Oleh :
NIM : P07134018102
Kelas : 2B
Semester :4
2020
“PEMERIKSAAN BLEEDING TIME DAN CLOTTING TIME”
I.TUJUAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
II. METODE
1.Metode Duke
2.Metode Ivy
A. BLEEDING TIME
1. Metode Duke
2.Metode Ivy
B. CLOTTING TIME
Masa pembekuan atau clotting time (CT) adalah lamanya waktu yang
diperlukan darah untuk membeku. Dalam tes ini hasilya menjadi ukuran aktivitas
faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin
dan faktor yang berasal dari trombosit (Gandasoebrata, 2001). Menurut Gandasoebrata
(2001) metode pemeriksaan clotting time yaitu metode tabung (modifikasi Lee dan
White), metode tabung kapiler (menurut Duke), dan metode slide. Dalam bidang tes
koagulasi,Clotting timeadalah salah satu yang paling prosedural sederhana. Setelah
membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang
ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal atau
mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan pembentukan
gumpalan dicatat sebagai Clotting time(Riswanto. 2013).
A. BLEEDING TIME
1. Metode Duke
Alat :
-Stopwatch
Bahan
Alat
-Tensimeter
-Stop watch
Bahan
-Kapas alcohol
B. CLOTTING TIME
Alat
-Stopwatch
Bahan
-Kaca objek
-Kapas alcohol
-Spuit
VI. PROSEDUR KERJA
A. BLEEDING TIME
1. Metode Duke
b. Tusuklah pinggir anak daun telinga itu dengan lanset steril sedalam 2 mm.
d. saplah tetes darah yang keluar itu tiap 30 detik dengan kertas saring bulat
tetapi jangan sampai menyentuh luka/jagalah jangan sampai menekan kulit pada
waktu mengisap darah.
2. Metode Ivy
a. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensimeter sampai
40 mmHg selama pemeriksaan.Bersihkan permukaan volar lengan bawah
dengan kapas alcohol 70%.Pilih daerah kulit yang tidak ada vena
superfisial,kira-kira 3 jari dari lipatan siku.
d. Setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka.Hindari jangan
sampai menutup luka.
e. Bila perdarahan berhenti(diameter < 1mm) hentikan stop watch dan lepaskan
manset tensimeter.Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit.
B. CLOTTING TIME
a. Tabung kapiler digores dengan kikir ampul dengan jarak 1 cm supaya mudah
dipatahkan.
b. Buatlah tusukan pada ujung jari atau anak daun telinga sehingga darah keluar
leluasa.
c. Apuslah 2 tetes yang pertama keluar dan isaplah tetes berikut kedalam tabung
kapiler itu oleh gaya kapilaritasnya.
f. Masa pembekuan ialah saat terlihatnya benang fibrin pada pematahan kapiler
terhitung mulai dari stopwatch dijalankan.
3. Metode Kaca Objek
a. Tusuklah ujung jari atau anak daun telinga sehingga darah leluasa keluar.
d. Tiap 30 detik ujung jarum digerakkan melalui tetes pertama itu sampai terlihat
adanya benang fibrin.
f. Masa pembekuan ialah saat adanya benang fibrin dalam tetes darah yang
kedua terhitung mulai dari darah mulai keluar dari tusukan kulit.
A. BLEEDING TIME
B. CLOTTING TIME
Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) terdapat dua metode yaitu Ivy
dan Duke. Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy,
tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg.
Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di
bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk
membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena
superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi,
terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat
sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan
(Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari
darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Nilai Normal untuk
metode ini adalah 1 – 6 menit (Hoffbrand, 2013).
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk
untuk menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal
pendarahan sampai pendarahan benar- benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke
adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang
dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas
luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut
kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian
kosmetik. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. Alkohol harus
ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol
harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak buruk hasil
tes oleh pembekuan menghambat. Nilai Normal untuk metode ini adalah 1- 3
(Hoffbrand, 2013).
Metode duke dinilai kurang teliti dan kurang akurat, sehingga dilakukan
perbaikan berdasarkan metode Ivy.Agar pemeriksaan terstandarisasi maka dilakukan
penyamaan tekanan pembuluh darah dengan menggunakan sfigmomanometer pada
tekanan 40 mmHg. Tusukan dilakukan pada lengan bagian bawah menggunakan lanset
(Nugraha, Gilang, 2015). Metode Duke kurang memberatkan pada mekanisme
hemostasis karena tidak diadakan pembendungan. Namun metode Duke sebaiknya
hanya dipakai pada bayi dan anak kecil saja, karena pembendungan menggunakan
figmomanometer pada lengan atas tidak mungkin atau susah dilakukan
(R.Gandasoebrata, 2010).
b. Pemanjangan Waktu
3) Abnormalitas vascular
4) Leukemia
7) Anemia aplastik
Clotting time adalah lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku
secara in vitro (Pramudianti, 2011). Dalam tes ini hasilya menjadi ukuran aktivitas
faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktorfaktor yang membentuk tromboplastin
dan faktor yang berasal dari trombosit (Gandasoebrata, 2001).
Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling
prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan
sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan
terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan
trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time (Pramudianti, 2011).
Pada metode Duke ini menggunakan darah kapiler yang dimasukkan kedalam
tabung kapiler hingga terisi penuh. Setiap 30 detik sekali dilakukan pematahan pada
tabung kapiler per 1 cm. Petahan ini dihentikan jika terjadi pembekuan darah dimana
hal tersebut ditandai dengan terbentuk nya benang fibrin pada pematan terakhir. Pada
metode ini Nilai normalnya adalah 6 menit (Sutedjo, 2006).
Pada Metode slide cara ini sangat kasar dan hanya boleh dipakai dalam
keadaan darurat jika cara tabung atau cara dengan kapiler tidak dapat dilakukan. Cara
ini menggunakan darah yang diteteskan pada object glass yang kering dan bersih
sebanyak 2 tetesan besar berdiameter 5 mm secara terpisah dan setiap 30 detik darah
diangkat menggunakan lidi dan dicatat waktu saat terlihat adanya benang fibrin, setelah
itu dilakukan hal yang sama pada tetesan yang kedua secara bersamaan. Kemudian
hentikan stopwatch setelah terlihat adanya benang fibrin pada tetesan kedua. Waktu
pembekuan adalah saat adanya benang fibrin dalam tetes darah yang kedua terhitung
mulai dari darah masuk ke semprit, nilai normal untuk metode slide adalah 2-6 menit.
Sumber kesalahan terjadi pada pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan yang
meliputi pungsi vena yang tidak berhasil baik, busa dalam semprit, object glass yang
basah dan kotor, serta pemakaian obat yang dapat mempengaruhi hasil (Gandasoebrata,
2001).
IX. SIMPULAN
Clotting time adalah lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku
secara in vitro (Pramudianti, 2011). Dalam tes ini hasilya menjadi ukuran aktivitas
faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktor faktor yang membentuk tromboplastin
dan faktor yang berasal dari trombosit (Gandasoebrata, 2001). ). Menurut
Gandasoebrata (2001) metode pemeriksaan clotting time yaitu metode tabung
(modifikasi Lee dan White), metode tabung kapiler (menurut Duke), dan metode
slide.Pada metode Duke Nilai normalnya adalah 6 menit (Sutedjo, 2006). Nilai normal
untuk metode tabung (modifikasi Lee dan White) adalah 9 – 15 menit (Gandasoebrata,
2001). nilai normal untuk metode slide adalah 2-6 menit.
DAFTAR PUSTAKA
R.A., dan McPherson, R.A. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium,
edisi 11. Terjemahan oleh Brahm U. Pendit, Dewi Wulandari. 2004. Jakarta :
EGC.