UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN KASUS
(Cheilosis)
Oleh:
NIM : J014192040
IdentitasPasien
Usia : 22 tahun
No. RM : 00.05.11.38
2. Definisi
Cheilosis merupakan peradangan yang menyakitkan dan adanya kerusakan atau retakan
di permukaan keratin bibir.Orang dengan kebiasaan yang mengiritasi permukaan luar bibir,
seperti menjilat bibir, juga lebih mungkin untuk terjadinya cheilosis. Orang dengan
gangguan kesehatan seperti anemia, diabetes dan defisiensi imun sangat rentan.2
3. Epidemiologi
Individu yang memiliki kebiasaan terpapar sinar matahari sejak awal kehidupannya
memiliki risiko terbesar untuk terkena cheilosis. Orang dengan cheilosis cenderung berusia
di atas 40 tahun dan pria lebih sering menderita dibandingkan wanita dengan rasio 12
banding 1.3
Cheilosis terjadi lebih sering pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam, fenotip
kulit merupakan faktor predisposisi penting dalam menilai risiko cheilosis. Meningkatnya
melanin di bibir orang kulit hitam tampaknya memberikan peningkatan perlindungan dari
efek UVR yang berbahaya. Perlu dicatat bahwa cheilosis pada bibir bawah terjadi 30 kali
lebih sering pada orang kulit putih daripada pada orang kulit hitam.3
4. Etiologi
Cheilosis terjadi akibat nutrisi riboflavin (B2), kurang asupan air atau kehilangan cairan
yang berlebih, terkena sinar ultraviolet dari matahari yang terlalu lama, bernafas lewat
mulut, dan dehidrasi karena lingkungan kering dan dapat juga terjadi di iklim dingin.4
5. Patogenesis
Untuk histopatologi secara umum yaitu adanya deskuamasi sel repitel yang menghasilkan
respon inflamasi dan menyebabkan atrofi pada vermilion border bibir. 4Vermilion adalah
zona fungsional antara kulit dan mukosa, di mana memiliki epitel skuamosa yang tebal dan
kaya akan jaringan kapiler.5Komposisi bibir berbeda dari yang kulit biasa. Bibir memiliki
lapisan sel-sel kulit yang lebih tipis, transparan dan menunjukkan kemerahan dari pembuluh
darah pada dasar bibir. Selain itu, kulit pada bibir tidak mengandung folikel rambut, kelenjar
keringat, atau kelenjar sebaceous yang mengeluarkan keringat dan minyak, yang semuanya
bersifat molekuler bahwa kulit biasanya digunakan untuk perlindungan.
Kurangnya fitur ini menyebabkan bibir menjadi lebih rentan terhadap mengering dan
menjadi pecah-pecah dalam cuaca kering. Kelembaban bibir kita berasal dari kapiler.
Melalui mekanisme transportasi massa, kelembaban berdifusi dari kapiler ke jaringan
dengan laju yang disebut fluks difusif. Selain memiliki peran penting dalam transfer massa
air, kapiler kita juga merupakan sumber panas utama bagi kulit kita. dan mengatur gradien
suhu dalam jaringan. Gradien suhu ini diperumit oleh fakta bahwa kondisi cuaca juga
mempengaruhi suhu kulit kita, menyebabkan gradien suhu dapat dimodifikasi dari kedua
batas. Fluks difusif kelembaban tergantung pada gradien suhu ini karena fluks difusif adalah
fungsi dari area permukaan pembuluh darah, dan ini tergantung pada suhu. Selama cuaca
dingin, pembuluh darah kita akan mengerut untuk menghemat panas.
Efek fisiologis dari vasokontraksi adalah penurunan diameter pembuluh darah, dan
pengurangan aliran darah di dekat permukaan kulit. Pengurangan diameter mengurangi luas
permukaan pembuluh darah, dan inilah daerah yang menjadi tempat bergantungnya fluks
difusi. Hasil akhirnya adalah transfer kelembaban yang kurang antara kapiler dan jaringan,
dan ini sering mengakibatkan ketidaknyamanan fisik yang dikenal dengan bibir pecah-
pecah. Cuaca hangat, sebaliknya, menyebabkan vasodilatasi kapiler, dan
menyebabkandiameter pembuluh darah meningkat. Dengan menggunakan logika yang sama
seperti pada situasi vasokonstriksi, vasodilatasi akan menyebabkan area permukaan
pembuluh darah membesar, dan meningkatkan aliran difusif uap air antara kapiler dan
jaringan.3
6. Diagnosis Banding
Cheilitis4
Gambar
7. Penatalaksanaan
Pro DHE
a. Diagnosis Kasus
b. Tanda dan geajala klinis
c. Perawatan
d. Kebersihan gigi dan mulut
e. Eliminasi etiologi pada kasus
Pro Medikasi
a. Pro povidone iodine
Povidone iodine berfungsisebagaibakterisida yang dapat membunuh bakteri agar
penyembuhan luka tidak terganggu.
b. Pemberian dan penggunaan anti inflamasi non-steroid topical petroleum jelly, lip balm
dengan sun screen, menghindari makanan yang pedas, panas dan bergetah serta jangan
menjilati bibirnya.4,5Petroleum Jelly 100% mempunyai efek terapeutik sebagai
antiinflamasi topikal dan antiseptik, dengan bahan dasarnya yang berupa gel dapat
memudahkan pasien untuk mengaplikasikan obat pada daerah yang meradang.5
c. Terapi suportif
Dapat diberikan yang mengandung vit C 750 mg dan vit B12 12 mg. Fungsi utama
Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, pro-teoglikan dan bahan-bahan
organik lain pada bagian antarsel dan lamina propia. Fungsi vitamin C akan meningkat
bila terjadi kerusakan jaringan. Vitamin B12 penting dalam sintesa asam nukleat dan
myelin, sehingga dengan demikian mempengaruhi pematangan sel.5
DAFTAR PUSTAKA
1. Jacobsen, P. L. The Little Lip Book. USA: Carma Laboratories Incorporated, 2012. P 14-
16.
2. Mangione, Salvatore. Physical Diagnosis Secrets 2nd ed. Philadelphia : Mosvy Elsevier,
2008. P 200.
3. Madans, A., Katie, P., Christine, P., Shailly, P. Ithaca Got Your Lips Chapped: A
Performance Analysis of Lip Balm. J BEE, 2012; 1(1): 4-5.
4. Soeprapto, A. Buku pedoman dan tatalaksana praktik kedokteran gigi. Yogyakarta: STPI
Bina Insan Mulia. 2017. P. 283
5. Harijanti K, Santosa YR. Allergic Contact Cheilitis Due To Lipstick. J ODONTO Dental,
2016; 3(2): 142.