KEPERAWATAN GERONTIK
KONSEP PENUAAN
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Sang Komang P M P1337420617005
2. Dona Putu Sari P1337420617030
3. Alifa Nur Fitriana P1337420617052
4. M. Candra Romadon P1337420617086
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Makalah Keperawatan
Gerontik yang berjudul “Konsep Penuaan” ini sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Tak lupa pula, penyusun kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita
semua, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan
yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan
makalah ini hingga selesai.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam
penyempurnaan tugas ini.
Terakhir penyusun berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun juga.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Menua 3
2.2 Teori Proses Menua 3
2.3 Proses Penuaan..............................................................................................................6
2.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Ketuaan 6
2.5 Masalah Kesehatan Pada Lansia 6
2.4 Perkembangan Lansia....................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari menua
2. Untuk mengetahui teori proses menua
3. Untuk mengetahui tahap proses penuaan
4. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi ketuaan
5. Untuk mengetahui apa saja masalah kesehatan yang dialami lansia
6. Untk memahami perkembangan lansia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2) Mutasi Somatik
Penuaan terjadi karena adanya mutase somatic yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungan sehinggan mengakibatkan terjadinya kesalahan transkripi RNA atau
DNA dan proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan yang terjadi terus-
menerus mengakibatkan penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi sel
kanker atau penyakit.
b. Non-genetik
1) Teori penurunan system imun tubuh
Mutase yang berulang dapat menyebbabkan berkurangnya kemampuan sel imun
tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutase merusak membrane sel, akan
menyebabkan system imun tidak mengenali dirinya sendiri dan
menghancurkannya. Hal inilah yang mendasari terjadinya penyakit auto-imun
pada usia lanjut.
2) Teori kerusakan akibat radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat
regenerasi.
3) Teori menua akibat metabolism
Teori ini menerangkan dari hasil percobaan beberapa hewan yang telah dibuktikan
dengan pengurangan asupan kalori akan menghambat pertumbuhan dan
memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupan kalori dapat menyebabkan
kegemukan dann memperpendek umur.
4) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.
5) Teori fisiologis
Teori ini terdiri dari teori oksidasi stress dan teori dipakai-aus. Menua terjadi
akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
4
2. Teori Sosiologis
a. Teori Interaksi Sosial
Teori ini menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi
tetentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lansia
untuk menjalin interaksi social merupakan kunci mempertahankan status
sosialnya berdasarkan kemampuan sosialisasinya.
b. Teori Aktivitas atau Kegiatan
1) Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat dilakukannya. Teori ini
menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan social
2) Lansia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan dan mempertahankan
aktivitas tersebut selama mungkin.
3) Ukuran optimum dilanjutkan pada cara hidup lansia
4) Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
c. Teori Kepribadian Berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimiliki. Teori ini mengemukakan bahwa adanya
kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Dengan demikian,
pengalaman pad ahidup seseorang merupakan gambaran seseorang tersebut pada
kehidupannya kelak.
d. Teori Pembebasan/Penarikan Diri
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni:
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontak social
3) Berkurangnya kontak komitmen
5
2.3 Proses Penuaan
1. Tahap Subklinik (Usia 25-35 tahun)
Usia ini dianggap usia muda dan produktif, tetapi secara biologis mulai terjadi
penurunan kadar hormon di dalam tubuh, seperti growth hormone, testosteron dan
estrogen. Namun belum terjadi tanda-tanda penurunan fungsi-fungsi fisiologis tubuh.
2. Tahap Transisi (Usia 35-45 tahun)
Tahap ini mulai terjadi gejala penuaan seperti tampilan fisik yang tidak muda
lagi, seperti penumpukan lemak di daerah sentral, rambut putih mulai tumbuh,
penyembuhan lebih lama, kulit mulai berkeriput, penurunan kemampuan fisik dan
dorongan seksual hingga berkurangnya gairah hidup. Radikal bebas mulai merusak
ekspresi genetik yang dapat bermanisfestasi pada berbagai penyakit. Terjadi
penurunan lebih jauh kadar hormone-hormon tubuh yang mencapai 25% dari kadar
optimal.
3. Tahap Klinik (Usia 45 tahun ke atas)
Gejala dan tanda penuaan menjadi lebih nyata yang meliputi penurunan semua
fungsi sistem tubuh, antara lain sistem imun, metabolisme, endokrin, seksual dan
reproduksi, kardiovaskuler, gastrointestinal, otot dan saraf. Penyakit degeneratif mulai
terdiagnosis, aktivitas dan kualitas hidup berkurang akibat ketidakmampuan baik fisik
maupun psikis yang sangat terganggu.
9
11. Insomnia(Sulit tidur)
Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan seorang lansia
menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti
diabetes melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat
menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya.
Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk
masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun
sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai mendekati waktu
tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum minuman berkafein saat sore hari, batasi
asupan cairan setelah jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau
kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis tagihan dan
membaca.
12. Insomnia(Sulit tidur)
Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan seorang lansia
menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti
diabetes melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat
menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya.
Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk
masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun
sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai mendekati waktu
tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum minuman berkafein saat sore hari, batasi
asupan cairan setelah jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau
kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis tagihan dan
membaca.
13. Impotence(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan melakukan aktivitas seksual
pada usia lanjut terutama disebabkan oleh gangguan organik seperti gangguan hormon,
syaraf, dan pembuluh darah dan juga depresi
14. Impaction (sulit buang air besar)
Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang kurang
mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu dan lain-lain. Akibatnya
pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi tertahan, kotoran dalam usus
10
menjadi keras dan kering dan pada keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam
usus dan perut menjadi sakit.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan
mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus
memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya
secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik,
mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan
menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan
berkualitas pada klien lansia.
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam
sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan
melawan penyakit.
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan
perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi
pada kerusakan anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis atau
nonfisik dikombinasikan dengan perubahan psikologis.
3.2 Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia,
untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses
harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik,
namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut
pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai
tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis
pasiennya. Termasuk pada usia lanjut.
12
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan
dalam pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan
pada klien usia lanjut.
13
DAFTAR PUSTAKA
(Anonym). 2018. Masalah Kesehatan Pada Lansia. DitjenYankes Kemenkes RI. Diakses pada
18 Januari 2020, http://yankes.kemkes.go.id/read-masalah-kesehatan-pada-lansia-
4884.html
Tamher dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika6.
http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/01/erfanfandyyahoo-com/. Diakses
pada tanggal 15 Oktober 2010
14