Sistem Pembakaran Bahan Bakar
Sistem Pembakaran Bahan Bakar
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Dytha Florenza (061740421539)
2. Gading Ananda Putra P (061740421540)
3. Indarianti Utami (061740421541)
KELAS : 5 KIA
DOSEN PENGAMPU : Ir. Sofiah, M.T.
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan berkah, rahmat,
karunia, serta ridho dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sistem
Utilitas dengan judul “Sistem Pembakaran Bahan Bakar” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami berterima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada Ibu Ir.
Sofiah, M.T. selaku dosen mata kuliah Sistem Utilitas Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah
berkontribusi dalam menyelesaikan tugas ini.
Demikian makalah ini dibuat, besar harapan makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sistem Pembakaran Bahan Bakar.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Makalah.........................................................................................6
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Bahan Bakar..............................................................................................7
B. Sistem Pembakaran Unggun Tetap...........................................................8
C. Sistem Pembakaran Unggun Terfluidisasi................................................8
D. Sistem Pembakaran Purverisasi................................................................9
BAB III..................................................................................................................40
PENUTUP..............................................................................................................40
3.1 Kesimpulan..............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi, termasuk energi listrik, merupakan elemen yang sangat penting
dan strategis di dalam mendukung Sistem Ketahanan Nasional kita di bidang
ekonomi dan sosial. Krisis bahan bakar dan energi listrik dapat menimbulkan
ancaman serius bagi kestabilan ekonomi dan sosial sebuah negara. Sebaliknya,
negara yang memiliki sumber-sumber energi yang selalu tersedia sepanjang masa
adalah ibarat kokohnya tulang-tulang yang membuat tegaknya tubuh yang bernama
bangsa Indonesia.Solusi yang paling tepat untuk mengatasinya adalah dengan
Melakukan “diversifikasi sumber-sumber energi” yang akan menggantikan energi
fossil dan minyak impor yang semakin mahal, polutif, dan berkurang
ketersediaannya.
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas
setelah direaksikan dengan oksigen di udara.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bahan bakar?
2. Bagaimanakah sistem pembakaran unggun tetap?
3. Bagaimanakah sistem pembakaran unggun terfluidisasi?
4. Bagaimanakah sistem pembakaran purverisasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bahan bakar
2. Mengetahui dan memahami sistem pembakaran unggun tetap
3. Mengetahui dan memahami sistem pembakaran unggun terfluidisasi
4. Mengetahui dan memahami sistem pembakaran purverisasi
BAB II
ISI
A. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya
bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi
redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan
dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar
adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi
nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan
jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang
bisa dipakai adalah logam radioaktif.
Jenis-jenis bahan bakar :
Berdasarkan Materinya
1. Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan
menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang
dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk
menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
2. Bahan bakar cair
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar minyak
atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan
bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair
seperti Bensin bisa dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin.
3. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan
Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana
sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia
lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya
dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan
bermotor.
B. Sistem Pembakaran Batubara
Sistem pembakaran batubara dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Unggun tetap (fixed bed combustion) dengan cara pengumpanan overfeed
(spreeder), underfeed , dan crossfeed(vibrating)
2. Unggun fluidisasi (fluidized bed combustion/FBC)
3. Purverisasi (pulverized coal combustion/PCC)
pengumpanan overfeed (gambar A), aliran batubara dan udara saling berlawanan.
Batubara diumpankan dari atas unggun bergerak kebawah sambil terbakar, sementara
udara mengalir keatas melewati lapisan abu dan batubara baru. Umpan batubara akan
terpanaskan karena kontak dengan batubara yang sudah terbakar yang ada
dibawahnya dan juga oleh gas hasil pembakaran yang mengalir berlawanan arah.
Material sisa pembakaran turun ke permukaan grate dan secara periodic dikeluarkan
dengan cara dumping, shaking atau vibrating. Beberapa stoker mempunyai grate yang
berjalan secara kontinyu.
Pada pola pengumpanan underfeed (gambar B), aliran batubara dan udara
terjadi secara parallel dan biasanya mengalir keatas. Zat terbang, uap air dan uara
pembakaran mengalir dari lapisan bahan bakar yang terbakar. Tipe ini menghasilkan
lebih sedikit asap pada pengumpanan dan pengoprasian beban rendah.
Pada pola pengumpanan crossfeed (gambar C), merupakan pola
pengumpanan bahan bakar dan pengaliran udara yang banyak diterapkan. Dalam pola
ini batubara sebagai bahan bakar bergerak secara horizontal, sementara udara
bergerak dari bawah keatas. Pola pembakaran system ini terdiri dari stoker yang
dilengakapi dengan hopper untuk tempat pengumpanan, chain grate, travelling grate
dan vibrating, reciprocating atau iscillating grate.
Tanur Cyclone
Pengembangan metoda pembakaran pulverized coal diantaranya adalah
dengan menginjeksikan udara dan batubara secara tangensial dan dengan
kecepatan tinggi kedalam tanur cyclone horizontal silindris, kemudian
membakar batubara tersebut bergerak mengikuti bentuk spiral. Dibawah
kondisi aerodinamis yang tepat, tanur ini bisa menghasilkan panas mencapai
500.000 Btu/jam ft3 ruang pembakaran (bandingkan dengan sistem dry bottom
yang hanya menghasilkan panas paling tinggi 150.000 dan sistem slag-tap
yang menghasilkan panas 400.000 Btu). Karena temperatur nyala api yang
tinggi (3000oF) maka dihasilkan sekitar 90% abu sebagai abu lebur (molten
slag) yang cenderung menempel pada dinding tanur dengan lengket sehingga
masih menyisahkan partikel-partikel batubara yang terbakar.
Fluidized-Bed Combustion
Dalam pembakaran fluidized-bed, ukuran partikel cukup kecil
sehingga bisa diapungkan oleh aliran udara pembakaran yang bergerak dari
baah keatas. Partikel selanjutnya bergerak keatas dan kebawah secara
mengelompok. Gerakan vertikal yang bolak-balik ini menghasilkan
pencampuran yang baik dan distribusi partikel yang merata sehingga partikel-
partikel tersebut ‘teraduk’ dengan baik.
Temperatur beg dikendalikan dengan mengatur kedalaman bed, dengan
menambah atau tidak penukar panas(heat exchanger), clan dengan
penggunaan ballast (bahan inert) dalam bed. Fluidized bed mempunyai banyak
alternatif dalam memecahkan masalah-masalah diatas, sebagai contoh, apakah
sistem dijalankan dengan bed agak panas atau agak dingin.
Pressurized Fluidized-bed Combustion. Pada pembakaran jenis ini
tekanan pembakaran dinaikkan dan ukuran ruang pembakaran jenis ini
tekanan pembakaran bisa lebih diperkecil sehingga menurunkan biaya
investasi. Juga, pada tekanan pembakaran di atas 4-6 atm, turbin gas dapat
dijalankan oleh gas pembakaran untuk menekan udara pembakaran dan
menghailkan daya listrik hasilnya dapat meningkatkan efisiensi dalam
menghasilkan listrik.
Pengendalian Polusi
Pada umumnya polutan yang ada di udara berasal dari sumber
pembakaran dalam sekitar 90% dan polutan ini berasal dari hanya lima jenis
emisi yaitu gas karbon monoksida, hidrokarbon, partikulat, nitric oxida dan
sulfur oksida. Emisi yang berasal dari batubara disebabkan oleh abu, nitrogen
clan sulfur.
Abu yang dihasilkan oleh pembakaran batubara akan mencemari
atmosfir jika terlepas bersama gas pembakaran dan dapat mencemari air tanah
atau sumber-sumber air jika dikeluarkan dari gas dan dibuang di tempat
pembuangan. Lagipula, meskipun terdapat tekni-teknik penangkapan abu yang
sangat efektif, masih ada sebagian kecil abu yang terlepas. Abu yang terlepas
ini umumnya berupa partikel-partikel halus yang sulit dilepaskan dari gas-gas
pebakaran sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan.
Batubara juga mengandung sulfur yang terkonversikan menjadi sulfur
oksida SO2 selama pembakaran. Sulfur dalam batubara dapat sebagai ikatan
organik dan anorganik. Sulfur anorgaik lebih mudah dihilangkan (dengan
proses pencucian dsb). Oksida nitrogen NO dan NO 2 (NO2 merupakan sumber
pencemaran nomer tiga yang terdapat dalam pembakaran batubara. NO
terbentuk dari senyawa nitrogen dalam batubara dan dari nitrogen dalam udara
pembakaran.
Emisi dapat dikendalikan dengan salah satu atau lebih dari ke tiga cara berikut ini:
- Penghilangan substansi yang menyebabkan pencemaran dari bahan bakar (contoh :
de-ashing dan gasifikasi).
- Modifikasi variabel-variabel yang mengendalikan proses pembakaran itu sendiri.
- Penghilangan substansi yang tidak diinginkan dari effluent.