Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan islam harus dapat menunjukkan eksistensinya


sebagai lembaga pendidikan yang mampu bersaing di era global yang akan
banyak diminati oleh pengguna lembaga pendidikan karena mampu merespon
tuntutan dan kebutuhan masyarakat secara luas. Mutu pendidikan bersifat
relatif karena tidak semua orang memiliki ukuran yang sama persis.1

Secara sederhana manajemen mutu dapat diartikan sebagai aktivitas


manajemen untuk mengelola mutu. Manajemen secara kualitas dapat
dikatakan sebagai aktivitas dari tujuan, proses, serta pengimplementasikannya
melalui alat-alat manajemen kualitas. Dalam perkembangannya dewasa ini
manajemen kualitas telah banyak diterapkan dalam seluruh aspek dalam
organisasi, sehingga pengelolaan kualitas bersifat total dan terpadu.

Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, maka sekolah harus


melaksanakan MBS yang berorientasi pada peningkatan mutu atau MPMBS.
Lulusan yang bermutu dapat dicapai dengan proses pembelajaran yang
bermutu, yaitu pembelajaran yang bepusat pada siswa.2

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ?

2. Bagaimana Peran Manajemen Berbasis Sekolah ?

3. Apa Saja Pilar-Pilar Sekolah Dengan Manajemen Berbasis Sekolah ?

1
Engkoswara Dan Aan Kosmariah, Administrasi Pendidikan,(Bandung:ALFABETA, CV,2015),
hlm.305
2
Hari Suderajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) Peningkatan Mutu
Pendidikan Melalui Implementasi KBK,(Bandung:CV. Cipta Cekas Grafika,2005), hlm.18

1
C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ?

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Manajemen Berbasis Sekolah ?

3. Untuk Mengetahui Apa Saja Pilar-Pilar Sekolah Dengan Manajemen


Berbasis Sekolah ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school-


based management”. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang
memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Menurut Edmond yang dikutip Suryosubroto merupakan alternatif
baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada
kemandirian dan kreatifitas sekolah. Nurcholis mengatakan Manajemen
berbasis sekolah (MBS) adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari
desentralisasi pendidikan.
Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
(MPMBS) dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan
otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru,
siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.3
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan satu bentuk agenda
reformasi pendidikan di Indonesia yang menjadi sebuah kebutuhan untuk
memberdayakan peranan sekolah dan masyarakat dalam mendukung
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Secara esensial
Manajemen Berbasis Sekolah menawarkan diskursus ketika sekolah tampil
secara relatif otonom, dengan tidak mereduksi peran pemerintah, terutama
dalam bidang pendanaan.
Manajemen berbasis sekolah dapat di artikan sebagai model
pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dadn tanggung jawab
yang lebih besar kepada sekolah), memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada

3
Mansoer, Pengantar Manajemen, (Jakarta: P2LPTK, 1989), hlm.91

3
sekolah, medorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah (guru,
siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh
masyarakat, ilmuwan, pengusaha), dan meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dengan otonomi tesebut, sekolah diberikan
kewenangan dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan, dan tuntunan sekolah serta masyarakat atau
stakeholder yang ada.
MBS memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Sekolah
memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam mengelolah
sekolahnya sehingga lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih
berdaya dalam mengembangkan progam-program yang tentu saja, lebih sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan/potensi yang dimiliki.4
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya Manajemen berbasis sekolah
dapat di artikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi dalam
pengambilan sebuah kebijakan atau keputusan yang dilakukan pihak sekolah
dan warga sekolah yang bertanggung jawab dan meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

B. Peran Manajemen Berbasis Sekolah

Lebih lanjut proses menajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis


sekolah (MPMPBS) meliputi:
a. Penetapan dan atau telaah tujuan sekolah
b. Review keberhasilan pelaksanaan rencana tahunan sekolah sebelumnya
c. Pengembangan prioritas kerja dan jadwal waktu pelaksanaan
d. Justifikasi program prioritas dalam kesesuaiannya dengan konteks sekolah
e. Perbaikan rencana dengan melengkapi berbagai aspek perencanaan
f. Implikasi sumber daya dalam pelaksanaan program prioritas
g. Pelaporan hasil.5

4
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Reika Aditama, 2009), hlm.47-48

4
Keberhasilan penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah
sangat ditentukan political will pemerintah dan kepemimpinan di
persekolahan. Ironisnya selama ini, political will tersebut tidak utuh sebagai
pendukung utama, demikian juga kepemimpinan di persekolahan yang
cenderung memakai pendekatan birokratis hirarkis dan bukannya demokratis.
Walaupun political will adakalanya terlihat tidak begitu utuh dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen pendidikan berbasis sekolah,
seharusya diimbangi dengan format kepemimpinan kepala sekolah yang
handal dalam memimpin persekolahan. Kepemimpinan adalah isu kunci dalam
MBS, bahkan dalam beberapa terminology Site-Based Leadership digunakan
sebagai pengganti Site-Based Management. Dalam implementasi MBS maka
diperlukan perspektif dalam keterampilan kepemimpinan baik pada tingkat
pemerintahan maupun tingkat sekolah. Dengan MBS unsur pokok sekolah
(constituent) memegang kontrol yang lebih besar pada setiap kejadian di
sekolah. Unsur pokok sekolah inilah yang kemudian menjadi lembaga
nonstruktural yang disebut dewan sekolah yang anggotanya terdiri dari guru,
kepala sekolah, administrator, orang tua, anggota masyarakat, dan murid.6
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya peran manajemen berbasis
sekolah dilakukan seorang pemimpin bagaimana keterampilannya dalam
meningkatkan sekolah tersebut. Unsur pokok sekolah inilah yang kemudian
menjadi lembaga nonstruktural yang disebut dewan sekolah yang anggotanya
terdiri dari guru, kepala sekolah, administrator, orang tua, anggota masyarakat,
dan murid.

C. Pilar-Pilar Sekolah Dengan Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam pembentukan suatu kebijakan tidak lepas dari dasar atau pilar
dimana dasar atau pilar berlandasan untuk meningkatkan kebijakan agar
terealisasi dengan baik.

5
Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi menuju
Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.91
6
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2003), hlm.42

5
Tujuh pilar MBS yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan,
hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah.

1. Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Berbasis Sekolah

Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah


pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi
kurikulum dan pembelajaran di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-
prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran disekolah


dikembangkan dengan:

a. Model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada standart proses.

b. Melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik,


memotivasi, mendorong, kreativitas.

c. Tujuan agar peserta didik mencapai pola fikir dan bebas berfikir
sehingga dapat melakukan aktivitas intelektual.

d. Pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses


belajar.

Ruang lingkup manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis


sekolah meliputi :

a. Implementasi kurikulum

b. Penyusunan kalender pendidikan

c. Pembagian tugas mengajar dan penyusunan jadwal mengajar

d. Proses pembejaran mulai dari perencanaan sampai penilaian

e. Penyusunan aturan akademik

6
f. Penentuan beban belajar

g. Pemilihan strategi pakem

h. Pengawasan dan evaluasi serta pelaporan

Setiap guru bertanggung jawab atas mutu kegiatan pembelajaran


untuk setiap mata pembelajaran yang diampunya mulai dari metode yang
digunakan, fasilitas yang digunakan agar menunjang peingkatan mutu
pembelajaran dan kurikulum berbasis sekolah.

2. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah

Manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah pengaturan


peserta didik yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan peserta didik di
sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi
manajemen berbasis sekolah.

Dalam meningkatkan mutu peserta didik kita harus mengetahui


Ruang lingkup manajemen peserta didik berbasis sekolah meliputi :

a. Pendataan calon peserta didik

b. Penerimaan peserta didik baru

c. Pengenalan sekolah

d. Pengelompokan peserta didik

e. Penyelengaraan proses pembelajaran

f. Pembinaan karakter peserta didik

g. Penyelenggaraan layanan khusus

h. Pengawasan evaluasi dan pelaporan

7
Disamping itu juga ada penambahasan khusus dalam peningkatan
mutu peserta didik yang diterima:

a. Memberikan layanan konseling kepada peserta didik

b. Melaksanakan kegiatan ekstra dan kurikuler untuk para peserta didik

c. Melakukan pembinaan prestasi unggulan

d. Melakukan pengecekan terhadap alumni

3. Manajemen Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Berbasis Sekolah

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan berbasis sekolah


adalah pengaturan pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan
mengevaluasi program kegiatan yang terkait dengan pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
implementasi manajemen berbasis sekolah.

Sekolah perlu mengupayakan peningkatan mutu sekolah dengan :

a. Promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas


kemanfaatan, kepatutan, dan keprofesionalisme

b. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan

c. Penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan

d. Mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi keposisi lain

Ruang lingkup Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan


berbasis sekolah meliputi :

a. Perencanaan kebutuhan

b. Rekrutmen

c. Pembinaan dan pengembangan

8
d. Pemberian motivasi

e. Rotasi kerja

f. Pemberhentian

g. Pengawasan evaluasi kinerja dan pelaporan

4. Manajemen Sarana Dan Prasarana Berbasis Sekolah

Manajemen sarana dan prasarana berbasis sekolah adalah


pengaturan sarana dan prasarana yang meliputi kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan
sarana dan prasarana di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
implementasi manajemen berbasis sekolah.

Program peningkatan mutu sekolah dengan Manajemen sarana dan


prasarana berbasis sekolah yaitu :

a. Merencanakan memenuhi dan memberdayagunakan sarana dan


prasarana pendidikan

b. Mengevaluasi dan melakukan pemiliharaan sarana dan prasarana agar


tetap berfungsi mendukung proses pendidikan

c. Melengkapi fasilitas pembelajaran

d. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas

e. Pemeliharaan semua fasilitas fisik

Ruang lingkup Manajemen sarana dan prasarana berbasis sekolah


meliputi :

a. Analisis kebutuhan dan perencanaan

b. Pengadaan

c. Inventarisasi

9
d. Pendistribusian dan pemanfaatan

e. Pemeliharaan

f. Penghapusan

g. Pengawasan evaluasi dan pelaporan

5. Manajemen Pembiayaan Berbasis Sekolah

Manajemen pembiayaan berbasis sekolah adalah pengaturan


pembiayaan yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan pembiayaan di
sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi
manajemen berbasis sekolah.

Dalam peningkatan mutu sekolah kita harus mengetahui


bagaimana proses pengelolaan Manajemen pembiayaan berbasis sekolah
yaitu :

a. Sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola

b. Penyusunan dan perencanaan anggaran serta penggalangan dana diluar


dana investasi dan operasional

c. Kewenangan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam membelanjakan


anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya

d. Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan


anggaran untuk dilaporkan kepada komite sekolah serta institusi
diatasnya

Ruang lingkup Manajemen pembiayaan berbasis sekolah meliputi :

a. Penyusuan rencana kerja sekolah/RKS, rencana kerja jangka


menengah/RKJM, rencana kerja tahunan/RKT

b. Penyusunan rencana kerja dan anggaran sekolah/RKAS

10
c. Penggalian sumber-sumber

d. Pembukuan

e. Penggunaan sesuai peraturan perundangan

f. Pengawasan evaluasi dan pelaporan

6. Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat Berbasis Sekolah

Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat berbasis sekolah


adalah pengaturan hubungan sekolah dan masyarakat yang meliputi
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan
mengevaluasi program kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat,
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen
berbasis sekolah.

Dalam peningkatan mutu sekolah dalam Manajemen hubungan


sekolah dan masyarakat berbasis sekolah yaitu dengan cara sekolah
melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola
pendidikan. warga sekolah dilibatkan dalam pengelolaan akademik dan
masyarakat pendukung sekolah dilibatkan dalam pengelolaan non
akademik. Setiap sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang
relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan.

Ruang lingkup Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat


berbasis sekolah meliputi :

a. Analisis kebutuhan

b. Penyusunan program

c. Pembagian tugas pelaksana

d. Pelaksanaan kegiatan

e. Pengawasan evaluasi dan pelaporan

11
7. Manajemen Budaya Dan Lingkungan Berbasis Sekolah
Manajemen budaya dan lingkungan berbasis sekolah adalah
pengaturan budaya dan lingkungan yang meliputi kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan
budaya dan lingkungan sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
implementasi manajemen berbasis sekolah.
Dalam peningkatan mutu sekolah dengan Manajemen budaya dan
lingkungan berbasis sekolah yaitu dengan menciptakan iklim sekolah.
Sekolah menetapkan tata tertib yang berisikan :
a. Tata tertib siswa dan tenaga kependidikan
b. Petunjuk, larangan maupun peringatan dalam berperilaku disekolah
Ruang lingkup Manajemen budaya dan lingkungan berbasis
sekolah meliputi :
a. Perencanaan program
b. Sosialisasi program
c. Pelaksanaan program
d. Pengawasan, evaluasi dan pelaporan.7
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya pilar manajemen berbasis
sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah yaitu kurikulum dan pembelajaran,
peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan
sekolah.

BAB III
7
Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,2014), hlm.12-20

12
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen berbasis sekolah dapat di artikan sebagai model


pengelolaan yang memberikan otonomi dalam pengambilan sebuah kebijakan
atau keputusan yang dilakukan pihak sekolah dan warga sekolah yang
bertanggung jawab dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peran manajemen berbasis sekolah dilakukan seorang pemimpin
bagaimana keterampilannya dalam meningkatkan sekolah tersebut. Unsur
pokok sekolah inilah yang kemudian menjadi lembaga nonstruktural yang
disebut dewan sekolah yang anggotanya terdiri dari guru, kepala sekolah,
administrator, orang tua, anggota masyarakat, dan murid.
Pilar manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah
yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dan
masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah.

B. Saran

Kami sadar makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu kami harap kritik dan saran dari Bapak/Ibu dosen serta teman-teman untuk
lebih baiknya makalah ini. Kami menyarankan kepada kita semua untuk
mempelajari dan memahami. Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Sekolah agar kita mengetahui lebih dalam tentang materi
ini.

DAFTAR PUSTAKA

13
Engkoswara. Administrasi Pendidikan. Bandung:ALFABETA, CV,2015.

Ibrahim, Bafadal. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi


menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Mansoer. Pengantar Manajemen. Jakarta: P2LPTK, 1989.

Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo, 2003.

Rohiat. Manajemen Sekolah. Bandung: Reika Aditama, 2009.

Suderajat Hari. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)


Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK. Bandung:CV.
Cipta Cekas Grafika,2005.

Triwiyanto. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara,2014.

14

Anda mungkin juga menyukai