Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Pendidikan Pancasila di pendidikan tertinggi tertuang dalam Undang-

Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem nasional berdasarkan

Pancasila. Hal ini mengandung makna bahwa secara material Pancasila

merupakan sumber hokum pendidikan nasional. Meskipun secara ekspilit

nama mata kuliah Pancasila tidak disebutkan dalam undang-undang

Sisdiknas yang disebutkan pada pasal 37 bahwa kurikulum pendidikan

tinggi memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan

pendidikan bahasa, namun mata kuliah pancasila adalah mta kuliah yang

mendidik warga Negara akan dasar filsafat Negaranya, nilai-nilai

kebangsaan, serta kecintaan terhadap tanah air yang dalam kurikulum

internasional disebit sebagai civic education, citizenship educatin. Dalam

SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa Misi

Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menetapkan kepribadian

mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar

Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi sesuai dengan SK

Dirjen DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2006 tersebut maka Pendidikan

Kewarganegaraan adalah berbasis Pancasila sebagai filsafat bangsa dan

Negara Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut maka secara material

melalui pendidikan kewarganegaraan maka materi Pancasila bahkan

37
38

filsafat Pancasila adalah wajib diberikan di pendidikan tinggi, dan secara

eksplisit terdapat dalam rambu-rambu pendidikan kepribadian.

2) Budi pekerti adalah kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam

berprilaku. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi

pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi

pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam kosa kata latin

dikenal dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebtu ethics.

Senada dengan itu Balitbang Dikbud (1995) menjelaskan bahwa budi

pekerti secara konsepsional adalah budi yang dipekertikan

(dioperasionalkan, diaktualisasikan atau dilaksanakan) dalam kehidupan

sehari-hari dalam kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat, bangsa dan

negara.

3) Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan

juga termuat dalam SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan

bahwa tujuan materi Pancasila dalam rambu-rambu Pendidikan

Kepribadian mengarahkan pada moral yang diharapkan terwujud dalam

kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa

terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas

berbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan,

memantapkan budi pekerti peserta didik agar secara konsisten mampu

mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah

air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni dengan penuh rasa tanggung jawab dan

bermoral.
39

3.2 Saran

1) Sebagai peserta didik harus memahami Pancasila sekaligus

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Sebagai peserta didik harus memahami pendidikan Pancasila guna upaya

meningkatkan budi peketi.

Anda mungkin juga menyukai