a. Terapi relaksasi
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan terapi
relaksasi otot progresif.
1) Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
2) Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks.
3) Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari dengan
posisi berdiri.
4) Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5) Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali.
6) Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.
7) Terus-menerus memberikan instruksi.
8) Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
Sebelum dimulai terapi ini yang harus dipersiapkan adalah persiapan alat dan
persiapan klien. Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang
tenang dan sunyi.
Persiapan klien:
Prosedur.
Gerakan 1:
Gerakan 2:
Gerakan 3:
Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).
Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi
tegang.
Gerakan 4:
Gerakan 5 dan 6:
Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan
mulut).
1. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
dan kulitnya keriput.
2. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot
yang mengendalikan gerakan mata.
Gerakan 7:
Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan
rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot
rahang.
Gerakan 8:
Gerakan 9:
1. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
2. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas.
Gerakan 10:
Gerakan 11:
Gerakan 12:
Gerakan 13:
Gerakan 14-15:
Terapi relaksasi otot progresif, penting menjadi cacatan untuk diakhiri dengan
mengembalikan posisi pada kondisi awal sebelum ditegangkan agar dapat dirasakan
perbedaan antara rasa tegang dan rileks. Terapi ini perlu dilakukan secara berulang
untuk memberikan efek yang terbaik.
Ketika klien bertemu terapis untuk melakukan terapi relaksasi otot progresif,
apabila dilakukan dengan benar tentu akan membawa perubahan positif. Maka dari
itu, latihan ini perlu diulang untuk memberikan pengaruh positif yang bertahan.
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3.
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat relaksasi melibatkan sistem otot
dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan
kapan saja atau sewaktu-waktu.Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh
teknik relaksasi terletak pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan
bagian dari sistem syaraf perifer yang mempertahankan homeostatis
lingkungan internal individu.Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia
seperti bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf
simpatis sehingga menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan
tonus otot yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya
menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan
kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari
medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.
1. Ketentraman hati
7. Tidur lelap
14. Intuisi
Tempat tidur di area klinis selain digunakan sebagai tempat istirahat juga
bertungSI sebagai tempat pemberian asuhan. Oleh sebab itu, perawat harus
memastikan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur. Prinsip perawatan tempat
tidur, seperti memastikan tempat tidur klien bersih dan rapi mengganti linen sewaktu-
waktu atau jika diperlukan; dan menggunakan linen bersih sesuai kebutuhan harus
dilakukan sebaik mungkin.
Selain prinsip perawatan tempat tidur, ada beberapa hal yang juga harus
diperhatikan, yaitu:
2. Bawa linen secukupnya saat akan mengganti linen tempat tidur klien.Hindari
membawa linen berlebihan agar tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme
dan infeksi nosokomial dari satu klien ke klien lain.
3. Bentangkan linen di atas tempat tidur saat memasang linen bersih dan hindari
mengibaskannya.
4. Hindari meletakkan linen kotor di tempat tidur, meja, atau peralatan lainnya.
5. Lakukan pemasangan linen tempat tidur secara efektif dan kerjakan dari satu
sisi terlebih dahulu sebelum pindah ke sisi lain.
6. Masukkan linen kotor ke dalam wadah yang tertutup. Bawa dengan hati-hati
agar tidak menyentuh pakaian perawat, kemudian cuci tangan setelahnya.
Tujuan
Prosedur
Sama dengan cara mengganti linen pada tempat tidur terbuka, tetapi awalnya
dilakukan pada salah satu sisi dan dilanjutkan ke sisi lainnya.
Persiapan Alat
1) Linen bersih disusun berdasarkan urutan pemakaian.
2) Kursi.
4) Dua ember kecil berisi larutan disinfektan (Lisol 1%) dan air bersih.
Persiapan Klien
Prosedur Pelaksanaan
1) Cuci tangan.
4) Pindahkan bantal dan selimut klien yang tidak dipakai ke kursi (jika
memungkinkan dan tidak mengganggu klien).Miringkan klien ke satu sisi
(jika perlu, ganjal dengan bantal atau guling agar tidak terjatuh).
5) Lepaskan linen pada sisi tempat tidur yang kosong dari bawah kasur lalu
gulung satu per satu hingga ke bawah punggung klien.Gulung stik laken
hingga ke bawah punggung klien.
11) Bentangkan stik laken bersih di atas perlak, gulung setengah bapianan,dan
letakkan di bawah punggung klien. Kapikan setengah bagian lainnya di atas
perlak,dan masukkan ke bawah kasur bersama dengan perlak. Setelah satu
bagian tempat tidur rapi, miringkan klien ke arah sebaliknya (jika perlu,
sangga dengan bantal agar klien tidak terjatuh
14) Bersihkan perlak dengan cara yang sama seperti sebelumnya, dan gulung ke
bawah klien.
16) Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan cara yang sama seperti
sebelumnya.
17) Buka gulungan laken dari bawah punggung klien. Tarik dan ratakan hingga
tidak ada kerutan pada laken, kemudian masukkan ke bawah kasur.
18) Buka gulungan perlak dan stik laken dengan cara yang sama.
19) Lepaskan sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya,kemudian
pasang sarung yang bersih. ratakan isinya,
20) Susun bantal dengan sisi yang terbuka menghadap ke kasur atau
membelakangi pintu, lalu baringkan kembali klien dalam sikap yang nyaman
ke kasur atau
Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur yang sudah disinpkan dengan overlaken
menutupi seluruh tempat tidur
Tujuan
Persiapan Alat
b) Laken
c) Perlak
d) Stik laken.
e) Bovenlaken.
g) Sarung bantal.
h) Overlaken.
Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai urutan
pemasangan dekat tempat tidur.
5. Letakkan perlak pada posisi melintang sekitar 50 cm dari kepala tempat tidur.
6. Lapisi perlak dengan stik laken, kemudian masukkan kedua sisi stik laken ke
bawah kasur bersama dengan perlak.
7. Pasang bovenlaken di bagian kaki secara terbalik, yaitu bagian kain yang
halus menghadap kasur, dan masukkan ujungnya ke bawah kasur. Bentuk
sudut 90° pada ujung bovenlaken bagian kaki dan masukkan kebawah kasur,
kemudian tarik bovenlaken hingga terbentang menutupi kasur. Bovenlaken
dipasang secara terbalik agar klien tidak mengalami iritasi atau alergi akibat
serat kain selimut yang kurang halus.
8. Pasang selimut di bagian kaki kasur dan masukkan ujungnya ke bawah kasur
sekitar 10 cm. Bentuk sudut 90° di ujung selimut bagian kaki, Kemudian
masukkan ke bawah kasur. Tarik selimut hingga terbentang Menutupi kasur.
Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan di atas tempat menutupi
kasur.
Tujuan
Persiapan Alat
Tempat tidur klien pascabedah adalah tempat tidur yang disiapkan untuk klien
pascabedah yang mendapat anestesi.
Tujuan
1. Menghangatkan klien.
PersiapanAlat
a) Alas kasur
b) Laken.
c) Perlak.
d) Stik laken.
f) Bovenlaken.
g) Sarung bantal.
h) Overlaken.
Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
4. Letakkan buli-buli panas di antara laken dan selimut pada bagian kaki selimut,
arahkan mulut buli-buli ke tepi tempat tidur.
5. Angkat buli-buli panas sebelum klien dibaringkan, setelah keluar dari kamar
bedah.
6. Lipat selimut tambahan beserta selimut ke salah satu sisi tempat tidur hingga
batas pinggirnya guna memudahkan klien masuk ke tempat tidur.
Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak
cuci tangan dengan pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (non-iritasi,
spektrum luas, kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari plastik,
masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan
pelindung mata, penutup sepatu.
1. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka terpotong atauabrasi pada tangan dan
jari, kemudian melepaskan semua perhiasanmisalnya cincin atau jam tangan.
2. Menggunakan pakaian bedah sebagai proteksi perawatyaitu: penutup sepatu,
penutup kepala atau topi, masker wajah,pastikan masker menutup hidung dan
mulut anda dengan kencang.Selain itu juga memakai pelindung mata.
3. Menyalakan airdengan menggunakan lutut atau controldengan kaki dan
sesuaikan air untuk suhu yang nyaman.
4. Membasahi tangan dan lengan bawah secara bebas,mempertahankankan
tangan atas berada setinggi siku selama seluruh prosedur.
5. Menuangkan sejumlah sabun (2 sampai 5 ml) ke tangan dan menggosok
tangan serta lengan sampai dengan 5 cm di atas siku.
6. Membersihkan kuku di bawah air mengalir dengan tongkat oranye atau
pengikir. Membuang pengikir setelah selesai digunakan.
7. Membasahi sikat dan menggunakan sabun antimikrobial.
8. Menyikat ujung jari, tangan, dan lengan. Menyikat kuku tangan sebanyak 15
kali gerakan. Dengan gerakan sirkular, menyikat telapak tangan dan
permukaan anterior jari 10 kali gerakan. Menyikat sisi ibu jari 10 kali gerakan
dan bagian posterior ibu jari 10 gerakan. Menyikat samping dan belakang tiap
jari 10 kali gerakan tiap area, kemudian sikat punggung tangan sebanyak 10
kali gerakan. Seluruh penyikatan harus selesai sedikitnya 2 sampai 3 menit
(AORN, 1999 sebagaimana dikutip oleh Perry& Potter, 2000).
9. kemudian bilas sikat secara seksama. Dengan tepat mengingat, bagi lengan
dalam tiga bagian. Kemudian mulai menyikat setiap permukaan lengan bawah
lebih bawah dengan gerakan sirkular selama 10 kali gerakan; menyikat bagian
tengah dan atas lengan bawah dengan cara yang sama setelah selesai menyikat
buang sikat yang telah dipakai. Dengan tangan fleksi, mencuci keseluruhan
dari ujung jari sampai siku satu kali gerakan, biarkan air mengalir pada siku.
10. Mengulangi langkah 8 sampai 10 untuk lengan yang lain.
11. Mempertahankan lengan tetap fleksi, buang sikat keduadan mematikan air
dengan pedal kaki. Kemudian mengeringkan dengan handuk steril untuk satu
tangan secara seksama, menggerakan dari jari ke siku danmengeringkan
dengan gerakan melingkar.
12. Mengulangi metode pengeringan untuk tangan yang lain dengan
menggunakan area handuk yang lain atau handuk steril baru.
13. Mempertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari tubuh anda.
Perawat memasuki ruang operasi dan melindungi tangan dari kontak dengan
objek apa pun.
Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dll. Jenis baju pelindung
antara lain:
1. Pakaian kerja Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat
isolasi seperti bahan dari wool, katun, asbes, yang tahan terhadap panas.
2. Celemek Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat
kedap terhadap cairan dan bahan-bahan kimia seperti bahan plastik atau
karet.
3. Apron Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan timbal yang dapat
menyerap radiasi pengion.
1. Sarung tangan bersih Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang di
disinfeksi tingkat tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan
selaput lendir misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka
terbuka. Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila
tidak ada sarung tangan steril.
2. Sarung tangan steril Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang
disterilkan dan harus digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia
sarung tangan steril baru dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi
tingkat tinggi.
3. Sarung tangan rumah tangga (gloves) Sarung tangan jenis ini bergantung
pada bahan-bahan yang digunakan: a. Sarung tangan yang terbuat dari bahan
asbes, katun, wool untuk melindungi tangan dari api, panas, dan dingin. b.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit untuk melindungi tangan dari
listrik, panas, luka, dan lecet.
Alat pelindung kepala ini digunakan untuk mencegah dan melindungi rambut
terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk melindungi kepala dari bahaya
terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda
yang melayang, melindungi jatuhnya mikroorganisme, percikan bahan kimia
korosif, panas sinar matahari
Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari
benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas, kontak
dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki
1. Sepatu steril Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas yang bekerja di
ruang bedah, laboratorium, ICU, ruang isolasi, ruang otopsi.
2. Sepatu kulit Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan yang
membutuhkan keamanan oleh benda-benda keras, panas dan berat, serta
kemungkinan tersandung, tergelincir, terjepit, panas, dingin.
3. Sepatu boot Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan yang
membutuhkan keamanan oleh zat kimia korosif, bahan-bahan yang dapat
menimbulkan dermatitis, dan listrik.