Anda di halaman 1dari 1

Pertama kali ada virus itu, kebetulan aku gak anggap remeh dan juga khawatir tentang akibat

itu.
Meskipun apa yang aku khawatirkan, sepertinya hal yang remeh. Sentimen anti cina, maksudku tentang
khawatirnya. Karena virus itu dimulai awalnya dari sana, cina. Dan lebih yakin, hal awal itu malah akan
berakibat pada pandangan orang tentang penyebabnya adalah karena cina juga. Dan karena itu, saat ini
Corona yang korbanya saja sudah seratusan ribu, bisa jadi, selain mencari jalan keluar pada masalah
Corona, juga akan mencari apa penyebabnya. Dan kataku tadi, virus yang pertama diketahui adalah di
cina malah bisa diasosiasikan menjadi penyebabnya adalah cina juga. Pengasosiasikan seperti itu, dan
juga dengan tingkatan frustasi pada akibat virus terhadap banyak segi kehidupan manusia, seperti
ekonomi, dan yang paling tampak adalah nyawa banyak orang, dalam keadaan yang demikian, sentimen
anti cina cenderung terjadi. Ini, bisa terbukti, dengan berita-berita yang ada di amerika. Untuk lengkap
kurang tahu aku. Mungkin, cina sedikit berpartisipasi tentang penyebaranya, setidaknya tentang dokter
yang pertama kali beritakan ada virus itu, malah dipersoalkan pada polisi. Dan, ada cerita tentang virus
yang katanya buatan manusia. Dimana pertama kasus itu muncul, yakni di wuhan terdapat lab virologi,
dan seperti ada usaha untuk hubungankan kejadian virus itu dengan buatan manusia dan tidak sengaja
virusnya malah kabur dari labnya. Berita semacam itu jika masih dipercaya orang, memang bisa juga
munculkan sentimen anti cina, setalah tadinya memperkuatan kecenderungan melalui frustasi akibat
corona dan asosiasi awal virus menjadi sebab adanya virus. Itu memang kekhawatirku yang mungkin
dianggap biasa saja sebagai dampak corona.

Anda mungkin juga menyukai