Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SATRIA RIZKI WIBISONO

NIM : 12030119410046
ANGKATAN : 41 (Kelas JSM)

KASUS SIMULATOR SIM


KRONOLOGI
Kasus simulator SIM dimulai ketika Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia
(PT ITI) Sukotjo S Bambang yang membeberkan masalah ini. Perusahaan yang dipimpinnya
digandeng untuk membuat simulator SIM oleh PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT
CMMA), perusahaan pemenang tender proyek itu di Korlantas Polri.Berdasarkan keterangan
Bambang, PT CMMA memenangi proyek simulator kemudi sepeda motor dan mobil itu
senilai Rp 196,87 miliar. Masing-masing untuk motor sebanyak 700 unit senilai Rp 54,453
miliar dan mobil 556 unit senilai Rp 142,415 miliar. Sedangkan, PT CMMA membeli alat-
alat itu ke PT ITI dengan harga total Rp 83 miliar.’ Pada tahun 2011 Korlantas POLRI
mengadakan proyek simulator SIM. Tender proyek dilakukan pada Februari 2011
dimenangkan oleh PT CMMA (Citra Mandiri Metalindo Abadi) yang dimiliki oleh Budi
Santoso.Karena PT CMMA tidak memiliki kemampuan menyusun dokumen mengikuti
tender maka Budi Santoso meminta bantuan pada Sukotjo S Bambang sebagai Direktur PT
ITI (Inovasi Teknologi Indonesia) selaku rekan bisnis untuk membuat dokumen
tersebut.Berdasarkan kesepakatan PT CMMA yang memenangkan tender namun PT ITI
yang mengerjakan proyek ini, yang mana PT.ITI sebagai subkontraktor karena PT CMMA
tidak mempunyai Riding simulator dan driving simulator.

Pada bulan Juli 2011 pengawas lapangan menilai PT ITI tidak dapat mengerjakan
proyek ini dan proyek ini diambil alih. Pada Januari 2012 Sukotjo S Bambang melaporkan
kejanggalan kasus ini ke KPK karena merasa ditipu dan dimanfaatkan , menurut Bambang “
PT CMMA memenangi proyek simulator kemudi sepeda motor dan mobil itu senilai Rp
196,87 miliar. Masing-masing untuk motor sebanyak 700 unit senilai Rp 54,453 miliar dan
mobil 556 unit senilai Rp 142,415 miliar. Sedangkan, PT CMMA membeli alat-alat itu ke PT
ITI dengan harga total Rp 83 miliar . PT CMMA itu menang tender proyek simulator
Korlantas. Itu sudah disetting sejak awal. Padahal mereka tak pernah punya pengalaman
menggarap proyek itu, Erick ( Kuasa hukum Bambang  ) menambahkan, ada empat peserta
pesaing tender dalam proyek itu. Namun semua hanya pelengkap saja. Dalam tender, Ketua
Primer Koperasi Polisi (Primkoppol) Korlanrtas AKBP Teddy Rusmawan ditunjuk sebagai
ketua tim pengadaan. Akhirnya harga disepakati simulator motor Rp 77,79 juta per unit dan
mobil Rp 256,142 juta per unit. Tapi itu mahal banget, ke klien saya, PT CMMA bayar Rp
42,8 juta motor dan mobil Rp 80 juta per unit. Untungnya lebih dari 100 persen.

Pada pertengahan Juni 2011, Bambang malah dilaporkan ke polisi oleh Dirut PT
CMMA berinisial BS karena dituduh gagal memenuhi target proyek. Sejak awal, Bambang
memang menyatakan tidak sanggup memenuhi, namun dia tetap diminta memproduksi alat
itu. Pada bulan Januari 2012 KPK memulai penyelidikan dan mengumpulkan bukti terkait
dengan suap terhadap POLRI dan menemukan dugaan Mark Up harga simulator untuk
proyek ini, kerugian Negara ditaksir Rp 90 milliar-100 milliar.
Pada tanggal 1 Agustus 2012 KPK menetapkan mantan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo
sebagai tersangka beserta wakil korlantas Brigjen Didik Purnomo, Direktur PT CMMA Budi
Santoso dan Sukotjo S Bambang Dirut PT.ITI sebagai tersangka. KPK menjerat Djoko
dengan pasal 2 dan pasal 3 UU 31/1999 tentang pemberantasan korupsi terkait
penyalahgunaan wewenang dan memperkaya diri sendiri.
SKEMA FRAUD KASUS SIMULATOR SIM
Skema yang digunakan tersangka dalam kasus tersebut adalah skema korupsi. Korupsi
adalah salah satu bentuk kecurangan dengan menyalahgunakan kewenangan jabatan atau
kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Maka dari itu pelaku korupsi ini biasanya merupakan
orang – orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi untuk
kepentingan pribadi dalam hala ini adalah untuk memperkaya diri sendiri. Skema korupsi
“Simulator SIM” melibatkan Irjen Pol Djoko Susilo yang ketika itu menjabat sebagai
Kakorlantas Polri, beserta pejabat Polri lainnya dengan PT Citra Mandiri Metalindo Abadi
(PT CMMA) sebagai perusahaan pemenang tender proyek simulator SIM serta PT Inovasi
Teknologi Indonesia (PT ITI) selaku perusahaan yang digandeng untuk membuat simulator.
Djoko Susilo resmi menjadi tersangka dalam kasus pengadaan ini, KPK menjerat Djoko
dengan pasal 2 dan pasal 3 UU 31 V 1999 tentang pemberantasan korupsi terkait
penyalahgunaan wewenang dan memperkaya diri sendiri. Skema korupsi dalam kasus
“Simulator SIM” ini dibagi menjadi dua sub skema yaitu skema penyuapan dan skema konflik
kepentingan, sebagai berikut :

a. Skema Penyuapan (bribery)


Adalah bentuk korupsi dalam bentuk suap, penawaran, pemberian, penerimaan atau
permohoanan sesuatu dengan tujuan untuk mempengaruhi pembuat keputusan dalam
membuat keputusan bisnis. Adapun alasannya adalah PT Citra Mandiri Metalindo
Abadi itu menangkan tender proyek simulator Korlantas, sudah di setting / diatur
sejak awal. Jadi penyuapan ini dengan tujuan untuk mempengaruhi pembuat
keputusan yaitu Irjen Pol Djoko Susilo dalam mengambil keputusan untuk
memenangkan PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) dari empat peserta
pesaing tender dalam proyek simulator SIM. Dalam tender, Ketua Primer Koperasi
Polisi (Primkoppol) Korlantas AKBP Teddy Rusmawan ditunjuk sebagai ketua tim
pengadaan. Padahal PT Citra Mandiri Metalindo Abadi tak pernah punya pengalaman
menggarap proyek itu. Berdasarkan keterangan Bambang, PT Citra Mandiri
Metalindo Abadi memenangi proyek simulator kemudi sepeda motor dan mobil itu
senilai Rp 196,87 miliar. Jadi penyuapan dilakukan untuk mempengaruhi keputusan
dalam hal ini keputusan untuk mengatur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi
memenangkan tender proyek simulator SIM. Kemudian keuntungan dari adanya
proyek tersebut dibagikan kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya kepada
pejabat polri.
b. Skema Konflik Kepentingan
Yang merupakan pertentangan kepentingan terjadi ketika karyawan, manajer, dan
eksekutif perusahaan memiliki kepentingan pribadi terhadap transaksi yang
mengakibatkan dampak kurang baik terhadap organisasi. Pada pertentangan Juni
2011, Bambang selaku pemilik PT ITI dilaporkan ke polisi oleh bos PT CMMA
berinisial BS konflik ini terjadi karena Bambang dituduh gagal memenuhi, namun dia
tetap diminta memproduksi alat itu. Sebelumnya PT ITI merupakan perusahaan yang
diajak bekerjasama oleh PT CMMA untuk menangani proyek simulator SIM. Polres
Bandung dengan dugaan penipuan dan penggelapan. Saat ini, Bambang meringkuk di
tahanan Kebon Waru, Bandung. Kasusnya masih berjalan di tahapan kasasi.
Bambang juga sudah berkali – kali diperiksa KPK terkait kasus yang melibatkan
mantan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo ini. Berdasarkan pemaparan diatas konflik
kepentingan terjadi antara Bos PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA)
sebagai perusahaan pemenang tender proyek simulator SIM dengan PT Inovasi
Teknologi Indonesia (PT ITI) selaku perusahaan yang digandeng untuk membuat
simulator yang berujung pelaporan kepada pihak berwajib atas dasar bos PT Citra
Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) dengan dugaan penipuan dan penggelapan.
Bambang dituding gagal memenuhi target proyek. Padahal sejak awal, Bambang
memang menyatakan tidak sanggup memenuhi, namun dia tetap diminta
memproduksi alat itu.

Anda mungkin juga menyukai