   Hambatan

1)   Biaya

Pasien tidak menganggap biaya merupakan suatu hambatan karena yang terpenting adalah

bisa sehat

2)   Ketidaktersediaan sarana prasarana

tidak terjadi hambatan karena, lokasi tempat tinggal Tn.B dekat dengan pelayanan kesehatan

c)    Kemajuan diri

Motivasi untuk berperilaku hidup sehat

1)       Wujud dari perilaku:

Klien membiasakan melakukan pola hidup sehat sejak masuk Rumah sakit karena hipertensi.

2)       Pengalaman

Pada waktu tekanan darah meningkat Tn.B di gunakan untuk istirahat  sampai tekanan darah

turun atau sampai pusing benar-benar hilang.

3)       Ajakan

Tn.B menerapkan pola hidup sehat setelah pulang dari Rumah sakit setelah mendapat anjuran

dokter dan perawat yang merawatnya.

4)       Kondisi psikologi (kecemasan)    

Tn.B khawatir jika hipertensinya kambuh dan masuk Rumahsakit lagi.

d)   Sikap yang berhubungan dengan aktifitas

Reaksi emosional terhadap perilaku yang telah dilakukan apakah mempertahankan,

menghindar, merubah.

20
Dalam menghindari penyakitnya klien berusaha membiasaakan pola hidup sehat dan kadang-

kadang menyempatkan diri untuk olahraga.

e)    Pengaruh situasional

Keadaan lingkungan sekitar

1)       Keadaan lingkungan rumah

Bersih jauh dari polusi, tertata rapi, ventilasi cukup

2)       Sanitasi

Menggunakan sumur bor, tempat penampungan limbah jauh dari rumah, terdapat WC,

mempunyai tempat pembuangan sampah.

3)       Komunitas (tetangga) :

Hubungan Tn.B dengan tetangga sangat baik. Klien aktif dalam kegiatan masyarakat

f)    Pengaruh interpersonal

1)       Dukungan sosial

Dari segi lingkungan dan keluarga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat

2)        Role model

Pasien dan keluarga terdorong untuk menerapkan pola hidup sehat dan beranggapan sehat itu

mahal harganya.

3)       Kebudayaan (nilai kepercayaan yang dianut)

Klien dan keluarga, menganut Agama Islam, klien aktif dalam kegiatan keagamaan.

C.     Fungsi Keluarga

1.   Fungsi afektif

Hubungan antara pasien dan keluarga sangat baik dan aktif dalam hal menerapkan pola hidup

sehat

2.   Fungsi perawatan keluarga

a)    Kemampuan keluarga mengenal masalah

21
Keluarga mampu mengenal suatu masalah kesehatan

b)   Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Pada saat Tn.B atau salah satu anggota keluarga mengalami sakit keluarga mampu

memberiakan keputusan yang tepat yaitu di bawa ke pelayanan kesehatan

c)    Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

d)   Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

Keluarga selalu giat dan aktif dalam hal bersih-bersih rumah

e)    Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar, teori keperawatan menurut Nola J. Pender menjelaskan bahwa
model promosi kesehatan (Health promotion model/HMP) sebagai suatu tujuan dalam

22
pengaplikasian ilmu untuk melakukan pencegahan penyakit karena dalam model ini
dijelaskan tentang interaksi antara perawat dengan konsumen dengan memperhatikan
peran lingkungan.
The assumptions and principles of humanbecoming incarnate a deep concern for
the delicate sentiments of being human and show a profound recognition of human
freedom and dignity” (Parse, 2007b, p. 310 dalam Alligood (2014).
"Asumsi dan prinsip-prinsip menjadi manusia mewujudkan sebuah
keprihatinan/perhatian yang mendalam untuk perasaan yang sulit bagi setiap manusia
dan menunjukkan pengakuan yang lebih terhadap kebebasan dan martabat manusia "

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada para pembaca, yaitu :
1. Kepada perawat professional mari bersama-sama menjadi roll model bagi masyarakat
dengan melakukan aspek pencapaian tujuan kesehatan yang paripurna, menjaga
lingkungan dan senantiasa mengaplikasikan ilmu secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, R.M. (2014). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Singapore: Elsevier
Alligood, R.M. (2013). Nursing Theorists and Their Work: Elsevier Health Sciences.

23
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Ginting, P dan Situmorang, HS. (2008). Filsafat Ilmu Dan Metode Riset. Medan: USU Pres

24

Anda mungkin juga menyukai