Anda di halaman 1dari 23

C.

Berbagai prosedural keperawatan dalam memenuhi gangguan kebutuhan


aman dan nyaman :

1. Managemen stres (relaksasi otot progresif, nafas dalam guide imagery,latihan


fisik)

a. Terapi relaksasi

merupakan sarana psikoterapi efektif sejenis terapi perilaku yang dikembangkan


oleh Jacobson dan Wolpe untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan otot-otot,
syaraf yang bersumber pada objek-objek tertentu (Goldfried dan Davidson, 1976
dalam Subandi, 2002).

Tujuan terapi relaksasi otot progressif adalah untuk:

1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan


darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolisme.
2. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen;
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokuskan perhatian serta relaks;
4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan,
gagap ringan, dan
7. Membangun emosi positif dari emosi negative.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan terapi
relaksasi otot progresif.

1) Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
2) Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks.
3) Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari dengan
posisi berdiri.
4) Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5) Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali.
6) Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.
7) Terus-menerus memberikan instruksi.
8) Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif

Sebelum dimulai terapi ini yang harus dipersiapkan adalah persiapan alat dan
persiapan klien. Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang
tenang dan sunyi.

Persiapan klien:

1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan terapi


pada klien;
2. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan
kepala ditopang, hindari posisi berdiri;
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat
ketat.

Prosedur.

Gerakan 1:

Ditujukan untuk melatih otot tangan.

Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.

1. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang


terjadi.
2. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama
10 detik.
3. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.
4. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Gerakan 2:

Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.Tekuk kedua lengan ke


belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gerakan 3:

Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).

Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.

Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi
tegang.

Gerakan 4:

Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.

1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyantuh kedua


telinga.
2. Fokuskan atas, dan leher.

Gerakan 5 dan 6:

Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan
mulut).

1. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
dan kulitnya keriput.
2. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot
yang mengendalikan gerakan mata.

Gerakan 7:

Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan
rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot
rahang.

Gerakan 8:

Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-


kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gerakan 9:

Ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun belakang.

1. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
2. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas.

Gerakan 10:

Ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.Gerakan membawa kepala ke


muka.Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher
bagian muka.

Gerakan 11:

Ditujukan untuk melatih otot punggung

1. Angkat tubuh dari sandaran kursi.


2. Punggung dilengkungkan.
3. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
4. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi
lemas.

Gerakan 12:

Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

1. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-


banyaknya.
2. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
3. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
4. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang
dan relaks.

Gerakan 13:

Ditujukan untuk melatih otot perut.

1. Tarik dengan kuat perut kedalam.


2. Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
3. Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.

Gerakan 14-15:

Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).

1. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.


2. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
3. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
4. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Terapi relaksasi otot progresif, penting menjadi cacatan untuk diakhiri dengan
mengembalikan posisi pada kondisi awal sebelum ditegangkan agar dapat dirasakan
perbedaan antara rasa tegang dan rileks. Terapi ini perlu dilakukan secara berulang
untuk memberikan efek yang terbaik.

Ketika klien bertemu terapis untuk melakukan terapi relaksasi otot progresif,
apabila dilakukan dengan benar tentu akan membawa perubahan positif. Maka dari
itu, latihan ini perlu diulang untuk memberikan pengaruh positif yang bertahan.

Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)


Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma
yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang
mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara
masuk selama inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah
sebagai berikut :

1. Ciptakan lingkungan yang tenang

2. Usahakan tetap rileks dan tenang.

3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3.

4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan


ekstrimitas atas dan bawah rileks

5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8. Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam

9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik relaksasi napas dalam terhadap


penurunan nyeriTeknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas
nyeri melalui mekanisme yaitu :

1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang


disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi
pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang
mengalami spasme dan iskemic.

2. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk


melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer & Bare,
2002)

3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat relaksasi melibatkan sistem otot
dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan
kapan saja atau sewaktu-waktu.Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh
teknik relaksasi terletak pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan
bagian dari sistem syaraf perifer yang mempertahankan homeostatis
lingkungan internal individu.Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia
seperti bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf
simpatis sehingga menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan
tonus otot yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya
menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan
kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari
medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.

Manfaat Tehnik Relaksasi Nafas Dalam

1. Ketentraman hati

2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah

3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah

4. Detak jantung lebih rendah

5. Mengurangi tekanan darah

6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit

7. Tidur lelap

8. Kesehatan mental menjadi lebih baik

9. Daya ingat lebih baik

10. Meningkatkan daya berpikir logis

11. Meningkatkan kreativitas

12. Meningkatkan keyakinan


13. Meningkatkan daya kemauan

14. Intuisi

15. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain

2. MENGGANTI LINEN TEMPAT TIDUR

Tempat tidur di area klinis selain digunakan sebagai tempat istirahat juga
bertungSI sebagai tempat pemberian asuhan. Oleh sebab itu, perawat harus
memastikan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur. Prinsip perawatan tempat
tidur, seperti memastikan tempat tidur klien bersih dan rapi mengganti linen sewaktu-
waktu atau jika diperlukan; dan menggunakan linen bersih sesuai kebutuhan harus
dilakukan sebaik mungkin.

Selain prinsip perawatan tempat tidur, ada beberapa hal yang juga harus
diperhatikan, yaitu:

1. Hindari kontaminasi pada linen bersih.

2. Bawa linen secukupnya saat akan mengganti linen tempat tidur klien.Hindari
membawa linen berlebihan agar tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme
dan infeksi nosokomial dari satu klien ke klien lain.

3. Bentangkan linen di atas tempat tidur saat memasang linen bersih dan hindari
mengibaskannya.

4. Hindari meletakkan linen kotor di tempat tidur, meja, atau peralatan lainnya.
5. Lakukan pemasangan linen tempat tidur secara efektif dan kerjakan dari satu
sisi terlebih dahulu sebelum pindah ke sisi lain.

6. Masukkan linen kotor ke dalam wadah yang tertutup. Bawa dengan hati-hati
agar tidak menyentuh pakaian perawat, kemudian cuci tangan setelahnya.

7. Pastikan perawat terus memperhatikan keadaan umum klien selama


melaksanakan tindakan.

A. Tempat Tidur yang Sedang Digunakan Klien

Mengganti linen kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkannya.Tindakan


ini dilakukan jika klien tidak dapat turun dari tempat tidur,misalnya mengalami sakit
keras atau dalam keadaan koma.

Tujuan

1. Memberi kenyamanan pada klien

2. Mencegah terjadinya dekubitus

3. Mempertahankan kebersihan dan kerapian.

Prosedur

Sama dengan cara mengganti linen pada tempat tidur terbuka, tetapi awalnya
dilakukan pada salah satu sisi dan dilanjutkan ke sisi lainnya.

Persiapan Alat
1) Linen bersih disusun berdasarkan urutan pemakaian.

2) Kursi.

3) Wadah linen kotor yang bertutup.

4) Dua ember kecil berisi larutan disinfektan (Lisol 1%) dan air bersih.

5) Lap kerja 3 buah.

Persiapan Klien

Klien diberi tahu jika memungkinkan.

Prosedur Pelaksanaan

1) Cuci tangan.

2) Dekatkan peralatan yang telah disiapkan ke tempat tidur klien.

3) Bersihkan rangka tempat tidur klien.

4) Pindahkan bantal dan selimut klien yang tidak dipakai ke kursi (jika
memungkinkan dan tidak mengganggu klien).Miringkan klien ke satu sisi
(jika perlu, ganjal dengan bantal atau guling agar tidak terjatuh).

5) Lepaskan linen pada sisi tempat tidur yang kosong dari bawah kasur lalu
gulung satu per satu hingga ke bawah punggung klien.Gulung stik laken
hingga ke bawah punggung klien.

6) Bersihkan perlak dengan larutan disinfektan, kemudian keringkan gulungan


perlak hingga ke bawah punggung klien
7) Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap vang sudah dibasahi dengan
larutan disinfektan, kemudian keringkan.

8) Bentangkan laken bersih dan gulung setengah bagian.

9) Letakkan gulungan laken bersih di bawah punggung klien. Rapikan setengah


bagian lainnya, dan masukkan ke bawah kasur.

10) Buka gulungan perlak dan rapikan kembali.

11) Bentangkan stik laken bersih di atas perlak, gulung setengah bapianan,dan
letakkan di bawah punggung klien. Kapikan setengah bagian lainnya di atas
perlak,dan masukkan ke bawah kasur bersama dengan perlak. Setelah satu
bagian tempat tidur rapi, miringkan klien ke arah sebaliknya (jika perlu,
sangga dengan bantal agar klien tidak terjatuh

12) Lepaskan linen yang kotor dari bawah kasur.

13) Angkat stik laken dan masukkan ke wadah kain kotor.

14) Bersihkan perlak dengan cara yang sama seperti sebelumnya, dan gulung ke
bawah klien.

15) Lepaskan laken kotor dan masukkan ke wadah kain kotor.

16) Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan cara yang sama seperti
sebelumnya.

17) Buka gulungan laken dari bawah punggung klien. Tarik dan ratakan hingga
tidak ada kerutan pada laken, kemudian masukkan ke bawah kasur.

18) Buka gulungan perlak dan stik laken dengan cara yang sama.
19) Lepaskan sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya,kemudian
pasang sarung yang bersih. ratakan isinya,

20) Susun bantal dengan sisi yang terbuka menghadap ke kasur atau
membelakangi pintu, lalu baringkan kembali klien dalam sikap yang nyaman
ke kasur atau

21) Ganti selimut kotor dengan yang bersih.

22) Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempat semula.

23) Cuci tangan.

B. Tempat Tidur Tertutup

Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur yang sudah disinpkan dengan overlaken
menutupi seluruh tempat tidur

Tujuan

1. Menyiapkan tempat tidur yang dapat digunakan sewaktu-waktu,

2. Mempertahankan kerapian tempat ticlur.

3. Memberi ketenangan dan kenyamanan pada klien.

Persiapan Alat

1. Tempat tidur, kasur, dan bantal.

2. Linen yang disusun sesuai urutan pemasangan:


a) Alas kasur.

b) Laken

c) Perlak

d) Stik laken.

e) Bovenlaken.

f) Selimut yang dilipat terbalik (bagian dalam selimut dilipat keluar).

g) Sarung bantal.

h) Overlaken.

Prosedur Pelaksanaan

1. Cuci tangan. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai urutan
pemasangan dekat tempat tidur.

2. Mempermudah kërja perawat.

3. Pasang alas kasur dan kasur,

4. Pasang laken dengan cara sebagai berikut.

a. Letakkan garis tengah lipatan tepat di tengah kasur

b. Bentangkan laken, kemudian masukkan ujung laken bagian kepala ke


bawah kasur t30 cm. Lakukan hal yang sama pada ujung bagian kaki,
selanjutnya tarik hingga tidak ada kerutan paulaken.Lipat setiap ujung laken
dengan membentuk sudut 90°, kemudian masukkan tepi laken ke bawah
kasur hingga rapi dan tidak ada masalah kerutan pada laken..

5. Letakkan perlak pada posisi melintang sekitar 50 cm dari kepala tempat tidur.

6. Lapisi perlak dengan stik laken, kemudian masukkan kedua sisi stik laken ke
bawah kasur bersama dengan perlak.

7. Pasang bovenlaken di bagian kaki secara terbalik, yaitu bagian kain yang
halus menghadap kasur, dan masukkan ujungnya ke bawah kasur. Bentuk
sudut 90° pada ujung bovenlaken bagian kaki dan masukkan kebawah kasur,
kemudian tarik bovenlaken hingga terbentang menutupi kasur. Bovenlaken
dipasang secara terbalik agar klien tidak mengalami iritasi atau alergi akibat
serat kain selimut yang kurang halus.

8. Pasang selimut di bagian kaki kasur dan masukkan ujungnya ke bawah kasur
sekitar 10 cm. Bentuk sudut 90° di ujung selimut bagian kaki, Kemudian
masukkan ke bawah kasur. Tarik selimut hingga terbentang Menutupi kasur.
Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan di atas tempat menutupi
kasur.

9. LIpat ujung atas bovenlaken, bersama selimut, hingga tampak pitanya.tidur


dengan bagian yang terbuka menghadap ke bawah atau membelakangi pintu.

10. Pasang overlaken.

11. Cuci tangan.

Tempat Tidur Terbuka


Tempat tidur terbuka adalah tempat tidur yang sudah disiapkan denganrapi, namun
tanpa menggunakan overlaken. Pernggantian linen dengan dengan kondisi tempat
tidur terbuka lazim dilakukan pada klien baru atau klienyang dapat turun dari tempat
tidur.

Tujuan

Memudahkan klien menggunakan tempat tidur dengan segera.

Persiapan Alat

Sama dengan menyiapkan tempat tidurt ertutup, namun tidak menggunakan


overlaken.

Tempat Tidur Klien Pascabedah

Tempat tidur klien pascabedah adalah tempat tidur yang disiapkan untuk klien
pascabedah yang mendapat anestesi.

Tujuan

1. Menghangatkan klien.

2. Mencegah komplikasi pascabedah.

PersiapanAlat

1. Tempat tidur, kasur, dan bantal.

2. Linen yang disusun sesuai urutan pemasangan:

a) Alas kasur

b) Laken.
c) Perlak.

d) Stik laken.

e) Selimut yang dilipat terbalik (bagian dalam selimut dilipat ke luar)

f) Bovenlaken.

g) Sarung bantal.

h) Overlaken.

Prosedur Pelaksanaan

1. Cuci tangan.

2. Angkat bantal pada tempat tidur terbuka,

3. Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh pernmukaan tempat


gulungan perlak dan handuk di bagian kepala tempat tidur.

4. Letakkan buli-buli panas di antara laken dan selimut pada bagian kaki selimut,
arahkan mulut buli-buli ke tepi tempat tidur.

5. Angkat buli-buli panas sebelum klien dibaringkan, setelah keluar dari kamar
bedah.

6. Lipat selimut tambahan beserta selimut ke salah satu sisi tempat tidur hingga
batas pinggirnya guna memudahkan klien masuk ke tempat tidur.

7. Rapikan peralatan dan cuci tangan.

3. Backrub (mencuci tangan di OK)


Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci hama),
khususnya bila akan membantu tindakan pembedahan atau operasi.

Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak
cuci tangan dengan pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (non-iritasi,
spektrum luas, kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari plastik,
masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan
pelindung mata, penutup sepatu.

Prosedur kerja cara mencuci tangan steril adalah sebagai berikut:

1. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka terpotong atauabrasi pada tangan dan
jari, kemudian melepaskan semua perhiasanmisalnya cincin atau jam tangan.
2. Menggunakan pakaian bedah sebagai proteksi perawatyaitu: penutup sepatu,
penutup kepala atau topi, masker wajah,pastikan masker menutup hidung dan
mulut anda dengan kencang.Selain itu juga memakai pelindung mata.
3. Menyalakan airdengan menggunakan lutut atau controldengan kaki dan
sesuaikan air untuk suhu yang nyaman.
4. Membasahi tangan dan lengan bawah secara bebas,mempertahankankan
tangan atas berada setinggi siku selama seluruh prosedur.
5. Menuangkan sejumlah sabun (2 sampai 5 ml) ke tangan dan menggosok
tangan serta lengan sampai dengan 5 cm di atas siku.
6. Membersihkan kuku di bawah air mengalir dengan tongkat oranye atau
pengikir. Membuang pengikir setelah selesai digunakan.
7. Membasahi sikat dan menggunakan sabun antimikrobial.
8. Menyikat ujung jari, tangan, dan lengan. Menyikat kuku tangan sebanyak 15
kali gerakan. Dengan gerakan sirkular, menyikat telapak tangan dan
permukaan anterior jari 10 kali gerakan. Menyikat sisi ibu jari 10 kali gerakan
dan bagian posterior ibu jari 10 gerakan. Menyikat samping dan belakang tiap
jari 10 kali gerakan tiap area, kemudian sikat punggung tangan sebanyak 10
kali gerakan. Seluruh penyikatan harus selesai sedikitnya 2 sampai 3 menit
(AORN, 1999 sebagaimana dikutip oleh Perry& Potter, 2000).
9. kemudian bilas sikat secara seksama. Dengan tepat mengingat, bagi lengan
dalam tiga bagian. Kemudian mulai menyikat setiap permukaan lengan bawah
lebih bawah dengan gerakan sirkular selama 10 kali gerakan; menyikat bagian
tengah dan atas lengan bawah dengan cara yang sama setelah selesai menyikat
buang sikat yang telah dipakai. Dengan tangan fleksi, mencuci keseluruhan
dari ujung jari sampai siku satu kali gerakan, biarkan air mengalir pada siku.
10. Mengulangi langkah 8 sampai 10 untuk lengan yang lain.
11. Mempertahankan lengan tetap fleksi, buang sikat keduadan mematikan air
dengan pedal kaki. Kemudian mengeringkan dengan handuk steril untuk satu
tangan secara seksama, menggerakan dari jari ke siku danmengeringkan
dengan gerakan melingkar.
12. Mengulangi metode pengeringan untuk tangan yang lain dengan
menggunakan area handuk yang lain atau handuk steril baru.
13. Mempertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari tubuh anda.
Perawat memasuki ruang operasi dan melindungi tangan dari kontak dengan
objek apa pun.

4. Mencuci tangan Aseptik dan Antiseptik

1. Mencuci tangan Aseptik


mencuci tangan aseptik Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang
dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan
antiseptik. Mencuci tangan dengan larutan disinfektan, khususnya bagi petugas
yang berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit menular atau
sebelum melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat
steril.Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur
pada cuci tangan higienis atau cuci tangan biasa, hanya saja bahan deterjen atau
sabun diganti dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh
menyentuh bahan yang tidak steril.
2. Mencuci tangan antiseptik ( Mencuci tangan biasa)
Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan sabun dan
air bersih yang mengalir atau yang disiramkan, biasanya digunakan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan yang tidak mempunyai resiko penularan penyakit.
Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa adalah setiap wastafel
dilengkapi dengan peralatan cuci tangan sesuai standar rumah sakit (misalnya
kran air bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak
tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung plastik berwarna
kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi), alat pengering
seperti tisu, lap tangan (hand towel), sarung tangan (gloves), sabun cair atau
cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan, serta
di bawah wastefel terdapat alas kaki dari bahan handuk.
Prosedur kerja cara mencuci tangan biasa adalah:
a. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti
cincin atau jam tangan.
b. Mengatur posisi berdiri terhadap kran air agar memperoleh posisi yang
nyaman.
c. Membuka kran air dengan mengatur temperatur airnya.
d. Menuangkan sabun cair ke telapak tangan.
e. Melakukan gerakan tangan, dimulai dari meratakan sabun dengan kedua
telapak tangan, kemudian kedua punggung telapak tangan saling
menumpuk, bergantian, untuk membersihkan sela-sela jari.
f. Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan.
g. Membersihkan kuku dan daerah sekitarnya dengan ibu jari secara
bergantian kemudian membersihkan ibu jari dan lengan secara
bergantian .
h. Membersihkan (membilas) tangan dengan air yang mengalir sampai
bersih sehingga tidak ada cairan sabun dengan ujung tangan menghadap
ke bawah.
i. Menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari, karena jari
yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih.
j. Pada saat meninggalkan tempat cuci tangan, tempat tersebut dalam
keadaan rapi dan bersih. Hal yang perlu diingat setelah melakukan cuci
tangan yaitu mengeringkan tangan dengan hand towel.

5. Menggunakan alat pelindung diri


a. Baju Pelindung (Body Potrection)

Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dll. Jenis baju pelindung
antara lain:

1. Pakaian kerja Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat
isolasi seperti bahan dari wool, katun, asbes, yang tahan terhadap panas.
2. Celemek Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat
kedap terhadap cairan dan bahan-bahan kimia seperti bahan plastik atau
karet.
3. Apron Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan timbal yang dapat
menyerap radiasi pengion.

b. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)


Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan dan bagian lainnya
dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin, kontak
dengan arus listrik. Jenis alat pelindung tangan antara lain:

1. Sarung tangan bersih Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang di
disinfeksi tingkat tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan
selaput lendir misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka
terbuka. Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila
tidak ada sarung tangan steril.
2. Sarung tangan steril Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang
disterilkan dan harus digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia
sarung tangan steril baru dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi
tingkat tinggi.
3. Sarung tangan rumah tangga (gloves) Sarung tangan jenis ini bergantung
pada bahan-bahan yang digunakan: a. Sarung tangan yang terbuat dari bahan
asbes, katun, wool untuk melindungi tangan dari api, panas, dan dingin. b.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit untuk melindungi tangan dari
listrik, panas, luka, dan lecet.

c. Alat Pelindung Kepala (Headwear)

Alat pelindung kepala ini digunakan untuk mencegah dan melindungi rambut
terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk melindungi kepala dari bahaya
terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda
yang melayang, melindungi jatuhnya mikroorganisme, percikan bahan kimia
korosif, panas sinar matahari

d. Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)

Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari
benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas, kontak
dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki
1. Sepatu steril Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas yang bekerja di
ruang bedah, laboratorium, ICU, ruang isolasi, ruang otopsi.
2. Sepatu kulit Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan yang
membutuhkan keamanan oleh benda-benda keras, panas dan berat, serta
kemungkinan tersandung, tergelincir, terjepit, panas, dingin.
3. Sepatu boot Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan yang
membutuhkan keamanan oleh zat kimia korosif, bahan-bahan yang dapat
menimbulkan dermatitis, dan listrik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Observer Kelompok 13
    Laporan Observer Kelompok 13
    Dokumen1 halaman
    Laporan Observer Kelompok 13
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • Iyayaa
    Iyayaa
    Dokumen2 halaman
    Iyayaa
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • PPT Napza
    PPT Napza
    Dokumen18 halaman
    PPT Napza
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • Pendek Kamu
    Pendek Kamu
    Dokumen12 halaman
    Pendek Kamu
    tessa salhuteru
    100% (2)
  • Iyayaa
    Iyayaa
    Dokumen2 halaman
    Iyayaa
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • Tugas D
    Tugas D
    Dokumen1 halaman
    Tugas D
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • Contoh Tes UTBK TPS TKA Saintek PDF
    Contoh Tes UTBK TPS TKA Saintek PDF
    Dokumen12 halaman
    Contoh Tes UTBK TPS TKA Saintek PDF
    FIRDAUS MARVELOUS
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Etika Perjamuan
    Kata Pengantar Etika Perjamuan
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Etika Perjamuan
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • REIKI_TERAPI
    REIKI_TERAPI
    Dokumen5 halaman
    REIKI_TERAPI
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • 37-42 Ayyyee
    37-42 Ayyyee
    Dokumen4 halaman
    37-42 Ayyyee
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • Diare Obat
    Diare Obat
    Dokumen1 halaman
    Diare Obat
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • Penerimaan Umpan Balik
    Penerimaan Umpan Balik
    Dokumen18 halaman
    Penerimaan Umpan Balik
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH KDM
    MAKALAH KDM
    Dokumen12 halaman
    MAKALAH KDM
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH KDM
    MAKALAH KDM
    Dokumen12 halaman
    MAKALAH KDM
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat
  • Sendiiiiii
    Sendiiiiii
    Dokumen6 halaman
    Sendiiiiii
    Gustiayu Tulussetyadewi
    Belum ada peringkat