W DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA PERILAKU KEKERASAN PADA
DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA PARANOID DI RUANG
FLAMBOYAN RSJ MENUR PROVINSI JAWA TIMUR
Oleh :
Diana Nurfarida 1930018 Mia Iscahayaningsih 1930052
Dwi Rizqi P 1930022 M Masrur S 1930055
Edy Ernawan 1930024 Nenyy Lutfi A 1930059
Eka Elis R 1930025 Nova Novidawati 1930060
Elysabeth O P 1930026 Qiftia Fatmatuz 1930069
Emanuela E S 1930027 Raden Mochammad 1930070
Fani Alfika 1930029 Riska Utama 1930075
I Gede Adi W 1930037 Rismawati 1930076
Ika Yulia 1930040 Siti Fatmawati 1930081
Lila Watingrum 1930047 Sugeng Santoso 1930084
Martha Ayu 1930050 Yuli Nurhayati 1930093
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Perilaku Kekerasan”. Meskipun banyak tantangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluruskan penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini
untuk ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses
belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
iii
DAFTAR ISI
Halaman Depan
Kata Pengantar ................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat ................................................................................ 2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Perilaku Kekerasan........................................................... 3
2.2 Etiologi ................................................................................ 8
2.3 Tanda dan Gejala ................................................................................11
2.4 Pohon Masalah ................................................................................12
2.5 Penatalaksanaan Medis....................................................................... 12
2.6 Pengkajian Keperawatan..................................................................... 14
2.7 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 23
2.8 Intervensi Keperawatan.................................................................. 24
Bab III Tinjauan Kasus................................................................................ 25
Bab IV Pembahasan
4.1 Pengkajian ................................................................................ 53
4.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 55
4.3 Intervensi Keperawatan....................................................................... 55
4.4 Implementasi Keperawatan................................................................. 56
4.5 Evaluasi ................................................................................ 58
Bab V Penutup
5.1 Simpulan ................................................................................
5.2 Saran ................................................................................
ii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari perilaku kekerasan
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi dari perilaku kekerasan
1.3.3 Untuk mengetahui tanda dan gejala dari perilaku kekerasan
1.3.4 Untuk mengetahui pohon masalah dari perilaku kekerasan
1.3.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan medis masalah perilaku kekerasan
1.3.6 Untuk mengetahui pengkajian dari perilaku kekerasan
1.3.7 Untuk mengetahui diagnosa yang dapat ditegakkan dari perilaku
kekerasan
1.3.8 Untuk mengetahui intervensi yang dapat dilaksanakan dari diagnosa
perilaku kekerasan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan perilaku
kekerasan agar memudahkan mahasiswa mengaplikasikannya dalam menyikapi
masalah yang didapat ketika praktik di Rumah Sakit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
a. Faktor Psikologis
Psyschoanalytical Theory : Teori ini mendukung bahwa perilaku
agresif merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama, insting hidup
yang diekspresikan dengan seksualitas dan kedua, insting kematian yang
diekspresikan dengan agresivitas.
Frustation-agression Theory : Teori yang dikembangkan oleh
pengikut Freud ini berawal dari asumsi bahwa bila usaha seseorang untuk
mencapai suatu tujuan mengalami hambatan, maka akan timbul dorongan
agresif yang pada gilirannya akan memotivasi prilaku yang dirancang
untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustasi. Jadi, hampir
semua orang melakukan tindakan agresif mempunyai riwayat perilaku
agresif.
Pandangan psikologi lainnya mengenai perilaku agresif :
mendukung pentingnya peran dari perkembangan predisposisi atau
pengalaman hidup. Ini menggunakan pendekatan bahwa manusia mampu
memilih mekanisme koping yang sifatnya tidak merusak. Beberapa contoh
dari pengalaman tersebut :
1) Kerusakan otak organik dan retardasi mental sehingga tidak
mampu untuk menyelesaikan secara efektif
2) Severe emotional deprivation atau rejeksi yang berlebihan pada
masa kanak-kanak atau seduction parental yang mungkin telah
merusak hubungan saling percaya dan harga diri
3) Terpapar kekerasan selama masa perkembangan, termasuk child
abuse atau mengobservasi kekerasan dalam keluarga, sehingga
membentuk pola pertahanan atau koping.
b. Faktor Sosial Budaya
Sosial Learning Theory, teori ini mengemukakan bahwa agresi
tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresi dapat dipelajari
melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan
penguatan, maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi,
seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara
9
d. Perilaku
10
Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien dan
didukung dengan hasil observasi.
1. Data Subjektif :
a. Ungkapan berupa ancaman
b. Ungkapan kata-kata kasar
c. Ungkapan ingin memukul / melukai
2. Data Objektif :
a. Wajah memerah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Mengatup rahang dengan kuat
e. Mengepalkan tangan
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Berdebat
i. Mondar-mandir
j. Memaksakan kehendak
k. Memukul jika tidak senang
l. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit
m. Halusinasi dengar dengan perilaku kekerasan tetapi tidak semua
pasien berada pada risiko tinggi
n. Memperlihatkan permusuhan
o. Melempar atau memukul benda atau orang lain.
Arahkan klien untuk memukul barang yang tidak mudah rusak dan tidak
menyebabkan cedera pada klien itu sendiri seperti bantal, kasur, dst.
b. Latihan secara social atau verbal
bantu klien relaksasi misalnya latihan fisik maupun olahraga. Latihan
pernapasan 2 x / hari, tiap kali 10 kali tarikan dan hembusan napas.
Kemudian berteriak, menjerit untuk melepaskan perasaan marah. Bisa juga
mengatasi marah dengn dilakukan tiga cara, yaitu : mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar. Bantu melalui humor. Jaga humor tidak
menyakiti orang, observasi ekspresi muka orang yang menjadi sasaran dan
diskusi cara umum yang sesuai.
c. Metode TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)
Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa
memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau
terapi serta pemulihan kesehatan jiwa. Selain itu, dinamika kelompok
tersebut membantu pasien meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi
perilaku maladaptif.
Secara umum fungsi kelompok adalah sebagai berikut.
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman.
2. Berupaya memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain.
3. Merupakan proses menerima umpan balik.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan
mengubah perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Cara ini cukup efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi
satu dengan yang lain, saling memengaruhi, saling bergantung, dan terjalin
satu persetujuan norma yang diakui bersama, sehingga terbentuk suatu
sistem sosial yang khas yang di dalamnya terdapat interaksi, interelasi, dan
interdependensi.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan memberikan fungsi
terapi bagi anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk
menerima dan memberikan umpan balik terhadap anggota yang lain,
mencoba cara baru untuk meningkatkan respons sosial, serta harga diri.
Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu adanya dukungan
15
d. Fokus pengkajian :
Alasan utama klien dibawa ke Rumah Sakit adalah perilaku kekerasan di
rumah.
1. Data Subyektif :
- Keluarga mengatakan klien mengamuk
- Keluarga mengatakan klien marah-marah
- Keluarga mengatakan klien merusak barang-barang (memecah piring,
membanting gelas, dll)
- Keluarga mengatakan klien mengancam ataupun sampai melukai orang
lain, dsb.
- Keluarga mengatakan klien memiliki trauma masa kecil akibat
kekerasan dalam keluarga, pelecehan seksual.
- Keluarga mengatakan klien tidak mampu menerima keadaan dirinya
akibat sakit yang diderita, kecelakaan, kecacatan.
2. Data obyektif :
- Pada hasil observasi ditemukan adanya pandangan tajam, muka merah,
otot tegang, mengatupkan rahang dengan kuat, nafas pendek.
- Agitasi motoric : bergerak cepat, tidak mampu duduk diam,
mengepalkan tangan , melempar barang, memukul dengan tinju kuat,
merampas, mengapit kuat, respirasi meningkat, membentuk aktivitas
motoric tiba-tiba (katatonia)
- Verbal : mengancam pada objek yang tidak nyata mengaau minta
perhatian, berdebat, meremehkan, bicara keras-keras, menunjukkan
adanya delusi pikiran paranaoid.
- Afek : marah, permusuhan, kecemasan yang ekstrim, mudah
terangsang, euphoria tidak sesuai atau berlebihan.
- Tingkat kesadaran : bingung, status mental berubah tiba-tiba,
disorientasi, kerusakan memori, tidak mampu dialihkan.
17
e. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
Penyebab :
1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
2. Stimulus lingkungan
3. Konflik interpersonal
4. Perubahan status mental
5. Putus obat
6. Penyalahgunaan zat / alcohol
f. Intervensi Keperawatan
Diagnosa PERENCANAAN
Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Perilaku Kekerasan TUM : Klien tidak 1. Klien mau 1. BHSP (bina hubungan Membuka interaksi
mencederai diri membalas salam saling percaya) dengan salam dan
sendiri dan orang lain perkenalan akan
2. Klien mau berjabat 2. Beri salam, panggil memberikan kesan
TUK : Klien dapat
tangan nama dan berjabat yang baik pada
membina hubungan
saling percaya tangan klien agar klien
3. Klien mau
menyebutkan nama 3. Jelaskan tujuan maksud menegtahui
hubungan interaksi maksud dan tujuan
4. Klien mau ingin berteman interaksi
tersenyum
2. Menjelaskan
penyebab, tanda dan
gejala klien dan proses
terjadinya perilaku
kekerasan
3. Menjelaskan cara
merawat pasien
dengan perilaku
21
kekerasan
3. Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
SP 2 (Keluarga)
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat klien dengan
perilaku kekerasan
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat klien dengan
perilaku kekerasan
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny W (L/P) Tanggal Pengkajian : 5/12/2019
Umur : 38 tahun RM No. : 04.19.XX
Informan : Klien dan Data RM
25
26
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 129/77 mmHg N: 102x/menit S: 37,1 C RR: 20
2. Ukur : TB: 158 cm BB: 81 kg
3. Keluhan Fisik Ya Tidak
Jelaskan : Klien tidak mengeluh adanya rasa sakit pada
tubuhnya, tidak ada temuan abnormal selama pemeriksaan B1-B6
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : Klien mengatakan ibunya memiliki 4 orang anak, anak
ke 1, 2 dan 3 berjenis kelamin laki-laki. Anak ke 4
berjenis kelamin perempuan (klien).
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
27
2. Konsep diri:
a. Citra tubuh : Klien mengatakan dirinya cantik, namun klien merasa
gendut
b. Identitas : Klien mengatakan bahwa dirinya perempuan, seorang
istri dan seorang ibu anak 1 (perempuan)
c. Peran : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang ibu
dengan anak 1, dan seorang istri (menikah 2x) namun tidak dapat
melakukan peran ibu dan istri dirumah karena gangguan jiwa
d. Ideal diri : Klien mengatakan dirinya ingin kurus, klien berharap
tidak ingin marah-marah lagi
e. Harga diri : Klien ingin ibunya memaafkan dirinya karena telah
menendang dan memukul ibu
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial:
a. Orang terdekat : ibu karena menurut klien ibunya sayang dengan
dirinya dan begitu pula sebaliknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Klien mengikuti
kegiatan arisan bersama temannya dirumah, di RS klien mengikuti dengan
baik kegiatan terapi okupasi hari selasa, terapi spiritual hari kamis, aktif
mengikuti kegiatan olahraga sehari-hari dan mengikuti kegiatan TAK yang
dilakukan mahasiswa
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien suka marah jika
orang lain tidak mengikuti perintahnya atau menuruti kemauannya seperti
suka meminta kue pada orang lain dengan memaksa
Masalah Keperawatan : Resiko mencederai orang lain
4. Spiritual :
a. Nilai dari keyakinan : Klien mengatakan percaya kepada Allah SWT
b. Kegiatan beribadah : Klien beribadah sholat 5 waktu dan klien mengetahui
rokaat sholat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
28
Jika Ya, jelaskan alasannya ? Klien puas dengan pola makan sekarang,
klien tidak memisahkan diri dengan teman yang lain saat makan
- Frekuensi makan sehari : 3x/hari, habis 1 nasi piring
- Frekuensi udapan sehari : tidak ada/diet
- Nafsu makan : meningkat
- Diet khusus : diet rendah kalori 2100
Jelaskan : Nafsu makan klien meningkat, selera makan
tinggi dan habis 1 porsi dengan diit rendah
kalori 2100
Masalah keperawatan : Obesitas
c. Tidur
Ya Tidak
1. Apakah ada masalah?
2. Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
3. Semnabolisme
Keperawatan
POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
Gaduh Gelisah
Defisit Pengetahuan
38
NAMA : Ny. W
NIRM : 04.19.XX
RUANGAN : Flamboyan
Tgl Data Etiologi Masalah T.T
5/12/2019 Ds: Resiko mencederai diri sendiri, Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan dibawa ke RS orang lain dan lingkungan £
karena memukul dan menjambak
ibunya
Perilaku Kekerasan
Do:
1. Pasien sering marah-marah.
2. Pasien berbicara degan nada Harga Diri Rendah
tinggi.
3. Pasien sering melotot.
Gaduh Gelisah
Defisit Pengetahuan
39
NIRM : 04-19-XX
PERENCANAAN
Diagnosa Tindakan Tindakan
Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan Keperawatan
Pasien Keluarga
5- Perilaku TUM : Klien tidak 1. Klien mau SP 1 (Pasien) SP 1 (Keluarga) Membuka interaksi
12- Kekerasan mencederai diri membalas dengan salam dan
2019 sendiri dan orang salam 1. BHSP (bina 1. Mendiskusikan perkenalan akan
lain hubungan saling masalah yang memberikan kesan
2. Klien mau percaya) dirasakan yang baik pada
TUK :
berjabat tangan keluarga dalam klien agar klien
2. Beri salam, merawat klien
1. Klien dapat menegtahui
3. Klien mau panggil nama dan
membina maksud dan tujuan
menyebutkan berjabat tangan 2. Menjelaskan
hubungan saling
nama penyebab, tanda interaksi
percaya 3. Jelaskan tujuan dan gejala klien
4. Klien mau maksud dan proses
2. Klien dapat
tersenyum hubungan terjadinya Dengan mengenali
mengidentifikas
interaksi ingin perilaku tanda dan gejala
i penyebab 5. Klien mau berteman
40
3. Klien
mempunyai
jadwal untuk
melatih cara
bicara yang baik
43
4. Klien
melakukan
evaluasi
terhadap
kemampuan
cara bicara yang
sesuai dengan
jadwal yang
telah disusun
4. Klien
melakukan
evaluasi
terhadap
kemampuan
melakukan
kegiatan ibadah
NAMA : Ny. W
NIRM : 04-19-XX
RUANGAN : Ruang Flamboyan
Hari/Tgl Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi T.T
Kamis Perilaku Kekerasan 15.00 S:
5/12/2019 1. Membina hubungan saling 1. klien mengatakan penyebab
£
percaya dengan klien marahnya adalah klien tidak mau
2. Mendiskusikan bersama klien dibawa ke rumah sakit
terkait penyebab perilaku “Saya itu gak mau dibawa ke rumah
kekerasan atau perasaan marah sakit, tapi kok tetap di bawa ke
3. Mendiskusikan bersama klien menur, ya saya ngamuk”.
terkait tanda dan gejala yang 2. Klien mengatakan menyesal telah
dirasakan klien saat marah menendang ibunya
4. Mendiskusikan bersama klien “Saya nyesel habis nendang ibu,
terakit jenis atau bentuk perilaku pasti sakit ketika saya tendang”.
kekerasan yang biasa dialkukan
kluen pada saat klien marah. O:
5. Mendiskusikan bersama klien 3. Nada bicara klien meninggi
terkait akibat yang ditimbulkan ketika mengatakan hal yang
karena jenis perilaku kekerasan membuatnya masuk RSJ Menur
yang dilakukan klien 4. Ketika diajak berbicara tentang
6. Mengajarkan cara mengendalikan alasan masuk RS, pasien
kekerasan dengan cara fisik mengepalkan tangan
47
18.00 A:
Membantu dan mendampingi klien Masalah perilaku kekerasan belum
meminum obat : teratasi
Frimania 1 tab
THD 1 tab P:
Clozapine 100 mg Ulangi SP 1 Pasien latihan Tarik nafas
Risperidone 3 mg dalam diulangi
tinggi
18.00 2. Pasien dapat melakukan teknik
Membantu dan mendampingi klien Tarik nafas dalam ketika merasa
meminum obat : emosinya sedang naik akan tetapi
Frimania 1 tab pasien kadang lupa
THD 1 tab
Clozapine 100 mg A:
Risperidone 3 mg Masalah perilaku kekerasan belum
teratasi
P:
Intervensi SP 1 pasien dievaluasi dna
lanjutkan SP 2 pasien
THD 1 tab
Clozapine 100 mg
Risperidone 3 mg
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Didapatkan hasil pengkajian pasien mengatakan sering memukul,
menendang, dan menjambak ibu kandung tanpa sebab. Berbicara kotor,
meresahkan warga sekitar, menangis dan tertawa sendiri, malas mandi, dan sering
telanjang dikarenakan tidak mau meminum obat ketika di rumah. Saat dikaji
pasien mengatakan kesal kepada ibunya dan suami karena membawa klien ke RS
Jiwa Menur.
Stuart dan Laraia (2005), menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah
hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau ketakutan (panik) sebagai respon
terhadap perasaan terancam baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri.
Sedangkan menurut Stuart & Sudden Perilaku kekerasan atau agresif merupakan
suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Ada Kesesuaian antara fakta dan teori dimana Ny.W melukai
seseorang dengan memukul, menendang, dan menjambak ibu kandung tanpa
sebab serta berbicara kotor, meresahkan warga sekitar.
Pada pengkajian faktor predisposisi pasien mengatakan pernah mengalami
gangguan jiwa dan pernah MRS sebanyak 10 kali sejak tahun 2012 hingga
sekarang MRS ke 11 pada tahun 2019 bulan November. Pengobatan sebelumnya
kurang berhasil karena klien tidak rutin meminum obat di rumah. Klien pernah
mengalami aniaya fisik oleh suaminya dan penolakan dalam keluarga oleh
saudara kandungnya. Klien juga pernah bercerai dengan suami pertama karena
tindak KDRT dalam rumah tangga, dan menikah dengan suami kedua juga
mengalami tindak KDRT
Terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya perilaku
kekerasan diantaranya yaitu Frustation-agression Theory dimana Teori yang
dikembangkan oleh pengikut Freud ini berawal dari asumsi bahwa bila usaha
seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan, maka akan timbul
dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang
untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustasi. Jadi, hampir semua
53
54
nafas dalam), latian mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 (memukul
bantal) untuk mencegah perilaku kekerasan, latian mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik 3 (dengan cara verbal), latian mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik 4 (spiritual), dan latian mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara fisik 5 (minum obat).
Menurut Keliat & Akemat (2006) intervensi yang diberikan pada pasien
dengan perilaku kekerasan yaitu membina hubungan saling percaya,
mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda dan gejala
perilaku kekerasan, mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan,
cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 (menarik nafas dalam),
cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 (memukul bantal) untuk
mencegah perilaku kekerasan, cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
fisik 3 (dengan cara verbal), cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
fisik 4 (spiritual), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 5
(minum obat). Terdapat kesesuaian antara teori dan fakta dimana hal yang paling
penting untuk mendekati pasien adalah dengan membina hubungan saling percaya
karena dengan cara tersebut perawat dapat lebih mengenaal dan dekat sehingga
dapat memberikan tindakan keperawatan yang sesuai.
4.5 Evaluasi
Pada tinjauan pustaka evaluasi belum dapat dilaksanakn karena merupakan
kasus semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat
diketahui keadaan klien dan masalahnya secara langsung.
Evaluasi pada hari 1 setelah dilakukan tindakan keperawatan Masalah
perilaku kekerasan belum teratasi, dengan planning ulangi SP 1 Pasien latihan
Tarik nafas dalam diulangi.
Evaluasi pada hari 2 setelah dilakukan tindakan keperawatan Masalah
perilaku kekerasan belum teratasi, dengan planning Intervensi SP 1 pasien
dievaluasi, dan lanjutkan SP 2 pasien
Evaluasi pada hari 3 setelah dilakukan tindakan keperawatan Masalah
perilaku kekerasan belum teratasi, dengan planning Intervensi SP 2 pasien
dievaluasi, dan lanjutkan SP 3 pasien.
Evaluasi pada hari 4 setelah dilakukan tindakan keperawatan Masalah
perilaku kekerasan belum teratasi, dengan planning Intervensi SP 3 pasien
dievaluasi, dan lanjutkan SP 4 pasien.
Evaluasi pada hari 5 setelah dilakukan tindakan keperawatan Masalah
perilaku kekerasan belum teratasi, dengan planning Intervensi SP 4 pasien
dievaluasi, dan lanjutkan SP 5 pasien
59
60
BAB V
PENUTUP
61
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35272180/TERAPI_AKTIVITAS_KELOMPO
K_TAK_PADA_PASIEN_DENGAN_RESIKO_PERILAKU_KEKERAS
AN
Stuart, GW dan SJ Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. St Louis : Mosby Year Book
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Yusuf, Ah. dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Diunduh pada
tanggal 13 September 2018 dari :
https://www.ners.unair.ac.id/materikuliah/buku%20ajar%20keperawatan
%20kesehatan%20jiwa.pdf
Sumirta, dkk. 2013. Relaksasi nafas dalam terhadap pengendalian marah klien
dengan perilaku kekerasan. Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Denpasar.