NAMA : ANJASDIR
NIM : D021171021
3.2 Pembahasan
Lebih dari 50 persen penduduk Kabupaten Paser Kalimantan Timur
memilih usaha tani sebagai mata pencaharian pokoknya dengan kegiatan
utama perkebunan pertanian. dari sisi potensi SDM, Kabupaten Paser telah
melahirkan banyak sarjana pertanian memiliki banyak sarjana pertanian yang
dapat diandalkan untuk meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian.
Kondisi alam yang merupakan areal batu kapur dan lahan gambut
sehingga tidak cocok untuk tanaman holtikultura menjadi andil kelangkaan
pangan dan holtikultura menambah parah kondisi pangan yang berhubungan
erat dengan pemenuhan gizi.
Hal ini berakibat pada pemenuhan kebutuhan pangan tergantung dari
disrtibusi luar daerah terutama pulau Jawa dan Sulawesi. Apa bila hal ini tidak
ada pemecahannya maka dapat berakibat pada gagalnya ketahanan pangan.
Program ketahanan pangan dimulai dari evaluasi status gizi masyarakat
diikuti dengan tingkat konsumsi, persediaan dan produksi pangan; bukan
sebaliknya. Status gizi masyarakat yang baik ditunjukkan oleh keadaan tidak
adanya masyarakat yang menderita kelaparan dan gizi kurang. Keadaan ini
secara tidak langsung menggambarkan akses pangan dan pelayanan sosial
yang merata dan cukup baik. Sebaliknya, produksi dan persediaan pangan
yang melebihi kebutuhannya, tidak menjamin masyarakat terbebas dari
kelaparan dan gizi kurang. Tujuan dari ketahanan pangan harus diorentasikan
untuk pencapaian pemenuhan hak atas pangan, peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, dan ketahanan pangan nasional. Berjalannya sistem
ketahanan pangan tersebut sangat tergantung pada dari adanya kebijakan dan
kinerja sektor ekonomi, sosial dan politik. Kebijakan pemerintah dalam aspek
ekonomi, sosial maupun politik sangat perpengaruh terhadap ketahanan
pangan. Pemerintah.
Menurut hasil rilis Kaltim Post 2014 menyatakan bahwa Pemerintah
Kabupaten Paser menetapkan lahan pertanian berkelanjutan (LP2B) dalam
peraturan daerah (Perda) Kabupaten Paser. Yaitu mempertahankan areal lahan
sawah existing (yang ada) seluas 4.167,78 Ha sebagai lahan berkelanjutan.
Memasukkan lahan areal existing 4.167,78 Ha dan potensi (Rice Food Estate)
seluas 30.947,82 Ha dalam rancangan tata ruang wilayah Kabupaten Paser,
dengan demikian menjadi total 35.116,60 Ha. Dengan tingkat produksi
harapan, padi sawah 37.087 ton dan 13.603 ton, padi ladang 8.706 ton, kedelai
190 ton dan 242 ton, ubi kayu 3.042 ton. Selain itu juga pencapaian dibidang
peternakan produksi daging sapi potong 17.943 ekor pada tahun 2014 menjadi
23.106 tahun 2018. Selanjutnya mengembangkan komoditas penunjang
penyedia daging, yakni kerbau, kambing, babi, ayam ras, ayam buras, dan itik.
Selain itu Upaya yang dilakukan yaitu perbaikan imprastruktur jalan dan
pelabuhan laut untuk memperlancar distribusi holtikultura dari luar daerah.
BAB IV
KESIMPULAN
Program ketahanan pangan dimulai dari evaluasi status gizi masyarakat diikuti
dengan tingkat konsumsi, persediaan dan produksi pangan;
Status gizi masyarakat yang baik ditunjukkan oleh keadaan tidak adanya
masyarakat yang menderita kelaparan dan gizi kurang. Keadaan ini secara tidak
langsung menggambarkan akses pangan dan pelayanan sosial yang merata dan cukup
baik. Pemerintah Kabupaten Paser perlu perhatian serius untuk menurunkan angka
KEP.
Produksi dan persediaan pangan yang melebihi kebutuhannya, tidak menjamin
masyarakat terbebas dari kelaparan dan gizi kurang.
Tujuan dari ketahanan pangan harus diorentasikan untuk pencapaian
pemenuhan hak atas pangan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan
ketahanan pangan nasional. Berjalannya sistem ketahanan pangan tersebut sangat
tergantung pada dari adanya kebijakan dan kinerja sektor ekonomi, sosial dan politik.
Dengan Tingkat kemiskinan dari hasil survey social ekonomi nasional (Susenas)
tahun 2013 yaitu 7,94% dengan tingkat kesempatan kerja (TKK) 90,75% ternyata
masih belum menjamin pemenuhan gizi masyarakat yang berarti masih perlu
pembenahan bidang ekonomi.
Untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan swasembada pangan, banyak
kendala yang sebenarnya merupakan kedala internal yang mestinya bisa diselesaikan
oleh pemerintah. Lahan pertanian yang terbatas adalah masalah internal kita, dapat
diatasi dengan melakukan reformasi agraria secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Syahrir Ika. 2014. Kedaulatan Pangan dan Kecukupan Pangan Negara Wajib
Mewujudkannya. Rubrik Edukasi Fiskal.
Sudirja, Rija. Mewujudkan Kedaulatan Pangan Melalui Kebijakan Pengelolaan
Lahan Pertanian Pangan1. Jurusan Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya
Lahan - Makalah Seminar Regional. Fakultas Pertanian UNPAD