NIM : 12030119410046
ANGKATAN : 41 (Kelas JSM)
Pada bulan Juli 2011 pengawas lapangan menilai PT ITI tidak dapat mengerjakan
proyek ini dan proyek ini diambil alih. Pada Januari 2012 Sukotjo S Bambang melaporkan
kejanggalan kasus ini ke KPK karena merasa ditipu dan dimanfaatkan , menurut Bambang “
PT CMMA memenangi proyek simulator kemudi sepeda motor dan mobil itu senilai Rp
196,87 miliar. Masing-masing untuk motor sebanyak 700 unit senilai Rp 54,453 miliar dan
mobil 556 unit senilai Rp 142,415 miliar. Sedangkan, PT CMMA membeli alat-alat itu ke PT
ITI dengan harga total Rp 83 miliar . PT CMMA itu menang tender proyek simulator
Korlantas. Itu sudah disetting sejak awal. Padahal mereka tak pernah punya pengalaman
menggarap proyek itu, Erick ( Kuasa hukum Bambang ) menambahkan, ada empat peserta
pesaing tender dalam proyek itu. Namun semua hanya pelengkap saja. Dalam tender, Ketua
Primer Koperasi Polisi (Primkoppol) Korlanrtas AKBP Teddy Rusmawan ditunjuk sebagai
ketua tim pengadaan. Akhirnya harga disepakati simulator motor Rp 77,79 juta per unit dan
mobil Rp 256,142 juta per unit. Tapi itu mahal banget, ke klien saya, PT CMMA bayar Rp
42,8 juta motor dan mobil Rp 80 juta per unit. Untungnya lebih dari 100 persen.
Pada pertengahan Juni 2011, Bambang malah dilaporkan ke polisi oleh Dirut PT
CMMA berinisial BS karena dituduh gagal memenuhi target proyek. Sejak awal, Bambang
memang menyatakan tidak sanggup memenuhi, namun dia tetap diminta memproduksi alat
itu. Pada bulan Januari 2012 KPK memulai penyelidikan dan mengumpulkan bukti terkait
dengan suap terhadap POLRI dan menemukan dugaan Mark Up harga simulator untuk
proyek ini, kerugian Negara ditaksir Rp 90 milliar-100 milliar.
Pada tanggal 1 Agustus 2012 KPK menetapkan mantan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo
sebagai tersangka beserta wakil korlantas Brigjen Didik Purnomo, Direktur PT CMMA Budi
Santoso dan Sukotjo S Bambang Dirut PT.ITI sebagai tersangka. KPK menjerat Djoko
dengan pasal 2 dan pasal 3 UU 31/1999 tentang pemberantasan korupsi terkait
penyalahgunaan wewenang dan memperkaya diri sendiri.
SKEMA FRAUD KASUS SIMULATOR SIM
Skema yang digunakan tersangka dalam kasus tersebut adalah skema korupsi. Korupsi
adalah salah satu bentuk kecurangan dengan menyalahgunakan kewenangan jabatan atau
kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Maka dari itu pelaku korupsi ini biasanya merupakan
orang – orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi untuk
kepentingan pribadi dalam hala ini adalah untuk memperkaya diri sendiri. Skema korupsi
“Simulator SIM” melibatkan Irjen Pol Djoko Susilo yang ketika itu menjabat sebagai
Kakorlantas Polri, beserta pejabat Polri lainnya dengan PT Citra Mandiri Metalindo Abadi
(PT CMMA) sebagai perusahaan pemenang tender proyek simulator SIM serta PT Inovasi
Teknologi Indonesia (PT ITI) selaku perusahaan yang digandeng untuk membuat simulator.
Djoko Susilo resmi menjadi tersangka dalam kasus pengadaan ini, KPK menjerat Djoko
dengan pasal 2 dan pasal 3 UU 31 V 1999 tentang pemberantasan korupsi terkait
penyalahgunaan wewenang dan memperkaya diri sendiri. Skema korupsi dalam kasus
“Simulator SIM” ini dibagi menjadi dua sub skema yaitu skema penyuapan dan skema konflik
kepentingan, sebagai berikut :