Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HEMATOLOGI II

“PEMERIKSAAN BLEEDING TIME DAN CLOTTING TIME”

Oleh :

Nama : Desak Putu Intan Purnama Dewi

NIM : P07134018102

Kelas : 2B

Semester :4

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
“PEMERIKSAAN BLEEDING TIME DAN CLOTTING TIME”

I.TUJUAN

A. Tujuan Umum

1. Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan Bleeding Time/Clotting


Time

2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan Bleeding


Time/Clotting Time

B. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan cara pemeriksaan Bleeding Time/Clotting


Time

2. Mahasiswa dapat mengetahui hasil pemeriksaan Bleeding Time/Clotting


Time

3. Mahasiswa dapat mengintepretasikan hasil pemeriksaan Bleeding


Time/Clotting Time

II. METODE

A. METODE BLEEDING TIME

1.Metode Duke

2.Metode Ivy

B. METODE CLOTTING TIME

1.Metode Tabung (Modifikasi dari cara Lee & White)

2.Metode Tabung Kapiler (Menurut Duke)

3.Metode Kaca Objek


III. PRINSIP

A. BLEEDING TIME

1. Metode Duke

Waktu perdarahan adalah waktu antara terjadinya perdarahan setelah dilakukan


penusukan pada kulit cuping telinga dan terhentinya perdarahan tersebut secara
spontan

2.Metode Ivy

Masa perdarahan adalah waktu antara terjadinya perdarahan setelah dilakukan


penusukan pada voler lengan bawah setelah diadakan pembendungan dan
terhentinya perdarahan secara spontan.

B. CLOTTING TIME

Menghitung waktu dari saat perdarahan pertama tampak(mulai dari masuknya


darah ke dalam spuit) sampai darah tersebut membeku dalam tabung dengan
ukuran tertentu

IV. DASAR TEORI

Pemeriksaan Bleeding Time Waktu perdarahan atau Bleeding time adalah


pemeriksaan skrining (penyaringan) untuk melihat gangguan fungsi trombosit dan
mendeteksi adanya kelainan jumblah trombosit, kemampuan trombosit membentuk xxv
sumbatan, dan kemampuan kontraksi pembuluh darah. Pengamatan waktu perdarahan
dilakukan setiap 30 detik sekali (Nugraha, 2017). Pemeriksaan waktu perdarahan
terdapat beberapa metode yaitu metode Ivy dan Duke. Metode Ivy dinyatanyan normal
apabila waktu perdarahannya antara 1-6 menit. Perdarahan yang berlangsung lebih dari
10 menit telah membuktikan adanya sesuatu kelainan dalam mekanisme hemostasis.
Namun perlu juga menyadari kemungkinan tertusuknya satu vena, pada persangkaan ini
ulangilah pemeriksaan pada lengan lain. Metode Duke dinyatakan normal apabila waktu
perdarahannya antara 1-3 menit (R.Gandasoebrata,2010).
Bleeding Time (waktu perdarahan) dalam laboratorium klinik bermanfaat untuk
menilai faktor-faktor hemostasis yang letaknya extravaskuler, tetapi keadaan dinding
kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan
yang dasar, apabila ditemukan kelainan maka dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih
khusus untuk mencari suatu kelainan tertentu (R.Gandasoebrata,2010).

Masa pembekuan atau clotting time (CT) adalah lamanya waktu yang
diperlukan darah untuk membeku. Dalam tes ini hasilya menjadi ukuran aktivitas
faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin
dan faktor yang berasal dari trombosit (Gandasoebrata, 2001). Menurut Gandasoebrata
(2001) metode pemeriksaan clotting time yaitu metode tabung (modifikasi Lee dan
White), metode tabung kapiler (menurut Duke), dan metode slide. Dalam bidang tes
koagulasi,Clotting timeadalah salah satu yang paling prosedural sederhana. Setelah
membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang
ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal atau
mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan pembentukan
gumpalan dicatat sebagai Clotting time(Riswanto. 2013).

V. ALAT DAN BAHAN

A. BLEEDING TIME

1. Metode Duke

 Alat :

-Stopwatch

 Bahan

-Disposable Lanset Steril

-Kertas Saring Bulat

-Kapas alcohol 70%


2. Metode Ivy

 Alat

-Tensimeter

-Stop watch

 Bahan

-Disposable lanset steril dengan ukuran lebar 2 mm dan 3 mm

-Kertas saring bulat

-Kapas alcohol

B. CLOTTING TIME

 Alat

-Tabung reaksi diameter 7-8 mm atau 8 x 75 mm= 3 buah

-Stopwatch

 Bahan

-Kaca objek

-Kapas alcohol

-Disposable Lanset Steril

-Spuit
VI. PROSEDUR KERJA

A. BLEEDING TIME

1. Metode Duke

a. Bersihkan daun telinga dengan kapas alcohol 70%,biarkan mongering.

b. Tusuklah pinggir anak daun telinga itu dengan lanset steril sedalam 2 mm.

c Jika terlihat darah mulai keluar jalankan stopwatch.

d. saplah tetes darah yang keluar itu tiap 30 detik dengan kertas saring bulat
tetapi jangan sampai menyentuh luka/jagalah jangan sampai menekan kulit pada
waktu mengisap darah.

e. Bila pendarahan berhenti,hentikan stop watch dan catatlah waktu perdarahan.

2. Metode Ivy

a. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensimeter sampai
40 mmHg selama pemeriksaan.Bersihkan permukaan volar lengan bawah
dengan kapas alcohol 70%.Pilih daerah kulit yang tidak ada vena
superfisial,kira-kira 3 jari dari lipatan siku.

b. Rentangkan kulit dan lukailah dengan lebar 2 mm dalam 3 mm

c. Tepat pada saat terjadi perdarahan stopwatch dijalankan

d. Setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka.Hindari jangan
sampai menutup luka.

e. Bila perdarahan berhenti(diameter < 1mm) hentikan stop watch dan lepaskan
manset tensimeter.Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit.
B. CLOTTING TIME

1. Metode Tabung (Modifikasi dari cara Lee & White)

a. Tentukan dahulu lokasi vena yang akan diambil darahnya(biasanya v.mediana


cubiti)

b. Lakukan pembendungan dengan baik,desifeksi,fiksasi vena,lalu tusuklah vena


secara langsung.

c. Begitu darah tampak masuk ke dalam semprit,stopwatch dihidupkan.

d. Ambillah sampel darah secukupnya.

e. Masing-masing tabung(I,II,III) diisi dengan 1,5 mL sampel darah tadi

f. Biarkan 4 menit,lalu mulai dari tabung I miring-miringkan tabung 90º tiap 30


detik,untuk melihat apakah darah sudah beku.Bila sudah beku catat waktunya
dan lanjutkan dengan cara yang sama pada tabung II dan III.

g. Hasil : nilai rata-rata dari ketiga tabung percobaan tadi.

2. Metode Tabung Kapiler (Menurut Duke)

a. Tabung kapiler digores dengan kikir ampul dengan jarak 1 cm supaya mudah
dipatahkan.

b. Buatlah tusukan pada ujung jari atau anak daun telinga sehingga darah keluar
leluasa.

c. Apuslah 2 tetes yang pertama keluar dan isaplah tetes berikut kedalam tabung
kapiler itu oleh gaya kapilaritasnya.

d. Mulailah menjalankan stopwatch pada saat darah keluar dari tusukan

e. Tiap 30 detik tabung kapiler dipatahkan pada goresan

f. Masa pembekuan ialah saat terlihatnya benang fibrin pada pematahan kapiler
terhitung mulai dari stopwatch dijalankan.
3. Metode Kaca Objek

a. Tusuklah ujung jari atau anak daun telinga sehingga darah leluasa keluar.

b. Apuslah kedua tetes pertama darah yang keluar.

c. Taruhlah terpisah 2 tetes darah besar bergaris tengah kira-kira 5 mm diatas


kaca objek yang kering dan bersih.

d. Tiap 30 detik ujung jarum digerakkan melalui tetes pertama itu sampai terlihat
adanya benang fibrin.

e. Periksalah kemudian dengan cara sama tetes darah yang kedua

f. Masa pembekuan ialah saat adanya benang fibrin dalam tetes darah yang
kedua terhitung mulai dari darah mulai keluar dari tusukan kulit.

VII. NILAI NORMAL

A. BLEEDING TIME

Nilai rujukan = 1-7 menit

B. CLOTTING TIME

1.Metode Tabung (Modifikasi dari cara Lee & White)

 Nilai rujukan = 5-15 menit

2.Metode Tabung Kapiler (Menurut Duke)

 Nilai rujukan = 2-6 menit

3.Metode Kaca Objek

 Nilai rujukan = 2-6 menit


VIII. PEMBAHASAN

Bleeding time (waktu perdarahan) adalah uji laboratorium untuk menentukan


lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris.
Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung dari
ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler
dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan
kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi
(Juliantisilaen, 2014).

Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) tidak boleh dilakukan apabila


penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau anti nyeri aspirin, karena dapat
menyebabkan waktu perdarahan memanjang. Pengobatan harus ditunda selama 3-7 hari
atau jika memungkinkan pasien diberitahu agar tidak mengkonsumsi aspirin atau obat
penghilang rasa nyeri tanpa resep selama 5 hari sebelum pemeriksaan (Riswanto, 2013).

Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) terdapat dua metode yaitu Ivy
dan Duke. Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy,
tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg.
Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di
bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk
membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena
superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi,
terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat
sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan
(Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari
darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Nilai Normal untuk
metode ini adalah 1 – 6 menit (Hoffbrand, 2013).

Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk
untuk menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal
pendarahan sampai pendarahan benar- benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke
adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang
dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas
luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut
kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian
kosmetik. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. Alkohol harus
ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol
harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak buruk hasil
tes oleh pembekuan menghambat. Nilai Normal untuk metode ini adalah 1- 3
(Hoffbrand, 2013).

Metode duke dinilai kurang teliti dan kurang akurat, sehingga dilakukan
perbaikan berdasarkan metode Ivy.Agar pemeriksaan terstandarisasi maka dilakukan
penyamaan tekanan pembuluh darah dengan menggunakan sfigmomanometer pada
tekanan 40 mmHg. Tusukan dilakukan pada lengan bagian bawah menggunakan lanset
(Nugraha, Gilang, 2015). Metode Duke kurang memberatkan pada mekanisme
hemostasis karena tidak diadakan pembendungan. Namun metode Duke sebaiknya
hanya dipakai pada bayi dan anak kecil saja, karena pembendungan menggunakan
figmomanometer pada lengan atas tidak mungkin atau susah dilakukan
(R.Gandasoebrata, 2010).

Masalah Klinis pada Pemeriksaan Bleeding Time (Waktu Perdarahan)

a. Pemendekan waktu Penyakit Hodkin

b. Pemanjangan Waktu

1) Purpura trombositopenia, disarankan untuk memeriksa jumlah trombosit


sebelum melakukan tes waktu perdarahan (v.dacie, sir john dan lewis S.M)

2) Abnormalitas fungsi trombosit, gangguan ini bisa disebabkan oleh obat


paraprotein atau kelainan trombosit (v.dacie, sir john dan lewis S.M)

3) Abnormalitas vascular

4) Leukemia

5) Penyakit hati kronis


6) DIC (disseminated intravascular coagulation)

7) Anemia aplastik

8) Defisiensi faktor (V, VII, XI)

9) Penyakit christmas (Nugraha, Gilang, 2015).

Clotting time adalah lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku
secara in vitro (Pramudianti, 2011). Dalam tes ini hasilya menjadi ukuran aktivitas
faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktorfaktor yang membentuk tromboplastin
dan faktor yang berasal dari trombosit (Gandasoebrata, 2001).

Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling
prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan
sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan
terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan
trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time (Pramudianti, 2011).

Pemeriksaan penyaring kelainan pada sistem intrinsik pembekuan darah dan


pemantauan pada pengobatan heparin. Metode yang digunakan yaitu metode modifikasi
Lee & White. Metode ini sensitif hanya pada defisiensi faktor pembekuan yang berat.
Hemophilia berat, afibrinogenemia, sirkulasi antikoagulan (inhibitor) dan kelainan
fibrinolitik berat dapat menyebabkan masa pembekuan memanjang (Wirawan, 2011).
Penetapan masa pembekuan dengan menggunakan darah lengkap sebenarnya satu tes
kasar saja, tetapi diantara tes-tes yang menggunakan darah lengkap cara ini dianggap
yang terbaik. Nilai normal masa pembekuan antara 9-15 menit. Masa pembekuan darah
lengkap dengan memakai tabung berlapisan silikon jauh lebih panjang dari pada yang
biasa, nilai normal itu hendaknya ditentukan sendiri oleh masing-masing laboratorium.
Hal-hal yang sama berlaku jika memakai semprit atau tabung-tabung plastik
(Gandrasoebrata, 2013). Hal – hal yang dapat memperpendek masa pembekuan
diantaranya pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan, fungsi vena yang tidak
segera berhasil baik, terjadinya busa di dalam semprit atau dalam tabung, menggoyang-
goyangkan tabung yang tidak sedang di periksa, semprit dan tabung kotor. Diameter
tabung yang dipakai berpengaruh pula terhadap hasil, semakin lebar tabung semakin
lama masa pembekuan. Tes ini menjadi lebih sempurna jika tabung-tabung yang dipakai
diberi lapisan silikon (Gandrasoebrata, 2013).

Pemeriksaan clotting time dengan menggunakan darah lengkap sebenarnya


satu pemeriksaan yang kasar tetapi diharapkan mampu mewakili proses pembekuaan
yang terjadi di dalam tubuh secara in vitro sehingga diantara pemeriksaan yang
menggunakan darah lengkap metode yang paling banyak digunakan dan dianggap
paling baik adalah metode tabung (modifikasi Lee dan White). Meskipun cara tersebut
dianggap paling baik, tetapi masih banyak laboratorium yang tidak menggunakan dan
lebih memilih metode slide dengan alasan sampel yang dibutuhkan sedikit yaitu
sebanyak 2 tetes darah, prosedur pemeriksaan yang sederhana sehingga membutuhkan
waktu yang sedikit dibandingkan dengan metode tabung yang menggunakan sampel
sebanyak 4 ml darah dan prosedur pemeriksaan yang kompleks sehingga membutuhkan
waktu yang lama.

Pada metode Duke ini menggunakan darah kapiler yang dimasukkan kedalam
tabung kapiler hingga terisi penuh. Setiap 30 detik sekali dilakukan pematahan pada
tabung kapiler per 1 cm. Petahan ini dihentikan jika terjadi pembekuan darah dimana
hal tersebut ditandai dengan terbentuk nya benang fibrin pada pematan terakhir. Pada
metode ini Nilai normalnya adalah 6 menit (Sutedjo, 2006).

Pada Metode slide cara ini sangat kasar dan hanya boleh dipakai dalam
keadaan darurat jika cara tabung atau cara dengan kapiler tidak dapat dilakukan. Cara
ini menggunakan darah yang diteteskan pada object glass yang kering dan bersih
sebanyak 2 tetesan besar berdiameter 5 mm secara terpisah dan setiap 30 detik darah
diangkat menggunakan lidi dan dicatat waktu saat terlihat adanya benang fibrin, setelah
itu dilakukan hal yang sama pada tetesan yang kedua secara bersamaan. Kemudian
hentikan stopwatch setelah terlihat adanya benang fibrin pada tetesan kedua. Waktu
pembekuan adalah saat adanya benang fibrin dalam tetes darah yang kedua terhitung
mulai dari darah masuk ke semprit, nilai normal untuk metode slide adalah 2-6 menit.
Sumber kesalahan terjadi pada pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan yang
meliputi pungsi vena yang tidak berhasil baik, busa dalam semprit, object glass yang
basah dan kotor, serta pemakaian obat yang dapat mempengaruhi hasil (Gandasoebrata,
2001).

Metode tabung menggunakan 4 tabung masing-masing terisi 1 ml darah


lengkap, kemudian tabung perlahan-lahan dimiringkan setiap 30 detik supaya darah
bersentuhan dengan dinding tabung sekaligus melihat sudah terjadinya gumpalan
padat(Sacher dan McPhers on, 2000). Masa pembekuan darah itu ialah masa
pembekuan rata-rata dari tabung kedua, ketiga dan keempat. Masa pembekuan itu
dilaporkan dengan dibulatkan sampai setengah menit. Nilai normal untuk metode
tabung (modifikasi Lee dan White) adalah 9 – 15 menit (Gandasoebrata, 2001).
Pemeriksaan waktu pembekuan saat ini jarang dilakukan, dan telah digantikan dengan
aPTT. Sensitivitas PT dan aPTT dengan adanya defisiensi faktor pembekuan tergantung
cara pemeriksaan dan derajat pemanjangan, serta adanya defisiensi faktor pembekuan
dapat berbeda bermakna antar reagen. Sumber kesalahan pencampuran darah dengan
tromboplastin jaringan meliputi pungsi vena yang tidak berhasil baik, busa dalam
semprit atau tabung, menggoyang-goyangkan tabung yang tidak sedang diperiksa,
semprit atau tabung kotor, serta pemakaian obat yang mempengaruhi hasil. Semakin
lebar tabung, semakin lama waktu pembekuan (Pramudianti, 2011). Penetapan masa
pembekuan dengan menggunakan darah lengkap sebenarnya satu tes yang kasar,
membutuhkan waktu yang lama, ketelitian yang buruk dan sensitif hanya pada
defisiensi faktor pembekuan yang berat, tapi diantara tes-tes yang mengggunakan darah
lengkap cara ini dianggap yang terbaik (Gandasoebrata, 2001).

IX. SIMPULAN

Bleeding time (waktu perdarahan) adalah uji laboratorium untuk menentukan


lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris.
Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Pemeriksaan Bleeding Time
(waktu perdarahan) terdapat dua metode yaitu Ivy dan Duke. Nilai Normal untuk
metode Ivy ini adalah 1 – 6 menit (Hoffbrand, 2013).Pada metode Duke Nilai Normal
untuk metode ini adalah 1- 3 menit (Hoffbrand, 2013).

Clotting time adalah lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku
secara in vitro (Pramudianti, 2011). Dalam tes ini hasilya menjadi ukuran aktivitas
faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktor faktor yang membentuk tromboplastin
dan faktor yang berasal dari trombosit (Gandasoebrata, 2001). ). Menurut
Gandasoebrata (2001) metode pemeriksaan clotting time yaitu metode tabung
(modifikasi Lee dan White), metode tabung kapiler (menurut Duke), dan metode
slide.Pada metode Duke Nilai normalnya adalah 6 menit (Sutedjo, 2006). Nilai normal
untuk metode tabung (modifikasi Lee dan White) adalah 9 – 15 menit (Gandasoebrata,
2001). nilai normal untuk metode slide adalah 2-6 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata. 2001. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Hoffbrand,A.V.2013Kapita Selekta Hematologi edisi 6. Terjemahan oleh Brahm U,


Pendit, Liana Setiawan, Anggraini Iriani. Jakarta:EGC

Juliantisilaen. (2014). Waktu Perdarahan

Nugraha, G., 2017,Hematologi dasar,CV.TRANS INFO MEDIA, Jakarta.

Nugraha Gilang. (2015). PanduanPemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta


Timur : CV. Trans Info Media.

Pramudianti, M.ID. 2011. Pemeriksaan Hemostasis dan Praanalitik. Makalah disajikan


dalam Workshop Hematologi PIT X PDS PATKLIN. Pontianak, 22 September
Sacher,

R.A., dan McPherson, R.A. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium,
edisi 11. Terjemahan oleh Brahm U. Pendit, Dewi Wulandari. 2004. Jakarta :
EGC.

Riswanto. (2013). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : Alfamedia &


Kanal Medika

R.Gandasoebrata. (2010). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Wirawan, R. 2011. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta : FKUI.

Anda mungkin juga menyukai