Anda di halaman 1dari 13

BAB  I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan
dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang nyata.
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita
dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang
dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut.
            Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk
system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala
penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga
dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena kelainan
jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa yang
harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan. Untuk hal tersebut
perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus
yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung
mempunyai tanggung jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan
tentang fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan kehamilannya
yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian kontrasepsi ataupun
tindakan sterilisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kehamilan
            Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan.
            Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
            Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7
sampai 9 bulan
B. Diagnosa Kehamilan
            Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tertentu yang diperoleh melalui
riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.
1.      Tanda Dugaan Hamil
a.       Amenorea (tidak datng haid).
b.      Payudara tegang
c.       Mengidam (ingin makanan khusus)
d.      Mual muntah pagi hari (morning sickness)
e.       Hipersalivasi
f.       Konstipasi
g.      Pigmentasi kulit
2.      Tanda Kemungkinan Hamil
a.       Pembesaran rahim dan perut
b.      Pada pemeriksaan dijumpai
-          T hegar
-           T chadwik
-          T discasek
-          Teraba ballotement
c.       Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
3.      Tanda Pasti Hamil
a.       Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.
b.      Pemeriksaan USG
c.       Terdengar denyut jantung janin.
C. Penyakit Yang Mempengaruhi Kehamilan
            Jika seorang wanita mengidap penyakit bawaan atau penyakit tertentu yang cukup
serius, harus waspada dan berhati-hati dalam menghadapi kehamilan. Dengan perawatan dan
pengobatan yang teratur, umumnya kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Walaupun
demikian, risiko munculnya sesuatu yang tidak diinginkan dapat saja terjadi. Beberapa
penyakit yang perlu mendapat perhatian khusus jika diidap oleh wanita hamil diuraikan
berikut ini:
1.      Penyakit jantung pada kehamilan
            Kehamilan dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada individu yang
bersangkutan. Kehamilan akan memberatkan penyakit jantung. Sebaliknya, penyakit jantung
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, lain halnya
pada kehamilan dengan jantung yang normal. Tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Jika seorang wanita hamil mengidap penyakit
jantung akan terjadi perubahan-perubahan berikut:
a.       Meningkatnya volume jantung, yang dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, lain menetap. Kondisi ini bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan tubuh ibu dan janin yang dikandungnya.
b.      Jantung dan diafragma (sekat rongga dada) terdorong ke atas karena pembesaran rahim.
            Dengan demikian. cukup jelas bahwa kehamilan dapat memperberat penyakit jantung.
Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi. Keluhan-
keluhan yang sering muncul adalah:
•         cepat merasa lelah,
•         jantung berdebar-debar
•         sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis),serta
•         bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
            Untuk mengatasinya, lakukan perawatan yang ketat selama kehamilan, persalinan,
dan setelah melahirkan. Persalinan hendaknya dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang
memadai.
2.       Tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kehamilan
            Seorang wanita dapat mengidap tekanan darah tinggi sebelum dirinya hamil atau
muncul ketika hamil. Artinya, kehamilan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, seperti
munculnya kelainan preeklampsia (keracunan kehamilan) yang dibarengi dengan edema
(bengkak), dan keruhnya air seni karena mengandung protein yang cukup banyak. Penyebab
utama tekanan darah tinggi saat hamil adalah tekanan darah tinggi esensial dan penyakit
ginjal.
-          Tekanan darah tinggi esensial
            Tekanan darah tiggi esensial disebabkan faktor keturunan, lingkungan, dan emosi
yang labil. Biasanya pada kehamilan lebih dari 30 minggu, sekitar 30% ibu hamil akan
mengalami kenaikan tekanan darah, tetapi tanpa menunjukkan adanya gejala. Selain itu,
sekitar 20% ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah, bisa disertai dengan keruhnya air
seni (air seni mengandung protein) dan edema (bengkak). Kenaikan tekanan darah ini dapat
disertai dengan keluhan sakit kepala, nyeri ulu hati (epigastrium), mual, muntah, dan
gangguan penglihatan.
-          Tekanan darah tinggi karena penyakit ginjal
            Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh adanya
peradangan-peradangan pada beberapa bagian ginjal yang akut atau kronis. Biasanya,
peradangan ini akan disertai dengan meningkatnya suhu badan dan gangguan buang air kecil.
Untuk mengatasinya, wanita hamil dianjurkan untuk istirahat yang cukup, dapat
mengendalikan emosi, dan jangan bekerja terlalu berat.
            Konsumsilah makanan yang tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak, dan
rendah garam. Selain itu, lakukan perawatan yang intensif selama kehamilan, persalinan atau
setelah melahirkan.
            Lakukan pengobatan terhadap penyakit tekanan darah tingginya sesuai dengan
anjuran dokter.
3. Penyakit paru-paru pada kehamilan
            Umumnya, penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan, juga
setelah persalinan, kecuali jika penyakit yang diderita tidak terkontrol, tambah berat, disertai
dengan sesak napas.
            Selama kehamilan fungsi paru-paru sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Dalam hal ini akan terjadi proses pertukaran CO2 dan 02 antara ibu dan
janinnya. Gangguan fungsi paru-paru yang cukup berat akan mengakibatkan gangguan pada
pertumbuhan janin.
            Penyakit paru-paru yang harus diperhatikan adalah TBC paru-paru pada fase aktif,
asma yang berat, dan radang paru-paru.
-          TBC paru-paru
            TBC paru-paru sangat jarang diturunkan dari ibu kepada anaknya. Yang harus
diperhatikan adalah jika bayi telah lahir, ibu yang mengidap TBC paru-paru yang aktif perlu
diisolasi. Bayinya harus segera diberi vaksin BCG dan dipisahkan selama 6-8 minggu.
Setelah hasil test mantoux positif (test kekebalan terhadap TBC), bayi boleh didekatkan
kepada ibunya. Hal ini untuk menghindari tertularnya penyakit setelah melahirkan. Bayi yang
baru dilahirkan sangat mudah tertular oleh penyakit.
-          Asma bronchial
            Asma bronchial merupakan penyakit keturunan. Selama kehamilan, penyakit ini bisa
berkurang atau bertambah. Untuk menghindari bertambah parahnya penyakit. hindarilah
kemungkinan terjadinya infeksi pernapasan dan upayakan tekanan emosional tetap stabil.
-          Radang paru-paru (pneumonia)
            Radang paru-paru sering terjadi pada kasus-kasus berat seperti eklampsia, proses
persalinan lama, dan sesudah operasi. Penyakit ini perlu diketahui dan diobati sedini mungkin
karena kondisi penyakit yang berat dapat membahayakan jiwa ibu dan janinnya. Selain itu,
penyakit inipun dapat menyulitkan proses persalinan.
4. Beberapa penyakit darah pada kehamilan
a. Anemia
            Wanita hamil dikatakan mengidap penyakit anemia jika kadar hemoglobin (Hb) atau
darah merahnya kurang dari 10 gram %. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika
hemoglobinnya kurang dari 6 gram % disebut anemia gravis. Jumlah normal hemoglobin
wanita hamil adalah 12-15 gram % dan hemotokritnya adalah 35-54 %. Sebaiknya,
pengawasan terhadap hemoglobin dan hematokrit dilakukan pada semester I dan trimester III
Pada trimester I dan III pengenceran darah sudah mencapai puncaknya. Umumnya, penyebab
anemia adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam makanan yang dikonsumsi,
penyerapan yang kurang baik (malabsorpsi), kehilangan darah yang banyak (pada haid-haid
sebelumnya), serta penyakit-penyakit kronik (seperti TBC paru-paru, cacing usus, dan
malaria).
            Jika seorang wanita hamil mengidap anemia, kemungkinan terjadinya keguguran
(abortus), lahir prematur, proses persalinan yang lama, dan lemasnya kondisi sang ibu dapat
terjedi. Setelah lahir, penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan dan shock akibat dari
melemahnya kontraksi rahim.
            Jika wanita hamil mengidap anemia. pengaruhnya dapat terjadi di awal kehamilan,
yaitu terhadap hasil pembuahan (janin, plasenta, darah). Hasil pembuahan membutuhkan zat
besi yang jumlahnya cukup banyak untuk membentuk butir-butir darah merah dan
pertumbuhan embrio. Pada bulan ke 5—6, janin membutuhkan zat besi yang semakin besar.
Jika kandungan zat besi (hemoglobin) ibu kurang maka terjadinya abortus, kematian janin
dalam kandungan atau waktu lahir, lahir prematur, serta terjadi cacat bawaan tidak dapat
dihindari.
            Berikut ini diuraikan beberapa tipe penyakit anemia yang sering diderita selama
kehamilan:
-          Anemia defisiensi besi, disebabkan oleh kurangnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi.
-          Anemia megaloblastik, disebabkan oleh kurangnya asupan asam folik. Anemia ini muncul
akibat dari malnutrisi dan infeksi yang menahun (kronik). Anemia hipoplasti, disebabkan
oleh menurunnya fungsi sumsum tulang dalam membentuk sel darah merah baru.
-          Anemia hemolitik, disebabkan proses pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembentukkannya.
            Beberapa gejala yang timbul akibat penyakit anemia adalah adanya kelainan-kelainan
bentuk sel darah merah, lelah, lemah, serta gejala kelainan pada organ-organ vital. Untuk
mengatasinya, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan protein, juga sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin.
b. Hipo dan afibrinogenemia
            Hipo dan afibrinogenemio adalah kelainan pembekuan darah karena kekurangan zat
fibrinogen (zat pembeku). Penyakit ini disebabkan oleh solusio plasenta (ari-ari yang lepas
sebagian sebelum waktunya), kematian janin dalam rahim, masuknya air ketuban (yang
mengandung gumpalan lemak) ke dalam pembuluh darah, perdarahan yang cukup banyak,
missed abortion (kematian hasil pembuahan yang berkepanjangan), eklampsia (kejang pada
kehamilan), dan abortus yang terinfeksi. Jika fibrinogen (zat pembekuan darah) dalam darah
berkurang cukup banyak maka perdarahan akan sulit untuk dihentikan. Kondisi ini dapat
mengakibatkan kematian. Penanganan penyakit ini tergantung pada keadaan penderita dan
faktor penyebabnya. Jika perlu, dokter akan mengangkat rahim untuk menyelamatkan
jiwanya.
c. Iso-imunisasi
            Iso-imunisasi adalah proses pembentukkan zat-zat penangkal (aglutinin/antibodi)
antigen yang berasal dari orang lain. Entrosit ibu yang mengandung antigen masuk ke dalam
tubuh janin yang tidak memiliki antigen. Akibatnya, akan terbentuk benda-benda penangkis
(antibodi) dalam tubuh janin terhadap antigen. Apabila antibodi bertemu dengan antigen
maka eritrosit yang mengandung antigen akan diserang sehingga terjadi aglutinasi
(penggumpalan darah) dan hemolisis (pemecahan darah). Penyakit hemolitik pada janin yang
disebabkan oleh iso-imunisasi disebut eritroblastosis fetalis.
            Biasanya, anak pertama lahir dalam keadaan sehat. Anak-anak berikutnya akan
mengalami iso-imunisasi yang menyebabkan bayi lahir mati atau lahir hidup, lalu meninggal
pada hari-hari pertama setelah kelahirannya.
            Penyebabnya adalah antagonisme rhesus/ ABO dan defisiensi enzim (G6PD). Untuk
menanganinya harus disesuaikan dengan keadaan bayi. Biasanya, dilakukan transfusi darah,
atau transfusi tukar darah. Selanjutnya dilakukan pencegahan dengan cara memberikan
pengobatan suntikan antiRhoGam pada ibu 72 jam setelah persalinan untuk menangkal sel
darah bayi yang masuk ke ibu.
5. Penyakit saluran pencernaan pada kehamilan
            Umumnya, keluhan saluran pencernaan merupakan gejala awal hamil muda. Keluhan
saluran pencernaan selama kehamilan diuraikan berikut ini:
a. Mulut
-          Hipersalivasi (ptialismus)
            Air liur keluar lebih banyak dari biasanya, sering disertai dengan mual dan muntah.
Gejala ini akan hilang setelah trimester I.
-          Gingivitis dan epulis
            Gusi menjadi lunak, bengkak, kemerahan, dan mudah berdarah sewaktu menggosok
gigi. Peradangan molar bisa terjadi jika kebersihan rongga molar tidak dijaga. Gunakan obat
kumur jika diperlukan.
-          Caries gigi
            Caries gigi adalah gigi yang berlubang dan rusak. Gigi yang rusak dapat
memperburuk nafsu makan sehingga konsumsi kalsium menjadi kurang. Sebaiknya, gigi
yang rusak segera dikonsultasikan ke dokter gigi untuk mencegah terjadinya infeksi.
b. Perosis (heartburn)
            Perosis adalah keluhan sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri dada yang disebabkan
oleh terjadinya regurgitasi isi lambung yang asam ke bagian bawah saluran pencernaan.
Dengan bertambah usia kehamilan. keluhan ini akan hilang sedikit demi sedikit. Cara
mengatasinya, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan porsi kecil dan
lebih sering. Kalau perlu minum obat antasida (penetal zat asam) dan tidurlah dengan Posisi
setengah duduk.
c. Gastritis (peradangan lambung)
            Keluhan hamil muda sering disangka gastritis karena gejalanya hampir sama, yaitu
nyeri ulu hati, mual, muntah, tidak mampu makan, dan menjadi kurus.
6. Penyakit hati pada kehamilan
            Penyakit hati disebabkan oleh virus hepatitis A atau B. Virus ini akan mengakibatkan
terjadinya penyakit hepatitis infeksiosa. Pada wanita hamil, penyakit ini biasanya bertambah
parah karena terjadinya kerusakan sel-sel hati yang meluas sehingga akan menyebabkan rasa
sakit yang sangat hebat dan meningkatkan angka kematian ibu dan janinnya. Gejala dari
penyakit ini adalah berkurang nafsu makan, demam, mual, muntah, nyeri ulu hati, kuning,
dan pembesaran hati. Untuk mengatasinya, penderita dianjurkan untuk berkonsultasi dengan
dokter.
7. Penyakit infeksi pada kehamilan
            Kehamilan sering terjadi bersamaan dengan infeksi. Infeksi ini dapat mempengaruhi
kehamilan. Sebaliknya, kehamilan dapat memperberat infeksi. Berikut ini diuraikan tentang
jenis-jenis infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital (cacat bawaan).
a. Infeksi virus
            Pengaruh infeksi virus terhadap kehamilan tergantung pada kemampuan virus untuk
melewati placenta. Ada tiga jenis vims yang menyebabkan kecacatan pada bayi, yaitu
Rubella, Sitomegaiouirus, dan Herpes virus hominis.
-          Rubella
            Serangan virus ini akan mengakibatkan kelainan bawaan pada janin. Jika virus ini
menyerang pada trimester I, kecacatan janin akan terjadi sebesar 30%- 50%. Jika virus ini,
menyerang pada trimester II, kecacatan janin akan terjadi sebesar 6,8%. Jika virus ini
menyerang pada trimester III, kecacatan janin akan terjadi sebesar 5.3%. Umumnya, organ
tubuh janin yang mengalami kecacatan adalah mata, jantung, telinga, dan susunan saraf pusat.
-          Sitomegalovirus
            Serangan virus ini akan menyebabkan cacat janin pada bagian kepala, mata, kaki, dan
kelainan darah.
-          Herpes virus hominus
            Serangan virus ini akan menyebabkan kematian janin dalam rahim. Jika bayinya lahir
akan ditemukan gelombang-gelombang pada kulit badan atau mata dan selaput lendir mulut.
b. Infeksi oleh penyakit kelamin
-          Syphilis
            Gejala awal yang muncul adalah terjadinya luka pada alat kelamin. Kondisi sering
tidak sadari oleh wanita. Gejala selanjutnya akan timbul tonjolan kulit yang lebar dengan
permukaan licin, basah, berwarna putih atau kelabu, dan sangat infeksius karena mengandung
kuman syphilis yang jumlahnya banyak.
-          Gonorrhoea (GO)
            Penyakit ini dapat menimbulkan peradangan pada alat kelamin bagian dalam.
Keluhannya berupa keputihan yang jumlahnya banyak dan sulit/merasa sakit saat buang air
kecil.
-          Trichomoniasis vaginalis
            Keluhan yang muncul adalah keputihan yang disertai rasa gatal pada alat kelamin.
Biasanya, diikuti dengan perlukaan di daerah mulut rahim dan peradangan kronis pada leher
rahim.
-          Candidiasis
            Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang dapat hidup dalam rongga mulut, usus, paru-
paru, serta alat kelamin luar dan dalam. Keluhannya berupa rasa gatal pada daerah kelamin
luar dan dalam, disertai atau tanpa keputihan. Kadang-kadang, terasa panas dan nyeri sesudah
buang air kecil atau rasa nyeri waktu bersetubuh.
-          Condylomata acuminata
            Condylomata acuminata adalah jenis tumbuhan yang tumbuh pada kulit dan selaput
lendir alat kelamin menyerupai jengger ayam jago. Tumbuhan ini berbentuk tonjolan-
tonjolan kecil. Kadang-kadang, berkumpul menjadi besar dengan permukaan yang kasar dan
berwarna gelap.
-          Herpes genitalia
            Herpes genitalia disebabkon oleh herpes symplex tipe-2 (HSV-2). Gejalanya timbul
sekitar 6-8 hari setelah terinfeksi dalam bentuk luka pada alat kelamin. Awalnya, luka
tersebut berupa bintik merah yang terasa pedih, bergerombol menjadi lepuh-lepuh kecil berisi
cairan yang di dalamnya mengandung virus. Jika lepuhan menjadi nanah dan pecah akan
menjadi luka dangkal yang nyeri. Pada tahap ini, herpes dapat ditularkan karena luka ini
berisi berjuta-juta partikel virus. Umumnya, HSV-2 mengakiibatkan gejala sakit kepala, nyeri
otot, demam, pembengkakkan pada kelenjar getah bening, nyeri membakar saat buang air
kecil, dan keluarnya cairan dari alat kelamin.
-          HIV dan AIDS
            Penularan HIV (Human Immun Deficiency Virus) bisa terjadi akibat hubungan
seksual dengan orang yang terinfeksi HIV, tercemar oleh darahnya, transfusi darah yang
mengandung HIV atau memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV. Adanya HIV
dalam tubuh akan menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh atau hilang sama sekali
sehingga akan mempermudah penyakit-penyakit lain menyerang tubuh yang lemah.
Kumpulan dari gejala-gejala penyakit itulah yang disebut dengan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Selama kehamilan, persalinan maupun menyusui, HIV dapat
ditularkan oleh ibu terhadap bayinya.
            Masuknya HIV ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah dan menyerang sistem
kekebalan tubuh. Serangan pertama setelah terinfeksi HIV adalah timbulnya gejala-gejala
mirip flu, seperti lemas, demam, sakit kepala, nyeri otot, napas makin memburuk, mual,
kelenjar membengkak, dan timbulnya bercak di kulit. Gejala ini akan hilang dalam beberapa
minggu. Umumnya, orang yang tertular HIV akan bebas gejala selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun sehingga gejala ini dianggap flu biasa. Beberapa bulan berikutnya gejala yang
muncul akan bertambah dan tidak hilang, seperti munculnya keringat di malam hari. demam
dan diare yang berkepanjangan, dan terjadinya penurunan berat badan yang tidak diketahui
penyebabnya. Jika hal ini terus berlangsung kesadaran penderita akan menurun dan kematian
pun tidak bisa dihindari. Orang yang tertular HIV, tetapi tidak menunjukkan adanya gejala
disebut carier HIV (pembawa penyakit).
c. Infeksi bakteri
-          Typhus abdominalis
            Penyakit ini akan memperburuk keadaan ibu saat hamil maupun setelah melahirkan.
Infeksi ini akan menyebabkan angka kematian janin sebesar 75%. Penanganan kasus ini
dapat dilakukan oleh ahli penyakit dalam, misalnya dilakukan pencegahan dengan
memberikan vaksinasi terhadap ibu hamil. Selain itu, setelah melahirkan ibu tidak dianjurkan
menyusui bayinya jika sedang terinfeksi bakteri.
-          Kolera
            Gejala utamanya adalah muntah, mencret, demam, serta kekurangan cairan dan
elektrolit. Penyakit ini dapat menyebabkan abortus atau lahir prematur. Untuk mengatasinya,
jika ibu mengalami diare dan muntah harus dirawat dan diobati secara intensif melalui
pemberian cairan pengganti.
•         Infeksi ginjal dan saluran kemih pada kehamilan
            Ginjal dan saluran kemih dapat terinfeksi bersamaan secara akut maupun kronis. Pada
infeksi ginjal dan saluran kemih yang akut terjadi gejala-gejala sebagai berikut:
•         Panas badan yang tinggi disertai menggigil.
•         Nyeri pinggang yang terkena infeksi atau di bagian atas symphysis
•         Nyeri saat buang air kecil dan produksi air seni berkurang.
•         Nyeri kepala, mual sampai muntah, dan nafsu makan berkurang.
            Infeksi ini mudah terjadi pada wanita karena posisi saluran kemih dan anus (sebagai
sumber infeksi) berdekatan. Saat hamil, air seni yang keluar sering tersisa sehingga terjadinya
infeksi kandung kemih mudah terjadi. Rahim yang membesar terdorong ke kanan dan
menekan saluran kemih bagian kanan. Akibatnya, terjadi timbunan air seni yang
mempermudah terjadinya inteksi ginjal, disertai gejala panas yang tinggi. Gejala ini akan
mengakibatkan kontraksi otot rahim. Kontraksi otot rahim dapat mengakibatkan abortus, bayi
lahir prematur, dan memudahkan infeksi pada bayi. Selain itu selama kehamilan daya tahan
tubuh ibu akan menurun sehingga akan memperberat penyakit ini.
d. Infeksi protozoa
•         Malaria
            Gejala penyakit ini berupa panas yang tinggi, disertai menggigil. Penyakit sangat
mempengaruhi kehamilan karena dapat menyebabkan hal-hal berikut:
•         Pecahnya butir sel darah merah yang dapat mengakibatkan terjadinya anemia dan
mengganggu proses penyaluran dan pertukaran nutrisi ke arah janin. Akibatnya, pertumbuhan
dan perkembangan janin terhambat
•         Infeksi plasenta, yang dapat menghalangi pertukaran dan penyaluran nutrisi ke janin.
•         Panas badan tinggi, yang dapat merangsang terjadi kontraksi otot rahim.
            Jika penyakit malaria tidak ditangani secara intensif dapat mengakibatkan terjadinya
abortus, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan lebih rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilannya, serta kematian janin. Untuk mengatasinya, penyakit harus diobati
dengan segera agar prognosa (nilai kesembuhannya) lebih baik bagi ibu dan janinnya.
Pencegahan malaria pada bayi harus dilakukan karena kekebalannya hanya berlangsung
selama 3 bulan. Setelah itu, bayi perlu diberi obat antimalana dalam bentuk sirup selama 6
bulan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Kehamilan adalah persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma yang bukan
merupakan peristiwa yang terpisah tetapi ada sesuatu rangkaian kejadian yang
mengelilinginya. Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar, atau 9 bulan
kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari. Lamanya kehamilan dihitung dari hari pertama
periode menstruasi terakhir ( aturan Nagele sebagai berikut : tambahkan tujuh pada hari
pertama periode menstruasi terakhir (PMT), bulan PMT dikurangi tiga bulan dan tambahkan
satu pada tahun PMT).
            Penyakit yang mempengaruhi kehamilan
1.      Penyakit jantung pada kehamilan
2.      Tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kehamilan
3. Penyakit paru-paru pada kehamilan
4. Penyakit darah pada kehamilan
5. Penyakit saluran pencernaan pada kehamilan
6. Penyakit hati pada kehamilan
7. Penyakit infeksi pada kehamilan
B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang mempelajarinya.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta : Nuha
Medika
Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,volume 1. Jakarta : EGC.
Yulaikhah, Lily. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai