Abstrak
Pendahuluan : Hipertensi adalah suatu tekanan Abstract
darah yang meningkat di dalam arteri yang Introduction : Hypertension is an increased blood
menyebabkan tekanan sisitol dan diastolnya tinggi. pressure in the arteries causing the pressure of the
Apabila sirkulasi menjadi tegang akan sycitol and high-level. When the circulation
menyebabkan hal yang serius yang tidak terkendali, becomes strained will cause serious things that are
bisa berkembang dan menimbulkan komplikasi not controlled, can develop and cause harmful
yang berbahaya contohnya seperti stroke complications such as hemorrhagic stroke (brain
hemoragik (pendarahan otak), penyakit jantung hemorrhage), Coroner heart disease, and renal
coroner, dan gagal ginjal. Adapun salah satu failure. One of the causes of hypertension is caused
penyebab hipertensi ini diakibatkan oleh pola tidur by poor sleep patterns and patterns of physical
yang buruk dan pola aktifitas fisik yang kurang. activity are lacking.
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Objectives : The purpose of this research to know
hubungan pola tidur dan aktifitas fisik dengan the relationship of sleep patterns and physical
terjadinya hipertensi pada lansia di puskesmas activities with the occurrence of hypertension in the
karangtengan cianjur. elderly at the Puskesmas Karangtengan.
Metode : Desain penelitian ini menggunakan Method : The design of this research uses a
rancangan korerasional dengan sampel 92 correlational design with a sample of 92
Responden. respondents.
Hasil : Hasil yang menderita hipertesni adalah 53 Results : The results of HYPERTESNI are 53
orang yang menderita hipertensi dan 39 orang yang people suffering from hypertension and 39 people
tidak menderita hipertensi. Setelah dilakukan uji who do not suffer from hypertension. After the chi-
chi-square didapatkan nilai pola tidur 0,000 < 0,05, square test is obtained the value of sleep patterns
dan pola aktifitas fisik 0,000 < 0,05 yang berarti 0.000 < 0.05, and the physical activity pattern
pola tidur dan aktifitas fisik terdapat hubungan 0.000 < 0.05 which means sleep patterns and
yang signifikan. physical activity is a significant relationship.
Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini Conclusion : The conclusion of this research is the
adalah ada hubungan pola tidur dan aktifitas fisik relationship of sleep patterns and physical activities
dengan terjadinya hipertensi pada lansia di with the occurrence of hypertension in the elderly
puskesmas karangtengah cianjur tahun 2019. Saran in health Puskesmas Karangtengah cianjur year
dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan 2019. Advice from the research is expected to
informasi dan gambaran langsung menegenai provide information and direct description of
penyakit hipertensi sehingga dapat melaksanakan hypertension disease so as to be able to implement
pencegahan secara dini dan dapat menjadi prevention early and can be new information for
informasi baru bagi puskesmas karangtengah health centers Karangtengah so that it can improve
sehingga dapat meningkatkan pelayanannya. its services.
Kata Kunci : Pola Tidur, Aktifitas Fisik dan Key words: Sleep patterns, physical activity and
Terjadinya Hipertensi hypertensio
Pendahuluan
Hipertensi secara umum dapat di Prevensi tertinggi di Kalimantan Selatan
definisikan sebagai tekanan sistolik lebih (44,1%), Kalimantan Timur (40%) dan
dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih Jawa Barat (39,7).
dari 90 mmHg. Tekanan darah manusia Prevalensi hipertensi di Jawa Barat
secara alami berfluktuasi sepanjang hari. mencapai 10,5% yang terdiagnosa,
Tekanan darah tinggi menjadi masalah sedangkan berdasarkan hasil pengukuran
hanya bila tekanan darah tersebut sebesar 29,4%. Prevalensi hipertensi yang
persistem. Tekanan darah tersebut tinggi terdapat di Kabupaten Bogor
membuat system sirkulasi dan organ yang (18,6%), Kabupaten Bandung (16,4%),
mendapat suplai darah (termasuk jantung diikuti Kabupaten Cianjur (23%) dan
dan otak) menjadi tegang.1 Purwakarta (13,3%), prevalensi hipertensi
Hipertensi adalah salah satu penyakit terdiagnosis melalui pengukuran yang
yang tergolong silent killer atau penyakit tinggi terdapat di Kabupaten Kuningan
yang dapat membunun manusia secara (44,6%), Kabupaten Sumedang (39,5%)
tidak terduga. Hipertensi sering disebut dan Kabupaten Garut (35%).4
sebagai penyakit darah tinggi. Hai ini Prevalensi hipertensi di Kabupaten
disebabkan, orang yang menderita Cianjur mencapai 23,21%, sedangkan
hipertensi memiliki tekanan darah yang prevalensi hipertensi yang tertinggi berada
sangat tinggi (abnormal) apabila di ukur di Puskesmas Karangtengah dengan
menggunakan tensi metter. Orang awam jumlah 1108 responden.5
menyamakan orang darah tinggi dengan Ada beberapa terjadinya penyebab
seseorang yang memiliki sifat pemarah, hipertenis ada dua bagian, yaitu :
sehingga orang yang sering marah Hipertensi primer didefinisikan sebagai
dikatakan sebagai orang yang memiliki hipertenis yang tidak disebabkan oleh
darah tinggi. Padahal belum tentu orang adanya gangguan organ lain, seperti ginjal
yang memiliki darah tinggi memiliki sifat dan jantung. Hipertensi ini dapat
pemarah dan begitu pula sebaliknya. disebabkan oleh kondisi lingkungan,
Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan seperti faktor keturunan, pola hidup yang
penyakit berat lainnya seperti serangan tidak seimbang, keramaian, stress dan
jantung dan stroke.2 pekerjaan. Gaya hidup pun akhirnya
Menurut World Health Organization mendukung timbulnya hipertensi kategori
(WHO) prevelansi hipertensi di dunia ini, antara lain konsumsi berlebih terhadap
tahun 2013 pada penduduk mencapai 1 makanan berlemak dan garam yang tinggi,
miliar orang angka tertinggi terdapat di kebaisaan merokok, serta konsumsi
Afrika (46%) sedangkan prevalensi alkohol, kafein, pola tidur yang tidak
terendah di Amerika (35%). Para peneliti teratur dan aktivitas yang rendah.
memperkirakan bahwa hipertensi hampir Sedangkan hipertensi sekunder adalah
9,4 juta kematian tiap tahun akibat hipertensi yang diakibatkan oleh adanya
komplikasi dari hipertensi.3 gangguan pada organ tubuh, seperti
Prevalensi hipertensi di Indonesia gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan
sebesar (25,8%) dan prevalensi hipertensi dari aorta.6
tertinggi di Kalimantan Selatan (30,8%), Pola tidur menjadi salah satu faktor
Kalimantan Timur (29,6%) dan di Jawa resiko terjadinya hipertensi. Pola tidur
Barat (29,4%). Sedangkan jika di yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang
bandingkan dengan tahun 2018 terjadi buruk dapat mengakibatkan gangguan
peningkatan sebesar 9,3% (dari 25,8% keseimbangan fisiologis dan psikologis.
menjadi 34,1%). Peningkatan ini bias Selain itu durasi tidur yang pendek (kurang
terjadi karena berbagai macam factor. dari 6 jam/hari) dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan penyakit Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas
hipertensi karena adanya peningkatan Karangtengah.
tekanan darah selama 24 jam dan denyut Metode
jantung, peningkatan system saraf simpatik Penelitian ini menggunakan
dan peningkatan retensi garam. Sehingga kolerasional merupakan penelitian atau
bisa menyebabkan adaptasi struktural penelaahan hubungan antara dua variabel
system karidiovaskuler sehingga tekanan pada suatu situasi atau sekelompok subjek.
darah menjadi tinggi. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan
Pola tidur mencakup kualitas dan antara gejala satu dengan gejala yang
kuantitas seseorang dimana kualitas tidur lainnya, atau variabel satu dengan variabel
adalah jumlah tahapan NREM (Non Rapid yang lain. Penelitian ini menggunakan
Eye Movement) dan REM (Rapid Eye pendekatan cross sectional yaitu suatu
Movement) yang dialami seseorang dalam penelitian untuk mempelajari dinamika
siklus tidurnya dan kuantitas tidur adalah korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
jumlah waktu tidur yang dihabiskan dalam efek, dengan cara pendekatan, observasi
keseharian. Kondisi yang dialami oleh atau pengumpulan data sekaligus pada
individu ini dapat mempengaruhi pola suatu saat (point time approach). Artinya,
tidur, factor-faktor yang mempengaruhi tiap subjek penelitian hanya diobservasi
pola tidur diantaranya gaya hidup, latihan sekali saja dan pengukuran dilakukan
fisik, stress, penyakit, obat-obatan, dan terhadap status karakter atau variabel
diet. Perubahan umur juga bisa subjek pada saat pemeriksaan.10
mempengaruhi pola tidur pada seseorang. Populasi adalah keseluruhan subjek
Hal tersebut menunjukan proporsi tidur atau objek yang akan diteliti yang ada
nyenyak yang rendah terkait dengan diwilayah tertentu. Populasi yang ada
penyakit hipertensi.7 dalam penelitian ini adalah warga
Kurangnya aktifitas fisik Kecamatan Karangtengah Kabupaten
mengakibatkan penyakit kronis yang Cianjur yang ada di wilayah kerja
terjadi pada lansia seperti hipertensi, Puskesmas Karangtengah yang lansia.
stroke, penyakit jantung, diabetes mellitus, Sampel penelitian adalah objek yang
dan kanker. Olahraga teratur diikuti akan diteliti dan dianggap mewakili
dengan peningkatan kebugaran aerobic selueruh yang ada di populasi. Jumlah
dapat menekan penyakit serta kecacatan sampel yang ada pada penelitian ini
menurunkan angka kematian dan sebanyak 92 Responden dengan memkai
meningkatkan kualitas hidup lansia.8 perhitungan rusmus slovin.
Kurangnya kegiatan harian atau kegiatan- Kriteria Inklusi dalam penelitian ini
kegiatan terstruktur akan mempengaruhi adalah bersedia dijadikan Responden,
pengurangan waktu tidur atau kualitas lansia yang ≥45 tahun, dan lansia yang
tidur pada lansia. Aktifitas fisik adalah bisa baca sedangkan ekslusinya yaitu
olahraga yang tidak memberikan dan responden yang sudah masuk kriteria
mudah dilakukan oleh lansia karena Sampel namun apabila responden tersebut
aktifitas fisik dapat mendorong jantung tidak bersedia atau ketika dalam tengah-
bekerja secara optimal, tulang tetap kuat, tengah penelitian responden tersebut tidak
mengembaliakan kelenturan sistes saraf, kooperatif maka responden tersebut akan
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, dikeluarkan dari sampel dan di cari
serta menghilangkan radikalyang ada pada sampel pengganti.
tubuh.9 Pada penelitian ini penulis mengambil
Berdasarkan uraian diatas, maka teknik pengambilan sampel ini
penelitian tertarik untuk melakukan menggunakan teknik simple random
penelitian mengenai Hubungan Pola Tidur sampling. Teknik ini merupakan teknik
Dan Aktivitas Fisik Terhadap Terjadinya yang memberika kesempatan sama pada
setiap anggota populasi untuk menjadi Tabel 5.2 Persentase Jenis
sampel dengan cara memberikan nomor Kelamin Responden Wilayah Kerja
urut kepada setiap responden. Puskesmas Krangtengah Cianjur tahun
Imstrumen yang digunakan untuk 2019 (n=92)
variabel pola tidur dan aktifitas fisik yaitu
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
kuesioner dan hipertensi diperoleh dengan
Laki-laki 41 44,6
cara mengukur tekanan darah Perempuan 51 55,4
menggunakan sfigmomanometer dan Total 92 100
stetoscope.
Analisa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisa univariat dan
analisa bivariate. Analisa univariat Tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa
dilakukan untuk menyajikan distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis
frekuensi dan persentase dari tiap variabel kelamin menunjukkan bahwa sebagian
sedangkan analisa bivariat yaitu analisis besar responden perempuan adalah
yang dilakukan terhadap dua variabel yang sebanyak 51 orang (55,4%), dan responden
diduga berhubungan atau yang yang paling sedikit adalah laki-laki
berkolaborasi, untuk menguji hipotesis sebanyak 41 orang (44,6%).
yang hubungan paparan terjadinya
hipertensi uji statistic yang digunakan Tabel 5.3 Persentase Pekerjaan
ialah chi-square dengan derajat Responden Wilayah Kerja Puskesmas
kemaknaan p = < 0,05. Apabila hasil chi- Krangtengah Cianjur tahun 2019
square p = < 0,05 maka dinyatakan tidak (n=92)
terdapat hubungan atau tidak terdapat
korelasi. Pekerjaan Frekunsi Persentase
%
Hasil IRT 33 35,9
Tabel 5.1 Persentase Usia Wiraswasta 30 32,6
Responden Wilayah Kerja Puskesmas Honorer 12 13
Krangtengah Cianjur tahun 2019 PNS 17 18,5
Usia Frekuensi Persentase % Total 92 100
Sumber : Data Primer, 2019
45-55 29 31,5
Tahun Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa
56-65 34 37 karakteristik responden berdasarkan
Tahun pekerjaan. Pada karakteristik ini dapat
>65 29 31,5
terlihat bahwa responden dengan ibu
Tahun
rumah tangga lebih banyak yaitu 33 orang
Total 92 100 (35,9%), wiraswasta 30 orang (32,6%,
(n=92) honorer 12 orang (13%), PNS 17 orang
(18,5%).
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 5.4 Persentase Pendidikan
Tabel 5.1 diatas menunjukan Responden Wilayah Kerja Puskesmas
karakteristik responden berdasarkan usia
menunjukkan sebagian besar responden Pendidikan Frekuensi Presentase
berusia 56-65 tahun sebanyak 34 orang %
(37%), sedangkan paling sedikit responden SD 36 39.1
berusia 45-55 tahun dan > 65 tahun yaitu SMP 24 26.1
29 orang (31,5%). SMA 17 18,5
S1 15 16,3
Total 92 100
Krangtengah Cianjur tahun 2019
(n=92)
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 5.9 Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Terjadinya Hipertensi pada Lansia
Puskesmas Karangtengah Cianjur Tahun 2019 (n=92)
Aktifitas Hipertensi Tot OR p
Fisik al
Ya Tid (95 V
ak % al
CI) ue
N % N % N %
Aktifitas 4 8 9 1 5 1 12, 0,
Ringan 2 2 7 1 0 727 00
, , 0 0
4 6
Aktifitas 1 2 3 7 4 1
Berat 1 6 0 3 1 0
, , 0
8 2
Jumlah 5 5 3 4 9 1
3 7 9 2 2 0
, , 0
6 4
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 5.8 merupakan hasil lansia. Dari tabel diatas dapat dilihat
analisis antara hubungan aktifitas fisik bahwa sebagian besar orang yang
dengan terjadinya hipertensi pada aktifitas rendah atau tidak beraktifiats
mengalami hipertensi. Nilai p value menyebabkan hipertensi dibandingkan
yang didapat diatas yaitu 0,000 yakni dengan orang yang aktifitas nya berat
lebih kecil daripada 0,05. Yang dapat atau sering ber aktifitas.
disimpulkan dari analisa diatas adalah
ada hubungan antara aktifitas fisik
dengan terjadinya hipertensi (ada
hubungan yang signifikan antara
aktifitas fisik dengan terjadinya
hipertensi). Hasil dari analisi
diperoleh nilai OR= 12,727 artinya
orang yang mengalami aktifitas ringan
berpeluang 12,727 kali lebih besar