Aljabar Boolean
Aljabar Boolean
Sebagai Struktur Aljabar, Aljabar Boolean didefinisikan sebagai (𝐵 , + ,∗
, ′, 1 , 0) , dengan ” +” dan “ ∗ “ adalah operasi biner pada 𝐵. Sedangkan
“ ′ “ adalah operasi uner pada B dan 1 , 0 ∈ 𝐵, yang memenuhi syarat-
syarat berikut (Aksioma berikut) :
Untuk semua 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐵 :
B1 : [Komutatif]
𝑎+𝑏 =𝑏+𝑎 , 𝑎∗𝑏 =𝑏∗𝑎
B2 : [Distributif]
𝑎 ∗ (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 ∗ 𝑏) + (𝑎 ∗ 𝑐) , 𝑎 + (𝑏 ∗ 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) ∗ (𝑎 + 𝑐)
B3 : [Identitas]
𝑎+0=𝑎 , 𝑎∗1=𝑎
B4 : [Komplemen]
𝑎 + 𝑎′ = 1 , 𝑎 ∗ 𝑎′ = 0
B5 : [Idempoten]
𝑎+𝑎 =𝑎 , 𝑎∗𝑎 =𝑎
B6 : [Boundness]
𝑎+1=1 , 𝑎∗0=0
B7 : [Absorpsi/Penyerapan]
𝑎+𝑎∗𝑏 =𝑎 , 𝑎 ∗ (𝑎 + 𝑏) = 𝑎
B8 : [Asosiatif]
𝑎 + (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 , 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐) = (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐
B9 : [Keunikan Komplemen]
B10 : [Involusi]
(𝑎′ )′ = 𝑎
B11 : [Komplemen]
0′ = 1 , 1′ = 0
(𝑎 + 𝑏)′ = 𝑎′ ∗ 𝑏′ , (𝑎 ∗ 𝑏)′ = 𝑎′ + 𝑏′
Penulisan :
Untuk seterusnya, jika diberikan aljabar boolean (𝐵 , + ,∗ , ′, 1 , 0) maka
prioritas operasinya adalah :
“ ′ atau ̅ ” mendahului “ ∗ atau . ” dan “ ∗ atau . ” mendahului “ + ”.
Contoh Penulisan :
𝑎 + 𝑏 ∗ 𝑐 ′ = 𝑎 + (𝑏 ∗ (𝑐 ′ ))
Seringkali, simbol “ ∗ ” tidak dituliskan, seolah-olah perkalian biasa,
seperti :
𝑎𝑏 + 𝑐𝑑 ′ = (𝑎 ∗ 𝑏) + (𝑐 ∗ (𝑑 ′ ))
Contoh1 :
Diberikan aljabar boolean (𝐵 , + ,∗ , ′, 1 , 0), dengan 𝐵 = {1,0} sebagai
nilai kebenaran. Dimana kita tahu "1" bernilai benar dan "0" bernilai salah.
Dengan operasinya (+,∗,′ ), dimana :
+ : “atau”
∗ : “ dan”
Tentukan nilai 𝐴, 𝐵, 𝐶 !
Jawab :
Ingat bahwa :
+ : “atau”
∗ : “ dan”
′ : “negasi”
Maka :
𝑥 𝑦 𝑧 𝑥𝑦 = 𝑥 ∗ 𝑦 𝑧′ 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑦 + 𝑧′
1 1 1 1 0 1
1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 1
Contoh2 :
Dual dari ekspresi Boolean (𝑥. 𝑦) + (0. 𝑧) adalah ...
Jawab :
Dual disini artinya seperti invers :
Penjumlahan jadi perkalian, dan sebaliknya. “0” jadi “1” , dan sebaliknya.
Sehingga :
Dual dari ekspresi Boolean (𝑥. 𝑦) + (0. 𝑧) adalah (𝑥 + 𝑦). (1 + 𝑧)
Contoh3 :
Bentuk sederhana dari 𝑥̅ 𝑦 + 𝑥̅ 𝑦̅ adalah ...
Jawab :
̅ : negasi atau invers
𝑥̅ 𝑦 + 𝑥̅ 𝑦̅ = 𝑥̅ (𝑦 + 𝑦̅)
Contoh4:
𝐵 = {∅, {𝑎}, {𝑏}, {𝑎, 𝑏}} : adalah power set dari {𝑎, 𝑏} .
Dengan relasi “ ⊇ “. Contoh tersebut adalah contoh yang sering digunakan
untuk Lattice yang bounded, berkomplemen, dan distributif.
Aljabar Boolean (𝐵 , + ,∗ , ′, 1 , 0) dengan 𝐵 dan relasi diatas adalah ...
Jawab :
+ : “Gabungan atau ∪”
∗ : “Irisan atau ∩”
′ : “Komplemen Himpunan atau c ”
1 : {𝑎, 𝑏}
0 : {∅}
Contoh5 :
Contoh perkalian dasar :
𝑥𝑦′𝑧 , 𝑥′𝑦𝑧 , 𝑥𝑧′ , dsb
Contoh yang bukan perkalian dasar :
𝑥𝑦𝑥′𝑧 (karena didalam perkaliannya muncul literal bersamaan dengan
komplemennya yaitu 𝑥 dan 𝑥′), atau
𝑥𝑦𝑥𝑦 (karena didalam perkaliannya muncul literal yang diulang yaitu 𝑥
dan 𝑦 muncul 2 kali).
Contoh6 :
𝑥′𝑧 terkandung dalam 𝑥′𝑦𝑧. Tapi 𝑥′𝑧 tidak terkandung dalam 𝑥𝑦′𝑧 (karena
𝑥′ bukan literal di 𝑥𝑦′𝑧.
Prime Implikan
Suatu perkalian dasar 𝑃 disebut prime implikan dari suatu ekspresi
Boolean 𝐸 jika 𝑃 + 𝐸 = 𝐸. Tapi perkalian dasar lain yang terkandung
dalam 𝑃 tidak mempunyai sifat seperti itu.
Contoh9 :
Misal 𝐸 = 𝑥𝑦′ + 𝑥𝑦𝑧′ + 𝑥′𝑦𝑧′. Tunjukkan bahwa 𝑥𝑦′ adalah prime
implikan untuk 𝐸.
Jawab :
𝑥𝑦 ′ + 𝐸 = 𝑥𝑦 ′ + 𝑥𝑦 ′ + 𝑥𝑦𝑧 ′ + 𝑥′𝑦𝑧′
= 𝑥𝑦 ′ + 𝑥𝑦𝑧 ′ + 𝑥′𝑦𝑧′ (Pakai Aksioma B5)
𝑥𝑦 ′ + 𝐸 = 𝐸 , syarat pertama bahwa 𝑃 + 𝐸 = 𝐸 terpenuhi (dalam hal ini,
𝑃 = 𝑥𝑦′).
Minimal dnf dari suatu ekspresi 𝑬 adalah bentuk dnf yang paling
sederhana dan ekuivalen dengan 𝐸. Disinilah muncul kegunaan prime
implikan :
Teorema
Minimal dnf dari ekspresi Boolean 𝐸 adalah penjumlahan dari beberapa
prime implikan untuk 𝐸.
Metode Konsensus
Misal 𝑃1 , 𝑃2 adalah perkalian dasar sedemikian sehingga tepat satu
variabel muncul sebagai komplemennya (misal sebut saja 𝑥𝑘 ), munculnya
pada salah satu dari 𝑃1 dan 𝑃2 . Maka yang dikatakan konsensus 𝑄 dari 𝑃1
dan 𝑃2 adalah perkalian (tanpa pengulangan) dari literal 𝑃1 dan 𝑃2 , tetapi
sesudah 𝑥𝑘 dan 𝑥𝑘 ′ dihilangkan.
Contoh10 :
𝑥𝑦𝑧′𝑠 dan 𝑥𝑦′𝑡 mempunyai konsensus 𝑥𝑧′𝑠𝑡.
𝑥𝑦′ dan 𝑦 mempunyai konsensus 𝑥
Contoh12 :
Misal 𝐸 = 𝑥𝑦𝑧 + 𝑥 ′ 𝑧 ′ + 𝑥𝑦𝑧 ′ + 𝑥 ′ 𝑦𝑧 ′ + 𝑥 ′ 𝑦 ′ 𝑧 + 𝑥′𝑦𝑧′
Tentukan semua prime implikan dan tentukan minimal dnf untuk 𝐸 dengan
menggunakan metode konsensus !