Wa0004
Wa0004
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan teori dan model konseptual keperawatan merupakan bagian
penting dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan bersifat komprehensif
meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan professional akan berkembang bila
didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktek keperawatan. Peningkatan mutu pelayanan
keperawatan didukung oleh pengembangan teori-teori keperawatan.
Berbagai teori banyak yang dihasilkan oleh pakar keperawatan dan telah banyak
dipublikasikan yang bertujuan membantu memberikan gambaran dalam usaha
pengembangan teori dalam praktik keperawatan dan bagian dari kunci perkembangan
ilmu keperawatan dan perkembangan profesi keperawatan. Profesi keperawatan mengenal
empat teori keperawatan, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range
theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat
keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice
theory sebagai yang lebih konkrit. Level keempat dari teori tersebut (meta theory) adalah
teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan
pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti matematika.
Teori sendiri memiliki pengertian suatu pandangan yang sistematis terhadap suatu
gejala atau fenomena yang ada dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konsep
yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisa atau meramalkan suatu kejadian.
Teori bisa juga merupakan hubungan beberapa konsep maupun kerangka konsep
dan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai
pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan bertindak / berprilaku dalam
melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat - sakit sehingga
perawat mampu memiliki cara pandang, melihat, memikirkan dan memaknai, menyikapi
1
serta memilih tindakan atas masalah atau fenomena yang ada. Pada makalah ini kelompok
berusaha memaparkan tentang pandangan falsafah dan paradigm keperawatan tentang
teori Health Promotion Model menurut Nola J. Pender.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk :
a. Mengidentifikasi model konseptual/teori keperawatan Nola J. Pender
b. Mengetahui bagaimana aplikasi teori keperawatan Nola J. Pender dalam manajemen
asuhan keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
dengan memakan makanan sehat, berolahraga, istirahat yang cukup, kegiatan
spiritual dan menjalin hubungan interpersonal yang baik diantara sesama.
2. Paradigma keperawatan
Pender (1987) menggambarkan bahwa HPM dapat diberdayagunakan dalam
hal, antara lain :
a. Manusia
Dalam melihat aktifitas/perilaku individu hubungannya dengan
mempromosikan kesehatan dan perilaku yang spesifik seperti olahraga dan
penggunaan pelindung pendengaran. Dalam perkembangan teorinya, mucul revisi
HPM dengan menambahkan variabel baru yang dapat mempengaruhi individu
dalam mewujudkan perilaku mempromosikan kesehatan yaitu afek yang
berkaitan dengan aktivitas, komitmen terhadap rencana tindakan, dan pilihan &
tuntutan bersaing yang sifatnya mendesak.
Berikut revisi model Promosi Kesehatan tersebut :
Karakteristik dan Aspek kognisi
Perilaku yang
pengalaman dan afeksi dari
diharapkan
individu perilaku khusus
Manfaat yang
dipersepsikan terhadap
suatu tindakan
Hambatan yang
dipersepsikan terhadap
suatu tindakan
Kebutuhan yang
Perilaku mendesak (kendali
sebelumnya rendah) dan berbagai
yang terkait Persepsi terhadap pilihan (kendali
keyakinan diri tinggi)
Pengaruh yang
ditimbulkan oleh suatu
aktivitas
Faktor
personal: Komitmen untuk Perilaku
biologi, promosi
Pengaruh interpersonal merencanakan
psikologi, dan kesehatan
sosio-budaya (keluarga, kelompok, suatu tindakan
penyedia layanan,
kesehatan), norma,
dukungan model
Pengaruh situasional:
pilihan yang tersedia,
kebutuhan,
karakteristik,
5 dan
estetika
Model yang direvisi tersebut diatas mengidentifikasi konsep yang relevan
dengan perilaku dalam mempromosikan kesehatan dan sebagai fasilitas
pembuatan hipotesis yang bisa diuji.
Dalam bukunya disebutkan asumsi utama HPM adalah membahas tentang
orang, seperti berikut ini:
1. Orang berusaha membuat kondisi hidupnya dapat mengungkapkan potensi
kesehatannya yang sifatnya unik
2. Orang dengan sadar diri dapat menilai tentang kemampuan dirinya
3. Orang menghargai setiap perubahan secara positif
4. Setiap individu dengan aktif dalam pengaturan diri mereka sendiri
5. Pekerja kesehatan (Perawat) memiliki peranan penting dalam perubahan
lingkungan interpersonal
6. Dalam perubahan perilaku yang esensial, sangat dibutuhkan penataan ulang
dari segi interaksi manusia dengan lingkungan.
HPM menggambarkan tentang berbagai aspek sikap dan perilaku manusia
dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar agar tetap sehat yang berorientasi
pada kompetensi atau pada pendekatan (Pender, 1996). HPM adalah sebuah
model konseptual yang darinya kemudian teori middle-range dikembangkan.
Dengan model ini, apa yang diketahui dapat diintegrasikan dengan perilaku.
b. Keperawatan
Asumsi utama dari Nola J. Pender lebih menekankan pada persfektif ilmu
perilaku dan peran aktif pasien/individu dalam mengatur perilaku kesehatan
dengan memodifikasi lingkungan.
Dalam penerimaan oleh komunitas, professional keperawatan beranggapan
bahwa HPM merupakan sesuatu yang relevan dan dapat diterapkan sepanjang
masa dan berguna dalam berbagai macam keadaan dengan metode penerapan
pembentukan kerjasama komunitas dengan mempertimbangkan konteks
lingkungan dan promosi kesehatan global dan berkontribusi dalam memberikan
solusi keperawatan dan reformasi pelayanan kesehatan dengan persediaan sarana
dan memotivasi dalam pemenuhan kesehatan pribadinya (Pender, 1996).
HPM digunakan pada tingkat pendidikan S2 dan telah mulai diterapkan
kepada jenjang pendidikan keperawatan S1 di Amerika Serikat dan mulai
6
dimasukkan dalam kurikulum keperawatan sebagai sebuah aspek penilaian
kesehatan, keperawatan kesehatan komunitas, dan mata kuliah yang berfokus
pada kesehatan (Pender, 2000)
HPM juga telah dijadikan sebagai alat untuk penelitian dan sangat mudah
dipahami. Untuk sementara ini, model HPM terus mengalami perbaikan dan uji
validitas dalam menjelaskan hubungan-hubungan antara faktor-faktor yang
dipercaya dapat mempengaruhi perubahan dalam perilaku kesehatan yang
beragam.
c. Lingkungan
Disisi lain, Nola J. Pender menjelaskan tentang bagaimana keanekaragaman
biopsikososial, individu memberikan perubahan lingkungan akibat dari interaksi
seiring dengan berjalannya waktu.
d. Kesehatan
Selanjutnya dalam mengurai tentang kesehatan, teori HPM menyediakan
instrument profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan /Health Promotion
Life-style Profil (HPLP) untuk mengukur gaya hidup yang mempromosikan
kesehatan (Pender, 1996). Terdapat 6 skala turunan pada instrument tersebut
antara lain:
1. Tanggungjawab kesehatan
2. Aktifitas fisik
3. Nutrisi
4. Hubungan interpersonal
5. Pertumbuhan spiritual
6. Manajemen stress
Dari instrument diatas yang kemudian dipakai dalam pengaplikasian oleh
perawat dan individu dalam menilai gaya hidup dalam mempromosikan
kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi pasien. HPM kemudian
mengidentifikasi faktor kognitif dan persepsi dari keuntungan.
7
BAB 3
STUDI KASUS
3.1 Kasus 1
3.1.1 Pengkajian
Nama : Ny. T
Umur :51 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
3. Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan
klien Hipertensi
Setiap hari klien beraktifitas dirumah yaitu dengan berjualan makanan, jika terlalu capek
klien sering mengeluh pusing, makanan yang di konsumsi setiap hari sering asin dan
Anggota keluarga yang lain menjadi hambatan, karena semua kegiatan berjualan di lakukan
sendiri, klien hidup serumah dengan kedua anaknya dan satu orang cucu
8
3. Manfaat dari perilaku yang telah dilakukan
Produktif , bisa menghasilkan namun perilaku diatas malah memicu meningkatnya tekanan
darah Ny.T
Ny.T mengatakan pusing berkurang, tekanan darah sudah tidak tinggi dari pada kemarin,
b) Motivasi
Keluarga dan Ny.T berharap mendapatkan obat untuk mengatasi sakit hipertensinya dan rasa
a) Pendidikan : SD
9
b) Status ekonomi (Penghasilan per bulan): ± Rp.750.000
a) Manfaat/harapan dari tindakan : setelah diberikan promosi kesehatan, keluarga diharapkan
mampu merubah prilaku yang tidak sehat dan dapat mengendalikan hipertensi pada anggota
keluarganya.
b) Hambatan
1) Ny.T sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan sering mimum kopi.
2) Ketidak tersediaan sarana prasarana: tempat tinggal Ny.T tidak begitu jauh denga sarana
Ny.T sudah berusaha mengurangi kebiasaan minum kopi dan makanan yang dapat memicu
tekanan darah tinggi, jika capek dan butuh istirahatklien menutup warung beberapa hari
2) Pengalaman:
Setelah memperhatikan saran dari tenaga kesehatan tekanan darah dan nyeri kepala sudah
mendingan/menurun
3) Ajakan
Pasien bingung dengan keadaan yang di alami sekarang dan tidak begitu paham dengan
hipertensi
10
Reaksi emosional terhadap perilaku yang telah dilakukan. apakah mempertahankan,
menghindar, merubah.
Karena ada keingina untuk hidup sehat setelah klien berusaha berubah supaya Hipertensi
Keadaan rumah terang ventilasi cukup, tidak tertata rapi, mempunyai jamban, lantai dari
2) Sanitasi
Dari segi keluarga dan tetangga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat
Klien dan keluarga menganut Agama Islam. Klien jarang melaksanakan shalat 5 waktu.
Hubungan pasien dan keluarga baik, tetapi pasif dalam penerapan pola hidup sehat
11
Kurang mengerti tentang kesehatan
Keluarga membawa ke pelayanan kesehatan terdekat jika sakit yang di rasakan terus
berlanjut.
12
3.2 Kasus 2
3.2.1 Pengkajian
Nama : Tn.S
Umur :54 th
Agama : Islam
Pendidikan : TNI
I. Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan
klien Hipertensi
Setiap hari klien beraktifitas di kebun sekitar rumah, klien sering begadang,dan sering marah-
marah kepada anaknya, suka makanan yang bersantan. Waktu masih muda klien pernah
minum alcohol.
13
Jika sakit klien ke tenaga kesehatan atau ke Puskesmas
linu
Imunisasi - - lengkap lengkap lengkap
Tn.S mengatakan masih terasa pusing pusing saat di kaji tekanan darah , TD:160/100 mmHg,
N:84x/mnt
e) Motivasi
Keluarga dan Ny.T berharap pusingnya cepat sembuh dantekanan darahnya dalam
batasnormal.
a) Manfaat/harapan dari tindakan : pasien dan keluarga kurang mampu mengatasi hipertensi
b) Hambatan
14
1) Tn.S tidak menghindari penyebab meningkatnya tekanan darah seperti konsumsi dan
aktivitas.
2) Ketidaktersediaan sarana prasarana: tempat tinggal Tn.S tidak begitu jauh dengan sarana
Ny.T sudah berusaha mengurangi kebiasaan tidur malam dan menghindari makanan yang
dapat memicu tekanan darah tinggi, sekarang klien tidak mengonsumsi alcohol lagi.
2) Pengalaman:
Setelah memperhatikan saran dari tenaga kesehatan tekanan darah dan nyeri kepala sudah
mendingan/menurun
3) Ajakan
Klien tidak mengerti tentang penyakit hipertensi dan cara mengatasi dari kebiasaan yang
menghindar, merubah.
Karena ada keinginan untuk hidup sehat setelah klien berusaha berubah supaya Hipertensi
15
Keadaan lingkungan sekitar
Keadaan rumah terang ventilasi cukup, tertata rapi, mempunyai jamban, lantai dari tegel.
5) Sanitasi
Hubungan kliendengan tetangga baik klien selalu mengikuti kegiatan dalam masyarakat.
Dari segi keluarga dan tetangga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat
Klien sering minum jamu atas perintah tetangganya yang pernah sakit yang sman.
Klien dan keluarga menganut Agama Islam. Klien melaksanakan shalat 5 waktu.
Hubungan pasien dan keluarga baik, tetapi pasif dalam penerapan pola hidup sehat
Keluarga membawa ke pelayanan kesehatan terdekat jika sakit yang di rasakan terus
berlanjut.
16
Mampu merawat tetapi kurang maksimal.
17
3.3 Kasus 3
3.3.1 Pengkajian
Nama : Tn.B
Umur :49 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
I. Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan
klien Hipertensi
Klien jarang mengonsumsi makanan yang tinggi garam dan lemak, ,banyak minum air putih,
sering minum air putih tekanan darah meningkat saat aktivitas berlebihan dan jika ada
maslah.
Jarang sekali mengalami peningkatan tekanan darah, tetapi terkadang yang memicu
meningkatnya tekanan darah itu bukan dari factor pola makan namun dari faktor pikiran.
18
Klien mempunyai riwayat Hipertensi
Tn.B menderita hipertensi sudah lama karena turunan dari ibunya, Tn.B mengatakan sudah
merasa lebih baik dari hari-hari sebelumnya,namun Tn.N merasa bingung kalau nanti
keluarganya tidak bisa merawat karena kesibukannya, TD: 150/90 mmHg, N:88x/menit
b) Motivasi
Semua anggota keluarga memotivasi agar menghindari segala sesuatu yang dapat
menyebabkan hipertensi.
c) Harapan diri dan keluarga tentang kesehatan (Hipertensi) : Harapanya agar tekanan darah
Tn.N agar tetap stabil dan tidak masuk Rumah sakit lagi.
a) Pendidikan : SD
Pasien dan keluarga mampu mengatasi saat serangan hipertensi datang, dengan harapan tidak
b) Hambatan
1) Biaya
Pasien tidak menganggap biaya merupakan suatu hambatan karena yang terpenting adalah
bisa sehat
tidak terjadi hambatan karena, lokasi tempat tinggal Tn.B dekat dengan pelayanan kesehatan
Klien membiasakan melakukan pola hidup sehat sejak masuk Rumah sakit karena hipertensi.
2) Pengalaman
Pada waktu tekanan darah meningkat Tn.B di gunakan untuk istirahat sampai tekanan darah
3) Ajakan
Tn.B menerapkan pola hidup sehat setelah pulang dari Rumah sakit setelah mendapat anjuran
menghindar, merubah.
20
Dalam menghindari penyakitnya klien berusaha membiasaakan pola hidup sehat dan kadang-
2) Sanitasi
Menggunakan sumur bor, tempat penampungan limbah jauh dari rumah, terdapat WC,
Hubungan Tn.B dengan tetangga sangat baik. Klien aktif dalam kegiatan masyarakat
Dari segi lingkungan dan keluarga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat
Pasien dan keluarga terdorong untuk menerapkan pola hidup sehat dan beranggapan sehat itu
mahal harganya.
Klien dan keluarga, menganut Agama Islam, klien aktif dalam kegiatan keagamaan.
Hubungan antara pasien dan keluarga sangat baik dan aktif dalam hal menerapkan pola hidup
sehat
21
Keluarga mampu mengenal suatu masalah kesehatan
Pada saat Tn.B atau salah satu anggota keluarga mengalami sakit keluarga mampu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar, teori keperawatan menurut Nola J. Pender menjelaskan bahwa
model promosi kesehatan (Health promotion model/HMP) sebagai suatu tujuan dalam
22
pengaplikasian ilmu untuk melakukan pencegahan penyakit karena dalam model ini
dijelaskan tentang interaksi antara perawat dengan konsumen dengan memperhatikan
peran lingkungan.
The assumptions and principles of humanbecoming incarnate a deep concern for
the delicate sentiments of being human and show a profound recognition of human
freedom and dignity” (Parse, 2007b, p. 310 dalam Alligood (2014).
"Asumsi dan prinsip-prinsip menjadi manusia mewujudkan sebuah
keprihatinan/perhatian yang mendalam untuk perasaan yang sulit bagi setiap manusia
dan menunjukkan pengakuan yang lebih terhadap kebebasan dan martabat manusia "
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada para pembaca, yaitu :
1. Kepada perawat professional mari bersama-sama menjadi roll model bagi masyarakat
dengan melakukan aspek pencapaian tujuan kesehatan yang paripurna, menjaga
lingkungan dan senantiasa mengaplikasikan ilmu secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, R.M. (2014). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Singapore: Elsevier
Alligood, R.M. (2013). Nursing Theorists and Their Work: Elsevier Health Sciences.
23
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Ginting, P dan Situmorang, HS. (2008). Filsafat Ilmu Dan Metode Riset. Medan: USU Pres
24