Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH UJI BIOEKIVALENSI VALSARTAN

PRAKTIKUM BIOFARMASI – FARMAKOKINETIKA


MODUL X

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Shift B

Via Pujiah 10060316099


Shofiani Ulwiyah 10060316103
Rofif Fauziyah 10060316117
Nandhy Agustian 10060316175
Audi Tiara Angghita 10060316179
Annisa Meilani 10060316183

Dosen Pengampu : Fitrianti Darusman, M.Si., Apt

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT E


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H/2019 M

BAB I
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Konsentrasi obat di dalam plasma merupakan suatu kesetimbangan dengan ko
nsentrasinya dalam reseptor. Oleh karena itu, konsentrasi obat dalam plasma
menentukan jumlah molekul obat pada reseptor yang menghasilkan efek tera
pi. Pada uji bioekivalensi, keamanan dan efikasi dari obat uji (obat copy) dipr
ediksi berdasarkan pada pengukuran konsentrasi sistemik obat tersebut dib
andingkan terhadap konsentrasi sistemik obat originator dengan dosis m
olar yang sama. Konsentrasi obat dalam plasma dikendalikan oleh prose
s absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat (ADME). Proses di
stribusi, metabolisme, dan eliminasi adalah konstan untuk subyek yang sama.
Oleh karena itu, yang berbeda adalah jumlah obat yang terabsorpsi atau d
engan kata lain bergantung pada p e n g h a n t a r a n o b a t d a r i f o r m u l a s
i n y a . J a d i , e f e k t e r a p i b e r g a n t u n g d a r i bioavailabilitas produk obat
dan bioekivalensi berarti ekivalensi bioavailabilitas dari 2 produk obat yang
ekivalen secara farmasetik atau alternatif farmasetik (World Health Organi
zation, 2006).
Uji bioekivalensi adalah uji bioavailabilitas komparatif yang dirancang
untuk menunjukkan bioekivalensi antar produk uji dengan produk obat
pembanding (BPOM, 2004) .
Valsartan adalah antagonis dengan jenis angiotensin I reseptor (AT1),
yang memainkan peran integral dalam hipertensi. Sistem renin angiotensin
aldosterone (Raas) menghasilkan senyawa efektor yang disebut angiotensin
II (AT2), di mana ia memediasi efek melalui stimulasi reseptor AT1 dan
AT2. Angiotensin reseptor bloker (ARB) yang direkomendasikan sebagai
pengobatan alternatif untuk pasien yang tidak toleran terhadap ACE
inhibitor dan yang telah menderita infark miokard akut dengan fraksi ejeksi
ventrikel kiri kurang dari 40%, atau bukti klinis (atau radiologi) dari gagal
jantung.
Valsartan bersifat antagonis non-heterosiklik, ampuh dan aktif secara
oral pada reseptor AT1 (IC 50 2,7 nmol / L pada aorta tikus). Hal ini cepat
diserap setelah konsumsi tetapi memiliki bioavailibilitas absolut yang
rendah. Administrasi valsartan bersama-sama dengan makanan mengurangi
tingkat penyerapan obat sekitar 50%. Valsartan sangat terikat dengan
protein plasma, terutama albumin. Hal ini sebagian besar dihilangkan dalam
feses dengan waktu paruh eliminasi rata-rata 6 jam.

I.2. Tujuan Pengujian


Untuk mengetahui uji bioekuivalensi obat “copy” agar memberikan jaminan
dan mendapat izin edar sebelum diedarkan kepada masyarakat serta melihat kesetar
aan sifat dan kerja obat didalam tubuh suatu obat “copy” Valsartan yang dibanding
kan dengan obat inovator Diovan® sebagai pembanding.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Monografi
Valsartan secara kimia dianggap sebagai N-(1-oxopentyl)-N-[[2’-(1H-tetrazol-
5-yl) [1,1’-biphenyl]-4-yl]methyl]-L-valine.

Gambar 2.1 Struktur kimia valsartan ((Flesch et al., 1997)


Rumus molekul : C24H29N5O3
Bobot molekul : 435,5 g/mol
Kadar Valsartan : Valsartan tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari
102,0 % C24H29N5O3 dihitung terhadap zat anhidrat
(Dirjen Pom, 2014)
Pemerian : Serbuk berwarna putih
Kelarutan : larut dalam etanol dan metanol dan sedikit larut dalam
air.
BCS : BCS kelas III yang diklasifikasikan sebagai
permeabilitas rendah dan obat kelarutan tinggi
Jarak lebur : : 105-110˚C
pKa : Valsartan adalah turunan tetrazol yang mengandung
asam (pKa = 4,73) dan kelompok carboxylic (pKa =
3,9) yang membuat senyawa larut dalam kisaran pH
netral
pH : pH dari 4 hingga 6 kelarutan valsartan meningkatsatu
faktor sekitar 1000, tetapi lebih menyukai bentuk
anionik dan menurun lipofilisitasnya, maka laju
penyerapan valsartan dipengaruhi oleh pH
usus sepanjang saluran (GI).
Aturan simpan : Senyawa ini stabil di bawah penyimpanan
dalam kondisi kering (Saydam et al., 2007,
Flesch et al., 1997)).
2.2. Farmakologi
Valsartan menghambat efek pressor dari angiotensin II. Dosis oral 80 mg
menghambat efek pressor sekitar 80% pada puncaknya dengan penghambatan
30% selama 24 jam. Tidak ada informasi tentang efek dosis yang lebih besar.
Menghilangkan umpan balik negatif angiotensin II menyebabkan kenaikan renin
plasma 2 sampai 3 kali lipat dan kenaikan konsentrasi angiotensin II plasma pada
pasien hipertensi. Penurunan minimum dalam plasma aldosteron diamati setelah
pemberian valsartan; sangat sedikit efek pada potasium serum yang diamati.
Pada penelitian multiple-dose pada pasien hipertensi dengan insufisiensi
ginjal stabil dan pasien dengan hipertensi renovaskular, valsartan tidak memiliki
efek signifikan secara klinis pada laju filtrasi glomerulus, fraksi filtrasi, klirens
kreatinin, atau aliran plasma ginjal.Dalam studi dosis ganda pada pasien
hipertensi, valsartan tidak memiliki efek penting pada kolesterol total, trigliserida
puasa, glukosa serum puasa, atau asam urat.

2.3. Efek Samping


Sakit kepala, pusing, lemah, infeksi oleh virus, infeksi saluran nafas,
batuk, diare, lesu rhinitis, sinusitis, sakit pinggang, nyeri perut, mual, faringitis,
antralgia.
2.4. Interaksi Obat
Supleman K, diuretik hemat K.
2.5 Indikasi
Pengobatan hipertensi, terapi gagal jantung, pada pasien yang intoleransi
terhadap ACE inhibitor, paska inark miokard.
2.6 Kontraindikasi
Hamil dan laktasi. Kerusakan hati yang berat, sirosis, gangguan empedu.

2.7 Peringatan
Pasien depiesi Na atau volume cairan tubuh, pasien dengan stenosis arteri
ginjal unilateral atau bilateral, gangguan ginjal dan hati, obstruksi saluran
empedu. Hati-hati untuk memulai terapi pada pasien gagal jantung atau pasca
infark miokard. Pada pasien dengan gagal jantung, tidak dianjurkan penggunaan
bersamavalsartan, ACE inhibitor, dan b-bloker, dapat mengganggu kemampuan
mengemudi dan mengoperasikan mesin.

2.8 Farmakokinetik
Konsentrasi puncak plasma Valsartan sudah mencapai 2 sampai 4 jam setelah
pemberian dosis. Valsartan menunjukkan kinetika peluruhan bi-eksponensial
setelah pemberian intravena, dengan waktu paruh eliminasi rata-rata sekitar 6 jam.
Ketersediaan hayati absolut untuk Diovan sekitar 25% (kisaran 10% -35%).
Ketersediaan bioavailabilitas dari suspensi 1,6 kali lebih besar dibandingkan
dengan tablet. Valsartan tidak menumpuk dalam plasma setelah pemberian
berulang.

Pada Metabolisme dan Eliminasi Valsartan, bila diberikan secara oral,


terutama ditemukan pada feses (sekitar 83% dosis) dan urin (sekitar 13% dosis).
Metabolit utama, terhitung sekitar 9% dosis, adalah valeryl 4-hydroxy valsartan.
Setelah pemberian intravena, pembersihan plasma valsartan sekitar 2 L / jam dan
pembersihan ginjalnya adalah 0,62 L / jam (sekitar 30% dari total clearance). Studi
metabolisme in vitro yang melibatkan enzim CYP 450 rekombinan menunjukkan
bahwa isoenzim CYP 2C9 bertanggung jawab untuk pembentukan valeryl-4-
hydroxy valsartan. Valsartan tidak menghambat isozim CYP 450 pada konsentrasi
klinis yang relevan. Interaksi obat yang dimediasi CYP 450 antara obat valsartan
dan obat bebas tidak mungkin terjadi karena rendahnya tingkat metabolisme.

Pada Volume distribusi tetap valsartan setelah pemberian intravena kecil (17
L), menunjukkan bahwa valsartan tidak menyebar ke jaringan secara ekstensif.
Valsartan sangat terikat pada protein serum (95%), terutama albumin serum.
BAB III
Desain Pengujian
Penelitian ini menggunakan open label, acak urutan, dosis tunggal, dua arah
studi crossover pada sukarelawan sehat dalam kondisi puasa. Sesuai dengan pedoman
FDA untuk industri: Bioavaibilitas dan studi Bioequivalensi untuk produk obat yang
diberikan secara oral-Pertimbangan umum (U.S.Food and drug administration; 2003)
Direkomendasikan untuk studi bioequivalensi produk immediate-release
(pelepasan segera) harus dilakukan dalam kondisi puasa. Demikian pula, untuk
pedoman EMA pada investigasi bioequivalensi (CHMP, 2010). juga
direkomendasikan untuk studi bioequivalensi dengan karakteristik produk valsartan
yang dapat terlepas karena adanya pengaruh asupan makanan.
Para peserta dibagi menjadi dua kelompok dimana kelompok pertama Fase I
menerima formulasi tes dan fase II menerima formulasi inovator. Kelompok peserta
kedua menerima pengujian terbalik atau formulasi inovator. Ada minimum tujuh hari
periode pembersihan antara dua fase penelitian. Untuk menjaga konsistensi
perumusan, baik formulasi dan referensi diambil dari batch produksi yang sama
(Formulasi uji: nomor batch BE05598, tanggal kadaluarsa mei 2017, formulasi
inovator nomor batch B8324, tanggal kadaluarsa september 2014).
Eksipien yang digunakan untuk merumuskan produk uji adalah eksipien
umum yang digunakan dalam formulasi tablet, termasuk pengisi, pengikat,
disintegran, dan pelumas dalam jumlah dan kualitas serupa dengan produk inovator.
Tidak ada interakasi yang diharapkan dengan farmakokinetik dari zat aktif.
Analisis selanjutnya adalah terhadap sampel plasma, statistik analisis dan
persiapan laporan.
BAB IV
Subjek Uji

3.1. Kriteria Inklusi


Subjek uji terdiri dari 24 sukarelawan dengan kesehatan yang baik dan kondisi
fisik seperti yang ditentukan oleh riwayat medis dan uji laboratorium yaitu laki-laki
pada rentang 21-55 tahun (27 + 9,0 tahun), bobot tubuh subjek antara 60-80 kg (70
+ 18,0 kg), dan tinggi badan 165-170 cm (169 + 8,5 cm) dengan IMT antara 18,5-
29,9 (24 + 7,2).
Tes laboratorium yang dilakukan meliputi berikut ini yaitu tes fungsi ginjal
(serum, kreatinin darah, urea dan nitrogen), tes fungsi hati (protein total, jumlah
albumin, globulin Total, bilirubin total, serum glutamic oksaloasetat transaminase
(SGOT), serum glutamat-piruvat transaminase (SGPT), hitung darah lengkap
(heamoglobin, jumlah sel merah, hematokrit, jumlah total sel putih dan platelet),
dan puasa tes glukosa darah.

3.2. Kriteria Ekslusi


Orang yang tidak dapat dijadikan subjek uji terdiri dari kriteria wanita hamil,
ibu menyusui, wanita haid, perokok berat (jika perlu perokok ringan dapat
diterima), memilikiriwayat penyakit ginjal dan hati, peminum alcohol, pengguna
narkotika, pederita HIV-AIDs, tidak alergi terhadap obat uji (Valsartan).

3.3. Prakondisi
Semua peserta studi direkrut di pusat penelitian klinis oleh peneliti GCP-
bersertifikat, dan dianggap layak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Studi ini
disetujui oleh Research Komite Etika Medis Malaysia (MREC), dan dilakukan
sesuai dengan Praktek Malaysia Baik Clinical (GCP) Pedoman. Informed consent
diperoleh dari semua peserta studi sebelum dimulainya prosedur persidangan
terkait pusat studi termasuk fasilitas klinik yang terletak di Clinical Research
Center, Rumah Sakit Seberang Jaya (Penang, Malaysia) dan laboratorium
bioanalytical di Universitas Sains Malaysia (Penang, Malaysia).
Semua peserta telah menunjukkan kemampuan untuk membaca, memahami,
dan menandatangani formulir informed consent. Mereka harus menahan diri dari
hal yang dilarang seperti meminum minuman alcohol, kafein, coklat, teh atau
minuman bersoda. Minimal 24 jam sebelum pemberian dosis sampai pengukuran
sampel terakhir.

BAB V
Cara Pengujian

24 orang sukarelawan ditempatkan di fasilitas klinik kemudian dipuasakan


selama 10 jam sebelum pemberian dosis. Setiap dosis yang diberikan baik obat
copy maupun obat inovator yang sudah memenuhi syarat diberikan oleh seorang
apoteker diminum dengan 240 ml air putih. Peserta tidak diperbolehkan meminum
air selama 1 jam sebelum dan 1 jam setelah pemberian dosis, kecuali air yang
digunakan untuk pemberian obat. Tidak diberi makan selama 4 jam pasca
pemberian dosis. Standar makanan yang berkalori diberikan pada 4 dan 10 jam
setelah pemberian dosis, sedangkan makanan ringan diberikan 8 dan 13 jam
setelah pemberian dosis.

BAB VI
SAMPEL UJI DAN WAKTU SAMPLING

6.1. Sampel Uji


Plasma
6.2. Waktu Sampling
Sampel darah dikumpulkan pada waktu ke-0 (sebelum pemberian dosis), 0,5, 1,
1,5, 2, 2,5, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 16 dan 24 jam setelah pemberian obat. Dengan
penyimpangan sebesar 5% dari waktu pengambilan sampel darah diizinkan, sebelum
dianggap sebagai penyimpangan protokol.
Volume total darah yang ditampung yaitu 157 ml darah (75 ml pada setiap fase
dan 7 ml darahnya untuk dianalisis kimia) yang diambil dari masing-masing peserta.
Setelah itu, sampel darah yang terkumpul disentrifugasi pada 3500 rpm selama 15
menit. Kemudian sampel plasma ditampung ke masing-masing wadah kaca yang
terpisah disimpan pada -20ºC sampai dilakukan analisis.

BAB VII
Senyawa yang akan ditentukan dan Metode Analisis

7.1 Senyawa yang Akan Ditentukan


Senyawa yang akan ditentukan adalah valsartan dalam spesimen plasma.
7.2 Metoda Analisis
Sampel plasma dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC) dengan detektor fluoresensi. Sampel plasma beku yang dicairkan pada
suhu kamar. 250 ml alikuot plasma diukur secara akurat ke dalam 1,5 ml tabung
sentrifuga mikro, dengan penambahan 500 µl asetonitril. Campuran itu
kemudian divortex selama 30 detik, kemudian disentrifugasi selama 10 menit
pada 12800 g. 10 µl asam perklorat 70-72% ditambahkan ke dalam campuran,
kemudian campuran tersebut divortex selama 15 detik. Setelah itu campuran
disentrifugasi selama 5 menit pada 12800 g. 20 µl dari lapisan supernatan
kemudian disuntikkan ke dalam kolom.
Pemisahan dilakukan pada Kolom analitis C18 (oktadesil silika) (150 ×
4,6 mm, 4 m), dengan kolom penjaga isi ulang (2 mm x 2 mm) dikemas dengan
Perisorb RP-18 (30-40 um, pellicular). Kolom dipertahankan pada 230C. Fase
gerak adalah campuran 50,0% asetonitril di 0,01 M disodium penyangga
hidrogen fosfat, disesuaikan dengan pH3.5 dengan 85% asam fosfat. Pemisahan
kromatografi dilakukan isocratically dengan laju alir 1.0ml / min. Detektor
fluoresensi dioperasikan pada panjang gelombang eksitasi dari 234 nm dan
panjang gelombang emisi 374nm, dengan sensitivitas di 10000 EUFS. Volume
injeksi adalah 20 ml dan sampel diukur menggunakan daerah puncak.

BAB VIII
Pengolahan Data dan Perhitungan

Konsentrasi Valsartan lebih dari nilai spiked dan presisi yang dilambangkan
dengan menggunakan koefisien variasi. Untuk validasi dalam-hari, konsentrasi rata-
rata yang diukur dan koefisien variasi tidak melebihi 15% untuk semua konsentrasi
dan tidak melebihi 20% pada LLOQ. Keakuratan validasi dalam-hari tidak
menyimpang lebih dari + 6,5% dan pada LLOQ menyimpang sebesar 17,3% untuk
validasi antara hari, konsentrasi rata-rata yang diukur tidak menyimpang sebesar
14,9%. Koefisien nilai variasi tidak lebih dari 1,3% untuk semua konsentrasi untuk
validasi dalam-hari dan tidak lebih dari 4,2% untuk validasi antara-hari. Batas
kuantifikasi ditetapkan pada 100,0 mg/mL. Pemulihan absolut Valsartan berkisar
antara 87,6-97,7%.
BAB IX
Analisis Statistik dan Interpretasi Data

Perangkat lunak statistik komersial, EquivTestPK digunakan untuk melakukan


analisis parameter farmakokinetik (Statistic solusi, Cork, Irlandia). Analisis varians
(ANOVA) digunakan untuk menganalisis Cmax, AUC0-t, AUC0-∞ dan ke karena dapat
membedakan efek dari peserta, periode dan pengobatan. Wilcoxon Signed Rank Test
untuk sampel berpasangan digunakan untuk analisis Tmax. Bioekuivalesi dinilai
berdasarkan rasio nilai Cmax, AUC0-t dan AUC0-∞ dari formulasi test dengan referensi.
Interval kepercayaan 90% dihitung menggunakan dua prosedur uji satu sisi dimana
α=5% tingkat signifikasi. Interval kepercayaan 90% dari rasio Cmax, AUC0-t dan AUC0-
∞ harus jauh antara 80,00-125,00% . Untuk melakukan studi bioekuivalensi dan
bioavaibilitas kisarannya sama untuk AUC0-t dan AUC0-∞, tetapi memungkinkan
rentang yang lebih luas untuk Cmax ketika dibenarkan secara tepat.
BAB X
Daftar Pustaka

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) (2006). Pedoman
Cara Pembuatan Obat yang Baik. Depkes RI : Jakarta.
Committe for medicinal products for human use (CHMP). (2010). Guidelines on the
invesigation of bioequivalance (internet). London: european medicines
agency.
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia, Edisi ke lima. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Drug Information & Medical Education. (2017). MIMS Petunjuk Konsultasi, Edisi
17. Jakarta: PT. Medidata Indonesia. Hal. 38.
Flesch G., Muller Ph., Lloyd P. Absolute bioavailability and pharmacokinetics of
valsartan, an angiotenin II receptor antagonist in man. Eur J Clin Pharmcol
1997; 52: 115-120.
Saydam, Takka. Bioavailability File: Valsartan. FABAD J Pharm Sci 2007; 32:185-
196.
U.S. Departemen of Health and Human Services, Food and Drug Administration,
Center for Drug Evaluation and Research (CDER). 2003. Guidance for
industy: bioavaibility and bioequivalence studies for orally administered drug
products-general consideration (internet). Silver sping (md); U.S.Food and
drug administration.
Wagner JG. 1975. Dasar-dasar Farmakokinetik Klinis 1st (Edn). Obat Intelijen :
Illionis.
Kementrian Kesehatan Malaysia. 2000. Studi bioekuivalensi : Pedoman Malaysia
untuk pelaksanaan bioavaibilitas dan bioekuivalensi. Kuala Lumpur
Schuirmaan DJ. 1987. Perbandingan prosedur test dua sepihak dan pendekatan
kekuasaan untuk menilai kesehatan rata-rata bioavaibilitas. J Pharmacokinet
Biopharm.
Norvartis. Highlights Of Prescribing Information Diovan (Valsartan) East Hanover :
Novartis Pharmaceuticals Corp.

Anda mungkin juga menyukai