Anda di halaman 1dari 8

ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS

(Cheilosis)

Oleh:

Nama : Muh.Anugrah As Arianto

NIM : J014192040

Dokter : drg. Israyani, Sp.PM

Tempat : RSGM Kandea


LAPORAN KASUS

IdentitasPasien

Nama : Andi Muh Rizal

Usia : 22 tahun

Alamat : Jl. Tidung

No. RM : 00.05.11.38

Kunjungan Pertama (Senin, 24 February 2020/10.30 WITA)

Gambar 1. Cheilosis pada vermillion body inferior


Sumber: Dokumentasi Pribadi
1. Subjective
Seorang pasien laki – laki usia 22 tahun datang ke RSGM dengan keluhan bibir
kering, pecah-pecah, terkelupas pada bibir. Pasien mengeluhkan adanya rasa perih pada
bibirnya.
2. Objective
1) Ekstraoral: Tampak adanya deskuamasi dan ekspoliasi sel epitel stratum korneum
pada vermillion body inferior
2) Intraoral: Tidak ada keluhan
3. Assesment
Cheilosis
4. Planning
1) Pro DHE
2) Pro medikasi (petroleum jelly 3 kali dalam sehari)

Kunjungan Kedua / Kontrol 1 , 2 Maret 2020 /13.30 WITA)

Gambar2. Cheilosis pada vermillion body inferior setelah 6 hari perawatan


Sumber: Dokumentasi Pribadi
1. Subjective
Seorang pasien laki-laki usia 22 tahun datang ingin mengontrol bibir yang kering
dan pecah-pecah pada bibir bawah.
2. Objective
1) Ekstraoral: Masih tampak adanya deskuamasi sel epitel stratum korneum pada
vermillion body inferior
2) Intraoral: Tidak ada keluhan
3. Assesment
Cheilosis (on healing)
4. Planning
3) Pro DHE
4) Pro medikasi (petroleum jelly)

Kunjungan Ketiga / Kontrol 2 (6 Maret 2020 /10.45WITA)

Gambar3. Cheilosis pada vermillion body inferior setelah 5 hari perawatan


Sumber: Dokumentasi Pribadi
1. Subjective
Seorang pasien laki-laki usia 22 tahun datang dengan tujuan ingin mengotrol adanya bibir
yang kering dan pecah-pecah. Dari anamnesis pasien sudah tidak merasakan bibirnya kering
dan pecah-pecah lagi.
2. Objective
1) Ekstraoral: bibir sudah tidak kering dan pecah-pecah lagi
2) Intraoral: tidak ada keluhan
3. Assesment
Cheilosis (healing)
4. Planning
Pro DHE
PEMBAHASAN

1. Lapisan permukaan bibir


Permukaan bibir dan lapisannya memiliki tiga permukaan yang berbeda. Permukaan luar
bibir ditutupi dengan jenis kulit yang sama seperti wajah. Bagian yang umumnya disebut
sebagai bibir adalah tepi bibir, juga dikenal sebagai batas warna merah terang dan lebih
gelap atau berwarna cerah daripada kulit wajah. Bagian dalam bibir itu lembut. Permukaan
basah disebut permukaan membran mukosa. Ketiga permukaan ini memiliki fungsi dan
karakteristik tersendiri. Permukaan selaput mukosa ini selalu dilumasi oleh air liur, sehingga
mudah untuk digerakkan. Kulit wajah dan warna merah terang seperti kulit, keratinisasi
berarti sel hidup dilapisan terdalam kulit. Permukaan luar dari sel tersebut keras dan tertutup
keratin (disebut lapisan keratinisasi) melindungi sel-sel halus yang tumbuh dibawahnya dari
pengaruh yang berbahaya seperti akibat sinar matahari (ultraviolet) dan pengeringan. Jika
lapisan keratin rusak dan mengelupas, maka menyebabkan bibir pecah-pecah.1

Gambar 1. Lapisan kulit yang melindungi bibir


Sumber: Jacobsen, P. L. The Little Lip Book. USA: Carma Laboratories Incorporated,
2012. P 14-16.

2. Definisi
Cheilosis merupakan peradangan yang menyakitkan dan adanya kerusakan atau retakan
di permukaan keratin bibir.Orang dengan kebiasaan yang mengiritasi permukaan luar bibir,
seperti menjilat bibir, juga lebih mungkin untuk terjadinya cheilosis. Orang dengan
gangguan kesehatan seperti anemia, diabetes dan defisiensi imun sangat rentan.2
3. Epidemiologi
Individu yang memiliki kebiasaan terpapar sinar matahari sejak awal kehidupannya
memiliki risiko terbesar untuk terkena cheilosis. Orang dengan cheilosis cenderung berusia
di atas 40 tahun dan pria lebih sering menderita dibandingkan wanita dengan rasio 12
banding 1.3
Cheilosis terjadi lebih sering pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam, fenotip
kulit merupakan faktor predisposisi penting dalam menilai risiko cheilosis. Meningkatnya
melanin di bibir orang kulit hitam tampaknya memberikan peningkatan perlindungan dari
efek UVR yang berbahaya. Perlu dicatat bahwa cheilosis pada bibir bawah terjadi 30 kali
lebih sering pada orang kulit putih daripada pada orang kulit hitam.3
4. Etiologi
Cheilosis terjadi akibat nutrisi riboflavin (B2), kurang asupan air atau kehilangan cairan
yang berlebih, terkena sinar ultraviolet dari matahari yang terlalu lama, bernafas lewat
mulut, dan dehidrasi karena lingkungan kering dan dapat juga terjadi di iklim dingin.4
5. Patogenesis
Untuk histopatologi secara umum yaitu adanya deskuamasi sel repitel yang menghasilkan
respon inflamasi dan menyebabkan atrofi pada vermilion border bibir. 4Vermilion adalah
zona fungsional antara kulit dan mukosa, di mana memiliki epitel skuamosa yang tebal dan
kaya akan jaringan kapiler.5Komposisi bibir berbeda dari yang kulit biasa. Bibir memiliki
lapisan sel-sel kulit yang lebih tipis, transparan dan menunjukkan kemerahan dari pembuluh
darah pada dasar bibir. Selain itu, kulit pada bibir tidak mengandung folikel rambut, kelenjar
keringat, atau kelenjar sebaceous yang mengeluarkan keringat dan minyak, yang semuanya
bersifat molekuler bahwa kulit biasanya digunakan untuk perlindungan.
Kurangnya fitur ini menyebabkan bibir menjadi lebih rentan terhadap mengering dan
menjadi pecah-pecah dalam cuaca kering. Kelembaban bibir kita berasal dari kapiler.
Melalui mekanisme transportasi massa, kelembaban berdifusi dari kapiler ke jaringan
dengan laju yang disebut fluks difusif. Selain memiliki peran penting dalam transfer massa
air, kapiler kita juga merupakan sumber panas utama bagi kulit kita. dan mengatur gradien
suhu dalam jaringan. Gradien suhu ini diperumit oleh fakta bahwa kondisi cuaca juga
mempengaruhi suhu kulit kita, menyebabkan gradien suhu dapat dimodifikasi dari kedua
batas. Fluks difusif kelembaban tergantung pada gradien suhu ini karena fluks difusif adalah
fungsi dari area permukaan pembuluh darah, dan ini tergantung pada suhu. Selama cuaca
dingin, pembuluh darah kita akan mengerut untuk menghemat panas.
Efek fisiologis dari vasokontraksi adalah penurunan diameter pembuluh darah, dan
pengurangan aliran darah di dekat permukaan kulit. Pengurangan diameter mengurangi luas
permukaan pembuluh darah, dan inilah daerah yang menjadi tempat bergantungnya fluks
difusi. Hasil akhirnya adalah transfer kelembaban yang kurang antara kapiler dan jaringan,
dan ini sering mengakibatkan ketidaknyamanan fisik yang dikenal dengan bibir pecah-
pecah. Cuaca hangat, sebaliknya, menyebabkan vasodilatasi kapiler, dan
menyebabkandiameter pembuluh darah meningkat. Dengan menggunakan logika yang sama
seperti pada situasi vasokonstriksi, vasodilatasi akan menyebabkan area permukaan
pembuluh darah membesar, dan meningkatkan aliran difusif uap air antara kapiler dan
jaringan.3
6. Diagnosis Banding

Cheilitis4

KONDISI CHEILITIS CHEILOSIS


Etiologi Trauma kronis Defisiensi nutrisi, kurang
(menjilat/mengisap bibir), asupan air, cahaya matahari
stres (psikis), reaksi alergi
Tipe lesi Loss of integrity Loss of integrity
Histopatologi Deskuamasi sel epitel, Deskuamasi sel epitel
respon inflamasi, atrofi pada
vermillion border
Lokasi Bibir Bibir
Tampilan Klinis Bibir kering dan mengelupas, Bibir kering dan
berdarah, kemerahan perih mengelupas, tidak sakit.
Perawatan 1. Penggunaan lip bam 1. konsumsi buah dan
dengan sunscreen sayur
2. vermillionectomy 2. asupan air
3. penggunaan lip bam

Gambar

7. Penatalaksanaan
Pro DHE
a. Diagnosis Kasus
b. Tanda dan geajala klinis
c. Perawatan
d. Kebersihan gigi dan mulut
e. Eliminasi etiologi pada kasus
Pro Medikasi
a. Pro povidone iodine
Povidone iodine berfungsisebagaibakterisida yang dapat membunuh bakteri agar
penyembuhan luka tidak terganggu.
b. Pemberian dan penggunaan anti inflamasi non-steroid topical petroleum jelly, lip balm
dengan sun screen, menghindari makanan yang pedas, panas dan bergetah serta jangan
menjilati bibirnya.4,5Petroleum Jelly 100% mempunyai efek terapeutik sebagai
antiinflamasi topikal dan antiseptik, dengan bahan dasarnya yang berupa gel dapat
memudahkan pasien untuk mengaplikasikan obat pada daerah yang meradang.5
c. Terapi suportif
Dapat diberikan yang mengandung vit C 750 mg dan vit B12 12 mg. Fungsi utama
Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, pro-teoglikan dan bahan-bahan
organik lain pada bagian antarsel dan lamina propia. Fungsi vitamin C akan meningkat
bila terjadi kerusakan jaringan. Vitamin B12 penting dalam sintesa asam nukleat dan
myelin, sehingga dengan demikian mempengaruhi pematangan sel.5
DAFTAR PUSTAKA

1. Jacobsen, P. L. The Little Lip Book. USA: Carma Laboratories Incorporated, 2012. P 14-
16.
2. Mangione, Salvatore. Physical Diagnosis Secrets 2nd ed. Philadelphia : Mosvy Elsevier,
2008. P 200.
3. Madans, A., Katie, P., Christine, P., Shailly, P. Ithaca Got Your Lips Chapped: A
Performance Analysis of Lip Balm. J BEE, 2012; 1(1): 4-5.
4. Soeprapto, A. Buku pedoman dan tatalaksana praktik kedokteran gigi. Yogyakarta: STPI
Bina Insan Mulia. 2017. P. 283
5. Harijanti K, Santosa YR. Allergic Contact Cheilitis Due To Lipstick. J ODONTO Dental,
2016; 3(2): 142.

Anda mungkin juga menyukai