Disusun Oleh :
201663003
UNIVERSITAS PAPUA
2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 201663003
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Dosen Krismin
Albert Sorondanya
NIP
2
LAPORAN PRAKTIKUM
KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
OLEH :
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Kristalografi dan Mineralogi ini. Laporan Praktikum Kristalografi dan Mineralogi
ini dibuat sebagai syarat untuk menempuh responsi dari pada Mata kuliah
Kristalografi dan Mineralogi pada semester satu.
Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk pedoman kami dan juga
sebagai literatur dalam pembelajaran mata kuliah dan pratikum Kristalografi dan
Mineralogi di jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan, Universitas Papua, Kampus II Sorong. Dan tak lupa saya
pengucapkan terima kasih kepada semua asisten dosen Kristalografi dan
Mineralogi atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan.
4
BAB I
PENDAHULUAN
I.2.2. Tujuan
Kegiatan mempelajari dan melakukan Praktikum Kristalografi,
kita di tuntut untuk dapat ;
Mengenal dan menguasai bentuk-bentuk kristal
Kita mengetahui cara menggambar kristal
Kita mengetahui tentang mineral-mineral pembentukan batuan
1.3.1 ALAT
Penggaris
Busur derajat
Jangka
5
1.3.2 BAHAN
Milimeter Block
Pensil mekanik ukuran 0,5
Pensil warna
Penghapus
I.4. WAKTU
6
I.4.2 Waktu pelaksanaan praktikum mineralogi
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kristalografi
8
2.1.2. Simetri kristal
Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah
kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu
merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang
simetri menengah.Bidang simetri aksial bila bidang tersebut
membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang
simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri
vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal,
yang berada tegak lurus terhadap sumbu c.Bidang simetri
menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu
kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang
siemetri diagonal.
Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat
kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh
satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan
yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu gire,
giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan berdasarkan
cara mendapatkan nilai simetrinya.Gire, atau sumbu simetri biasa,
cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal
pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali
kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (4),
empat tetragire (3), heksagire (9) dan seterusnya.Giroide adalah
9
sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada
bidang horisontal.Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang
cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada
porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan
nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri
itu.
Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat
membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal
menembus pusat Kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada
permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat
kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal
mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang
berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang
yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang
pasangannya.Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan
menjadi 32 klas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada
jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem
isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal mempunyai tujuh
kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh
kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin
mempunyai tiga kelas.Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang
disebut simbol. Ada dua macam cara simbolisasi yang sering
digunakan, yaitu simbolisasi Schon_ies dan Herman Mauguin
(simbolisasi internasional).
10
` 2.1.3 Sistem kristal
Sistem Isometrik
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula
dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3
dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan
panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya. Pada kondisi
sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b
dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β
= γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β
dan γ ) tegaklurus satu sama lain (90˚).
Tetaoidal
Gyroida
Diploida
Hextetrahedral
Hexoctahedral
11
Sistem Tetragonal
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3
sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b
mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat
lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama
dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki
sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini,
semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurussatu sama lain
(90˚).
Piramid
Bipiramid
Bisfenoid
Trapezohedral
Ditetragonal Piramid
Skalenohedral
Ditetragonal Bipiramid
12
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini
adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris:
1992)
Sistem Hexagonal
Hexagonal Piramid
Hexagonal Bipramid
Dihexagonal Piramid
Dihexagonal Bipiramid
Trigonal Bipiramid
Ditrigonal Bipiramid
Hexagonal Trapezohedral
13
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah
quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori,
Arlondo. 1977)
Sistem Trigonal
Trigonal piramid
Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Piramid
Ditrigonal Skalenohedral
14
Rombohedral
Sistem Orthorhombik
Bisfenoid
Piramid
Bipiramid
15
Sistem Monoklin
Sfenoid
Doma
Prisma
16
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah
azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris.
1992)
Sistem Triklin
Pedial
Pinakoidal
17
2.2. Pengertian mineralogi
L.G. Berry dan B. Mason, 1959 - Mineral adalah suatu benda padat
homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 - Mineral adalah suatu
bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977 - Mineral adalah suatu bahan
atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau
dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di
alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
18
2.2.2 Proses pembentukan mineral
WARNA (colour)
19