Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ida Nur Safitri

NIM : 041711535012
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis (Akuntansi)
1. Siapakah yang bertanggung jawab atas kesalahan Laporan Keuangan pada suatu
Perusahaan yang sudah di audit oleh Akuntan Publik ?
2. Lalu apakah Akuntan Publik lain boleh membetulkan/memperbaiki suatu Laporan
Keuangan yang telah resmi keluar pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
tanpa persetujuan Akuntan Publik sebelumnya ?
3. Apakah peran dan tanggung jawab Akuntan Manajemen dalam suatu pelaksanaan
Audit Perusahaan ?
Jawab !
1. Pada dasarnya yang bertanggungjawab atas kesalahan Laporan Keuangan pada suatu
perusahaan yang sudah diaudit adalah pihak dari perusahaan itu sendiri yaitu lebih
tepatnya Dewan Direksi Perusahaan, karena pihak Manajemen Perusahaan yang
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusam atau orang-orang yang dapat
memengaruhi kebijakan atas entitas yang diaudit memiliki tanggung jawab penuh
terhadap penyajian Laporan atau informasi Keuangan Perusahaan tersebut. Namun
bila ditelisik lebih lanjut AKP juga bisa mendapatkan permasalahan atas kesalahan
tersebut, karena AKP dianggap tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, tidak
bisa melaksanakan auditnya dengan baik karena hasil akhir dari Laporan Keuangan
yang sudah diaudit masih terdapat kesalahan. Hal ini bisa menimbulkan multitafsir,
mengapa bisa begitu, karena AKP dinggap ada kerjasama gelap dengan pihak internal
Perusahaan karena tetap mengaudit Laporan Keuangan yang terdapat kesalahan di
dalamnya. Jika AKP dalam menjalankan tugasnya dengan baik maka AKP telah
melanggar kode etik yang ada dalam profesi keuaditan dan juga menyalahi standart
hal ini berakibat AKP akan mendapat persoalan hukum. Persoalan ini juga akan
berbalik kepada pihak perusahaan, apabila pihak perusahaan tidak menyajikan
informasi dengan benar atau membubuhkan unsur penipuan di dalamnya tentu saja
pihak perusahaan juga akan terjerat dengan hukum yang ada. Namun, jika memang
pihak AKP tidak mengetahui karena mereka hanya sebatas memberikan opini tas data
dan juga informasi yang mereka terima. Jadi terdapat dua kemungkinan di dalam
persoalan ini. Akan tetapi tetap saja, kesalahan ini kembali pada inti dasar yaitu
kesalahan yang lebih dominan terdapat pada Perusahaan, jadi dapat dikatakan pihak
Perusahaan memiliki tanggung jawab lebih besar atas kesalahan yang terjadi pada
Laporan Keuangan.
2. Tidak boleh, karena jika ada seorang Akuntan Publik ingin memperbaiki suatu
Laporan Keuangan yang sudah resmi keluar maka akuntan tersebut harus mengadakan
perikatan dengan Akuntan sebelumnya. Akuntan publik tidak diperkenankan
menerima perikatan atestasi yang jenis atestesi dan periodenya sama dengan perikatan
akuntan yang lebih dahulu ditunjuk oleh klien, kecuali apabila perikatan tersebut
dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundanganundangan atau peraturan yang
dibuat oleh badan yang berwenang. Jika auditor diminta untuk mengaudit dan
melaporkan laporan keuangan yang sebelumnya telah diaudit dan dilaporkan
(selanjutnya disebut dengan pengauditan kembali), auditor yang sedang
mempertimbangkan untuk menerima perikatan pengauditan kembali juga disebut
auditor pengganti, dan auditor yang sebelumnya melaporkan laporan keuangan
tersebut juga disebut auditor pendahulu. Sebagai tambahan komunikasi yang
dijelaskan auditor pengganti harus menyatakan tujuan permintaan keterangan adalah
untuk memperoleh informasi tentang apakah auditor pengganti dapat menerima
perikatan untuk melaksanakan pengauditan kembali. Jika auditor pengganti menerima
perikatan pengauditan kembali, ia dapat mempertimbangkan informasi yang diperoleh
dari permintaan keterangan kepada auditor pendahulu dan review yang dilakukan
terhadap laporan serta kertas kerja auditor pendahulu di dalam merencanakan
pengauditan kembali. Namun, informasi yang diperoleh dari permintaan keterangan
tersebut dan review yang dilakukan atas laporan dan kertas kerja auditor pendahulu
tidak cukup dipakai sebagai basis untuk menyatakan pendapat. Sifat, saat, dan luasnya
pekerjaan audit yang dilaksanakan dan kesimpulan yang dicapai dalam pengauditan
kembali semata-mata merupakan tanggung jawab auditor pengganti yang
melaksanakan pengauditan kembali tersebut. Auditor pengganti harus merencanakan
dan melaksanakan pengauditan kembali berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Peran akuntan manajemen dalam suatu Perusahaan merupakan salah satu peran
pendukung. Akuntan manajemen membantu orang-orang yang bertanggung jawab
melaksanakan tujuan dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab langsung pada
tujuan dasar organisasi disebut posisi lini. Sedangkan, posisi yang mendukung dan
tidak bertanggung jawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut sebagai
posisi staf. Manajer lini adalah orang yang membuat kebijakan dan keputusan yang
berpengaruh terhadap produksi. Melalui penyediaan dan penginterpretasian informasi
akuntansi, akuntan manajemen dapat memiliki masukan penting dalam berbagai
kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan akuntansi biaya. Controller, kepala
bagian akuntansi, mengawasi semua departemen akuntansi. Karena perannya yang
penting dalam operasi suatu organisasi, controller sering dipandang sebagai anggota
dari tim manajemen puncak dan diikutsertakan dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Sebagai kepala bagian akuntansi, controller bertanggung
jawab terhadap kebutuhan akuntansi, baik secara internal maupun eksternal.
Tanggung jawab tersebut dapat mencakup pertanggungjawaban langsung kepada
pemeriksaan internal mengenai pengertian audit, pengertian akuntansi keuangan,
pengertian akuntansi biaya, dan akuntansi perpajakan. Selain itu ada beberapa hal
penting yang dihasilkan oleh Akuntan Manajemen, yaitu :
 Menghasilkan informasi keuangan untuk kepentingan manajemen atau pihak
internal perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Informasi tersebut dibutuhkan manajemen sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan dan menilai hasil yang telah dicapai. Misalnya untuk
Departemen Produksi, manajer di bagian produksi akan membutuhkan data
akuntansi manajemen mengenai rincian biaya produksi, berapa harga
pokoknya, sampai informasi detail mengenai harga produk per unit. Akuntansi
manajemen nantinya juga bisa digunakan sebagai panduan perencanaan
operasional terkait berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk
produksi inti dan berapa banyak biaya overhead yang sekiranya harus
dibayarkan demi menunjang operasional tersebut.
 Mengidentifikasi,mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam bentuk
suatu laporan keuangan yang sistematis, transparan dan detail.
Ini memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
manajemen yang menggunakan suatu informasi tersebut di mana titik
sentralnya bagi pihak-pihak dalam suatu organisasi perusahaan. Misalnya
kalkulasi biaya produk, kalkulasi biaya suatu kegiatan, kalkulasi biaya suatu
departemen
 Untuk menyajikan suatu laporan sebagai satu kesatuan usaha.
Untuk kepentingan pihak internal dalam rangka menjalankan proses
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai