Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik kebidanan Komunitas merupakan salah satu metode yang langsung
diaplikasikan pada masyarakat, sehubung terjadinya wabah virus covid-19 di
Indonesia praktik kebidanan komunitas dilakukan pada mahasiswa tingkat 4 DIV
Kebidanan Poltekkes Aceh dimana metode yang langsung diaplikasikan pada
keluarga sendiri. Dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb). Prodi D-IV Kebidanan Banda Aceh sebagai salah
satu institusi pendidikan D-IV Kebidanan telah melakukan kegiatan praktik
kebidanan. Adapun kegiatan yang dilakukan pengumpulan data, analisis data, dan
evaluasi pad masing-masing keluarga 3mahasiswa
Dari hasil data KK mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan di dapatkan beberapa
masalah KIA-SADARI (68.8%) yang tidak menggunakan teknik SADARI dari 48
orang (31.3%). SADARI merupakan dapat membantu anda melindungi diri dari
kanker payudara. Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus
terbanyak, dan menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat kanker, karena
sebagian besar pasien kanker payudara datang berobat pada stadium lanjut. Padahal,
jika terdeteksi dini dan segera diterapi, sebetulnya kanker bisa dikalahkan.
(Kemenkes, 2016)
Data yang di peroleh pada 20 KK mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan,
terdapat 48 orang. Hasil persentase yang di dapatkan bahwa sebanyak 33 orang
(68.8%) yang pernah melakukan teknik SADARI, sedangkan yang belum pernah
melakukan sama sekali sebanyak 15 orang (31.3%).
Dari hasil data KK mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan di dapatkan beberapa
masalah KIA-Pap Smear (15%) yang tidak melakukan Pap Smear dari 20 orang
(85%). Pap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat
adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviksatau porsio. Untuk mengetahui
adanya tanda-tanda awal keganasan serviks (prakanker) yang ditandai dengan adanya
perubahan pada lapisan epitel serviks (displasia) (Rasjidi, 2008).
Data yang di peroleh pada 20 KK mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan,
terdapat 20 orang. Hasil persentase yang di dapatkan bahwa sebanyak 3 orang (15%)

1
yang pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear, sedangkan yang belum pernah
melakukan pemeriksaan Pap Smear sebanyak 7 orang (85%).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan pada keluarga dan melakukan
pendokumentasian secara SOAP dan secara kasus yang ditemukan pada keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat melakukan pengkajian data subjektif pada ibu yang tidak
melakukan teknik SADARI.
b. Untuk melakukan pengkajian objektif pada ibu yang tidak melakukan teknik
SADARI.
c. Untuk dapat menegakkan analisa data pada ibu yang tidak melakukan teknik
SADARI.
d. Untuk dapat melakukan penatalaksanaan berdasarkan analisa data pada ibu
yang tidak melakukan teknik SADARI.

C. Manfaat
1. Bagi Keluarga
Membantu meningkatkan derajat kesehatan Keluarga melalui program intervensi
untuk Keluarga lebih menjaga kesehatan dan pola hidup yang benar.
2. Bagi masyarakat
Menambah wawasan masyarakat tentang kondisi kesehatan di wilayah setempat
Menambah Informasi tentang penatalaksanaan masalah kesehatan di masyarakat.
3. Bagi Institusi pendidikan
Merupakan tempat untuk pencapaian kompetensi mahasiswa sesuai dengan
kurikulum pendidikan pada prodi D-IV kebidanan Banda Aceh, sebagai sarana
promosi institusi pendidikan kebidanan kepada masyarakat
Dan salah satu bentuk pengabdian masyarakat.

2
BAB II
HASIL KEGIATAN

A. Data Demografis
1. Jumlah KK : 20 KK
2. Jumlah Rumah : 19 Rumah
3. Jumlah Penduduk : 90 Jiwa
4. Jumlah Perempuan : 53 Jiwa
5. Jumlah Laki-laki : 37 Jiwa
6. Jumlah PUS :7 Jiwa
7. Jumlah WUS :34 Jiwa
8. Jumlah Bayi : 0Jiwa
9. Jumlah Balita : 3Jiwa
10. Jumlah Remaja :27 Jiwa
11. Jumlah Lansia : 14 Jiwa
12. Jumlah Bumil : 1 Jiwa

B. Hasil Pendataan
1. Tabel Distribusi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur dan Jenis Kelamin Keluarga Tahun 2020.
Total Penduduk
No UMUR Laki-laki Perempuan Total
f % f % f %
1 0-11 Bulan 0 0.0 0 0.0 0 0.0
2 1-5 Tahun 2 5.4 1 1.9 3 3.3
3 6-10 Tahun 2 8.1 1 1.9 3 3.3
4 11-15 Tahun 3 24.3 3 5.7 6 6.7
5 16-20 Tahun 8 21.6 6 11.3 14 15.6
6 21-25 Tahun 5 8.1 20 37.7 25 27.8
7 26-30 Tahun 3 2.7 3 5.7 6 6.7
8 31-35 Tahun 1 0.0 1 1.9 2 2.2
9 36-40 Tahun 0 0.0 0 0.0 0 0,0
10 41-45 Tahun 0 7 2 3.8 2 2.2
11 46-50 Tahun 1 2.7 5 9.4 6 6.7
12 51-55 Tahun 8 21.6 7 13.2 15 16.7
13 55-60 Tahun 2 5.4 2 3.8 4 4.4
14 >60 Tahun 2 5.4 2 13.8 4 4.4
  Total 27 100.0 53 100.0 90 100.0

3
Tabel 1menunjukkan jumlah pendudukberjumlah 90 orangberdasarkan
umur yang paling terbanyak adalahusia 21-25 tahun yaitu20orang perempuan
(37.7%) dan usia 5 orang laki-laki (13.5%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat pendidikanPenduduk Tahun 2020.


No Pendidikan f %
.
1. SD 9 10.0
2. SMP 10 11.1
3. SLTA 44 48.9
3. Pendidikan Tingggi 23 25.6
4. Belum dan Tidak Sekolah 4 4.4
Jumlah 90 100%

Tabel 2 menunjukkan dari total pendidikan penduduk, tingkat


pendidikan tertinggi adalah pendidikan sekolah menengah atas sebanyak 44
orang (48.9%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kepala Keluarga Tahun 2020.


No Kelompok Pekerjaan f %
.
1. PNS 10 5.0
2. Swasta 1 5.0
3. Wiraswasta 4 20.0
4. Petani 2 10.0
5. Honor 2 10.0
6. Tidak Bekerja 1 5.0
Jumlah 20 100%

Tabel3 menunjukkanmayoritas Pekerjaan keluarga adalah PNS (5.0%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Penggunaan Buku KIA dalam Masa Kehamilan


Tahun2020.
No Memiliki Buku KIA f %
1 Ada 1 100
2 Tidak Ada 0 0.0
Jumlah 1 100%

Tabel4 menunjukkan 1 ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan


menggunakan Buku KIA.

4
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kunjungan ANC tahun 2020.
No Kunjungan ANC f %
1 K1 1 100
2 K2 0 0.0
3 K3+ 0 0.0
Jumlah 1 100%

Tabel 5 menunjukkan bahwa 1 orang ibu hamil yang melakukan


kunjungan ANC (K1) ibu hamil (100%).

Tabel 6. Distribusi Tempat pemeriksaan KehamilanTahun 2020.


No Tempat Pemeriksaan f %
1 Nakes 1 100
2 Dukun 0 0.0
Jumlah 1 100%

Tabel6 menunjukkan 1 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan


kehamilan ke nakes.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tempat Pemeriksaan Kehamilan Tahun 2020.


No Tempat Pemeriksaan f %
.
1. Polindes 0 0.0
2. Puskesmas 0 0.0
3. Rumah Sakit 1 100
4. Praktik Mandiri Bidan 0 0.0
5. Praktek Dokter SPOG 0 0.0
Jumlah 1 100%

Tabel 7 menunjukkan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan di


Rumah Sakit.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Selama Hamil Tahun


2020.
No Kepatuhan Konsumsi Fe f %
1 Patuh 1 100
2 Tidak Patuh 0 0.0
Jumlah 1 100%

Tabel8 menunjukan ibu hamil patuh dalammengkonsumsi tablet fe.

5
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Imunisasi TT Ibu HamilTahun 2020.
No Imunisasi TT f %
1 TT 1 1 0.0
2 TT 2 0 100
3 TT 3 + 0 0.0
Jumlah 1 100%

Tabel9 menunjukkan 1 ibu hamiltelah melakukan penyuntikan TT 1.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Status Anemia Ibu HamilTahun 2020.


No Status Anemia f %
.
1. Tidak Anemia (≥11 gr/%) 1 100.0
2. Anemia Ringan (10-10.9 gr%) 0 0.0
3. Anemia Sedang (7.0-9.9 gr%) 0 0.0
4. Anemia Berat (<7.0 gr %) 0 0.0
Jumlah 1 100%

Tabel 10 menunjukkan 1 orang ibu hamilyang tidak mengalami anemia


dengan kadar Hb≥ 11 gr/dL.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Ibu hamil Keluarga Tahun 2020.

No. Tekanan Darah f %


1. Normal (˂120/80 mmHg) 1 100
2. prehipertensi (12-139/80-90 mmHg) 0 0.0
3. Hipertensi derajat 1 (140-159/90-99 0 0.0
mmHg)
4. Hipertensi derajat 2 (≥160/≥100 mmHg) 0 0.0
Jumlah 1 100 %

Tabel11 menunjukkan ibu hamiltekanan darah dalam batas normal.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan Terakhir Tahun 2020.


No Jarak Kehamilan f %
.
1. <2 tahun 1 100
2. ≥2 tahun 0 0.0

Jumlah 1 100%

Tabel 12 menunjukkan Jarak Kehamilan ibu hamil<2 tahun.

6
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Akseptor KB Tahun 2020.
No Akseptor KB f %
.
1. Akseptor 3 37.5
2. Non Akseptor 5 62.5
Jumlah 8 100%

Tabel 13 menunjukkan dari 8 orang Pasangan usia subur (PUS)


terdapat 3 orang yang menjadi akseptor KB (37.5%), yang tidak menggunakan
KB sebanyak 5 orang (62.5%).

Tabel 14.Distribusi Frekuensi Jenis Kontrasepsi Pilihan Tahun 2020.


No. Jenis Kontrasepsi f %
1. Kondom 0 0.0
2. Pil 0 0.0
3. Suntikan 2 66.7
4. AKBK/Implan 0 4.0
5. AKDR/IUD 1 33.3
6 MOW/MOP 0 0.0
7. Tidak Ada 0 0.0
Jumlah 3 100 %

Tabel 14 menunjukkan jenis alat kontrasepsi yangdigunakan oleh


akseptor kbadalah suntikan sebanyak 2 orang (66.7%) dan IUD 1 orang
(33.3%).
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Umur 0-60 Bulan Tahun 2019.

No. Indikator Status Gizi f %

Tabel 18 1. (BB/TB atau Gemuk 0 0.0


BB/PB) Normal 3 100
Kurus 0 0.0
Sangat Kurus 0 0.0
Jumlah 6 100%
2. Status Gizi TB/U Tinggi 0.0
Atau PB/U Normal 0 100.0
Pendek 0.0
3
Sangat Pendek 0.0
0
0
Jumlah 3 100 %

7
Tabel 15 menunjukkan status gizi anak umur 0-60 bulan berdasarkan
pengukuran status gizi TB/U atau PB/U, didapatkan 3 balita pemeriksaan
dalam batas normal.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Lingkar kepala Anak usia 0-72 bulan Tahun 2019.
No Klasifikasi f %
.
1. Makrosefali 0 0
2. Normal 3 100.0
3. Mikrosefali 0 0
Jumlah 3 100 %

Tabel 16 menunjukkan Lingkar Kepala anak usia 0-72 bulanyang


berjumlah 3 balita semuanya memiliki lingkar kepala normal.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Tahun 2019.
No Intepretasi f %
.
1. Sesuai Umur 4 100
2. Meragukan 0 0
3. Penyimpangan 0 0
Jumlah 4 100 %

Tabel 17 menunjukkan hasil deteksi penyimpangan perkembangan


anak Sesuai dengan Umur.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Wanita yang Melakukan SADARI Tahun 2020
No Intepretasi f %
.
1. Melakukan 33 68.8
2. Tidak Melakukan 15 31.3
Jumlah 48 100 %

Tabel 18 menunjukan hasil dari 48 wanita yang tidak melakukan sadari


adalah 15 orang (31.3%)
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Wanita yang Melakukan Pemerikaan Pap Smear
Tahun 2020
No Intepretasi f %
.
1. Melakukan 3 15
2. Tidak Melakukan 17 85
Jumlah 48 100 %

8
Tabel 19 menunjukan hasil dari 20 wanita yang tidak melakukan
pemeriksaan Pap Smear adalah 17 orang (85%)

C. Skoring
a) Analisis data berdasarkan hasil pendataan dan masalah SADARI yang ditemukan
di seluruh KK mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan

Masalah Data
SADARI 37.5% Pasangan usia subur yang
menggunakan Akseptor KB dan 62.5%
Pasangan usia subur yang tidak
menggunakan KB
Skoring untuk masalah teknik SADARI
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 Kemungkinan masalah 2/2x2 =2 Masalah dapat mudah


dapat diubah: diubah dengan
memberikan penkes
 Mudah (2) tentang SADARI dan
mengajarkan
bagaimana teknik
SADARI
2 Potensial masalah dapat 3/3x1 = 1 Masalah dapat
dicegah: dicegah dengan
memberikan
 Tinggi (3) pendidikan kesehatan
tentang teknik
SADARI
3 Menonjolnyamasalah : 1/2 x 1=1/2 Masalah tidak perlu
segera ditangani
 Masalah berat harus karena masyarakat
segera ditangani (1) tidak bermasalah
dengan teknik
SADARI

Jumlah 4 1/6

9
b) Analisis data berdasarkan hasil pendataan dan masalah Pap Smear yang
ditemukan di seluruh KK mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan

Masalah Data
Pap Smaer 85% ibu yang tidak pernah melakukan
pemeriksaan Pap Smaer
Skoring untuk masalah Pap Smaer
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

2 Kemungkinan 2/2x 2= 2 Masalah dapat


masalah dapat diubah mempengaruhi
kesehatan reproduksi
 Ancaman (2) ibu dan masalah
kesehatan ibu
3 Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini dapat
dapat dicegah: diubah dengan
pendidikan kesehatan
 Rendah (1) dan memberikan
konseling
4 Menonjolnya masalah ½x1=½ Karena tidak semua
wanita melakukan
 Masalah tidak perlu pemeriksaan Pap
segera ditangani (1) Smaer

Jumlah 3 1/3

D. Analisa Data
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tanggal 09 April 2020 yang
dilakukan pada KK mahasiswa tingkat 4 DIV Kebidanan didapatkan beberapa
masalah tentang kesehatan ibu dan anak, antara lain yaitu:
1. Teknik SADARI
2. Pemeriksaan Pap Smaer

Tabel Urutan Skoring:

No Masalah Scoring
1. Teknik SADARI 4 1/6
10
2. Pemeriksaan Pap Smaer 3 1/3

E. Analisa Kasus

SOAP TEKNIK SADARI

Kunjungan pertama

Hari/Tanggal :Senin, 4-11-2019

Pukul : 16:00 WIB

Tempat : Dusun Lamsedaya

S :

Ibu K berusia 44 tahun mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi


karena ibu ingin memiliki anak lagi, usia anak terakhir 2 tahun sebelumnya
ibu belum pernah memakai KB.
O :

K/U : Baik BB : 52 kg

Kesadaran : Composmentis TB : 155 cm


Tanda-tanda Vital
TD : 120/ 80 mmHg
RR : 20 x/m
N : 78 x/m
T : 36.40 C
A :
Ibu K berusia 44 tahun Non Akseptor KB, Keadaan umum ibu baik

P :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pemeriksaan dalam batas


normal.
2. Memberitahu ibu dampak bagi ibu yang usia berisiko tetapi tidak
menggunakan KB seperti:

11
a. Ibu dengan usia berisiko umur tetapi tetap hamil dapat menyebabkan
kematian yang diakibatkan oleh perdarahan.
b. Pada bayi dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan
kematian.
3. Memberitahu ibu pendidikan kesehatan tentang KB
a. Macam-macam alat kontrasepsi
b. Kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi
c. Efek samping dari kontrasepsi
4. Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB mengingat umur ibu sudah
44 tahun dan sudah memasuki usia beresiko untuk hamil
5. Memberitahu ibu dampak dari kehamilan pada usia terlalu tua yaitu
dapat menimbulkan komplikasi pada masa kehamilan dan persalinan
6. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan

Soap Perkembangan PUS Kunjungan kedua

Hari/ tanggal : Kamis, 07-11-2019


Pukul : 16:10 WIB
Tempat : Dusun Lamsedaya
S:
Ibu K mengatakan akan menggunakan alat kontrasepsi kondom agar tidak
berpengaruh pada berat badan.
O:
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/ 70 mmHg
RR : 22 x/m
N : 80 x/m
T : 36.50 C

A :

Ibu K berusia 44 tahun Akseptor KB kondom, Keadaan ibu baik

12
P :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pemeriksaan dalam batas


normal
2. Memberitahu ibu untuk tetap menggunakan kondom saat berhubungan.
3. Memberitahu ibu manfaat mengikuti program KB yaitu :
a. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka
sehingga dapat memutuskan kapan mereka ingin hamil dan memiliki
anak
b. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi
hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat
menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium.
4. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.

Soap Perkembangan PUS Kunjungan Ketiga

Hari/ tanggal : Sabtu, 09-11-2019


Pukul : 10:30 WIB
Tempat : Dusun Lamsedaya
S:
Ibu K mengatakan menggunakan KB kondom saat berhubungan dengan
suaminya.
O:

K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 110/ 80 mmHg
RR : 20 x/m
N : 78 x/m
T : 36,40 C
A :

Ibu K berusia 44 tahun Akseptor KB kondom, Keadaan ibu baik.

P :

13
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pemeriksaan dalam batas normal.
2. Memberitahu ibu Tujuan KB yaitu :
a. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan.
b. Menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.

1.

14
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan pada 20 kepala keluarga


mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan.

A. Teknik SADARI
Hasil pendataan yang dilakukan pada mahasiswa tingkat 4 DIV Kebidanan
didapatkan dari 48 orang terdapat 33 orang yang pernah melakukan teknik
SADARI (68.8%) dan yang tidak pernah melakukan teknik SADARI sebanyak 15
orang (31.3%).
Dari hasil kuesioner mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan sebanyak 15 orang
yang tidak melakukan teknik SADARI alasan karena tidak mengetahui teknik
SADARI itu apa dan kapan dilakukan teknik tersebut dan keuntungan bagi
kesehatan.
SADARI merupakan pemeriksaanpada payudara sendiri untuk menemukan
benjolan yang abnormal (Mulyani, 2013).Selain itu Romauli (2009) menyatakan
bahwa SADARI adalah usaha atau cara pemeriksaan pada payudara secara rutin
dan sistematik yang digunakan sebagai upayauntuk screening kanker payudara.
SADARI dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
kanker payudara,sehingga bisa dilakukan pengobatan sedini mungkin dan untuk
menurunkan angka kematian akibat kanker payudara. Cara ini sangat efektif dan
efisien karena dengan melakukan SADARI secara rutin dapat menekan angka
kematian sebesar 25–30%.
Manfaat melakukan SADARI secara rutin, waktu yang tepat untuk SADARI,
orang yang harus melakukan SADARI, tahapan melakukan SADARI, keadaan
payudara yang bermasalah pada saat SADARI, dan langkah yang harus dilakukan
ketika menemukan masalah pada payudara pada saat SADARI. Metode ini
dilakukan secara dua arah, dimana responden dapat memberikan pendapat
mengenai SADARI selain itu setelah dilakukan pendidikan kesehatan SADARI
responden dapat menanyakan hal yang kurang jelas tentang penjelasan yang ada.
Setiap metode Keuntungan yang didapat dengan melakukan SADARI adalah
dapat meningkatkan harapan hidup penderitakanker payudara, karena dapat

15
terdeteksisecara dini serta metode ini dapat dilakukandengan mudah, murah, dan
sederhana. Padapemeriksaan payudara sendiri ini hampir85% benjolan abnormal
ditemukan olehpenderita sendiri melalui pemeriksaan dengan langkah yang benar
(Nisman, 2011)
Berdasarkan hasil data kuesioner dan landasan teori di atas dapat
disimpulkan bahwa teknik SADARI dapat mempengaruhi kesehatan ibu. Untuk
mengatasi hal tersebut, diberikannya konseling kepada ibu pada tanggal 20 April
2020 pendidikan kesehatan yaitu tentang teknik SADARI, Pengertian teknik
SADARI, Kelebihan dan kekurangan teknik SADARI, Efek samping dari teknik
SADARI. Setelah diberikannya pendidikan tersebut, ibu memahami tentang teknik
SADARI.

B. Pap Smaer
Hasil pendataan yang dilakukan pada mahasiswa tingkat 4 DIV Kebidanan
didapatkan dari 20 orang terdapat 3 orang yang pernah melakukan pemeriksaan Pap
Smaer (15%) dan yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap Smaer sebanyak 17
orang (85%).
Dari hasil kuesioner mahasiswa tingkat 4 DIV kebidanan sebanyak 17 orang
yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap Smaer alasan karena kurangnya
pengetahuan tentang keuntungan melakukan pemeriksaan Pap Smaer. Dan
mengganggap pemeriksaan Pap Smaer terlalu mahal biaya.
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari
leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes
yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi
kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Diananda, 2009).
Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining)
dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan
prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah
(Dalimartha, 2004). Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut
(Manuaba, 2005): a). Diagnosis dini keganasanPap Smear berguna dalam mendeteksi
dini kanker serviks, kanker korpus endo metrium, keganasan tuba fallopi, dan
mungkin keganasan ovarium. b). Perawatan ikutan dari keganasanPap Smear berguna
sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan
radiasai. c). Interpretasi hormonal wanita Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus

16
menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan
menentukan kemungkunan keguguran pada hamil muda. d). Menentukan proses
peradangan Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai
infeksi bakteri dan jamur.
Berdasarkan hasil data kuesioner dan landasan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa pemeriksaan Pap Smaer dapat mempengaruhi kesehatan ibu. Untuk mengatasi
hal tersebut, diberikannya konseling kepada ibu pada tanggal 20 April 2020
pendidikan kesehatan yaitu tentang pemeriksaan Pap Smaer, Pengertian pemeriksaan
Pap Smaer, Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan Pap Smaer, Efek samping dari
pemeriksaan Pap Smaer. Setelah diberikannya pendidikan tersebut, ibu memahami
tentang pemeriksaan Pap Smaer.

17
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan data pengkajian yang di dokumentasuikan dalam SOAP pada keluarga:
ibu hamil anemia, PUS dan ASI ekslusif didapatkan data subjektif ibu hamil
mengeluh pusing dan tidak teratur mengkonsumsi tablet fe, PUS berusia 44 tahun
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi karena ingin hamil lagi dan bayi usia 2
bulan yang sudah diberikan PMT berupa air gula karena ibu merasa produksi ASInya
kurang.
2. Berdasarkan hasil pengkajian yang di dokumentasikan dalam SOAP pada keluarga
binaan : ibu hamil anemia, PUS dan ASI ekslusif didapatkan data objektif pada ibu
hamil anemia K/U: Baik, TD: 100/60 mmHg, RR: 20x/m, N: 78x/m, T:36,0°C.
Konjungtiva: pucat, kadar Hb:10 gr/dL. PUS yang tidak menggunakan KB, K/U:
Baik, TD: 120/80 mmHg, RR: 20x/m, N: 78x/m, T:36,4°C, TB; 155 cm, BB: 52 kg.
Bayi yang tidak ASI ekslusif, K/U baik, HR: 46x/m, RR:46x/m, T: 36,5°C, BB lahir:
3.400 gr, BB sekarang: 4,5 kg, TB: 54 cm, Reflek (+).
3. Berdasarkan hasil pengkajian pada data subjektif dan objektif yang di
dokumentasikan dalam SOAP pada keluarga binaan : ibu hamil anemia, PUS dan ASI
ekslusif dapat di tegakkan assasment: G4P1A0 hamil 32 minggu dengan anemia
ringan, K/U ibu baik. Ibu K usia 44 tahun non akseptor KB, keadaan umum ibu baik,
dan Bayi usia 2 bulan 6 hari dengan tidak ASI ekslusif.
4. Planning yang diberikan pada ibu hamil anemia adalah memberitahu ibu hasil
pemeriksaan pada ibu bahwa ibu mengalami anemia ringan dengan kadar hb 10 gr/dL,
Memberitahu ibu tanda bahaya yang disebabkan jika kekurangan HB/anemia yaitu
perdarahan saat persalinan dan nifas serta dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terganggu, Memberitahu ibu cara meningkatkan HB dengan mengonsumsi tablet Fe
dan disertai dengan memakan makanan bergizi seperti sayur bayam, kacang panjang,
telur, hati, daging merah, dan menganjurkan ibu untuk minum air putih 3 liter atau 8-
10 gelas perhari, Menganjurkan ibu untuk rutin mengonsumsi teblet Fe setiap hari
dengan dosis 1x1 dibarengi dengan mengkonsumsi vit c, Memberitahu ibu efek
samping yang di timbulkan saat mengkonsumsi tablet fe yaitu BAB berwarna hitam
dan sembelit, hal tersebut merupakan efek yang wajar dan tidak berbahaya dan
menganjurkan ibu untuk mengkonsusmsi buah-buahan yang tinggi serat untuk
mengatasi sembelit, dan setelah melanjutkankan aanjuran selama 3 hari kondisi ibu

18
sudah membaik. Planning pada PUS Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
pemeriksaan dalam batas normal, Memberitahu ibu dampak bagi ibu yang usia
berisiko tetapi tidak menggunakan KB seperti: Ibu dengan usia berisiko umur tetapi
tetap hamil dapat menyebabkan kematian yang diakibatkan oleh perdarahan, Pada
bayi dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan kematian, Memberitahu ibu
pendidikan kesehatan tentang KB, Macam-macam alat kontrasepsi, Kelebihan dan
kekurangan alat kontrasepsi, Efek samping dari kontrasepsi, Menganjurkan ibu untuk
menggunakan KB mengingat umur ibu sudah 44 tahun dan sudah memasuki usia
beresiko untuk hamil, setelah melakukan intervensi selama 3 hari ibu mau
menggunaka kb. Planning pada bayi yang tidak asi ekslusif: Memberitahu ibu hasil
pemeriksaan yaitu tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, Memberitahu ibu
dampak bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif :Bertambah kerentanan terhadap
penyakit terutama infeksi, Berpengaruh pada gangguan kognitif bayi, Memberitahu
ibu manfaat Asi ekslusif bagi bayi dan ibu sendiri yaitu untuk meningkatkan
hubungan batin antara ibu dan bayi, Memberitahu ibu efek dari pemberian air gula
dan susu formula di usia <6 bulan yaitu: dapat mengurangi asupan asi dan makanan
bergizi yang dapat menganggu fungsi tubuh, dan mendapatkan kalori yang kosong,
Menganjurkan ibu untuk membawa anak ke posyandu untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan, Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan dan ibu akan
mencoba memberikan anaknya ASI ekslusif setelah melakukan intervensi selama 3
hari ibu mau memberikan kembali ASI pada bayinya tanpa memberikan makanan
tambahan apapun selama 6 bulan.

B. SARAN
1. Bagi Keluarga
Diharapkan kepada keluarga agar dapat lebih memperhatikan kesehatan setiap
anggota keluarga, ibu yang telah mendapatkan penyuluhan mengenai bahanya
Anemia pada kehamilan, Keluarga Berencana (KB) dan ASI Eksklusif. diharapkan
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari secara optimal sehingga
keluarga binaan yaitu ibu dapat memberikan ASI Eksklusif untuk anak yang
selanjutnya, ibu yang lupa atau tidak sempat mengkonsumsi tablet fe dapat setiap
hari meminumnya untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.

19
2. Bagi masyarakat
Diharapkan pada masyarakat dapat lebih proaktif dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat dengan merubah pola pikir yang salah menjadi pola pikir yang
benar bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab semua individu dalam
mansyarakat
3. Bagi Institusi
Diharapkan institusi dapat mengadakan program praktek kebidanan komunitas I
dengan lebih baik kedepannya karena program ini sangat membantu mahasiswa
dalam belajar secara nyata bagaimana menghadapi masyarakat secara langsung.
Praktik kebidanan kominitas juga membantu mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
kebidanan di masyarakat secara umum.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 dalam


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%20v2018. Pdf diakses tanggal 19 oktober 2017 pukul 17.18 WIB.
2. Kementerian Kesehatan RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. 2018
dalam http://www.kemkes.go.iddi akses tanggal 28 oktober 2019 pukul 10:00
WIB.
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil dinas Kesehatan Aceh 2017 dalam
http://dinkes.acehprov.go.id di akses tanggal 19 oktober 2019 pukul 10.45 WIB
4. Astutik, Reni Yuli. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Jawa Tmur: CV. Pustaka
Abadi.
5. Manuaba, IBG. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
6. Azwar, Saifuddin. (2008). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
7. Arum, Diah. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogjakarta: Nuha
Medika.
8. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2010-2014. Jakarta.
9. Haryono, Setianingsih S. (2014). Manfaat Asi Ekslusif Untuk Buah Hati Anda.
Yogyakarta: Gosyen Publisha.

21

Anda mungkin juga menyukai