Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak-anak sangat rentan terhadap terjadinya diare. Berdasarkan Studi

Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui

bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia

(Depkes RI, 2011). Angka kesakitan diare pada balita bisa disebabkan dari faktor

ibu dalam penatalaksanaan diare yang belum benar, karena dari faktor ibu

sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan memberi

makan, penyebab mayoritas adalah masalah lingkungan yang kurang sehat,

sisanya akibat pola makan yang kurang teratur (Anggriani, 2008). Golongan

umur yang paling rentan menderita penyakit diare adalah anak-anak karena daya

tahan tubuh yang masih rentan. Untuk itu sikap ibu menjadi sesuatu yang sangat

penting dalam mencegah jatuhnya anak yang mengalami diare jatuh dalam

kondisi dehidrasi berat. Sikap ibu yang positif akan membantu penatalaksanaan

awal anak dengan diare ketika dirumah, sehingga anak tidak jaruh dalam kondisi

dehidrasi berat (Setiadi, 2008).

Di Indonesia hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2013 ,

angka kematian karena diare sebesar 17 per 100 ribu penduduk dan pada balita

58 per 100 ribu balita. Selama tahun 2013 sebanyak 32 Kabupaten di 17 provinsi

melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang

1
2

dilaporkan sebanyak 10.780 dan 254 diantaranya menyebabkan kematian

(SKRT, 2013).

Berdasarkan hasil survei Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran

Pencernakan (ISP) Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (P2PL) Kementrian Kesehatan RI, Angka kesakitan diare pada tahun

2011 sebesar 411 per 1.000 penduduk dan tahun 2012 sebesar 214 per 1.000

penduduk. Sedangkan angka kejadian diare pada tahun 2012 adalah sebanyak

1.132.814 kasus (Profil Kesehatan Prop. Jatim, 2012).

Di Kabupaten Banyuwangi angka balita yang terserang diare di periode

yang sama sebanyak 42.829 anak (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyuwangi, 2012). Angka Kejadian penderita diare di Ruang Anak RSUD

Genteng masih tinggi terutama pada anak. Hal ini didukung oleh data Rekam

Medik RSUD Genteng menunjukan bahwa jumlah pasien rawat inap anak selama

3 tahun terakir cenderung mengalami peningkatan. Secara jelas datanya akan

tersaji dalam table 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Jumlah pasien Rawat Inap Anak di RSUD Genteng Tahun 2012-2014

Tahun f %
2012 289 30.74%
2013 302 32.13%
2014 349 37.13%
Jumlah 904 100%
Sumber: Rekam Medik RSUD. Genteng tahun 2015

Sementara itu angka kejadian diare selama periode Januari sampai dengan

Juli 2015 adalah sebanyak 135 pasien. Karakteristik kejadian diare selama

periode Januari sampai dengan Juli 2015 untuk balita umur 1-5 tahun berjumlah
3

84 balita (Sumber Rekam Medik RSUD Genteng, 2015). Hasil studi pendahuluan

yang dilaksanakan pada tanggal 13-18 Juli 2015, peneliti melakukan wawancara

singkat kepada 9 orang ibu yang memeriksakan anaknya yang menderita diare di

RSUD Genteng (jumlah penderita 9 balita) menyatakan bahwa ketika anak diare,

3 orang ibu menyatakan tidak mengetahui tentang diare dan penatalaksanaanya, 3

orang menyatakan langsung dibawa ke pelayanan kesehatan dan 3 orang ibu

menyatakan biasanya ibu memberikan oralit baru dibawa ke pelayanan kesehatan

terdekat. Sementara itu untuk penatalaksanaan diare dirumah, berdasarkan dari

wawancara pada 10 ibu yang anaknya menderita diare, 4 orang menyatakan

diberikan susu, 4 orang menyatakan diberikan oralit, 1 orang diberikan air teh

pahit dan 1 orang diberikan air degan.

Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005

dalam Simadibrata (2006), etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab yang

meliputi bakteri, virus, parasite, non infeksi. Sebagian besar kuman yang

menyebabkan diare juga dapat menyebabkan gejala-gejala lain seperti demam,

hilangnya nafsu makan, nyeri perut, kram perut, mual, muntah, hilangnya berat

badan, dan terutama dehidrasi (Suharyono, 2008). Penderita dengan diare cair

mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan

bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan

kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan

dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan

yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps

kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang
4

terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi

hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat

dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau

dehidrasi berat (Juffrie, 2010).

Balita yang mengalami diare berat dan lama yang disertai dengan demam,

muntah, atau nyeri perut atau yang kotorannya terdapat darah atau lendir harus

segera dibawa ke dokter atau rumah sakit . Perawatan utama terhadap balita yang

mengalami diare adalah pemberian cairan yang adekuat dengan cairan yang

sesuai. Cairan ini dapat diberikan baik melalui mulut atau melalui infus apabila

balita mengalami dehidrasi sedang sampai berat (Suharyono, 2008).

Peran dalam hal masalah kesehatan adalah bagaimana ibu dapat mencegah,

menangani anak yang terkena penyakit diare. Peran ibu dalam masalah kesehatan

adalah penting, karena di dalam merawat anaknya ibu sebagai pelaksana dan

pembuat keputusan dalam pengasuhan anak yaitu dalam memberi makanan,

memberi perawatan kesehatan dan memberi stimulus mental sehingga ibu dalam

pelaksanaannya diharapkan dapat memberikan pencegahan dan pertolongan

pertama dalam diare (Setiadi, 2008). Sementara itu sikap ibu dalam masalah

kesehatan adalah penting, karena di dalam merawat anaknya ibu sebagai

pelaksana dan pembuat keputusan dalam pengasuhan anak yaitu dalam memberi

makanan, memberi perawatan kesehatan dan memberi stimulus mental sehingga

ibu dalam pelaksanaannya diharapkan dapat memberikan pencegahan dan

pertolongan pertama dalam diare (Sularyo, 2002)


5

Dalam penanganan di rumah ibu menyatakan bahwa dalam mencukupi

cairan ibu tetap memberikan ASI maupun susu formula. Usaha yang telah

dilakukan oleh ibu sebaik mungkin, namun kondisi balita yang mengalami diare

semakin meningkat frekuensi diarenya. Apabila dalam jangka waktu tertentu

diare tidak juga tertangani maka anak akan jatuh dalam keadaan dehidrasi.

Ketika dehidrasi tidak juga segera tertangani maka anak bisa jatuh dalam kondisi

syok hipovolemik bahkan sampai dengan meninggal dunia (Suraatmaja, 2007).

Mengingat beratnya akibat yang ditimbulkan oleh penyakit diare pada

balita dimana pengetahuan ibu yang masih kurang dalam penanganan diare, atau

pengetahuan dan sikap ibu yang baik dalam penanganan, peneliti merasa perlu

untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan sikap ibu dalam penanganan diare

dirumah dengan derajat dehidrasi anak Balita di Ruang Anak RSUD Genteng

Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, maka perumusan

masalah penelitian yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan sikap ibu

dalam penanganan diare dirumah dengan derajat dehidrasi anak Balita di Ruang

Anak RSUD Genteng Tahun 2016?”


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Menganalisis hubungan sikap ibu dalam penanganan diare di rumah dengan

derajat dehidrasi anak Balita di Ruang Anak RSUD Genteng tahun 2016

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi sikap ibu tentang penanganan diare di rumah di Ruang

Anak RSUD Genteng tahun 2016.

b. Mengidentifikasi derajad dehidrasi anak balita yang menderita diare di

Ruang Anak RSUD Genteng tahun 2016.

c. Menganalisis hubungan sikap ibu dalam penanganan diare di rumah

dengan derajat dehidrasi pada anak Balita di Ruang Anak RSUD

Genteng tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan mampu menjadi bahan pengembangan teori keperawatan anak

dalam pemberian asuhan keperawatan anak dengan kasus diare

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu data yang memberikan

gambaran tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam

penanganan diare dirumah pada anak balita


7

b. Bagi tempat praktek

Sebagai bahan masukan tentang pentingnya memberikan pelayanan

khusus seperti pemberian penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai

balita dengan diare. Serta bisa menjadi masukan bagi pegawai Rumah

Sakit yaitu dokter, perawat, bidan, ahli gizi untuk tetap memberikan

informasi-informasi tentang diare kepada ibu klien.

c. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini menyediakan informasi kepada masyarakat tentang

penyakit diare pada balita, sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian selanjutnya tentang diare pada balita, sebagai

masukan bagi keluarga tentang diare pada balita serta mengetahui cara

penanganannya.

E. Keaslian Penelitian

1. Litati (2007) Pengaruh Program Pelatihan Pencegahan Diare Terhadap Tingkat

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Di Kelurahan Rejosari Semarang. Desain

rancangan menggunakan eksperimen semu. Variabel independen: program

pelatihan pencegahan diare, variabel dependen: pengetahuan dan sikap ibu

balita tentang pencegahan diare. Hasil penelitian Ada perbedaan yang

signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan, antara sikap

sebelum dan sesudah pelatihan.

Perbedaan dengan penelitian Litati adalah rancangan penelitian, tempat dan

waktu penelitian. Analisis data menggunakan rancangan kelompok eksperimen


8

dan kelompok semu, sementara penelitian yang akan dilakukan pada penelitian

ini menggunakan rancangan deskriptif korelatif dan menggunakan analisis uji

korelasi.

2. Budiarti (2006) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada

Balita Usia Balita di Bangsal Balita RSU Tugurejo Semarang. Rancangan

penelitian ini adalah Case Control, dengan hasil penelitian adalah status gizi,

lingkungan dan pola pemberian makan menjadi faktor yang mempengaruhi

kejadian diare pada balita di RSU Tugurejo Semarang. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah penulis rancangan penelitian, variabel penelitian meliputi

status gizi, lingkungan dan pola pemberian makanan. Perbedaan lain adalah

tempat dan waktu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai