Bab 1 Ita Maya Revisi 6 Juni 2016
Bab 1 Ita Maya Revisi 6 Juni 2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
Profesional (MPKP). Salah satu model praktek yang dapat diterapkan dari model
MPKP adalah Metode TIM. Metode tim adalah metode pemberian asuhan
melalui upaya kooperatif dan kolaborasi (Douglas dalam Nursalam 2007). MPKP
inap ditujukan kepada pelayanan keperawatan dan hasil survey kepuasan pasien
yang dilakukan dari sebanyak 296 orang responden yang diteliti ternyata
standar mutu yang ditetapkan oleh manajemen Rumah Sakit yaitu sebesar 80%.
Sementara itu di Ruang Rawat Inap Kelas III RSU. Bhakti Husada Krikilan saat
1
2
Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, pada tanggal 05-15
Juni 2015 bertempat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSU. Bhakti Husada
kurang komunikatif). Sementara itu data BOR Ruang Rawat Inap Kelas III untuk
tahun 2012 adalah sebesar 60%, 2013 sebesar 67% dan 2014 sebesar 69%.
Untuk bulan Januari-Juli 2015 BOR di Ruang Rawat Inap Kelas III RSU. Bhakti
dengan BOR Ruang Rawat Inap Kelas II, untuk tahun 2012 adalah sebesar 69%,
2013 sebesar 70% dan 2014 sebesar 72%. Untuk bulan Januari-Juli 2015 BOR di
Ruang Rawat Inap Kelas II RSU. Bhakti Husada Krikilan RSU. Bhakti Husada
sebesar 60%. Terpilihnya Ruang Rawat Inap Kelas III, dikarenakan kualitas
pada profesionalisme, ilmu pengetahuan, aspek legal dan etik. Untuk itu perlu
professional yang salah satunya adalah metode TIM. Metode TIM di terapkan
memacu diri dalam kualitas pelayanan keperawatan sesuai dengan standar rumah
sakit kelas dunia atau bertaraf internasional (Kemenkes RI, 2012). Kualitas
pelayanan (servis quality) merupakan salah satu faktor penting dan fundamental
kualitas pelayanan di Ruang Rawat Inap Kelas III RSU. Bhakti Husada Krikilan
Banyuwangi’’
4
B. Rumusan Masalah
Ruang Rawat Inap Kelas III RSU. Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi?“
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pelayanan di Ruang Rawat Inap Kelas III RSU. Bhakti Husada Krikilan
Banyuwangi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
dalam hal ini adalah model asuhan keperawatan professional dan kualitas
2. Manfaat praktis
b. Bagi Perawat
E. Keaslian Penelitian
persepsi kehandalan perawat dengan kepuasan klien rawat inap di RSU Puri
Asih Salatiga. Perawat kurang handal yang menjadikan pasien tidak puas adalah
63,3%, ini lebih besar dibanding dengan pasien yang merasa puas sebesar
21,2%, sedang perawat handal yang menjadikan pasien merasa puas sebesar
78,8%, ini lebih besar dibanding pasien yang tidak puas sebesar 36,7%.
Pelanggan akan puas bila kualitas produk (barang/jasa) yang ditawarkan relatif
baik. Kualitas produk yang bisa diberikan rumah sakit yaitu kualitas pelayanan
dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang saya lakukan lebih menekankan
3. Hasil penelitian Widodo (2009), yang melakukan analisa beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan konsumen atas jasa pelayanan rawat inap Rumah Sakit
secara positif terhadap tingkat kepuasan konsumen atas jasa pelayanan rawat
Dari ketiga hasil penelitian diatas, berbeda dengan penelitian yang akan
saya laksanakan. Letak perbedaanya bahwa penelitian saya lebih terfokus pada
khsusnya di Ruang Rawat Inap Kelas III RSU. Bhakti Husada. Sementara itu
ketiga penelitian diatas lebih menekankan pada kepuasan pasien dan juga tentang