Bab 1 Aam Revisi 14 Pebruari 2016
Bab 1 Aam Revisi 14 Pebruari 2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui
(Depkes RI, 2011). Angka kesakitan diare pada balita bisa disebabkan dari faktor
ibu dalam penatalaksanaan diare yang belum benar, karena dari faktor ibu
sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan memberi
sisanya akibat pola makan yang kurang teratur (Anggriani, 2008). Golongan
umur yang paling rentan menderita penyakit diare adalah anak-anak karena daya
tahan tubuh yang masih rentan. Untuk itu sikap ibu menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam mencegah jatuhnya anak yang mengalami diare jatuh dalam
kondisi dehidrasi berat. Sikap ibu yang positif akan membantu penatalaksanaan
awal anak dengan diare ketika dirumah, sehingga anak tidak jaruh dalam kondisi
angka kematian karena diare sebesar 17 per 100 ribu penduduk dan pada balita
58 per 100 ribu balita. Selama tahun 2013 sebanyak 32 Kabupaten di 17 provinsi
melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang
1
2
(SKRT, 2013).
Lingkungan (P2PL) Kementrian Kesehatan RI, Angka kesakitan diare pada tahun
2011 sebesar 411 per 1.000 penduduk dan tahun 2012 sebesar 214 per 1.000
penduduk. Sedangkan angka kejadian diare pada tahun 2012 adalah sebanyak
Genteng masih tinggi terutama pada anak. Hal ini didukung oleh data Rekam
Medik RSUD Genteng menunjukan bahwa jumlah pasien rawat inap anak selama
Tabel 1.1 Jumlah pasien Rawat Inap Anak di RSUD Genteng Tahun 2012-2014
Tahun f %
2012 289 30.74%
2013 302 32.13%
2014 349 37.13%
Jumlah 904 100%
Sumber: Rekam Medik RSUD. Genteng tahun 2015
Sementara itu angka kejadian diare selama periode Januari sampai dengan
Juli 2015 adalah sebanyak 135 pasien. Karakteristik kejadian diare selama
periode Januari sampai dengan Juli 2015 untuk balita umur 1-5 tahun berjumlah
3
84 balita (Sumber Rekam Medik RSUD Genteng, 2015). Hasil studi pendahuluan
yang dilaksanakan pada tanggal 13-18 Juli 2015, peneliti melakukan wawancara
singkat kepada 9 orang ibu yang memeriksakan anaknya yang menderita diare di
RSUD Genteng (jumlah penderita 9 balita) menyatakan bahwa ketika anak diare,
diberikan susu, 4 orang menyatakan diberikan oralit, 1 orang diberikan air teh
dalam Simadibrata (2006), etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab yang
meliputi bakteri, virus, parasite, non infeksi. Sebagian besar kuman yang
hilangnya nafsu makan, nyeri perut, kram perut, mual, muntah, hilangnya berat
badan, dan terutama dehidrasi (Suharyono, 2008). Penderita dengan diare cair
bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan
kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan
kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang
4
Balita yang mengalami diare berat dan lama yang disertai dengan demam,
muntah, atau nyeri perut atau yang kotorannya terdapat darah atau lendir harus
segera dibawa ke dokter atau rumah sakit . Perawatan utama terhadap balita yang
mengalami diare adalah pemberian cairan yang adekuat dengan cairan yang
sesuai. Cairan ini dapat diberikan baik melalui mulut atau melalui infus apabila
Peran dalam hal masalah kesehatan adalah bagaimana ibu dapat mencegah,
menangani anak yang terkena penyakit diare. Peran ibu dalam masalah kesehatan
adalah penting, karena di dalam merawat anaknya ibu sebagai pelaksana dan
memberi perawatan kesehatan dan memberi stimulus mental sehingga ibu dalam
pertama dalam diare (Setiadi, 2008). Sementara itu sikap ibu dalam masalah
pelaksana dan pembuat keputusan dalam pengasuhan anak yaitu dalam memberi
cairan ibu tetap memberikan ASI maupun susu formula. Usaha yang telah
dilakukan oleh ibu sebaik mungkin, namun kondisi balita yang mengalami diare
diare tidak juga tertangani maka anak akan jatuh dalam keadaan dehidrasi.
Ketika dehidrasi tidak juga segera tertangani maka anak bisa jatuh dalam kondisi
balita dimana pengetahuan ibu yang masih kurang dalam penanganan diare, atau
pengetahuan dan sikap ibu yang baik dalam penanganan, peneliti merasa perlu
untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan sikap ibu dalam penanganan diare
dirumah dengan derajat dehidrasi anak Balita di Ruang Anak RSUD Genteng
Tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
masalah penelitian yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan sikap ibu
dalam penanganan diare dirumah dengan derajat dehidrasi anak Balita di Ruang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
derajat dehidrasi anak Balita di Ruang Anak RSUD Genteng tahun 2016
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
balita dengan diare. Serta bisa menjadi masukan bagi pegawai Rumah
Sakit yaitu dokter, perawat, bidan, ahli gizi untuk tetap memberikan
c. Bagi masyarakat
penyakit diare pada balita, sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan
masukan bagi keluarga tentang diare pada balita serta mengetahui cara
penanganannya.
E. Keaslian Penelitian
dan kelompok semu, sementara penelitian yang akan dilakukan pada penelitian
korelasi.
penelitian ini adalah Case Control, dengan hasil penelitian adalah status gizi,
status gizi, lingkungan dan pola pemberian makanan. Perbedaan lain adalah