Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

NUTRISI DALAM PERSPEKTIF TRANSKULTURAL NURSING

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Diana Nur Cesar (14.401. 17.023)

2. Dinar Titan Gumilang (14.401. 17.024)

3. Dinda Wardani (14.401. 17.025)

4. Doni Setiawan (14.401. 17.026)

5. Dwi Yuni Safira (14.401. 16.028)

6. Emania Rizkiana (14.401. 17.029)

7. Era Fazzira W (14.401. 17.030)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “nutrisi
dalam perspektif transkultural nursing”.

Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan tentang Keperawatan Transkultural.
Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa lain dapat memahami makalah ini dengan
baik.

Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikannya.

Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari masih
banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan saran atau
kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna begi pembaca maupun kami.

Krikilan, 13 Maret 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................................3

Daftar isi..............................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5

A. Latar belakang .......................................................................................................5


B. Rumusan masalah ..................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................6

A. Definisi nutrisi dalam perspektif transkulturan nursing ..........................................7

B. Jenis nutrisi yang berhubungan dengan budaya.......................................................8

C. Contoh perilaku masyarkat berhubungan dengan


nutrisi........................................................................................................................9

D. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan kasus nutrisi pasien yang

berkaitan dengan budaya........................................................................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................................13

A. Kesimpulan ...........................................................................................................13

B. Saran .....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..14

BAB I
4
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Faktor budaya sangat berperan penting dalam status gizi seseorang.Budaya
memberi peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan. Misalnya tabu
makanan yang masih dijumpai di beberapa daerah. Tabu makanan yang merupakan
bagian dari budaya menganggap makanan makanan tertentu berbahaya karena alasan -
alasan yang tidak logis. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya pemahaman gizi
masyarakat dan oleh sebab itu perlu berbagai upaya untuk memperbaikinya. Pantangan
atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi suatu jenis makanan tertentu karena
terdapat ancaman bahaya atau hukuman terhadap yang melanggarnya.
Selain itu unsur - unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip prinsip ilmu gizi. Kebiasaan makan
adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya
akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan.Kebiasaan makan
individu atau kelompok individu adalah memilih pangan dan mengonsumsi sebagai
reaksi terhadap pengaruh fisiologis, pskologis, social dan budaya.
Kebiasaan makan yang terbentuk sejak kecil dapat dipngaruhi oleh berbagai hal
antara lain perbedaan etnis, tingkat social ekonomi, geografi, iklim, agama dan
kepercayaan serta tingkat kemajuan teknologi.Kebiasaan makan banyak dipengaruhi oleh
variable lingkungan. Kebiasaan makan dapat dibentuk oleh lingkungan sekitar dimana
seseorang hidup. Adapun beberapa variable lingkungan yang berpengaruh terhadap
kebiasaan makan suatu masyarakat adalah lingkungan hidup yang meliputi topografi,
keadaan tanah, iklim, dan flora, lingkungan budaya (system produksi pertanian) dan
populasi (kelahiran, kematian, migrasi, pertambahan penduduk, umur dan jenis kelamin).
Oleh karena itu, penyuluhan gizi penting untuk terus menerus dilakukan untuk
memperbaiki pengetahuan izi dan kebiasaan makan masyarakat.Penyuluhan gizi menjadi
landasan terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Kelembagaan
penyuluhan gizi seperti posyandu perlu lebih diperkuat sehingga penyuluhan aktivitas
tidak terabaikan.
2. Rumusan masalah
a. Apa definisi dari nutrisi dalam perspektif transkultural ?
5
b. Apa jenis nutrisi yang berhubungan dengan budaya?
c. Apa contoh perilaku masyarkat yang berhubungan dengan nutrisi dan perspektif
budaya
d. Apa memecahkan masalah yang berhubungan dengan kasus nutrisi pasien yang
berkaitan dengan budaya?
3. Tujuan
a. Dapat memahami nutrisi dalam perspektif transkultural
b. Dapat memahami jenis nutrisi yang berhubungan dengan budaya
c. Dapat memahami contoh perilaku masyarkat yang berhubungan dengan nutrisi dan
perspektif budaya
d. Dapat memahami memecahkan masalah yang berhubungan dengan kasus nutrisi
pasien yang berkaitan dengan budaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
1. Definisi Nutrisi Dalam Perspektif Transkultural Nursing
1) Pengertian
Kultur adalah kesatuan dari nilai, norma, kepercayaan dan jalan hidup yang menjadi
pedoman dalam berfikir dan berperilaku. Keperawatan transkultural adalah keprawatan
yang berfokus pada studi komparatif dan analisa pada perbedaan budaya. Keperawatan ini
berhubungan dengan kepedulian akan perilaku, keperawatan dan nilai sehat sakit, serta
kepercayaan mereka.

Nutrisi adalah zat yang kita makan sehari-hari, yang mengandung nilai gizi dan juga
kandungan lain di dalam makanan yang tidak memngandung gizi sama sekali. Jadi
makanan sangat diperlukan oleh tubuh kita untuk mengganti sel-sel yang rusak, sebagai zat
pembangun, dan sebagai sumber energi.

Beberapa ahli memberikan penjelasan mengenai pengertian nutrisi adalah ikatan kimia
yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yang berupa energi. Selain itu
energi juga dapat membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh serta mengatur proses
kehidupan. Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap
jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu
proses organism yang menggunakan objek utamanya yaitu makanan yang sering
dikonsumsi dalam kondisi yang normal, dengan menggunakan proses degesti, absorsi serta
metabolisme yang pada nantinya akan membuang beberapa zat yang memang tidak
digunakan oleh tubuh[ CITATION Nur14 \l 1057 ]

2) Pengaruh akibat kekurangan nutrisi dalam suatu kebudayaan atau transkultural :


a. Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat
pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak
yang berasal dari tingkat social ekonomi menengah keatas rata-rata lebih tinggi daripada
yang berasal dari keadaan social ekonomi rendah.
b. Produksi tenaga
Kekurangan energy berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga
untuk bergerak,bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas, merasa lemah,
dan produktivitas kerja menurun.
7
c. Pertahanan tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. System imunitas dan anti bodi
berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare.Pada
anak-anak hal ini dapat membawa kematian.
d. Stuktur fungsi otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan
demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun.
Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
e. Perilaku
Bagi anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak
tenang.Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis. Dari keterangan diatas tampak,
bahwa gizi yang baik merupakan modal bagi pengembangan sumberdaya manusia.
f. Akibat gizi lebih pada proses tubuh
Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas.Kelebihan energi yang dikonsumsi
disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu
faktor risiko dalam terjadinya berbagai penyakit degenerative, seperti hipertensi atau
tekaan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung
empedu.Kebutuhan gizi tiap orang berbeda-beda dan hal tersebut berhubungan dengan
jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan dan juga aktifitas seseorang. Oleh karena
itu setiap individu sangat berbeda dalam menerima konsumsi makanan. Di samping itu
keanekaragaman makanan juga harus diperhatikan karena pada dasarnya setiap jenis
makanan tertentu tidak mengandung semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh
sehingga perlu beberapa makanan lain untuk mendapatkan komposisi makanan sesuai
yang dianjurkan. Oleh karena makanan yang beraneka ragam yang mengandung protein,
lemak, karbohidrat serta beberapa mineral lain yang dibutuhkan tubuh dari beragam
jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari.
3) Penyakit akibat dari nutrisi
a. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekuranganzat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat giziyang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badanrendah dengan asupan
8
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhantubuh, adanya kelemahan otot,
dan penurunan energi, pucat pada kulit, membranemukosa , konjungtiva, dan lain- lain.
b. Diabetes
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandaidengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulinatau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagaimasalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas sertaasupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
d. .Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan olehadanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,obesitas dan lain-lain.
e. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak secara
berlebihan
f. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,ditandai
dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,kedinginan, letargi,
dan kelebihan energi.

2. Jenis Nutrisi Yang Berhubungan Dengan Budaya


Jenis nutrisi berhubungan dengan budaya :
1) Budaya makanan jawa menjelaskan budaya makanan jawa lebih suka asam dan manis
yang memiliki kandungan karbohirat, contoh makannya adalah gado gado, didalam gado
– gado sendiri memiliki kandungan gizi yang ada dalam satu porsinya : terdapat protein,

9
lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin,
riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium.

Faktor resiko : Akan tetapi, tentu hal itu akan berbeda apabila sedari awal sudah memiliki
faktor risiko, seperti kadar asam urat yang sudah di ambang batas dan lanjut usia. Ketika
Anda memiliki kadar asam urat yang di ambang batas, makanan berpurin sedang pun bisa
memicu timbulnya nyeri dan bengkak sendi asam urat. Akan tetapi, jika yang tidak
memiliki faktor risiko, gado-gado tidak akan menyebabkan asam urat selama dikonsumsi
dalam jumlah wajar.
2) Budaya makanan madura
Budaya makanan madura lebih suka yang asin – asin seperti soto madura, soto madura ini
memiliki kandungan kalori, lemak, karbohidrat, protein tiap 1 mangkoknya

Faktor resiko : jika di komsumsi secara berlebihan akan menimbulkan resiko kolesterol
akan meningkat.
3) Budaya makanan padang
Budaya makanan padang lebih suka makanan bersantan seperti rendang. Dalam rendang
terebut memiliki kalori, lemak, karbohidrat, protein setiap satu porsinya.

10
Faktor resiko : bisa menyebabkan kolesterol tinggi, obesitas, sembelit, gangguan jantung,
asam lambung meningkat.
4) Budaya makanan sunda
Budaya makanan sunda yang lebih suka manis dan asin seperti nasi liwet, dalam nasi
liwet ini memiliki kalori, karbohidrat, protein pada setiap satu porsinya.

Faktor resiko : Akibat makanan asin bisa menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi,
stroke, dehidrasi, gastroentritis, masalah ginjal, oasteoporosis. Dan makanan manis bisa
menyebabkan diabetes melitus, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan resiko
penyakit jantung, mendorong pertumbuhan sel kanker.
5) Budaya makanan bali
Budaya makanan bali yang suka pedas manis dan asin seperti ayam betutu. Pada aya
betutu ini memiliki kandungan karbohidrat, kalori, lemak, protein.

11
Faktor resiko : Akibat makanan pedas dan asin bisa menyebabkan penyakit tekanan darah
tinggi, stroke, dehidrasi, gastroentritis, masalah ginjal, oasteoporosis.
6) Budaya makanan papua
Budaya makanan budaya papua yang lebih suka manis seperti papeda. Sedangkan papeda
hanya mengandung karbohidrat

Faktor resiko : makanan manis bisa menyebabkan diabetes melitus, meningkatkan


tekanan darah, meningkatkan resiko penyakit jantung, mendorong pertumbuhan sel
kanker [ CITATION Nur14 \l 1057 ]
3. Contoh Perilaku Masyarakat Yang Berhubungan Dengan Nutrisi Dalam Perspektif
Budaya bayi, balita, anak – anak, remaja, dewasa, lansia
1) Nutrisi untuk bayi : bubur halus, ASI
2) Nutrisi untuk balita : sereal, buah dan sayuran yang dihaluskan seperti pisang, alpukat, pir,
kentang, wortel, brokoli, kul, bayam, daging yang haluskan seperti ayam dan sapi dan
tahu yang menjadi bubur
3) Nutrisi untuk anak – anak :jus lemon dengan madu, bayam campur wortel, tim ayam
giling, bola – bola mie brokoli, omlet, tumis nuget sosis, ciki – ciki, sosis, mie, jasjus,
wafer.
4) Nutrisi untuk remaja : cilok, nasi goreng, seblak, bakso, sate. Burger, kebab, kentang
goreng
5) Nutrisi untuk remaja : nuget, risoles, burger, pudding, martabak, mie super pedas, bakso
cilok, makaroni pedas, somay, kebab,piza
6) Nutrisi untuk lansia : gandum,bubur ayam, salmon, wortel, kentang, alpukat,
apel[ CITATION Nur14 \l 1057 ]

12
4. Masalah Yang Berhubungan Dengan Kasus Nutrisi Pasien Yang Berkaitan Dengan
Budaya
1) Akibat kelebihan karbohidrat :
a. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang
tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin
atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau
tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga
kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun
jangka panjang pada pasien tersebut.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya
menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan
saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan
hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan
pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan
tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu
hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup
yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak
sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
b. Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalala kelebihan gizi yang ditandai dengan adanya
penimbunan lemak secara berlebihan dalan tubuh sehingga menaikkan berat Badan.
Kegemukan hanya dapat terjadi jika ada kelebihan energi karena berbagai sebab, antara
lain kelebihan zat gizi, kelainan baagian otak tertentu, kelainan hormon endokrin, faktor
keturunan, dan akibat pemakaian obat tertentu.
Kelebihan berat antara lain disebabkan ketidakseimbangan konsumsi kalori
dengan kebutuhan energi, dimana konsumai terlalu berlebihan dibanding kebutuhan
energi. Kelebihan energi itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan
normal, jaringan lemak itu ditimbun di beberapa tempat, diantaranya dalam jaringan
13
subkutan dan dalam jaringan tirai khusus (ementum).Penimbunam lemak pada wanita
memiserikan bentuk khas feminin, misalaya di daerah pinggul, daerah bahu, dan dada.
Timbunan ringan lemak di daerah khusus itu sangat ditakuti dan dijauhi kaum wanita
karena cukup sulit diatasi.
c. Jantung Koroner
Penyakit jantung dimulai ketika kolesterol, bahan lemak, dan kalsium tertumpuk
dalam arteri. Ketika ini terjadi dalam arteri yang mensuplai jantung, penumpukan ini,
atau plak, menyebabkan arteri menyempit, sehingga pengiriman oksigen ke jantung
berkurang. Pengurangan pengiriman oksigen ke jantung dapat membuat nyeri dada, juga
disebut angina. Penyakit jantung dimulai ketika kolesterol, bahan lemak, dan kalsium
membangun di arteri, sebuah proses yang dikenal sebagai aterosklerosis. Hubungan
antara penyakit jantung dan serangan jantung Ketika plak terjadi sampai ke titik dan
pecah, hal itu menyebabkan bekuan darah terbentuk di arteri koroner. Bekuan darah
memblok darah mengalir ke otot jantung, menyebabkan serangan jantung. Dalam
skenario terburuk, serangan jantung tiba-tiba atau gangguan irama fatal dapat terjadi.
Penyumbatan arteri koroner oleh plak dapat menyebabkan serangan jantung (myocardial
infarction) atau gangguan irama fatal (serangan jantung tiba-tiba). Penyakit jantung:
pembunuh nomor satu Penyakit jantung mempengaruhi sekitar 14 juta laki-laki dan
perempuan di Amerika Serikat, dan memiliki tingkat kematian yang tinggi. Bahkan,
merenggut kehidupan lebih banyak dari total gabungan penyebab utama kematian
berikutnya.

2) Akibat kelebihan lemak :

a. Obesitas
Semua lemak yang masuk ke dalam tubuh bisa dibagi jadi lemak jenuh dan tak
jenuh. Namun, tubuh kita tidak akan mampu mengolahnya bila kedua jenis lemak itu masuk
ke dalam tubuh secara berlebihan. Hal ini menyebabkan lemak dapat berkumpul di
beberapa bagian tubuh seperti pinggang ataupun lengan.Penumpukan lemak ini dapat
menyebabkan obesitas yang merupakan sumber dari berbagai penyakit membahayakan
seperti penyakit jantung, stroke dan paru-paru.

b. Kerusakan dinding arteri


14
Konsumsi makanan berlemak secara berlebih juga dapat meningkatkan potensi
pertumbuhan kolesterol dalam darah.Tingginya kandungan kolesterol ini dapat
memberikan efek buruk pada arteri jantung.
c. Kolesterol tinggi
Berbagai jenis lemak yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang berlebih juga dapat
menyebabkan peningkatan kandungan kolesterol pada tubuh.Kolesterol tinggi dapat
menjadi sumber berbagai penyakit seperti kerusakan arteri, penumpukan plak pada
pembuluh darah, penyakit jantung, dan stroke.
d. Sembelit
Konsumsi lemak secara berlebihan juga bisa mengganggu organ pencernaan seperti
usus.Lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk di konsumsi sehingga organ
lambung tidak pernah kosong dan menyebabkan kinerja lambung semakin berat.Hal ini
meningkatkan potensi terjadinya sembelit.Sembelit dapat terjadi akibat tubuh kekurangan
serat yang masuk ke dalam tubuh.
3) AkibatKelebihan Protein :
a. Mengonsumsi protein berlebih, apalagi jika disertai dengan pembatasan karbohidrat,
dapat menyebabkan penumpukan keton hingga membahayakan ginjal.
b. Tubuh bisa menghasilkan produk limbah bernama amonia ketika memecah protein. Oleh
hati, amonia diubah menjadi zat kimia yang disebut urea. Sejatinya, urea akan dibuang
dari dalam tubuh melalui urine. Namun pada kondisi kesehatan tertentu, seperti gagal
ginjal atau gagal hati, tubuh tidak dapat membuat atau menyingkirkan urea. Hal tersebut
dapat menyebabkan masalah seperti kelelahan ekstrim hingga koma, atau bahkan
kematian.
c. Terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein yang berasal dari daging merah dan
produk olahan susu berlemak dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
d. Kelebihan protein juga diduga membuat tubuh membuang kalsium melalui urine. Ketika
badan kita kelebihan protein, tubuh memproduksi sulfat. Bahan kimia inilah yang dapat
menyebabkan kalsium terlepas dari tulang. Padahal kekurangan kalsium bisa
menyebabkan osteoporosis. Efek lepasnya kalsium dari tulang ini lebih rentan terjadi jika
kita mengonsumsi protein hewani daripada protein nabati. Namun di lain pihak, asupan
protein yang cukup justru membantu mencegah osteoporosis pada tulang.
15
4) Akibat Kelebihan mineral
a. Sembelit atau konstipasi
b. Kulit dan rambut kering
c. Bau nafas dan mulut tidak sedap.
d. Perut terasa mual
e. Berat tubuh mudah naik
f. Mudah letih.
g. Mudah pusing.
5) Akibat Kelebihan vitamin
a. Vitamin A 
memiliki banyak manfaat, dan salah satunya adalah untuk menjaga kesehatan mata dan
kulit. Namun, konsumsi vitamin A secara berlebihan dapat meningkatkan risiko tulang
menjadi keropos (osteoporosis). Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi
vitamin A lebih dari 1,5 miligram per hari dapat meningkatkan risiko terjadinya patah
tulang.Bila Anda telah mengonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin A,
seperti minyak ikan, susu, telur, dan hati, maka sebaiknya Anda mengurangi atau tidak lagi
mengonsumsi suplemen vitamin A
b. Vitamin B
Vitamin B terbagi menjadi B1, B2, B3, B5, B6, B9, dan B12.Fungsi vitamin ini pun
beragam, mulai dari menjaga kesehatan sistem saraf hingga membantu pembentukan sel
darah merah.Sumber alami vitamin B adalah dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan,
telur, dan hati.Jika vitamin ini dikonsumsi secara berlebihan, dapat menimbulkan mual,
gangguan hati, kulit kemerahan, dan perih.
c. Vitamin C
Vitamin C banyak terdapat pada jeruk, brokoli, dan kentang. Fungsi utamanya adalah
untuk menjaga daya tahan tubuh dan membantu proses penyembuhan luka. Namun,
konsumsi vitamin C secara berlebihan dapat menimbulkan rasa mual, muntah, diare, dan
sakit perut.
d. Vitamin D
Vitamin D secara alami dapat diproduksi oleh kulit dengan bantuan sinar
matahari.Namun, kita juga bisa memperoleh vitamin ini dari makanan, seperti minyak
16
ikan, daging merah, hati, dan telur.Fungsi utama vitamin D adalah untuk meningkatkan
penyerapan kalsium guna menjaga kesehatan tulang, gigi, dan otot.Namun, konsumsi
yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kalsium dalam darah, arteri, dan
jaringan lunak.Selain itu, beberapa orang dilaporkan mengalami batu ginjal akibat
kelebihan vitamin D.
e. Vitamin E
Selain terdapat dalam makanan, seperti minyak sayur, buah-buahan, daging ayam, sereal,
dan telur, vitamin E juga tersedia dalam bentuk suplemen.Vitamin E bermanfaat untuk
menjaga kesehatan kulit dan jaringan tubuh.Namun, efek samping yang mungkin terjadi
jika kita mengonsumsi vitamin ini secara berlebihan adalah munculnya memar, ruam,
sakit kepala, dan rasa letih.Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kelebihan vitamin
ini dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Hubungan sosial budaya dengan gizi dalam suatu keluarga terhadap masalah gizi, secara
langsung maupun tidak langsung dapat terlihat jelas dalam kehidupan suatu
masyarakat.Jumlah cukup tidaknya asupan gizi yang dikonsumsi berkaitan erat dengan sosial
budaya masyarakat.Sehingga dapat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat.Hubungan
antara sosial budaya dan gizi merupakan kaitan manusia, budaya, gizi dan kesehatan
masyarakat yaitu kaitan antara budaya suatu masyarakat yang mempengaruhi asupan gizi dan
kesehatan masyarakat itu sendiri.
Hubungan gizi dengan sosial budaya, maka parameter yang digunakan untuk mengukur
tingkat gizi balita adalah melalui budaya makan, prioritas makan, pola konsumsi dan
distribusi, kepercayaan, mitos dan tahayul.

1. Budaya Makan
Budaya makan berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan makan yang merupakan
kebudayaan makan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang di mana ia hidup.
Budaya makan masyarakat juga bergantung pada selera, citarasa, kenikmatan dan daya
terima akan suatu makanan.
Menurut Anderson (1986 : 313) menyatakan bahwa para ahli antropologi
memandang kebiasaan makan sebagai suatu kompleks kegiatan masak-memasak,
masalah kesukaran dan ketidaksukaran, kearifan rakyat, kepercayaan-kepercayaan,
pantangan-pantangan, dan takhayul-takhayul yang berkaitan dengan produksi,
17
persiapan, dan konsumsi makanan. Pendeknya, sebagai suatu kategori budaya yang
penting, ahli-ahli antropologi melihat makanan mempengaruhi dan berkaitan dengan
banyak kategori budaya lainnya.
Di masyarakat, setiap kelompok mempunyai suatu pola tersendiri dalam
memperoleh, menggunakan, dan menilai makanan yang akan merupakan ciri
kebudayaan dari kelompok masing-masing. Umumnya masyarakat memberikan
definisi tertentu tentang arti makanan seperti: ada jenis makanan untuk dijual dan
lainnya untuk dimakan di rumah, ada jenis makanan untuk orang kaya dan ada yang
untuk orang miskin, ada yang untuk pesta, untuk wanita, anak-anak, orang tua dan
orang sakit, ada jenis makanan yang tidak diperbolehkan untuk orang-orang tertentu.
(Santoso dan Ranti, 2004 : 95)
Dari uraian di atas budaya makan merupakan perilaku dan kebiasaan makan,
serta budaya dalam memilih dan menentukan makanan yang dikonsumsi pada
masyarakat yang berlandaskan pada pandangan tertentu yang berasal dari adat istiadat
secara turun temurun yang masih menjadi panutan bagi masyarakatnya.
2. Prioritas Makan
Distribusi makanan dalam rumah tangga berkaitan dengan prioritas
makanan.Prioritas makanan menempatkan organisasi sosial (struktur distribusi makanan
dalam rumah tangga) menjadi hal yang utama, di mana distribusi makanan dilihat dari
status dan peran (struktur sosial) individu tersebut dalam rumah tangga.Dalam hal ini
menempatkan lakilaki menjadi prioritas utama untuk mendapatkan banyak protein dan
kalori.Prioritas makanan dalam masyarakat tertentu membedakan pemberian makanan
terhadap laki-laki dan perempuan. (Nieves, 1993 ; Gittelson, 1991; Engle, 1993 dalam
Nurdin, 2008 : 3).
Menurut pemerhati masalah kesehatan masyarakat Napu (2010 : 2) Gender adalah
seperangkat sikap, peran, tanggung jawab, fungsi, hal dan perilaku yang melekat pada
diri laki-laki dan perempuan akibat bentukan budaya atau lingkungan masyarakat tempat
manusia itu tumbuh dan dibesarkan. Adanya perbedaan gender dalam suatu keluarga
misalnya : makanan ayah sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah lebih baik
daripada anggota keluarga yang lain.

18
Prioritas makan pada masyarakat juga dapat dilihat dengan adanya kebutuhan-
kebutuhan lain dalam keluarga di luar kebutuhan makanan dan kesehatan yang lebih
diutamakan. Misalnya, ayah lebih mementingkan uangnya untuk membeli rokok daripada
untuk membeli susu anaknya. Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa prioritas
makan yaitu menjadikan kebutuhan lain yang lebih diutamakan daripada kebutuhan
makanan terutama asupan gizi dalam keluarga. Serta adanya perbedaan gender dalam
keluarga.
3. Pola Konsumsi dan Distribusi
Pola konsumsi adalah jenis makanan yang dimakan seseorang.Konsumsi makanan
oleh masyarakat bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan,
distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini bergantung
pula pada pendapatan, agama, adat kebiasaan, dan pendidikan masyarakat bersangkutan
(Alamtsier, 2004 :13).
Distribusi makanan dalam rumah tangga berkaitan dengan prioritas
makanan.Prioritas makanan menempatkan organisasi sosial (struktur distribusi makanan
dalam rumah tangga) menjadi hal yang utama, di mana distribusi makanan dilihat dari
status dan peran (struktur sosial) individu tersebut dalam rumah tangga.Dalam hal ini
menempatkan lakilaki menjadi prioritas utama untuk mendapatkan banyak protein dan
kalori.Prioritas makanan dalam masyarakat tertentu membedakan pemberian makanan
terhadap laki-laki dan perempuan.( Nieves, 1993 ; Gittelson, 1991; Engle, 1993 dalam
Nurdin, 2008 : 3).
4. Kepercayaan, Mitos dan Tahayul
Kepercayaan sering atau diperoleh berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu, biasanya kepercayaan ini diperoleh dari orangtua, kakek atau
nenek dan yang dianggap lebih mengerti [ CITATION Joy13 \l 1057 ]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
Nutrisi adalah zat yang kita makan sehari-hari, yang mengandung nilai gizi dan
juga kandungan lain di dalam makanan yang tidak memngandung gizi sama sekali. Jadi
makanan sangat diperlukan oleh tubuh kita untuk mengganti sel-sel yang rusak, sebagai
zat pembangun, dan sebagai sumber energy dan jenis – jenis nutrisi zat besi, vitamin,
karbohidrat. Phospor dll
B. Saran
Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang juga dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi. (2014). Buku ajar nutrisi dalam keperawatan transkultural. Jakarta: Salemba Medika.

Joyhan. (2013). Buku keperawatan transkultural. Yogyakarta: Nuha Medika.


20
Nursalam. (2014). Buku nutrisi dan gizi dalam keperawatan transkultural. Jakarta: Nuha
Medika.

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai