9
SISTEM PERNAPASAN
Tujuan Pembelajaran :
Gambar 1.2 Alat respirasi manusia
B. Mekanisme Pernapasan
Proses bernapas pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar.
Bernapas secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat
pernapasan, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian
menahannya beberapa saat, serta mengeluarkannya. Bernapas secara tidak sadar,
yaitu respirasi yang dilakukan tanpa perintah otak, misalnya pada saat kita tidur nyenyak
pun kita melakukan pernapasan.
Bernapas adalah pengambilan udara pernapasan masuk kedalam paru-paru
(inspirasi) dan pengeluarannya (ekspirasi). Inspirasi dan ekspirasi ini berlangsng lima
belas sampai delapan belas kali setiap menit. Proses tersebut diatur oleh otot-otot
diafragma dan otot antar tulang rusuk. Kerja otot-otot tersebutlah yang dapat mengatur
volume ruang dada, memperbesar ataupun memperkecil menurut kehendak kita. Proses
bernapas selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Arah reaksi tersebut ke kiri bila terjadi di jaringan tubuh, dan ke kanan bila di jaringan
paru-paru.
Hemoglobin akan mengangkut O2 ke jaringan tubuh kemudian berdifusi masuk ke
sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, O 2 digunakan untuk proses
respirasi di dalam mitokondria sel. Semakin banyak O2 yang digunakan oleh sel-sel
tubuh, maka semakin banyak CO2 yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut
menyebabkan tekanan partial CO2 atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi
dibandingkan PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Oleh karenanya CO2 dapat
berdifusi dari sel-sel tubuh ke dalam kapiler vena sel-sel tubuh, kemudian akan di bawa
oleh eritrosit menuju ke paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO 2 dari kapiler vena
menuju alveolus. Proses tersebut terjadi karena tekanan parsial CO 2 pada kapiler vena
lebih tinggi dari pada tekanan parsial CO2 dalam alveolus.
Bila pengangkutan O2 terutama dilaksanakan oleh Hb, maka pengangkutan CO2
dilakukan oleh plasma darah. CO 2 dapat larut dengan baik di dalam plasma darah dan
membentuk asam karbonat:
Akibat terbentuknya asam karbonat tersebut, pH darah menurun sampai 4,5, karena
H2CO3 sebagai suatu senyawa yang labil akan mengurai dan meningkatkan kadar ion H+
darah :
Jadi CO2 diangkut oleh darah dalam bentuk ion HCO3ˉ. Proses pengangkutan dengan
pengubahan secara bolak-balik dari CO2 menjadi H2CO3 dan sebaliknya dipercepat oleh
enzim karbonat anhidrase.
CO2 dalam eritrosit akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat yang
dapat menyebabkan darah bersifat asam. Darah yang bersifat asam dapat melepaskan
banyak O2 ke dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh yang memerlukannya. Reaksi
pembentukan asam karbonat adalah sebagai berikut:
Akibat tebentuknya asam karbonat, pH darah menjadi asam yaitu sekitar 4.5, keasaman
tersebut dinetralkan oleh ion-ion Natrium (Na +) dan Kalium (K+) dalam darah.
D. Volume dan Kapasitas Paru-Paru
Volume udara respirasi pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada ukuran
paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada orang dewasa, volume paru-
paru berkisar antara 5 – 6 liter yang terdiri dari:
1. Volume Tidal (VT). Volume udara tidal adalah volume udara hasil inspirasi atau
ekspirasi pada setiap kali bernapas normal.Volume udara tidal bervariasi
tergantung pada tingkat kegiatan seseorang. Pada kondisi tubuh istirahat, volume
udara tidal sebanyak kira-kira 500 mililiter pada rata-rata orang dewasa muda, dan
besarnya akan meningkat bila kegiatan tubuh meningkat. Dari 500 mililiter udara
tidal yang dipernapaskan pada kondisi istirahat tersebut hanya 350 mililiter saja
yang dapat sampai di alveolus, sedang yang 150 mililiter mengisi ruang yang
terdapat pada saluran respirasi (disebut ruang rugi).
2. Volume Cadangan Inspirasi (VCI), adalah volume udara yang dapat dihisap
dengan kekuatan inspirasi yang lebih kuat setelah volume tidal dilakukan, pada
keadaan normal sebanyak kira-kira 3000 mililiter.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE), adalah volume udara ekstra yang dapat
dikeluarkan (dihembuskan) dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal,
pada keadaan normal sebanyak kira-kira 1000 mililiter.
4. Volume Residu (VR), yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-
paru setelah ekspirasi kuat, kira-kira sebanyak 1500 mililiter.
Dalam menguraikan proses respirasi terkadang diperlukan penyatuan dua atau
lebih jenis-jenis volume di atas. Kombinasi dari jenis-jenis volume itu disebut kapasitas
paru-paru.Beberapa jenis kapasitas paru-paru sebagai berikut.
1. Kapasitas Inspirasi (KI), sama dengan volume tidal ditambah dengan volume
cadangan inspirasi. Kapasitas inspirasi merupakan jumlah udara yang dapat
dihirup oleh seseorang mulai ekspirasi normal dan mengembangkan paru-parunya
sampai jumlahnya maksimum (kira-kira 3500 ml).
2. Kapasitas Residu Fungsional (KRF), sama dengan volume cadangan ekspirasi
ditambah dengan volume residu. Besarnya kapasitas residu fungsional adalah
udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2500
ml).
3. Kapasitas Vital (KV), sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah
dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Kapasitas vital ini adalah
jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah
terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan
sebanyak-banyaknya (kira-kira 4500 ml).
4. Kapasitas total paru-paru, adalah volume maksimum dimana paru-paru dapat
dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa atau sama dengan
kapasitas vital ditambah dengan volume residu (kira-kira 6000 ml).
KI = VT + VCI
KRF = VCE + VR
KV = VCI + VT + VCE
Dengan:
VT = volume tidal
VCI = volume cadangan inspirasi
VCE = volume cadangan ekspirasi
VR = volume residu
KI = kapasitas inspirasi
KRF = kapasitas residu fungsional
KV = kapasitas vital
E. Faktor yang Mempengaruhi Respirasi
Cepat-lambatnya manusia melakukan respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut.
1. Umur, bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi respirasi
menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang digunakan lebih sedikit
dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan
relatif lebih sedikit.
2. Jenis Kelamin, pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi,
sehingga memerlukan oksigen yang lebih banyak dari pada perempuan.
3. Suhu Tubuh, manusia memiliki suhu tubuh yang konstan (berkisar antara 36- 37
0
C) karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan cara
meningkatkan laju metabolisme. Jika suhu tubuh turun, maka tubuh akan
meningkatkan metabolismenya, sehingga kebutukan akan oksigen meningkat.
4. Aktifitas, posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja.
Misalnya pada saat berlari, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang
dibutuhkan lebih banyak dan laju respirasi pun akan meningkat dibandingkan pada
saat orang berdiri.
F. Gangguan Pernapasan pada Manusia
Gangguan pada Saluran Respirasi
1. Disebabkan oleh Infeksi
Faringitis, merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri
pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering.
Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga
disebabkan banyak merokok
Dipteri, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diptherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada
rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan
bakteri tersebut. Bila racun dipteri menyebar melalui aliran darah, maka hal
ini akan merusak selaput jantung, demam, kelelahan, dan kadang-kadang
lumpuh dan seringkali menimbulkan kematian.
Bronkitis, adalah radang selaput lendir pada trakea dan saluran
bronkial.Gejalanya adalah batuk-batuk, demam, sakit di bagian dada.
2. Tidak disebabkan oleh infeksi
Rinitis, adalah radang membran mukosa pada rongga hidung menyebabkan
bengkak dan mengeluarkan banyak lendir (sekresi).Peradangan ini
disebabkan oleh alergi terhadap sesuatu benda atau suasana.
Asma, adalah gangguan pada sistem pernapasan dengan gejala sukar
bernapas ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus menyebabkan
kesukaran bernapas.Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivitas
bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara.
Gangguan pada alveolus
1. Disebabkan oleh Infeksi
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya berisi cairan
dan eritrosit yang berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah bakteri
Pneumoniae . Penyakit ini dimulai dengan infeksi dalam alveolus, yaitu membran
paru-paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan
eritrosit masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian, alveolus terinveksi oleh cairan
dan eritrosit. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus lain sehingga dapat
meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
Tuberkolosis (TBC). Merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi
yang paling sering adalah paru-paru dan tulang.
2. Tidak disebabkan oleh infeksi
Emfisema paru-paru, adalah suatu kondisi dimana alveoli menjadi luas secara
berlebihan, mengakibatkan penggelembungan paru-paru yang berlebihan sehingga
terdapat udara yang berlebihan di dalam paru-paru.
Asfiksi, adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau gangguan
penggunaan oksigen oleh jaringan disebabkan terganggunya fungsi paru-paru,
pembuluh darah maupun jaringan tubuh. Misalnya pada orang tenggelam
menyebabkan alveolus terisi air. Gangguan lain adalah keracunan
Karbonmonooksida karena hemoglobin (Hb) mengikat karbonmonoksida (CO)
sehingga pengangkutan oksigen (O2) dalam darah berkurang.
Hipoksia, adalah kekurangan oksigen di dalam jaringan. Bila cukup berat, hipoksia
dapat menyebabkan kematian sel-sel, Asidosis, disebabkan meningkatnya kadar
asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah menyebabkan terganggunya
respirasi.
Sianosis. Adalah kebiruan pada kulit disebabkan karena jumlah hemoglobin
deoksigenisasi yang berlebihan di dalam pembuluh darah kulit, terutama dalam
kapiler.
RANGKUMAN
UJI KOMPETENSI 2
UMPAN BALIK
Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini.Hitunglah jawaban yang benar.Kemudian, gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.
Arti tingkat penguasaan:
90 % – 100 % = baik sekali
80 % – 89 % = baik
70 % – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar selanjutnya.Bagus!Jika masih di bawah 80 %, Anda harus
mengulangi materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI 2
1. d ( pada trakea lapisan bersilia berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam
udara agar tidak masuk ke dalam paru-paru)
2. a (hasil dari berkontraksinya otot antar tulang rusuk ialah volume rongga dada
membesar dan terjadi inspirasi
3. b (hasil difusi udara di dalam Alveolus akan dikeluarkan melalui bronkiolus lalu
bronkus lalu trakea selanjutnya laring dan ke hidung untuk penghembusan nafas
keluar tubuh)
4. c (proses ekspirasi berlangsung pada saat otot antar tulang rusuk berelaksasi
sehingga tulang rusuk turun kembali. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada
menyempit, sehingga tekanan udara dalam rongga dada meningkat dan paru-paru
mengecil, sehingga udara keluar dari paru-paru)
5. c (yang mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia adalah umur, jenis
kelamin, suhu tubuh dan aktifitas (posisi tubuh))
6. a (Epiglotis selalu dalam keadaan terbuka, dan hanya menutup jika ada makanan
yang masuk ke kerongkongan atau saat menelan)
7. c (Proses ekspirasi terjadi pada saat otot diafragma berelaksasi, sehingga diafragma
kembali melengkung. Keadaan melengkungnya diafragma mengakibatkan rongga
dada dan paru-paru mengempis, tekanan udara dalam paru-paru naik, maka udara
keluar dari paru-paru)
8. a (Volume udara tidal adalah volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi pada setiap
kali bernapas normal)
9. d (rinitis dan asma merupakan gangguan pada saluran respirasi yang tidak
disebabkan oleh adanya infeksi)
10. d (asidosis disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat
dalam darah menyebabkan terganggunya respirasi)
GLOSARIUM