Anda di halaman 1dari 6

 DONGENG

 Kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata • suatu alur perjalanan hidup
dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk
lainnya. • Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang
yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi
 salah satu bentuk sastra yang populer baik di dalam dan di luar negeri, yang dimana
ceritanya hanyalah khayalan atau tidak benar-benar terjadi. Dongeng dipercaya dapat
memberikan nilai moral, edukasi, pendidikan, makna tersirat di balik setiap untaian cerita
dongeng.
 Ciri-Ciri Dongeng
 penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata
dari mulut ke mulut (atau dengan suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat, dan alat
pembantu pengingat), dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama.
 ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut ke
mulut ( lisan).
 biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, ungkapan-ungkapan
tradisional, kalimat-kalimat atau kata-kata pembukaan dan penutup baku.
 mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat
pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam.
 bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum;
menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama
sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa
memilikinya.
 bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat
dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur
manifestasinya
 Jenis-Jenis Dongeng
 Mitos adalah bentuk dongeng yang menceritakan hal-hal magis seperti cerita tentang dewa-
dewa, peri atau Tuhan.
 Sage adalah dongeng kepahlawanan, keberanian, atau sihir seperti sihir dongeng Gajah
Mada.
 Fabel adalah dongeng tentang binatang yang dapat berbicara atau berperilaku seperti
manusia.
 Legenda adalah bentuk dongeng yang menceritakan tentang sebuah pristiwa tentang asal
usul suatu benda atau tempat.
 Cerita jenaka adalah cerita yang berkembang di masyarakat yang baik komedi dan dapat
membangkitkan contoh tawa cerita Pak Belalang.
 Cerita pelipur lara biasanya bentuk narasi yang bertujuan untuk menghibur tamu di pesta
dan kisah yang diceritakan oleh seorang ahli seperti boneka diberitahu oleh seorang dalang.
 Cerita Perumpamaan adalah bentuk dongeng yang mengandung kiasan / seperti saran,
contoh didaktik dari Haji pelit. Cerita lokal adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di
daerah.
 Struktur Dongeng
 Pendahuluan
Pernyataan umum, kalimat pengantar untuk memulai dongeng.
 Kejadian atau peristiwa dalam dongeng
Kejadian-kejadian yang disusun secara kronologis.
 Penutup
Suatu pernyataan umum.
misalnya Mereka hidup bahagia selamanya. Komentar umum tentang kebaikan yang dapat
menaklukan kejahatan atau pesan moral lainnya.
 Unsur Intrinsik Dalam Dongeng
 Tema
 Tema adalah masalah inti yang merupakan dasar untuk sebuah cerita. Oleh karena itu,
dalam rangka untuk mendapatkan tema dalam cerita, pembaca harus membaca cerita untuk
menyelesaikan. Tema cerita rakyat akan terkait dengan pengalaman hidup. Biasanya cerita
rakyat tema mengandung unsur-unsur alam, peristiwa sejarah, sihir, dewa, misteri, hewan,
dll
 Latar Belakang Atau Pengaturan Pada Dongeng
Informasi tentang waktu, suasana, dan juga lokasi di mana cerita rakyat berlangsung.
 Lokasi latar belakang atau tempat
Informasi tentang cerita yang menjelaskan di mana cerita berlangsung. Sebagai contoh pengaturan
lokasi cerita di kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di surga, dll.
 Latar Waktu
Saat peristiwa dalam dongeng, sebagai contoh pagi, di zaman kuno, pada malam hari, bertahun-
tahun, saat matahari terbenam dll.
 Latar Belakang Suasana
 Informasi suasana dalam hal tempat dongeng. Misalnya, latar belakang adalah suasana
kehidupan masyarakat hidup dalam damai dan kemakmuran, orang hidup dalam ketakutan
karena kejam, hutan raja menjadi ramai setelah Purbasari tinggal di sana, dll.
 Tokoh
pemeran pada sebuah cerita rakyat. Tokoh pada cerita rakyat dapat berupa hewan, tumbuhan,
manusia, para dewa dll.
 sifat penokohan
 Karakter utama (biasanya protagonis) yang menjadi tokoh sentral dalam cerita
Angka-angka ini berperan dalam sebagian besar seri cerita, dari awal hingga akhir cerita. Secara
umum, tokoh utama ditampilkan sebagai tokoh yang memiliki kualitas yang baik. Akan Tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk menemukan karakter utama diceritakan lucu, unik atau bahkan jahat.
 Lawan yang menonjol (biasanya antagonis)
Antagonis dalam arti karakter yang selalu berlawanan dengan protagonis. Secara umum, antagonis
ditampilkan sebagai tokoh “hitam”, angka itu adalah kejahatan.
 Tokoh pendamping (tritagonis). pemain pembantu.
 Dengan cara menunjukkan penokohan karakter dibagi menjadi dua, yaitu:
 Yaitu sosok karakter langsung dikenali pembaca karena telah dijelaskan oleh penulis
 Secara tidak langsung karakter segera dikenali bahwa pembaca karakter untuk menarik
kesimpulan sendiri dari dialog, latar belakang suasana, perilaku, penampilan, lingkungan,
dan aktor-aktor lain.
 Alur
 Sebuah urutan kejadian dalam cerita rakyat yang. Biasanya cerita rakyat meliputi lima
rangkaian acara yang selama pengenalan (Pembukaan), sementara pengembangan,
sementara perselisihan (konflik), ketika kesudahan (rekonsiliasi), dan tahap terakhir adalah
waktu penyelesaian.
 alur dibagi menjadi tiga jenis:
Alur maju
Alur mundur
Alur campuran
 Sudut Pandang
 Sudut pandang adalah bagaimana penulis menempatkan dirinya dalam cerita, atau dengan
kata lain dari titik di mana penulis melihat cerita. Sudut pandang telah pernanan sangat
penting untuk kualitas cerita. Sudut pandang umumnya dibagi menjadi dua :
 Sudut pandang orang pertama:Penulis bertindak sebagai orang pertama yang bisa menjadi
karakter utama dan karakter tambahan dalam cerita.
 Sudut pandang orang ketiga:Penulis adalah luar cerita dan tidak terlibat secara langsung
dalam cerita. Penulis menjelaskan karakter dalam cerita dengan menyebutkan nama
karakter atau orang ketiga mengatakan bahwa “dia, mereka”.
 Amanat atau Pesan Moral
 Adalah nilai-nilai yang terkandung dalam cerita dan mengatakan bahwa pembaca mendapat
pelajaran dari cerita.
 Majas (Gaya Bahasa)
 Gaya bahasa merupakan diaolog yang di gunakan dalam dongeng tersebut.
 Contoh Dongeng
 AJI SAKA
 Dahulu kala ada kerajaan bernama Medang kamulan yang diperintah oleh raja bernama
Prabu Dewata Cengkar yang buas dan menyukai daging manusia. Setiap hari sang raja
memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil rakyat yang
resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.
 Di dusun Medang Kawid ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin,dan baik
hati. suatu hari, Aji saka berhasil menolong seorang Bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua
orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat Ayah oleh Aji Saka itu ternyata
pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu dewata
cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di
kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.
 Perjalanan menuju Medang kamulan tidaklah mulus. Aji Saka sempat bertempur selama
tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji saka menolak dijadikan
budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan
itu.
 Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak semburan api dari si setan. Sesaat
setelah Aji saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan
penghuni hutan sekaligus melenyapkannnya.
 Aji Saka tiba di Medang kamulan yang sepi. Di istana, Prabu dewata cengkar sedang murka
karena Pati Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang Prabu.
 Dengan berani, Aji saka menghadap prabu cengkar dan menyerahkan diri untuk disantap
oleh sang prabu dengan imbalan tanah seluas serban yang digunakannya
 Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai dengan permintaan Aji Saka, serban terus
memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata Cengkar. Prabu marah
setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kalalimannya.
 Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di tubuh sang
Prabu.
 Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut Selatan kemudian hilang
ditelan ombak.
 Aji saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong ayahnya ke
istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka mengantarkan Kerajaan
Medang Kamulan ke zaman keemasan, zaman di mana rakyat hidup tenang, damai, makmur
dan sejahtera.
 KERA JADI RAJA
 Sang raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak
punya raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja
yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi Macan Tutul menolak.
“Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau gitu Badak
saja, kau kan amat kuat, “kata binatang lain. “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku
telah menabrak pohon berkali-kali.” “Oh…mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan
besar.”ujar binatang-binatang lain. “aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat
lambat,”sahut Gajah.
 Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika
hendak bubar tiba-tiba, Kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah
membunuh Singa”. “Tidak mungkin,”jawab Tupai. “coba kalian semua perhatikan aku….,aku
mirip dengan manusia bukan?, maka akulah yang cocok menjadi raja.” ujar Kera. Setelah
melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat
menjadi Raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-
malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat.
 Penghuni Hutan menjadi kesal, terutama Srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si Kera bisa
menyamakan dirinya dengan manusia ya ?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”.
Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan makanan
yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar
Srigala.
 .
 Tanpa berpikir panjang, Kera, si Raja yang baru pergi bersama Srigala. Di tengah hutan,
teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan
itu. Ternyata, si Kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata
jebakan yang dibuat manusia. “Tolong…tolong,” teriak Kera, sambil berjuang keras agar bisa
keluar dari perangkap
 “Ha..ha..ha…ha….! tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak
dalam perangkap yang dipasang manusia, raja seperti Kera, mana bisa melindungi
rakyatnya,” ujar Srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang
meninggalkan Kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada Kera didalamnya, ia
langsung membawa tangkapannya ke rumah.

Anda mungkin juga menyukai