Di Susun Oleh :
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2020
PENDAHULUAN
Kertas kerja ini merupakan salah satu tugas V-Class dari mata kuliah
Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Kertas kerja ini disusun oleh penulis
untuk membahas mengenai hasil diskusi dari materi Minggu Ke-Enam (M6)
yaitu “AFAI; Akuntansi Forensik Audit Fraud”. Diskusi tersebut berupa
menjawab tiga point utama yang berkaitan dengan manteri Atribute, Kode Etik
dan Standar Audit Investigatif.
Kertas kerja ini disusun oleh Kelompok Deloitte yang merupakan salah
satu kelompok dari kelas 4EB07 di Universitas Gunadarma. Penulis menyadari
akan adanya kekurangan yang ada pada kertas kerja ini baik dari segi materi
maupun bentuk penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun, untuk menyempurnakan penyusunan kertas
kerja selanjutnya. Semoga kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Pertanyaan :
Jawaban :
2. Audit Keuangan
1. Objek audit ialah pencarian, penemuan, dan pengumpulan informasi
tentang tercapai tidaknya sasaran financial perusahaan.
2. Audit keuangan dilakukan terhadap data-data keuangan yang bersifat
historis.
2. Ruang Lingkup Audit Keuangan adalah Menekankan audit pada data-
data akuntansi perusahaan dan proses penyajian laporan yang disajikan
manajemen.
3. Proses Audit Keuangan
Penerimaan Perikatan Audit
Perencanaan Proses Audit
Pelaksanaan Pengujian Audit
Pelaporan Audit
4. Audit keuangan umumnya dilaksanakan oleh kantor akuntan
publik atau akuntan publik sebagai auditor independen dengan
berpedoman pada standar profesional akuntan publik.
5. Output Audit Keuangan
Laporan Posisi Keuangan/Statement of Financial Position atau Neraca.
Laporan Laba Rugi Komprehensif/Statement of Comprehensive
Income atau Laporan Laba Rugi.
Laporan Perubahan Ekuitas/Statement of Changes In Equity.
Laporan Arus Kas/Statement of Cash Flow, dan
Catatan atas Laporan Keuangan/Notes to Financial Statement).
Audit Manajemen
1. Audit manajemen terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi
berbeda objeknya, yaitu: Memeriksa dan mengevaluasi keefektifan bagian
keuangan dalam pemberian pengarahan dan penelitian keuangan yang
meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan dari berbagai
macam unit.
2. Bentuk laporan Audit Manajemen bersifat komprehensif.
3. Ruang lingkup audit manajemen meliputi keseluruhan fungsi manajemen
dan fungsi-fungsi terkait.
4. Menurut Tugiman (1997), standar profesional disusun agar auditor paham
apa yang harus dilakukan selama proses audit manajemen. Standar
profesional ini berisi mengenai beberapa hal, yaitu
Rangkuman norma praktek profesional audit
Rangkuman ini berisi mengenai segala hal yang harus diperhatikan oleh
auditor dalam menjalankan audit. Misalnya, para pemeriksa audit
manajemen haruslah melaksanakan tugasnya secara objektif dan dalam
melakukan pemeriksaan, para pemeriksa audit manajemen haruslah
bertindak dengan ketelitian profesional yang sepatutnya.
Independensi auditor
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa auditor harus memiliki dan menjaga
independensi selama proses audit manajemen.
Kemampuan profesional auditor
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa auditor harus mencerminkan keahlian
dan ketelitian profesional. Auditor juga harus memiliki atau mendapatkan
pengetahuan, kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan
untuk menjalankan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Selain
itu dijelaskan juga bahwa pemeriksa audit manajemen haruslah mematuhi
standar profesional dalam melakukan pemeriksaan.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan selama audit
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa lingkup pemeriksaan audit manajemen
harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas
sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas
pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Selain itu dijelaskan juga
bahwa pemeriksa audit manajemen haruslah memeriksa sistem yang telah
ditetapkan untuk meyakinkan apakah sistem tersebut telah sesuai dengan
kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan yang memiliki
akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan atau operasi-operasi, laporan-
laporan serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal
tersebut.
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa kegiatan pemeriksaan audit
manajemen harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian, serta
pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti
(follow up).
5. Proses audit manajemen terdiri dari:
Preliminary survey, survey pendahuluan
Review & Testing, penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian
manajemen
Detailed Examination, pengujian terinci
Report Development, pengembangan laporan
6. Output Audit Manajemen menekankan untuk kepentingan perbaikan-
perbaikan yang akan dilakukan pada masa akan datan
Audit Investigasi
1. Objek pengauditan adalah konkret dan riil yaitu bukti-bukti atau evidence.
Hasil dari aktivitas itu adalah kognisi atay pemahaman dan keyakinan
akan bukti-bukti pengauditan
2. Sifat audit investigasi bersifat iterative, artinya suatu investigasi atas
dugaan kejahatan menghasilkan temuan baru yang melahirkan dugaan
tambahan atau suatu dugaan baru. Investigasi pertama diikuti dengan
investigasi berikutnya, dan seterusnya, secara iterative memperluas
pemahaman investigator mengnai berapa dalamnya masalah yang
dihadapi. Konsultasi, diskusi, dan prestasi dari temuan-temuan secara
berkala (mingguan, misalnya), merupakan ciri khas
3. Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu,
periodenya tidak dibatasi, lebih spesifik pada area-area
pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi
penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk
ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang
ditemukan.
4. Audit Investigasi diproses melalui ketentuan administratif atau perdata.
5. Audit investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan perusahaan,
sesuai dengan buku pedoman. Tujuan ini biasanya didasarkan atas
pengalaman buruk.
6. Output audit investigasi menetapkan siapa yang terlibat atau
bertanggungjawab, dan ditandatangani oleh kepala lembaga satuan audit.
Adapun sumber informasi audit investigasi adalah:Pengembangan temuan
audit sebelumnya,Adanya pengaduan dari masyarakat,Adanya permintaan
dari dewan komisaris atau DPR untuk melakukan audit, misalnya karena
adanya dugaan manajemen/ pejabat melakukan penyelewengan
Audit Fraud
Demikian hasil diskusi yang telah kami sampaikan melalui kertas kerja ini.
Kami berharap kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan
khususnya bagi kelompok Deloitte.
Kelompok Deloitte :
DAFTAR PUSTAKA