Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DESKRIPSI KONTEKS PROJECT

1.1 Batang Tekan


Karena kekuatan batang tekan merupakan fungsi dari bentuk penampang
lintangnya, pada umumnya luas penampangnya disebarkan sepraktis mungkin. Contoh-
contoh batang yang mungkin akan mendapat gaya tekan aksial antara lain adalah batang
penarik pada kerangka serta kolom-kolom interior dalam bangunan. Kendatipun kondisinya
begitu ideal, gaya tekan aksial murni tak akan tercapai; dengan demikian, desain untuk
pembebanan ”aksial”berdasar asumsi bahwa efek dari suatu bending (lentur) yang kecil dan
terjadi bersamaan diabaikan.
Berdasarkan SNI 03-1729-2002 membatasi rasio antara lebar dengan ketebalan
suatu elemen, dan penampang suatu komponen struktur dapat diklasifikasikan menjadi
penampang kompak, tak kompak, dan langsing. Suatu penampang yang menerima beban
aksial tekan murni, kekuatannya harus direduksi jika penampang tersebut termasuk
penampang yang langsing. Rasio antara lebar dengan tebal suatu elemen biasanya
dinitasikan dengan simbol λ. Maka kelangsingan flens dan web dapat dihitung berdasarkan
rasio bf/2tf dan h/tw, dengan bf dan tf adalah lebar dan tebal dari flens, sedangkan h dan tw
adalah tinggi dan tebal dari web. Jika nilai 1 lebih besar dari suatu batas yang ditentukan, λr
maka penampang dikategorikan sebagai penampang langsing dan sangat potensial
mengalami tekuk lokal.
1. Tekuk pada Batang Tekan
a. Tekuk lokal pada elemen
- Tekuk lokal di flens (FLB)
- Tekuk lokal di web (WLB)
b. Tekuk pada komponen struktur
- Tekuk lentur
- Tekuk torsi
- Tekuk torsi lentur
2. Tegangan Kritis Tekuk Lentur
k . L Fy
λ c=

r .π E

Project Baja (kelompok 5) | Page | 1


Ket :
λ c = Tegangan kritis tekuk lentur
k = Faktor panjang tekuk
L = Panjang komponen struktur tekan
Fy = Tegangan leleh material
E = Modulus elastisitas baja
3. Daya Dukung Nominal Komponen Struktur Tekan
fy
N n= A g f cr =A g
ω

untuk λc ≤ 0,25 maka ω = 1


1,43
untuk 0,25λc < λc < 1,2 maka ω =
1,6−0,67 λ c
untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc 2

Ket :
Nn = Daya dukung tekan nominal
Ag = Luas penampang bruto
Ω = koefisien tekuk

1.2 Sambungan Baut


Setiap struktur baja merupakan gabungan dari beberapa komponen batang yang
disatukan dengan alat penyambung. Salah satu alat penyambung disamping las yang cukup
popular adalah baut terutama baut mutu tinggi. Baut mutu tinggi menggeser penggunaan
paku keeling sebagai alat pengencang karena beberapa kelebihan yang dimilikinya
dibandingkan paku keeling, seperti jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit, kemampuan
menerima gaya yang lebih besar, dan secara keseluruhan dapat menghemat biaya
konstruksi.
Dua tipe dasar baut mutu tinggi yang distandarkan oleh ASTM adalah tipe A325
dan A490. Baut A325 terbuat dari baja karbon yang memiliki kuat leleh 560 – 630 MPa,
baut A490 terbuat dari baja alloy dengan kuat leleh 790 – 900 MPa tergantung dari
diameternya. Jenis baut pun bermacam – macam ada yang berulir penuh, ulir sebagian, dan
berulir di kedua ujungnya.
1. Tahanan Nominal Baut
Project Baja (kelompok 5) | Page | 2
Suatu baut yang memikul beban terfaktor, Ru, sesuai persyaratan LRFD harus
memenuhi : Ru ≤ ∅Rn
Dengan Rn adalah tahanan nominal baut sedangkan f faktor reduksi yang diambil
sebesar 0,85. Besarnya Rn berbeda-beda untung masing-masing tipe sambungan.
2. Tahanan Geser Baut
Tahanan nominal satu buah baut yang memikul gaya geser memenuhi persamaan :
Rn = m.r1.fub.Ab
Dimana :
r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
r1 = 0,4 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
fub= kuat tarik baut
Ab= Luas bruto penampang baut
m = jumlah bidang geser
3. Tahanan Tekan Baut
Baut yang memikul gaya tekan tahanan nominalnya dihitung menurut :
Rn = 0.85.fub.Ab
Dimana :
fub= kuat tarik baut (ksi)
Ab= Luas bruto penampang baut
4. Tahanan Tumpu Baut
Tahanan tumpu nominal tergantung kondisi yang terlemah dari baut atau
komponen pelat yang disambung. Besarnya dihitung sebagai berikut :
Rd = ∅f Rn = 2,4f f db tp fu
Kuat tumpu yang didapat dari perhitungan diatas berlaku untuk semua jenis
lubang baut. Sedangkan untuk lubang baut selot panjang tegak lurus arah kerja
gaya berlaku persamaan berikut :
Rd = ∅f Rn = 2,0f f db tp fu
Keterangan :
∅ f = 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk fraktur
db adalah faktor diameter baut nominal pada daerah tak berulir
tp adalah tebal pelat

Project Baja (kelompok 5) | Page | 3


fu adalah tegangan tarik putus yang terendah dari baut atau pelat

BAB II
TUJUAN

Project Baja (kelompok 5) | Page | 4


Baja merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk struktur bangunan. Suatu
struktur Baja merupakan komponen-komponen individual yang dapat mendukung dan
menyalurkan beban-beban ke seluruh struktur dengan tepat berdasarkan konvigurasi
struktural serta beban-beban desain. Beban-beban yang akan ditanggung oleh struktur atau
elemen struktur tidak selalu dapat diramalkan dengan tepat sebelumnya. Bahkan apabila
beban-beban tersebut telah diketahui dengan baik pada salah satu lokasi sebuah struktur
tertentu, distribusi bebannya dari elemen yang satu ke elemen yang lain pada keseluruhan
struktur biasanya masih membutuhkan asumsi dan pendekatan. Pada penelitian ini batang
tekan akan diuji untuk mengetahui kekuatan dari alat sambung yang akan dipilih, alat
sambung yang akan digunakan pada penelitian ini berupa baut yang akan di pasangkan
pada sayap profil baja double canal ’UNP’. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan baja sebagai bahan struktur antara lain:
1. Baja mempunyai kuat tarik dan kuat desak cukup tinggi dan merata, sehingga
struktur yang terbuat dari baja pada umumnya mempunyai berat sendiri yang lebih
ringan jika dibandingkan dengan struktur yang terbuat dari bahan lain.
2. Baja merupakan hasil produksi pabrik dengan standar mutu yang baku, sehingga
mutu baja dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Setiap struktur merupakan rangkaian bagian–bagian tunggal yang harus
disambungkan satu sama lain, biasanya pada pada ujung batang dengan berbagai
macam cara. Salah satunya dengan baut, dan secara khusus baut berkekuatan tinggi.
Pada hakikatnya, baut berkekuatan tinggi telah menggeser kedudukan keling
sebagai alat sambung bukan las. Meskipun demikian, demi lengkapnya
3. secara singkat dikemukakan pula penyambung-penyambung lain, termasuk keeling
dan baut mesin tak difinis.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai sambungan baut ini, maka perlu dilakukan
penelitian terhadap jenis sambungan yang digunakan. Dalam penelitian ini difokuskan pada
bagaimana pengaruh kekuatan batang tekan setelah diberi sambungan berupa baut pada
sayap profil baja dengan beban-beban tertentu, dan tanpa ada sambungan pada benda uji
untuk mengetahui kekuatan tekan yang dihasilkan.
Tujuan yang didapat dari penelitian ini adalah :

Project Baja (kelompok 5) | Page | 5


1. Mengetahui kekuatan dari batang yang diberi gaya tekan dengan menggunakan
sambungan baut pada sayap profil baja.
2. Mengetahui kerusakan yang mungkin terjadi dalam penyambungan baja tersebut
dengan menggunakan sambungan baut.

BAB III
PROSEDUR DAN MEKANISME

3.1 Tinjauan Umum

Project Baja (kelompok 5) | Page | 6


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat kuat tekan sambungan baut pada
sayap, juga untuk memberikan alternatif terbaik dari tipe sambungan yang diujikan untuk
mendapatkan kuat tekan maksimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimental laboratorium. Metode eksperimental laboratorium adalah suatu
penelitian yang berusaha untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang
lain dalam kondisi terkontrol secara ketat dan dilakukan di laboratorium dengan urutan
kegiatan yang sistematis dalam memperoleh data sampai data tersebut berguna sebagai
dasar pembuatan keputusan atau kesimpulan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel terikat dan variable bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah nilai
kuat tekan dari kolom profil baja canal ’UNP’, sedangkan variable bebasnya adalah variasi
jumlah alat sambung pada sambungan baut pada sayap.

3.2. Bahan Penelitian


3.2.1. Profil Baja Double Canal ‘UNP’
Profil Baja yang digunakan adalah Profil Baja Double Canal ‘UNP’. Profil Baja
Double Canal ‘UNP’ sangatlah mudah didapatkan dan relatif murah harganya dibandingkan
dengan bahan bangunan lain. Selain itu proses pengerjaannya dapat dilakukan dengan
mudah. Profil Baja Double Canal ‘UNP’ yang digunakan sebagai benda uji penelitian ini
Profil Kanal U (UNP 5) dengan BJ 41. Dengan panjang profil1500mm, dan ukuran profil h
= 50mm, tw = 3mm, tf = 4mm, b = 76mm.

3.2.2. Plat
Jenis plat yang digunakan adalah plat baja dengan mutu BJ41 , dengan panjang
170mm, tebal 6mm dan lebar 76mm, sehingga profil baja dapat tersambung dan terikat kuat
satu dengan yang lainya, sehingga mampu menahan gaya tekan.
3.2.3. Penyambung
Bahan penyambung yang digunakan baut dengan ukuran Ø ½ in dengan mutu baja
A 325.

3.3. Langkah Penyambungan


Benda uji yang telah dibuat sesuai dengan ukuran panjang dan besar yang telah
direncanakan, kemudian bagian sayap sambungan profil baja diberi plat sambung dengan
panjang 170mm, tebal 6mm dan lebar 76mm . Permukaan profil baja yang akan disambung

Project Baja (kelompok 5) | Page | 7


dengan baut ukuran Ø ½ in diberi plat baja . Baja yang telah disambung harus rapat dan
lurus agar pembebanan dapat merata dan tidak mengalami kerusakan.

3.4 Peralatan Penelitian


Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji mekanika dengan
menggunakan alat: Loading Frame, Hidraulic Jack,Tranducer, Dial Gauge, dan Universal
Testing Machine (UTM)

3.4.1. Peralatan Pembuatan Benda Uji


a. Mesin gergaji (bar bending), digunakan untuk memotong bahan baku sesuai
dengan ukuran yang direncanakan.
b. Meteran, digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi bahan baku.
c. Alat-alat kelengkapan untuk pembuatan sambungan kolom adalah: siku-siku besi,
penggaris, spidol gerinda, bor mesin, dan las untuk menyambung profil.

3.4.2. Peralatan Uji Sambungan Kolom


3.4.2.1 Peralatan Pengujian untuk Kolom Sambungan
a. Loading Frame dan Hydraulic Jack
Loading frame digunakan untuk menguji kuat tekan benda uji. Alat ini berupa
portal segi empat yang terbuat dari baja dengan balok portal, dapat diatur
ketinggiannya dan berdiri di atas lantai. Loading Frame terdapat tempat
kedudukan pengujian sambungan kolom dengan tumpuan bebas-bebas Hydraulik
jack merupakan alat yang memberikan beban pada benda uji Kapasitas maksimal
hidraulic jack adalah 50 ton.
b. Hydraulic Pump
Hydraulic Pump digunakan untuk memberikan pembebanan secara bertahap
pada hydraulic jack saat pengujian benda uji.
c. Load cell
Load cell digunakan untuk mengetahui interval penambahan beban yang
diberikan pada benda uji. Alat ini dihubungkan dengan Transducer untuk
membaca penambahan beban yang terjadi. Kapasitas alat ini adalah 50 ton.
d. Transducer
e. Dial Gauge

Project Baja (kelompok 5) | Page | 8


f. Univesal Testing Machine (UTM)

3.5. Benda Uji


3.5.1. Benda Uji Pendahuluan
Ukuran dan bentuk benda uji untuk pengujian uji pendahuluan ini adalah uji tarik
profil baja canal ‘UNP’. Pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali,

3.5.2. Benda Uji Kolom Profil Baja Double Canal ‘UNP’


Benda uji yang digunakan berupa kolom profil baja dengan jumlah 6 buah, dengan
klasifikasi benda uji sebagai berikut:
a. 3 buah untuk profil kolom baja utuh tanpa sambungan.
b. 3 buah untuk profil kolom baja yaitu dengan memasang baut pada sayap sisi
samping kiri dan kanan batang baja.

3.6 Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian merupakan urutan-urutan kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis, logis dengan mempergunakan alat bantu ilmiah yang bertujuan untuk
memperoleh kebenaran suatu objek permasalahan. Secara garis besar pelaksanaan
penelitian dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap 1 : Tahap persiapan awal
b. Tahap 2 : Tahap pemilihan bahan dan peralatan
c. Tahap 3 : Tahap uji pendahuluan
d. Tahap 4 : Tahap Analisis perhitungan jumlah baut
e. Tahap 5 : Tahap pembuatan benda uji profil baja
f. Tahap 6 : Tahap pengujian
g. Tahap 7 : Tahap analisis pengujian
Dari hasil pengujian yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui
besarnya beban maksimum dan lendutan saat terjadi patah, sehingga dapat mengetahui jenis
kerusakan yang terjadi pada setiap benda uji dan pola keruntuhannya baik yang tanpa
sambungan maupun yang menggunakan sambungan baut pada sayap profil. sehigga dapat
ditentukan jenis sambungan yang efektif.
Data tersebut kemudian dianalisis dengan metode yang sesuai untuk mengetahui:
1. Kuat tekan maksimum pada profil baja double canal UNP tanpa sambungan.

Project Baja (kelompok 5) | Page | 9


2. Kuat tekan maksimum pada profil baja double canal UNP dengan sambungan dan
dengan jumlah benda uji 3 buah.
Setelah memperoleh beban dan lendutan kemudian dibuat grafik hubungan antara beban
dan lendutan masing-masing benda uji sehingga dari tabel tersebut dapat diketahui
alternatif penggunaan sambungan yang dapat menahan kuat tekan.

BAB V
HASIL PROJECT

5.1 Kuat Tekan


Profil Canal UNP5 mempunyai harga Ix= 359486,67 mm4 ,Iy= 293406,67 mm4
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai kuat tekan kolom tanpa sambungan sebesar

Project Baja (kelompok 5) | Page | 10


19000 kg untuk sample 1, 19500 kg untuk sample 2 dan 17250 kg untuk sample 3,
sehingga didapatkan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 18583,33 kg. Sedangkan nilai kuat
tekan kolom dengan menggunakan sambungan pada bagian sayap sebesar 10750 kg untuk
sample 1, 5500 kg untuk sample 2 dan 8000 kg untuk sample 3. sehingga didapatkan nilai
kuat tekan rata-rata sebesar 8083,33 kg. Dari hasil analisis yang dilakukan pada profil canal
UNP5 tanpa sambungan mempunyai nilai P = 12686,99 kg. Dari hasil analisis yang
dilakukan pada profil canal UNP5 dengan sambungan
mempunyai nilai P = 12541,25 kg.
Dari hasil analisis didapatkan Panalisis = 12541,25 kg dan Plab =8083,33 kg, jadi P
analisis >P lab . Dengan adanya tekuk pada sambungan, dikarenalan baut penyambung hanya
dipasang satu buah (1 baris) dan satu kolom sambungan. Maka sambungan tersebut
merupakan sendi-sendi. Untuk menjadikan kaku, maka perlu adanya penambahan jumlah
baut atau minimal menjadi 2 baris. Selain tersebut diatas ini terjadi karena pengaruh
pemotongan, pemberian lubang, proses pemasangan baut, sehingga akan mempengaruhi
kekuatan sambungan. Jika dibandingkan dari benda uji kolom, maka profil utuh memiliki
kuat tekan paling tinggi dibanding dengan profil yang telah disambung dengan baut. Hal ini
disebabkan karena profil baja tanpa sambungan tidak mengalami perubahan bentuk
tampang, berupa pengaruh. Sehingga mampu menahan gaya tekan yang terjadi, tidak
seperti pada profil yang disambungan tersebut, kerusakan yang terjadi pada proses
pengujian adalah pada bagian plat penyambung. Hal ini disebabkan karena pada saat
pengujian sambungan, kolom profil mengalami perubahan setelah mendapatkan beban,
sehingga terjadi kerusakan struktur dengan beban konstan. Pada perhitungan analisis tekuk
terjadi di daerah elastis.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Karakteristik sifat mekanik prfil baja canal UNP adalah sebagai berikut:

Project Baja (kelompok 5) | Page | 11


a. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan leleh Fy = 448,72 Mpa dan tegangan
tarik Fu = 505,17 Mpa, sehingga termasuk profil baja dengan mutu BJ 41
dimana tegangan leleh Fy min = 250 Mpa dan tegangan tarik Fu min = 410
Mpa
b. Nilai kuat tekan kolom profil tanpa sambungan variasi 1 , 2, dan 3 secara
berturut-turut adalah 19000 kg, 19500 kg, 17250 kg.sehingga didapatkan nilai
kuat tekan rata-rata sebesar 18583,33 kg, sedangkan dari hasil analisis yang
dilakukan pada profil canal UNP5 tanpa sambunga mempunyai nilai P =
12686,99 kg. Sehingga mengalami kenaikan sebesar 31,73%.
c. Nilai kuat tekan kolom profil dengan sambungan variasi 1 , 2, dan 3 secara
berturut-turut adalah 10750 kg, 5500 kg, 8000 kg.sehingga didapatkan nilai
kuat tekan rata-rata sebesar 8083,33 kg, sedangkan Dari hasil analisis yang
dilakukan pada profil canal UNP5 dengan sambungan mempunyai nilai P =
12541,25 kg. Sehingga mengalami penurunan kekuatan sebesar35,55%.
d. Jika dibandingkan kekuatannya, maka profil utuh memiliki kuat teka paling
tinggi dibanding dengan profil yang telah disambung dengan baut, dari
perhitungan analisis didapat Panalisis > Plab, hal ini terjadi karena pengaruh
pemotongan, pemberian lubang yang akan mengurangi luas penampang profil,
proses pemasangan dan pengencangan baut, sehingga akan mempengaruhi
kekuatan sambungan. Kerusakan yang terjadi pada saat pengujian adalah pada
bagian plat penyambung.

6.2 Saran
Beberapa saran yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian yang telah
dilakukan yang mungkin dapat bermanfaat, antara lain:
1. Perlu dikembangkan variasi dan jenis sambungan kolom baja agar mampu
meningkatkan kekuatan sambungan kolom sehingga bisa mendekati kekuatan dari
kolom tanpa sambungan.
2. Perlu ditingkatkan ketelitian dan keahlian pekerja dalam pembuatan benda uji agar
permukaan sambungan betul-betul rata tanpa celah agar tidak mengurangi kekuatan
sambungan.

Project Baja (kelompok 5) | Page | 12


3. Sebaiknya dalam pembacaan dial gauge dilakukan dengan cermat agar terhindar
dari kesalahan pembacaan.

DAFTAR PUSTAKA
Crawford, S.F and J.L. Kulak. 1971. Ecceentically Loaded Boltes Connection. Journal Of
The Structural Division, ASCE, Vol 97, No. ST.3
Shourky, Z, and W.T. Haisch, W.T. 1971. Bolted Connection With Varied Hole Diametre.
Journal Of The Structural Division, ASCE, Vol 96, No. STG

Project Baja (kelompok 5) | Page | 13

Anda mungkin juga menyukai