2017
Elviani, Wisda
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2613
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Harga Diri pada Pasien dengan Gagal
Ginjal Kronik di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Provinsi Sumatera Utara
Oleh
WISDA ELVIANI
142500023
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan, dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT Kupersembahkan karya tulis
sederhana ini kepada:
Seorang Wanita yang teramat cantik, wanita yang telah memperjuangkan hidup
dan matinya untuk melahirkanku serta merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih
sayang yang luar biasa penulis rasakan,yang tercinta Ibunda Julipa, dan yang telah
mendidikku, membanting tulang, ikhlas mengeluarkan keringatnya agar penulis dapat
menikmati hidup sampai sekarang, yang tercinta Ayahanda Jasmir Piliang.
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I dan sekaligus
sebagai dosen penguji saya yang telah memberikan waktu, kritik dan sarannya
kepada penulis di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universita Sumatera Utara.
ii
Wisda Elviani
iii
iv
Manusia memerlukan perasaan stabil terhadap harga diri maupun perasaan bahwa
mereka dihargai oleh orang lain. Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keinginan
terhadap kekuatan, pencapaian, rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri, dan
kemerdekaan. Manusia juga membutuhkan penghargaan atau apresiasi dari orang lain.
Pada saat kedua kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa percaya diri dan berguna.
Jika kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain tidak terpenuhi, orang
tersebut mungkin tidak berdaya dan merasa rendah diri (Maslow, 1970 dalam Potter &
Perry, 2005).
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai
respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005)
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara
kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan
respons yang maladaptif.
Penyakit Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena
penyakit ini dapat berlangsung lama dan mematikan. Disamping itu pula penyakit gagal
Gagal Ginjal Kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal
yang menahun bersifat prognetif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah ( Brunner
Sundarth, 2002 ). Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi
struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik
uremic) dalam darah ( Muttaqin Arif, 2011 )
Berdasarkan laporan periode Rumah Sakit Pirngadi Kota Medan di dapatkan data
dari bulan mei 2017 tercatat jumlah pasien rawat di ruang HDU, didapatkan pasien
dengan penyakit gagal ginjal kronik mengalami kebutuhan dasar harga diri dengan
jumlah pasien 4 (60%) dari 6 pasien yang masuk di Ruang HDU.
Penulis memprioritaskan masalah kebutuhan dasar ini dikarenakan harga diri yang
terganggu dapat mempengaruhi status kesehatan klien. Terpenuhinya harga diri
menjadikan klien mampu untuk menggali kemampuan dan kepercayaan dirinya
sekaligus membantu proses penyembuhan dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat
perlu memberikan asuhan keperawatan yang dapat membantu klien dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya terkait dengan kondisi klien yang mengalami gagal ginjal kronik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada
Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar harga diri pada klien yang
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. R dengan
masalah kebutuhan dasar harga diri.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan
masalah kebutuhan dasar harga diri.
c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan keperawatan pada Ny. R dengan
masalah kebutuhan dasar harga diri.
d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan pada Ny. R dengan masalah kebutuhan
dasar harga diri.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Ny. R dengan masalah
kebutuhan dasar harga diri.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang
bermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan Gagal Ginjal Kronik sekaligus mahasiswa mempunyai pemahaman yang
lebih baik tentang cara pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan
gangguan harga diri.
PENGELOLAAN KASUS
Adaptif Mal-adaptif
Keterangan :
1. Respon adaptif adala respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik, antara lain:
a. Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi mas
lalu akan diri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah.
a. Pengumpulan data
Tujuan dari pengumpulan data adalah menilai statuskesehatan dan
kemungkinan adanya masalah yang memerlukan intervensi dari perawat.
Data yang dikumpulkan bisa berupa data objektif, yaitu didapat secara nyata
dan melaui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat.
Sedangkan data subjektif yaitu data yang disampaikan secara lisan oleh
klien dan keluarganya. Adanya data ini di dapat melalui wawancara perawat
pada klien dan keluarganya. Untuk dapat menjaring data yang diperlukan,
umumnya yang dikembangkan formulir pengkajian dan petunjuk teknis
pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian.
1) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama,umur,jenis kelmain, pendidikan,
agama, pekerjaan, status marital, suku/bangsa, alamat, nomor
10
11
c) Hubungan sosial
1) Klien tidak mempunyai orang yang berarti untuk mengadu atau
meminta dukungan
2) Pasien merasa berada dilingkungan yang mengancam.
3) Keluarga kurang memberikan penghargaan kepada klien.
4) Klien sulit berinteraksi karena berprilaku kejam dan
mengeksploitasi orang lain
d) Spiritual
1) Falsafah hidup
Pasien merasa perjalanan hidupnya penuh dengan ancaman,
tujuan hidup biasanya jelas, kepercayaannya terhadap sakit serta
dengan penyembuhannya.
12
e) Status mental
1) Penampilan
Penampilan tidak rapih, tidak sesuai karena klien kurang minat
untuk melakukan perawatan diri. Kemunduran dalam tingkat
kebersihan dan kerapian dapat merupakan tanda adanya depresi
atau skizoprenia.
Bila seorang perempuan yang mempunyai ketakutan seksual
mungkin berpakaian netral, tetapi apabila wanita berpaian,
bersolek, dan berprilaku seakan-akan hendak membangkitkan
rangsangan seksual maka adanya kemungkinan hysteria. Bau
badan karena tidak mandi merupakan tanda dini suatu gangguan
jiwa (Marammis, 2005).
2) Pembicaraan
Klien dengan frekuensi lambat, tertahan, volume suara rendah,
sedikit bicara, inkoheren, dan bloking (Yosep, 2009).
3) Aktivitas motorik
Tegang, lambat, gelisah, dan terjadi penurunan aktivitas interaksi
Yosep, 2009).
4) Alam perasaan
Klien biasanya merasa tidak mamapu dan pandangan hidup yang
pesimis (Yosep, 2009).
5) Afek
Afek klien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon
bila ada stimulus emosi yang bereaksi (Yosep, 2009).
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya kurang kooperatif dan mudah tersinggung (Yosep,
2009).
7) Persepsi
13
9) Isi pikir
Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri (Yosep, 2009)
10) Tingkat kesadaran
Data tentang bingung (tampak bingung dan kacau) dan sedasi
(klien mengatakan malu bila bertemu orang lain karena dirinya
mengalami gangguan jiwa) diperoleh melalui wawancara dan
observasi, stupor (gangguan motorik seperti ketakutan, gerakan
yang di ulang-ulang, anggota tubuh klien dalam sikap canggung
yang dipertahankan dalam waktu lama, tetapi klien menyadari
semua yang terjadi dilingkunganya) diperoleh melalui observaasi,
orientasi waktu, tempat, dan orang cukup jelas diperoleh melaui
wawancara, jelaskan data objektif dan data subjektif yang terkait
dengan hal-hal diatas. Masalah keperawatan sesuai dengan data,
jelaskan apa yang dilakukan klien saat wawancara. (Keliat :
2006).
11) Memori
14
2. Analisa Data
Analisa adalah kemampuan mengkaitkan data menghubungkan data tersebut
dengan konsep diri, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan
dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien (Rohman, 2009).
Data mayor dan data minor pada gangguan konsep diri : harga Diri rendah yaitu
:
Deskripsi Data mayor Data minor
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Deskripsi : Ide, pikiran perasaan yang negatif tentang dirinya
Data Mayor Subyektif: - Mengeluh hidup tidak bernakna
- Tidak memiliki kelebihan apapun
- Merasa jelek
Data Mayor Objektif: - Kontak mata kurang
15
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menggambarkan
respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau
potensial) dari individu atau kelompok ketika perawat secara legal
mengidentifikasi dan dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan
(Rohmah, 2009).
Menurut Fitria (2009) masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien dengan gangguan harga diri rendah adalah:
a) Gangguan harga diri rendah kronik
b) Koping individu tidak efektif
c) Gangguan sensori persepsi : halusinasi
d) Isolasi sosial
e) Resiko prilaku kekerasan
4. Perencanaan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah
mengurangi, mengatasi maslah-maslah yang telah di identifikasi dalam
diagnosa keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana
perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan maslah dengan efektif dan
efisien (Rohmah, 2009).
Berdasarkan diagnosa diatas pelaksaan ditetapkan dalam suatu tujuan,
kriteria evaluasi, intervensi, dan rasional. Tujuan umum berfokus pada
penyelesaian masalah dari diagnosa tertentu, dan didapat jika serangkaian
tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian sistem
16
B. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien. Untuk membantu pasien dapat
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien, saudara dapat:
Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien
dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu pasien penilaian negatif.
17
18
19
20
SUMATERA UTARA
FORMAT PENGKAJIAN
1 . Biodata
Nama/Inisial : Ny. R
Umur : 53 tahun
Pendidikan : SLTA
Golongan darah :O
I. ALASAN MASUK
21
III. GENOGRAM
NB : Perempuan
: laki-laki
: Klien
22
B. Konsep diri
- Gambaran diri : Klien mengatakan sangat menyukai
matanya yang berwarna cokelat.
- Ideal diri : Klien mengatakan ingin menjadi seorang
pengusaha butik.
- Harga diri : Klien mengatakan merasa malu pada
dirinya
23
C. Keadaan emosi
Klien terkadang tampak sedih, lesu, tidak bersemangat, dan kurang dalam
berkontak mata.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti :
Suami dan anak-anak
- Hubungan dengan keluarga :
Baik dan harmonis
- Hubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan orang lain dan
klien lebih suka menyendiri
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien malu karena sekarang ia tidak bisa seperti dulu danklien
mengatakan malu dengan kondisinya jika bergaul takutadanya penolakan
dan dicela oleh teman-temannya.
E. Spriritual
- Nilai dan keyakinan :
Klien menganut agama Kristen Protestan.
- Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan dulu sebelum sakit sering beribadah tetapi setelah
masuk ke rumah sakit, klien tidak pernah beribadah.
24
B. Tanda-Tanda Vital
- Suhu tubuh : 37,4° celcius
- Tekanan darah : 151/70 mmHg
- Nadi : 86x/i
25
C. Pola kegiatan/aktifitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebagian, atau total :
26
D. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1 kali sehari
- Karakter feses : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Riwayat perdarahan : Tidak dilakukan pemeriksaan
- BAB terakhir : Pagi hari tadi
- Diare : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Penggunaan laksatif : Tidak pernah
2. BAK
- Pola BAK : 200cc sehari
- Karakter urine : Tidak dilakukan
pemeriksaan
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak dilakukan
pemeriksaan
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ada
- Penggunaan diuretik : Tidak pernah
X. Mekanisme Koping
- Maladaptif
Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti penyakitnya tiba-tiba
kambuh, klien langsung berteriak dan kadang menangis berlebihan hingga
tengah malam. Klien tidak memperdulikan istirahat dan kesehatannya.
2. Analisa Data
27
3. Klien mengatakan
hidupnya tidak
berguna karena
penyakit yang di
alaminya
29
3. Masalah Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional
b. Keputusasaan
4. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan proses pikir
ditandai dengan klien merasa malu pada dirinya sendiri dan orang lain,
bimbang, tampak lesu, sedih, tidak bersemangat, dan menghindari kontak
mata dengan orang lain.
b. Keputusasaan berhubungan dengan sumber personal yang tidak adekuat
ditandai dengan klien tampak tidak yakin dengan kemampuannya, klien
mengatakan hidupnya tidak berguna dan tidak mau bergaul dengan orang
lain karena takut di cela, lebih banyak menunduk, kurang komunikatif,
kurang aktif dalam fisik maupun verbal, kurang dalam kontak mata, dan afek
sedih.
30
31
32
Diagnosa Perencanaan
Keputusasaan Tujuan dan kriteria hasil
NOC : Hopelessness
1. Identifikasi area harapan dalam hidup, memperluas
33
34
35
36
37
38
39
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Ny. R dengan masalah kebutuhan
dasar harga diri selama beberapa hari, yaitu pada tanggal 10 sampai 12 Mei 2016.
Sebagai langkah dalam penyusunan karya tulis ilmiah dapat ditarik kesimpulan.
Adapun intervensi dan implementasi yang utama dilakukan pada Ny. R telah
diperbuat adalah meningkatkan kepercayaan diri klien dengan semaksimal dan seefektif
mungkin sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga hasilnya klien sudah mampu
menilai dirinya secara positif, klien terlihat baik saat berkomunikasi, klien menunjukkan
ekspresi senang ketika diberi pujian, klien dapat menerima kritik dari orang lain, klien
mampu mengenali kemampuan fisiknya, klien mulai dapat berkomunikasi dengan teman
sekamarnya dan juga perawat, dan wajah klien mengalami perubahan suasana ceria.
40
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih
dahulu memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan
masalah harga diri rendahnya sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan
yang bersifat komprehensif dan dapat meminimalkan waktu rawatan klien di
rumah sakit.
c. Bagi Klien
Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan
perawat dan tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses
penyembuhan klien sekaligus meningkatkan kesiapan keluarga dalam
merawat klien di rumah sehingga kesehatan klien membaik.
41
42
CATATAN PERKEMBANGAN
SOAP
S:
-Klien mengatakan bahwa dirinya tidak
berguna dan klien malu dengan kondisinya.
-Klien mengatakan senang dengan motivasi
yang diberikan.
O:
-Klien terlihat senang ketika melatih
kemampuan positifnya.
-Klien belum mampu melakukan
kemampuan seperti menyapu dan mengepel
dengan baik.
A:
-Harga diri rendah (+).
P:
43
SOAP
S:
-Klien mengatakan perasaannya masih
sedikit kesal dan sedih.
-Klien mengatakan mengerti kalau setiap
manusia itu unik.
-Klien mengatakan dampak penyakit yang
dialaminya adalah dia tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan percaya diri.
-Klien mengatakan bahwa pasien sadar
penyakit yang diderita membuat dirinya
jauh dari keluarga dan teman-temannya.
-Klien mengatakan sumber motivasinya
adalah keluarga terutama suami dan anak-
anaknya.
-Klien mengatakan ternyata banyak
kemampuan yang dimilikinya selama ini.
O:
44
SOAP
S:
45
46