Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH UTILITAS

“SISTEM PEMBAKARAN BAHAN BAKAR”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. Dytha Florenza (061740421539)
2. Gading Ananda Putra P (061740421540)
3. Indarianti Utami (061740421541)

KELAS : 5 KIA
DOSEN PENGAMPU : Ir. Sofiah, M.T.

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan berkah, rahmat,
karunia, serta ridho dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sistem
Utilitas dengan judul “Sistem Pembakaran Bahan Bakar” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami berterima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada Ibu Ir.
Sofiah, M.T. selaku dosen mata kuliah Sistem Utilitas Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah
berkontribusi dalam menyelesaikan tugas ini.
Demikian makalah ini dibuat, besar harapan makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sistem Pembakaran Bahan Bakar.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

                                                                                  

  Palembang, 23 September 2019

                                                                                               Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Makalah.........................................................................................6
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Bahan Bakar..............................................................................................7
B. Sistem Pembakaran Unggun Tetap...........................................................8
C. Sistem Pembakaran Unggun Terfluidisasi................................................8
D. Sistem Pembakaran Purverisasi................................................................9
BAB III..................................................................................................................40
PENUTUP..............................................................................................................40
3.1 Kesimpulan..............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi, termasuk energi listrik, merupakan elemen yang sangat penting
dan strategis di dalam mendukung Sistem Ketahanan Nasional kita di bidang
ekonomi dan sosial.  Krisis bahan bakar dan energi listrik dapat menimbulkan
ancaman serius bagi kestabilan ekonomi dan sosial sebuah negara.  Sebaliknya,
negara yang memiliki sumber-sumber energi yang selalu tersedia sepanjang masa
adalah ibarat kokohnya tulang-tulang yang membuat tegaknya tubuh yang bernama
bangsa Indonesia.Solusi yang paling tepat untuk mengatasinya adalah dengan
Melakukan “diversifikasi sumber-sumber energi” yang akan menggantikan energi
fossil dan minyak impor yang semakin mahal, polutif, dan berkurang
ketersediaannya. 
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas
setelah direaksikan dengan oksigen di udara.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bahan bakar?
2. Bagaimanakah sistem pembakaran unggun tetap?
3. Bagaimanakah sistem pembakaran unggun terfluidisasi?
4. Bagaimanakah sistem pembakaran purverisasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bahan bakar
2. Mengetahui dan memahami sistem pembakaran unggun tetap
3. Mengetahui dan memahami sistem pembakaran unggun terfluidisasi
4. Mengetahui dan memahami sistem pembakaran purverisasi
BAB II
ISI
A. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya
bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi
redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan
dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar
adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi
nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan
jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang
bisa dipakai adalah logam radioaktif.
Jenis-jenis bahan bakar :
Berdasarkan Materinya
1. Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan
menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang
dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk
menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
2. Bahan bakar cair
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar minyak
atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan
bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair
seperti Bensin bisa dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin.
3. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan
Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana
sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia
lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya
dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan
bermotor.
B. Sistem Pembakaran Batubara
Sistem pembakaran batubara dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Unggun tetap (fixed bed combustion) dengan cara pengumpanan overfeed
(spreeder), underfeed , dan crossfeed(vibrating)
2. Unggun fluidisasi (fluidized bed combustion/FBC)
3. Purverisasi (pulverized coal combustion/PCC)

Sistem Pembakaran Unggun Tetap (Fixed Bed Combustion)


Metode lapisan tetap menggunakan stoker boiler untuk proses
pembakarannya. Sebagai bahan bakarnya adalah batubara dengan kadar abu yang
tidak terlalu rendah dan berukuran maksimum sekitar 30mm. Selain itu, karena
adanya pembatasan sebaran ukuran butiran batubara yang digunakan, maka perlu
dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikut tercampur ke dalam batubara
tersebut. Alasan tidak digunakannya batubara dengan kadar abu yang terlalu rendah
adalah karena pada metode pembakaran ini, batubara dibakar di atas lapisan abu tebal
yang terbentuk di atas kisi api (traveling fire grate) pada stoker boiler. Bila kadar
abunya sangat sedikit, lapisan abu tidak akan terbentuk di atas kisi tersebut sehingga
pembakaran akan langsung terjadi pada kisi, yang dapat menyebabkan kerusakan
yang parah pada bagian tersebut. Oleh karena itu, kadar abu batubara yang disukai
untuk tipe boiler ini adalah sekitar 10 – 15%. Adapun tebal minimum lapisan abu
yang diperlukan untuk pembakaran adalah 5cm.
Pada pembakaran dengan stoker ini, abu hasil pembakaran berupa fly
ash jumlahnya sedikit, hanya sekitar 30% dari keseluruhan. Kemudian dengan upaya
seperti pembakaran NOx dua tingkat, kadar NOx dapat diturunkan hingga sekitar 250
– 300 ppm. Sedangkan untuk
menurunkan SOx, masih diperlukan
tambahan fasilitas berupa alat
desulfurisasi gas buang.
Pada gambar A ditunjukkan
skematik pembakaran unggun tetap
dengan cara hembusan udara updraft
combustion. Butiran batubara
diletakkan di atas grate, udara masuk
dibagi dua menjadi udara primer dan udara sekunder. Udara primer dihembuskan dari
dasar bed dan udara sekunder dari bagian atas bed.
Dengan cara ini gas buang akan terhembus keatas. System hembusan udara
seperti ini diseut updraft combustion. Pada gambar B ditunjukkan system pembakaran
unggun tetap dengan sistem hembusan downdraft combustion.
Ada tiga pola dasar pengumpanan batubara dan udara yang telah
dikembangkan:
Pada
pola

pengumpanan overfeed (gambar A), aliran batubara dan udara saling berlawanan.
Batubara diumpankan dari atas unggun bergerak kebawah sambil terbakar, sementara
udara mengalir keatas melewati lapisan abu dan batubara baru. Umpan batubara akan
terpanaskan karena kontak dengan batubara yang sudah terbakar yang ada
dibawahnya dan juga oleh gas hasil pembakaran yang mengalir berlawanan arah.
Material sisa pembakaran turun ke permukaan grate dan secara periodic dikeluarkan
dengan cara dumping, shaking atau vibrating. Beberapa stoker mempunyai grate yang
berjalan secara kontinyu.
Pada pola pengumpanan underfeed (gambar B), aliran batubara dan udara
terjadi secara parallel dan biasanya mengalir keatas. Zat terbang, uap air dan uara
pembakaran mengalir dari lapisan bahan bakar yang terbakar. Tipe ini menghasilkan
lebih sedikit asap pada pengumpanan dan pengoprasian beban rendah.
Pada pola pengumpanan crossfeed (gambar C), merupakan pola
pengumpanan bahan bakar dan pengaliran udara yang banyak diterapkan. Dalam pola
ini batubara sebagai bahan bakar bergerak secara horizontal, sementara udara
bergerak dari bawah keatas. Pola pembakaran system ini terdiri dari stoker yang
dilengakapi dengan hopper untuk tempat pengumpanan, chain grate, travelling grate
dan vibrating, reciprocating atau iscillating grate.

Sistem Pembakaran Unggun Fuidisasi


Fluidized bed system adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah
menggunakan blower sehingga benda padat di atasnya berkelakuan mirip fluida.
Teknik fluidisasi dalam pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien dalam
menghasilkan energi. Pasir atau corundum yang berlaku sebagai medium pemanas
dipanaskan terlebih dahulu. Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar.
Setelah temperatur pasir mencapai temperature bakar batubara (300oC) maka
diumpankanlah batubara.  Sistem ini menghasilkan abu terbang dan abu yang turun di
bawah alat. Abu-abu tersebut disebut dengan fly ash dan bottom ash. Teknologi
fluidized bed biasanya digunakan di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).
Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam perbandingan berat adalah :
(80-90%) berbanding (10-20%).
Pada gambar ditunjukkan skematik
unggun fluidisasi. Pada system unggun
partikel bebas bergerak karena adanya tekanan
yang cukup kuat untuk mengangkat partikel
batubara. Didalam system pulverisasi, partikel
bergerak cepat bersama-sama dengan gas,
karenanya gerakan partikel dan gas mengelilinginya cendrung bergerak bersama-
sama.
Gerakan pertkel bolak-balik ini menghasilkan campuran yang baik dan
distribusi partikel yang merata sehingga partikel teraduk dengan baik. Dalam
fluidized-bed hal ini dilakukan dengan metode yang berbeda dalam mengendalikan
perpindahan panas dan ini menghasilkan metode yang berbeda dalam pengeluaran
abu. Suhu bed dikendalikan dengan mengatur kedalaman bed, dengan menambah atau
tidak alat penukar panas, dan dengan penggunaan ballast (bahan inert) dalam bed.
Secara umum konsep teknologi yang diunggulkan dari system pembakaran
fluidized bed adalah :
 Adanya gerak turbulen partikel yang sangat baik untuk proses perpindahan
panas dan massa bahan bakar padat, dan baik untuk menyeragamkabn
temperature di dalam bed dan reactor.
 Injeksi langsung gas terlarut (sorbent) ke dalam bed, sangat memudahkan
untuk mengkontrol gas asam
 Penggunaan temperature sebagai variable independent, yang berguna untuk
mengendalikan polusi, mengatur distribusi bahan bakar dan udara, serta
penukaran panas di dalam reactor
 Penggunaan bed dengan material inert sebagai pemberat panas (thermal
flywheel) yang dapat mengurangi terjadinya slugs ataupun pengotor bahan
bakar lainnya.

Sistem Pembakaran Pulverisasi


Pada sistem pembakaran pulverisasi, partikel batubara harus cukup halus agar
bisa dimasukkan oleh tekanan udara pembakaran. Ukuran batubara untuk pembakaran
sistem pulverisasi adalah -200 mesh. Apabila batubara lignit yang dipakai maka
jumlah partikel berukuran -200 mesh sekitar 65-70% sedangkan untuk sub bituminous
yang mudah tebakar, jumlah sampai 80-85 %. Untuk menjaga agar nyala api stabil
dan mencegah berbalik arah ke burner, batubara harus diinjeksikan kedalam tanur
dengan kecepatan tinggi, sekitar 15 meter/detik. Pada gambar 8.5 menunjukkan
sketmatik susunan burner, sistem pemasukan udara primer dan sekunder untuk
pembakaran pulverisasi.
Berdasarkan abau yang dikeluaran, tanur pulverisasi terbagi dua yaitu tanur
dry bottom untuk tanur yang pengeluaran abunya dilakukan dalam keadaan kering
dan tanur sag tap atau wet bottom untuk tanur yang pengeluarannya abunya dilakukan
dalam keadaan leleh.
Metode pembakaran pulverized coal hampir tidak tergantung pada
karakteristik batubara. Secara umum hampir semua batubara dapat digunakan dengan
sistem ini dengan sistem yang tepat.
 Dry Bottom Firing
Operasi unit abu kering lebih sederhana dan lebih fleksibel terhadap
perubahan jumlah dan sifat-sifat batubara dibandingkan dengan unit wet
bottom firing. Kerugian utama unit dry bottom firing ini adalah karena
ukuranya lebih besar (sehingga lebih mahal) dan sekitar 80-90% abu.
a. Vertikel firing
b. Tangential firing
c. Opposed inclined firing
d. Horizontal firing
Harus dikeluarkan dari boiler dan presipitaor hopper dalam bentuk debu yang sangat
halus.
 Wet Bottom Firing
Unit wet bottom firing ini dikembangkan untuk mengatasi masalah
penanganan debu dengan cara membuat abu lebih berat, berbentuk granular
dan tinggal dalam tanur lebih banyak dibandingkan dalam unit abu kering.
Dalam unit web bottom ini aliran leburan abu yang mengalir dari tanur
disemprot dengan air pendingin sehingga terbentuk produk dengan ukuran
yang diinginkan. Sekitar 80% abu bisa tinggal dalam tanur untuk beberapa
unit desain tertentu.
Dibandingkan dengan dry bottom firing, unit wet bottom firing
mempunyai kerugian-kerugian seperti kurang fleksibel terhadap pemilihan
batubara, lebih banyak terjadi fouling dan korosi eksternal, pembentukan NOx
yang lebih tinggi dan uap yang diperoleh lebih sedikit.
 Slurry Firing
Pembakaran dalam bentuk slurry bertujuan agar bahan bakar lebih mudah
ditransportasikan, disimpan dan digunakan dibandingkan dalam bentuk padat.
Bahan bakar dalam bentuk slurry ini diantaranya coal-water mixtures(CWM)
dan coal-oil Mixtures (COM).
o Coal- Water Mixture(CWM)
CWM merupakan campuran antara batubara berukuran halus dan air
dengan perbandingan tertentu serta dengan penambahan aditif tertentu
untuk menjaga kestabilan fluida agar batubara tidak dapat mengendap.
Tujuan utama CWM adalah agar dapat ditransportasikan dengan pipa-pipa
sehingga lebih murah biaya transportasinya dibandingkan biaya transportasi
batubara dalam keadaan padat. Yang perlu diperhatikan dalam CWM ini
adalah dalam masalah penyimpanan yang membutuhkan tempat khusus,
kestabilan fluida dalam waktu tertentu, masalah dewatering baik secara
termal maupun mekanik, dan masalah keberhasilan dalam pembakaran.
o Coal-Oil Mixtures(COM)
COM merupakan campuranantara batubarahalus dan minyak dengan
perbandingan tertentu. COM tidak terlalu menimbulkan masalah
menyangkut keberhasilan dalam pembakaran, dibandingkan CWM.

 Tanur Cyclone
Pengembangan metoda pembakaran pulverized coal diantaranya adalah
dengan menginjeksikan udara dan batubara secara tangensial dan dengan
kecepatan tinggi kedalam tanur cyclone horizontal silindris, kemudian
membakar batubara tersebut bergerak mengikuti bentuk spiral. Dibawah
kondisi aerodinamis yang tepat, tanur ini bisa menghasilkan panas mencapai
500.000 Btu/jam ft3 ruang pembakaran (bandingkan dengan sistem dry bottom
yang hanya menghasilkan panas paling tinggi 150.000 dan sistem slag-tap
yang menghasilkan panas 400.000 Btu). Karena temperatur nyala api yang
tinggi (3000oF) maka dihasilkan sekitar 90% abu sebagai abu lebur (molten
slag) yang cenderung menempel pada dinding tanur dengan lengket sehingga
masih menyisahkan partikel-partikel batubara yang terbakar.

 Fluidized-Bed Combustion
Dalam pembakaran fluidized-bed, ukuran partikel cukup kecil
sehingga bisa diapungkan oleh aliran udara pembakaran yang bergerak dari
baah keatas. Partikel selanjutnya bergerak keatas dan kebawah secara
mengelompok. Gerakan vertikal yang bolak-balik ini menghasilkan
pencampuran yang baik dan distribusi partikel yang merata sehingga partikel-
partikel tersebut ‘teraduk’ dengan baik.
Temperatur beg dikendalikan dengan mengatur kedalaman bed, dengan
menambah atau tidak penukar panas(heat exchanger), clan dengan
penggunaan ballast (bahan inert) dalam bed. Fluidized bed mempunyai banyak
alternatif dalam memecahkan masalah-masalah diatas, sebagai contoh, apakah
sistem dijalankan dengan bed agak panas atau agak dingin.
Pressurized Fluidized-bed Combustion. Pada pembakaran jenis ini
tekanan pembakaran dinaikkan dan ukuran ruang pembakaran jenis ini
tekanan pembakaran bisa lebih diperkecil sehingga menurunkan biaya
investasi. Juga, pada tekanan pembakaran di atas 4-6 atm, turbin gas dapat
dijalankan oleh gas pembakaran untuk menekan udara pembakaran dan
menghailkan daya listrik hasilnya dapat meningkatkan efisiensi dalam
menghasilkan listrik.
 Pengendalian Polusi
Pada umumnya polutan yang ada di udara berasal dari sumber
pembakaran dalam sekitar 90% dan polutan ini berasal dari hanya lima jenis
emisi yaitu gas karbon monoksida, hidrokarbon, partikulat, nitric oxida dan
sulfur oksida. Emisi yang berasal dari batubara disebabkan oleh abu, nitrogen
clan sulfur.
Abu yang dihasilkan oleh pembakaran batubara akan mencemari
atmosfir jika terlepas bersama gas pembakaran dan dapat mencemari air tanah
atau sumber-sumber air jika dikeluarkan dari gas dan dibuang di tempat
pembuangan. Lagipula, meskipun terdapat tekni-teknik penangkapan abu yang
sangat efektif, masih ada sebagian kecil abu yang terlepas. Abu yang terlepas
ini umumnya berupa partikel-partikel halus yang sulit dilepaskan dari gas-gas
pebakaran sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan.
Batubara juga mengandung sulfur yang terkonversikan menjadi sulfur
oksida SO2 selama pembakaran. Sulfur dalam batubara dapat sebagai ikatan
organik dan anorganik. Sulfur anorgaik lebih mudah dihilangkan (dengan
proses pencucian dsb). Oksida nitrogen NO dan NO 2 (NO2 merupakan sumber
pencemaran nomer tiga yang terdapat dalam pembakaran batubara. NO
terbentuk dari senyawa nitrogen dalam batubara dan dari nitrogen dalam udara
pembakaran.
Emisi dapat dikendalikan dengan salah satu atau lebih dari ke tiga cara berikut ini:
- Penghilangan substansi yang menyebabkan pencemaran dari bahan bakar (contoh :
de-ashing dan gasifikasi).
- Modifikasi variabel-variabel yang mengendalikan proses pembakaran itu sendiri.
- Penghilangan substansi yang tidak diinginkan dari effluent.

C. Sistem Pembakaran Minyak


Minyak sedikit lebih sulit daripada gas alam karena disamping harus
mengolah atau menyiapkan bahan bakar untuk pembakaran juga harus mengukurnya,
mencampurnya dengan udara dan membakarnya. Ada beberapa cara yang dapat
ditempuh untuk menyiapkan bahan bakar untuk pembakaran, termasuk diantaranya
penguapan atau gasifikasi minyak dengan cara memanaskannya didalam pembakar,
atau pengatoman minyak tersebut ke dalam aliran udara. Teknik penguapan
khususnya sangat cocok untuk bahan bakar minyak yang ringan.
Contoh dua buah pembakar
pengatom yang menggunakan udara dan
uap ditunjukkan pada gambar 8.6.
atomisasi udara atau uap sangat cocok
dipakai untuk beban yang bervariasi dan
dapat meliputi rentang kapasitas yang
cukup besar tanpa harus menggantikan
susunan “tip” atau “gun”nya. Atomisasi
mekanis sangat sesuai dipakai untuk beban steady dan kapasitas yang besar tetapi
mempunyai rentang kapasitas yang terbatas.
Sebuah pembakar mangkuk putar yang umum ditunjukkan pada gambar 8.7.
pembakaran ini menggunakan sebuah mangkuk putar horizontal berkecepatan tinggi
(3500 putaran/ menit) untuk memutar minyak keluar dari rim (pelek) dan masuk ke
dalam arus udara dengan gaya sentrifugal. Pembakaran mekanis khususnya ini
mempunyai rentang kapasitas yang sangat besar.
Pada desain tipikal pembakar atomisasi uap pencampuran internal. Perubahan
tip akan mengubah rentang kapasitas yang diladeni. Pembakar atomisasi uap dari jenis
pencampur eksternal, di atas, mengakui minyak dan media pengatom, uap, bersama-
sama pada tip pembakar register, di bawah mempunyai sudu peredam untuk mengatur
suplai udara.
Pembakaran minyak mangkuk-
berputar. Mangkuk yang berputar
dengan arah yang bersamaan dengan
arah jarum jam memecah selaput
minyak pada rim dengan gaya
sentrifugal dan mengelurkanya ke arus
udara yang berpusar searah dengan
jarum jam.Untuk memutar minyak keluar dari rim dan masuk ke dalam arus udara
dengan gaya sentrifugal. Pembakar mekanis khusus ini mempunyai rentang kapasitas
yang sangat besar. Setiap sstem pembakar bahan bakar minyak biasanya terdiri dari
sebuah tangki penampung minyak, sebuah peralatan pemanas dan pompa, sebuah
header untuk suplai inyak, pembakar, dan saluran pengembalian minyak ditujukan
pada gambar.

D. Sistem Pembakaran Gas


Bahan bakar gas, termasuk gas alam adalah bahan bakar yang paling mudah
terbakar. Gas hanya memerlukan sedikit bahkan tanpa persiapan sama sekali sebelum
pembakaran. Dalam pembakarannya hanya diperlukan kesetimbangan, bercampur
dengan udara dan dinyalakan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara.
Pembakaran gas atmosfir adalah salah satu pembakar gas yang sangat umum
dipakai. Pada system ini, momentum gaya yang masuk digunakan untuk menarik
udara primer kedalam pembakar dengan suatu proses yang disebut aspirasi. Operasi
system ini biasanya memuaskan untuk campuran mula gas dan udara primer dengan
presentase 30-70%. Udara sekunder ditarik ke sekeliling pembakaran untuk
menyempurnakan proses pembakaran.
Dua buah pembakar atmosfir
tipikal. Pembakar gas atmosfir menarik
ke dalam udara primernya untuk
pembakaran akibat pegaruh arus gas
bertekanan rendah yang berekspansi
melalui sebuah orifis. Pembakaran
bertingkat dua bekerja pada gas
bertekanan tinggi ; melakukannya
melalui dua bagian venture yang berhubungan secara seri. Udara primer masuk ke
shuter , di kiri, akibat induksi.
Pembakar gas tahan
api biasanya dipakai untuk
pembangkit uap. Udara
pembakar ditarik
kesekeliling sebuah
pembakar yang mempunyai
jet-jet gas yang banyak
(multiple gas jets) yang
mengeluarkan gas kedalam
aliran udara dengan cara
tertentu sehingga adukan
keras itu menghasilkan
campuran yang baik.
Campuran udara-gas kemudian dikeluarkan kedalam sebuah tabung atau terowongan
pencampuran yang pendek dengan bahan tahan api. Tabung tahan api tersebut
dilindungi logam pembakar dari suhu tinggi. Tiga pembakar gas tahan api.
Pembakar gas tahan api, pencampuran mula gas bahan dengan udara yang dibutuhkan
untuk pembakaran berlangsung di dalam ruang pencampuran di luar ruang pembakar
sebenarnya. Sudu-sudu yang ditempatkan di lintasan udara masuk ke terowongan
pembakar pekerja untuk memberi gerakan berpusat pada arus. Gas dikelurkan dari
sejumlah “spud” yang terpasang pada manifold tegak lurus dan horizontal. Udara
primer masuk di sekeliling spud.
Pembakaran gas lain yang juga
umum dipakai ialah pembakaran “fan-
mx”. Pada system ini, gas bahan bakar
dikeluarkan dari nozel-nozel yang
dipasang dengan sudut tertentu pada laba-
laba berputar dan gaya reaksi yang
dihasilkan itu memutar laba-laba serta fan
yang terpasang padanya. Fan ini
menghasilkan campuran yang merata dan pembakaran terjadi sangat dekat ke
pembakar.
BAB III
PENUTUP

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

 Berdasarkan materiya jenis-jenis bahan bakar dibedakan menjadi


a. Bahan bakar padat contohnya batubara
b. Bahan bakar minyak contohnya bensin dan solar
c. Bahan bakar gas contohnya gas alam dll.
 Berdasarkan materinya system pembakaran dalam industry dibedakan menjadi 3
yaitu :
a. Sistem pembakaran batubara
b. Sistem pembakaran minyak
c. Sistem pembakaran gas
 System pemabakaran batubara dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Unggun tetap (fixedbed) dimana batubara berada di atas conveyor yang
berjalan atau grate dengan cara pengumpanan overhead(spreader),
underfeed, dan crossfeed(vibrating)
b. Unggun fluidisasi, sistem dimana udara ditiup dari bawah menggunakan
blower sehingga benda padat di atasnya berkelakuan mirip fluida
c. Purverisasi Pada system pembakaran pulverisasi, partikel batubara harus
cukup halus agar bisa dimasukkan oleh tekanan udara pembakaran
 Sistem pembakaran minyak yang umum digunakan terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Pembakaran minyak dengan pengatoman dengan cara memanaskannya
didalam pembakar, atau pengatoman minyak tersebut ke dalam aliran
udara
b. Pembakar minyak mangkuk berputar, Mangkuk yang berputar dengan
arah yang bersamaan dengan arah jarum jam memecah selaput minyak
pada rim dengan gaya sentrifugal dan mengelurkanya ke arus udara yang
berpusar searah dengan jarum jam
 Sistem pembakaran gas yang umum digunakan antara lain :
a. Pembakaran gas atmosfir, Pada system ini, momentum gaya yang masuk
digunakan untuk menarik udara primer kedalam pembakar dengan suatu
proses yang disebut aspirasi.
b. pembakaran “fan-mx”, Pada system ini, gas bahan bakar dikeluarkan dari
nozel-nozel yang dipasang dengan sudut tertentu pada laba-laba berputar
dan gaya reaksi yang dihasilkan itu memutar laba-laba serta fan yang
terpasang padanya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Majas
    Majas
    Dokumen11 halaman
    Majas
    antikutami
    Belum ada peringkat
  • Akjhewbfikuabej
    Akjhewbfikuabej
    Dokumen4 halaman
    Akjhewbfikuabej
    antikutami
    Belum ada peringkat
  • Matlab
    Matlab
    Dokumen2 halaman
    Matlab
    antikutami
    Belum ada peringkat
  • Soal SP
    Soal SP
    Dokumen23 halaman
    Soal SP
    antikutami
    Belum ada peringkat
  • Blajhsjka
    Blajhsjka
    Dokumen6 halaman
    Blajhsjka
    antikutami
    100% (1)
  • Bayurmi
    Bayurmi
    Dokumen3 halaman
    Bayurmi
    antikutami
    Belum ada peringkat