Anda di halaman 1dari 4

Proposal Mini

Analisis Kata “Kami” Sebagai Kata Ganti Allah Dalam Alquran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Alquran merupakan kitab suci umat islam yang berisi firman Allah Swt. yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantara Malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan
diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. Alquran yang berasal
dari bahasa Arab kini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa
Indonesia. Namun ada beberapa kata didalam Alquran yang diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia justru menimbulkan berbagai pertanyaan. Salah satunya kata “Kami” yang
digunakan sebagai kata ganti Allah dalam Alquran.

Umat Muslim meyakini bahwa Allah itu satu/tunggal, sebagaimana yang difirmankan
oleh Allah dalam surah Al ikhlas. Namun, seperti apakah kedudukan kata “Kami” yang
sering di jumpai dalam terjemahan Alquran.

Kata kami dalam bahasa Indonesia merupakan kata ganti orang atau pronomina pertama
jamak yang menandakan orang tersebut lebih dari dua/banyak, yang bersifat menunjukkan
kehormatan si pembicara yang bersifat eksklusif. Dengan kata lain, lawan bicara tidak
termasuk, berbeda dengan kata “Kita”.

Permasalahan ini sebenarnya sudah lama diperdebatkan kalangan masyarakat baik dari
umat muslim itu sendiri maupun umat agama lain. Banyaknya pernyataan pro-kontra dan
pertanyaan yang timbul, bahwasanya kata kami sebagai kata ganti Allah dalam Alquran
menyatakan Allah itu tidak satu. namun ada juga yang tidak peduli dengan hal tersebut, dan
tetap meyakini bahwa Allah itu satu, tanpa ingin mengetahui makna sebenarnya, serta ada
pula masyarakat yang tidak mengetahui sama sekali permasalahan tersebut. Meskipun
beberapa ulama telah menjawab permasalahan kata “Kami” yang dimaksudkan Allah untuk
menyatakan diri-Nya dalam Alquran, namun penulis ingin menganalisis kembali makna yang
terkandung dalam kata “Kami”yang digunakan Allah untuk menyebut diri-Nya di dalam
Alquran.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, penulis kemudian mengangkat judul analisis
kata “Kami” sebagai kata ganti Allah dalam Alquran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan permasalahannya yaitu :

Bagaimana makna kata “Kami” sebagai kata ganti Allah dalam Alquran.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penyusunan penelitian ini yaitu :

Mengetahui makna kata “Kami” dalam Alquran yang menujukkan Allah.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai media latih bagi penulis dalam mengembangkan keterampilan menulis


berdasarkan disiplin ilmu.
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi penulis, dan masyarakat untuk mendalami
dan memaknai dengan baik dan benar isi Alquran.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan penelitian ini yaitu metode kualitatif
dengan mengumpulkan data-data dari beberapa sumber dengan menggunakan teknik
menyimak data berupa video pidato/ceramah ulama, jurnal serta artikel yang membahas
mengenai permasalahan diatas.

1.6 Landasan Teori

Rosadi dalam (Susilowati, 2012:6) Secara istilah Alquran merupakan kalam Allah Swt.
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril dalm bentuk bahasa Arab
dan membacanya adalah ibadah.

Sebagai salah satu wacana tulis, terjemahan Alquran tidak seperti bahasa yang biasa
digunakan pada umumnya karena bahasa Alquran cenderung lebih sulit untuk dipahami karena
merupakan wahyu Allah yang lansung diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Sehingga untuk
mengetahui maksud yang disampaikan dalam Alquran harus benar-benar memahami bahasanya.

Amal dalam (Arifaturrahmaniah, (2013: 2) terjemahan Alquran dalam bahasa non-Arab


bersifat interlinier, dimana setiap baris bahasa Arab diikuti terjemahannya, atau diletakkan secara
berdampingan. Penerjemah Alquran menjadi keinginan tiap-tiap muslim untuk dapat
membaca,dan memahami Alquran dalam bahasanyayang asli yaitu bahasa Arab, karena tiap
orang tidak memiliki kemampuan atau kesempatan yang sama, keinginan tersebut tidak dapat
diacapai setiap muslim.

Dalam Alquran terdapat beberapa kata ganti yang menggantikan kata Allah, seperti Aku,
Dia, Kami, dan Mereka. Kata-kata ganti tersebut banyak ditemui pada terjemahan Alquran,dan
termasuk pada kata ganti sama tataran. Kata ganti sama tataran merupakan kata ganti yang
memiliki tingkatan atau fungsi yang sama sebagai subjek maupun objek. Pada penelitian ini akan
membahas mengenai kata Kami sebagai kata ganti Allah dalam Alquran.

Kata kami dalam bahasa Indonesia merupakan kata ganti orang atau pronomina pertama
jamak yang menandakan orang tersebut lebih dari dua/banyak, yang bersifat menunjukkan
kehormatan si pembicara yang bersifat eksklusif. Dengan kata lain, lawan bicara tidak termasuk,
berbeda dengan kata “Kita”. Penggunaan kata kami dalam Alquran rupanya bukan menyatakan
bahwa Allah itu banyak, melainkan memiliki makna :
1. Ulama Muhammad Al-Qurthubi menjelaskan penggunaan kata ganti jamak orang
pertama untuk Allah sebagai bentuk pengagungan diri atau sebentuk pertunjukan kuasa-
Nya. Hal ini bisa dilihat ketika para ulama menjelaskan Surat Al-Baqarah ayat 34 yang
berbunyi “Wa idz qulnâ lil malâ’ikatisjudû li âdama” (Dan ingat ketika Kami
mengatakan kepada para malaikat,“Sujudlah kepada Adam”). Kami digunakan karena
Allah membahasakan dirinya dengan kata plural atau jamak sebagai bentuk pengagungan
dan penyanjungan diri,
2. Kata “Kami” (memahaminya dalam Bahasa Arab) dalam Alquran bukan bermakna
“Tuhan itu lebih dari satu”. Akan tetapi sebagai Ta’dzim sebagai (Pengagungan).
3. Kata “kami” dalam hal ini digunakan sebagai sebuah rasa bahasa dengan tujuan nilai
kesopanan. Hal ini juga sering terjadi dikalangan masyarakat seperti. Misalnya seorang
dalam pidato sambutan berkata,”Kami harap kegiatan kali ini berjalan dengan baik “
Padahal yang berpidato hanya dia sendiri dan tidak banyak.
4. Syekh Sulaiman Jamal bin Umar Penggunaan kata ganti orang pertama jamak juga bisa
dimaksudkan untuk menunjukkan kuasa-Nya. Allah menggunakan kata jamak atau plural
untuk diri-Nya sendiri karena Dia penguasa mutlak atas segala penguasa,”
5. kadang Allah Swt. memaksudkan (dalam Alquran) suatu penciptaan yang melibatkan
oknum lain dalam penciptaan tersebut sebagai proses, umumnya Allah Swt. mengatakan
“Nahnu” (Kami), dan juga kadang Allah Swt. menggunakan kata “Ana” (Aku) di Ayat
lainnya. maknanya, ketika Allah Swt. menciptakan manusia, ada unsur lain yang menjadi
proses penciptaannya, yaitu adanya pertemuan ayah & ibu, bertemunya sel sperma & sel
telur. ada proses inilah yang kemudian rahasia Alquran mengapa Allah Swt.
menggunakan lafadz “Nahnu” (Kami).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya kata Kami
tidak selalu merujuk pada kuantitas pelakunya. Dalam bahasa Arab kata Kami juga digunakan
oleh pelaku tunggal seperti “Aku”. Bahasa Arab memang cukup sukar untuk dipahami, oleh
karena itu Alquran tidak bole kita pahami dengan pendekatan bahasa kita sendiri karena akan
menghasilkanmakna yang berbeda. Alquran merupakan Kitab dengan tingkatan bahasa Arab
yang tinggi dan dapat di pahami dengan beberapa ilmu tataran bahasa Arab seperti Nahwu,
Saraf, serta Balaghah.

Anda mungkin juga menyukai