akan tetapi para sekutu tidak menerima kemerdekaan Indonesia. Jauh dari ibukota Batavia,
terjadi sebuah perlawanan yang dilakukan rakyat Surabaya yang dikenal dengan
sebutan PERTEMPURAN 10 NOVEMBER.
Pada akhirnya Belanda benar-benar datang ke Indonesia, tepatnya pada tanggal 15
September 1945. Mereka dibawah bendera NICA dengan berlindung mengatasnamakan
pasukan AFNEI (Allied Forces for Netherland East Indies), mendaratkan kapalnya di Tanjung
Priok. Tujuan kedatangan AFNEI adalah untuk melucuti tentara dan senjata Jepang
Pukul 21:00 malam 18 September sekelompok Belanda dibawah pimpinan Mr. W.V.Ch.
Ploegman secara diam-diam mengibarkan bendera kebangsaan Belanda. Keesokan harinya terjadi
sebuah aksi heroik menuntut diturunkannya bendera (Merah-Putih-Biru) tersebut.
Wibowo : Kurang ajar! mereka tidak tau diri! Kita ini bangsa merdeka. Ayo kita turunkan bendera busuk
itu. (memberi semangat)
Surabaya : Turunkan Bendera Belanda.! Turunkan Bendera Belanda ..!! (Demonstrasi di depan hotel Yamato)
man : Tenang.. tenang.. saya akan mencoba bicara dengan mereka (sambil mengangkat kedua tangannya,)
Mr. Ploegman : Soediman.. how are you? Silakan duduk, Mau apa you datang kesini?
man : Kami minta agar kalian menurunkan bendera kalian itu sekarang juga!(Berbicara dengan lantang dan
tegas)
egman : hahaha.. atas dasar apa you berani memerintah saya? (tertawa dengan sinis)
man : Presiden Soekarno telah memerintahkan agar bendera Merah-Putih dikibarkan diseluruh wilayah
Republik Indonesia.
egman : Tidak bisa! You harus tau kalau kami tidak mengakui you punya negara. (marah dan menodongkan pistol
kearah soedirman)
Sidik yang berada didekat Soedirman tidak bisa menerima gelagat Ploegman.
: Dasar kau biadab..!(menendang pistol Ploegman dan mencekiknya hingga tewas, namun dirinya juga
tewas ditembak pengawal Ploegman)
Haryono : Siap Laksanakan. Ayo Bung Koesno kita kibarkan Sang Merah Putih.
Diiringi teriakan penuh semangat, Haryono dan Koesno Wibowo memanjat dan merobek
bendera Belanda yang berwarna biru, hingga menyisakan bendera Merah-Putih berkibar gagah.
man : Kepada Sang Merah Putih, Hormat gerak.! (dengan khidmat semua memberi penghormatan pada
bendera Merah Putih) Tegak Gerak, Merdeka..!
Seorang kawan Bung Tomo yang menyaksikan kedatangan pasukan Inggris segera melapor
kepada Bung Tomo. Bung Tomo pun mengabarkan kedatangan Inggris secara meluas.
Smith : Sampaikan kedatangan kami kepada tuan anda. (berbicara kepada Haryono)
o : Nuwun sewu Gubernur, ada pasukan AWS.Mallaby diluar. (melapor kepada Gubernur)
ur Suryo : (membalas sapaan dengan menjabat tangan)Silahkan duduk. (mereka pun duduk)
Mereka pun memulai perundingan dengan hangat, kesepakatan pun berhasil diraih kedua
pihak, diantaranya: Inggris berjanji bahwa diantara mereka tidak terdapat angkatan perang
Belanda, disetujuinya kerjasama menjamin keamanan,membentuk biro kerjasama, dan Inggris
hanya akan melucuti senjata Jepang.
ur Suryo : Alhamdulillah, kita sudah sepakat. Saya harap kalian menepati janji. (berdiri dan berkata tegas)
Golden Smith : Ya tentu, terimakasih atas sambutan tuan. (berjabat tangan lalu pergi)
Namun alih-alih menepati janji, pada malam harinya pasukan Kapten Shaw dibawah perintah
AWS. Mallaby menyerbu penjara kalisosok membebaskan para tawanan perang Jepang salah
satunya Kolonel Huiyer. Keesokan harinya perang pun tidak terhindarkan.
allaby : Persons beeing arms and refusing to deliver them to the Allied Forces are liable to be shoot.
no : Baiklah, mari kita segera mulai perundingan!(terburu-buru dan langsung masuk lalu duduk tanpa
dipersilahkan)
Perundingan pun berjalan cukup alot, namun akhirnya mereka mencapai kata sepakat,
diantaranya; selebaran pamflet dianggap tidak sah dan diadakannya gencatan senjata. Seluruh
peserta perundingan berjabat tangan, rombongan Soekarno pun kembali ke Jakarta.
Setelah perundingan, kontak senjata dibeberapa titik masih berlangsung. Hal ini karena
kurangnya komunikasi mengenai perjanjian gencatan senjata. Bahkan menjelang sore hari Gedung
Bank Internatio sempat dikepung oleh arek-arek Surabaya.
Hingga pada pukul 17:00 tragedi fatal pun terjadi, di Jembatan Merah dekat Gedung Bank
Internatio. Jendral AWS. Mallaby tewas dibunuh pejuang Indonesia yang tidak diketahui
identitasnya.
Dengan gagah berani para pejuang Indonesia menghadang dan menyerang mobil
rombongan sekutu hingga menewaskan AWS. Mallaby.
Setelah terbunuhnya AWS. Mallaby, kejadian ini menjadi sorotan tajam dikalangan negara-
negara sekutu. Akhirnya kerajaan Inggris mengirim bala bantuan, dan Mayor Jendral Manserg
dijadikan sebagai komandan sekutu di Surabaya menggantikan AWS Mallaby. Dan pada 9 November
1945 Manserg mengeluarkan ultimatum sebagai respon kemarahan atas terbunuhnya AWS. Mallaby.
g : “Semua pemimpin dan para pemuda Indonesia harus menyerahkan senjatanya ditempat-tempat yang
telah ditentukan. Kemudian menyerahkan diri sambil mengangkat tangan, selambat-lambatnya pukul
06:00 tanggal 10 November 1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka
Surabaya akan kami serang dari darat, laut, dan udara.”(berkata dengan lantang dan tegas).
Mendengar ultimatum yang dikeluarkan Manserg ternyata tidak membuat gentar are-arek
Surabaya.Namun dibalas dengan seruan jihad yang disampaikan KH Hasyim Asy’ari pada 9 November
mampu menyebar hebat ke berbagai daerah di Jawa Timur, dan mendorong mereka ke Surabaya
dalam rangka jihad Fii Sabilillah.
Surabaya : Usir sekutu! Usir sekutu!, Allahu Akbar! Allahu Akbar! (Menyambut kedatangan para santri Jawa Timur.)
Gubernur Suryo : Kita sudah sepakat bahwa Surabaya menolak, ultimatum inggris itu!
Kyai Hasyim Asy’ari : Seluruh santri Jawa Timur siap berjihad dijalan Allah.
Bung Tomo : Mari kita satukan kekuatan kita untuk menghabisi mereka.
Semua : Merdeka!!!
Usai perundingan singkat itu, seluruh komponen Surabaya bersatu dengan satu suara perang
melawan sekutu.
omo : Pidato Bung Tomo(pidato Bung Tomo lewat radiomembakar semangar arek-arekSurabaya)
Rakyat Surabaya menyambut pidato KH Hasyim Asy’ari dan Bung Tomo dengan teriakan lantang.
Hingga pada akhirnya pecahlah Pertempuran 10 November karena pihak Indonesia tidak
menghiraukan ultimatum.
omo : Kami tidak akan menyerahkan Surabaya kepada kalian! Langkahi dulu darah yang berapi-api ini!
: Serang!!!
Pada mulanya rakyat Surabaya berhasil menekan sekutu, namun karena menghadapi senjata
canggih, rakyat Surabaya pun kewalahan. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara
spontan dan tidak teratur, namun makin hari makin teratur.Walau demikian, hingga pada akhirnya
Surabaya pun takluk dalam waktu tiga minggu.