Anda di halaman 1dari 11

FAKULTAS TEKNIK

UNUVERSITAS NEGERI JAKARTA


PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA

Hambatan Komunikasi
Etika Komunikasi

Kelompok 4

Annisa Zakiyah 1504618042


Marsha Nabilla Richandra 1504618041
Origitha Azzahra 1504618035
Reynaldi Noor S 1504618032
Wulan Nurhartanti 1504618046
Zulri Ramadhan 1504618048
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan aktifitas manusia sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan organisasi, namun dalam kehidupannya manusia secara umum.
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua
berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini
telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan
bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati,
sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian
yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu
dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “ dialog antara orang satu “.
Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan
pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data
atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan
untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku
orang yang menerima pesan tersebut. (pakar komunikasi)
Komunikasi sangat dibutuhkan dimanapun kita berada dan bagi siapa saja, jika
kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik akan menimbulkan masalah bagi lawan
bicara kita. Untuk itu pastinya kita harus mengetahui bagaimana cara komunikasi
yang baik terutama dalam proses keperawatan, karena  hambatan hambatan dalam
komunikasi akan mengakibat kan baik buruk nya komunikan yang di lakukan., supaya
terikat komunikasi yang baik antara pasien dengan perawat yang sedang merawatnya.

1.2 TUJUAN
Agar perawat tau bagaimana cara berkomunikasi dan tidak terhalang dengan
hambatan-hambatan dalam berkomunikasi dengan pasien,keluarga pasien,atau rekan
medis. Selain itu sebagai tugas yang dibebani dosen kepada kelompok kami untuk
proses belajar mengajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA SECARA UMUM


Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-
Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun
semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45),
Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar
hambatan komunikasi yang terjadi.Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat
dipastikan akan menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi
yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada
pada komunikasi massa jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan
kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan
harus bersifat heterogen.

Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia
dapat mengantisipasi hambatan tersebut.

1. HAMBATAN PSIKOLOGIS
Hambatan psikologis yakni hambatan-hambatan yang merupakan unsur-unsur dari kegiatan
psikis manusia.sedangkan yang termasuk dalam hambatan komunikasi psikologis yakni:

Hambatan Psikologis KepentinganÓ (Interest)

1. Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan.

2. Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikan dalam komunikasi massa sangat heterogen
(usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll). Hal ini memungkinkan setiap individu
komunikan memiliki kepentingan yang berbeda

3. Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu komunikan akan melakukan
seleksi terhadap pesan yang diinginkannya (manfaat/kegunaan).

Hambatan Psikologis PrasangkaÓ (Prejudice)

1. Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau sekelompok orang lain,
dan sikap serta perilakunya terhadap mereka.

2. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang


diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

3. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (fungsional): kebutuhan, pengalaman masa lalu,
peran dan status.
4. Persepsi ditentukan oleh faktor situasional (struktural): Jika kita ingin memahami suatu
peristiwa, kita tidak dapat menilai fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam
hubungan keseluruhan

5. Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali oleh kecurigaan (prasangka) maka tidak
akan efektif.

Hambatan Psikologis StereotifÓ (Stereotype)

1. Prasangka sosial bergandengan dengan stereotif yang merupakan gambaran atau tanggapan
tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak
negatif.

2. Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu berwatak keras, orang Sunda manja,
dll.

3. Apabila dalam proses komunikasi massa ada komunikan yang memiliki stereotif tertentu
pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun tidak akan bisa diterima oleh
komunikan.

2. HAMBATAN SOSIOKULTURAL
  Hambatan Sosiokultural Aneka EtnikÓ

1. Untuk kasus Indonesia, terdapat ribuan pula dari Sabang sampai Merauke.

2. Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya. Namun di sisi
lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dalam kegiatan komunikasi
massa.

  Hambatan Sosiokultural PerbedaanÓ Norma Sosial

1. Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang berlaku di
masyarakat.

2. Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-hati, terutama
dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan disampaikan tidak akan
melanggar norma sosial tertentu.

3. Komunikator perlu membekali dirinya dengan beragam pengetahuan mengenai norma


sosial yang berlaku di masyarakat luas.

Hambatan Sosiokultural Kurang MampuÓ Berbahasa Indonesia

1. Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan


sehari-hari.

2. Pada gilirannya dapat menyulitkan penyebarluasan kebijakan program-program


pemerintah yang dikomunikasikan melalui media massa.
Hambatan Sosiokultural FaktorÓ Semantik

1. Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya.
Hambatan semantik adalah hambatan mengani bahasa.

2. Hambatan semantik dapat diakibatkan oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat dalam
berbicara, adanya perbedaan makna kata, dan adanya pengertian yang konotatif.

  Hambatan Sosiokultural FaktorÓ Pendidikan

1. Khalayak dalam komunikasi massa bersifat heterogen, salah satunya pada aspek
pendidikan.

2. Masalah akan timbul manakala komuniian yang berpendidikan rendah tidak dapat
mencerna pesan komunikasi massa secara benar karena keterbatasan daya nalar dan daya
tangkapnya.

 Hambatan Sosiokultural Faktor MekanisÓ

1. Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi massa yang
disebabkan oleh terganggunya peralatan.

2. Pada TV misalnya, antena kurang dapat menangkap sinyal gelombang elektromagnetik,


warna tidak jelas, layar banyak “semutnya”, dll.

3. Pada radio, misalnya suara yangtidak jelas (putus-putus, dll).

4. Pada surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan kata,
sambungan berita yang tidak akurat, dll.

3. HAMBATAN INTERAKSI VERBAL


  Hambatan Interaksi Verbal PolarisasiÓ

1. Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat
atau sakit, pandai atau bodoh, dll.

2. . Kita mempunyai kecendeungan kuat untuk melihat titik-tritik ekstrem dan


mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan kata yang ekstrem.
Sementara banyak juga orang-orang berada pada titik tengah-tengah dari keekstriman
tersebut.

3. Seandainya komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka sudah dapat
dipastikan di antara keduanya selalu akan terjadi sikap apriori. Padahal pada konteks tersebut
dibutuhkan komunikator dan komunikan harus bersikap netral.

Hambatan Interaksi Verbal OrientasiÓ Intensional


1. Intensional orientation mengacu kepada kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek
dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka.

2. Intensional orientation terjadi bila kita bertindak seakan-akan label adalah lebih penting
daripada orangnya sendiri.

3. Dalam proses komunikasi massa, orientasi intensional biasanya dilakukan oleh komunikan
terhadap komunikator, bukan sebaliknya.

4. Misalnya, seorang presenter yang berbicara di layar tv, dan kebetulan wajah presenter
tersebut kurang menarik, maka biasanya komunikan akan intensional menilainya sebagai
tidak menarik sebelum mendengar apa yang dikatakannya.

5. Cara mengatasinya yaitu dengan cara ekstensionalisasi, yaitu dengan memberikan


perhatian utama kita pada manusia, benda atau kejadian-kejadian di dunia ini sesuai dengan
apa yang kita lihat.

  Hambatan Interaksi Verbal EvaluasiÓ Statis

1. Pada suatu ketika kita melihat seorang komunikator X berbicara melalui pesawat tv.
Menurut persepsi kita, cara berkomunikasi dan materinya tidak baik, sehingga kita membat
abstraksi tentang komunikator tersebut tidak baik.

2. Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis (tidak berubah). Akibatnya,
mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton atau mendengar komunikator tersebut.
Padahal sangat mungkin gaya komunikator tersebut berubah menjadi lebih baik dan menarik.

Hambatan Interaksi VerbalÓ Indiskriminasi

1. Indiscrimination terjadi bila komunikan memusatkan perhatian kepada kelompok orang,


benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas
dan perlu diamati secara individual.

2. Indiscrimination merupakan bagian dari stereotif (sikap generalisasi).

3. Dalam indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator, reaksi


pertama komunikan itu adalah memasukan komunikator ke dalam kategori tertentu, mungkin
menurut suku, agama, dll. Misalnya orang Batak cenderung berwatak keras.

4. Cara untuk menghilangkan indiskriminasi yaitu dengan cara memandang seseorang secara
individual.

B. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN


ORGANISASI
Dalam masalah hambatan komunikasi massa, juga bisa terjadi diantara individu
(antarmanusia) maupun di dalam organisasi.

Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:


a) Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal.
Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.

b) Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata
menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah
memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.

c) Gangguan Emosional Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan
merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis,
tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi.
Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.

d) Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat
dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang
paling sulit diatasi.

e) Gangguan Fisik

Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik seperti
akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah
kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap
komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai
tujuan dengan apa yang telah diharapakannya.

Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit,


jumlahnya banyak, dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi,
meliputi:

a) Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan yang
semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber
telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih
awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap
tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.

b) Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam
organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat
pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga
pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada
pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya
karena telah dipotong atau dibuang.

c) Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan
terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait
dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat
pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika
bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi. Permasalahan komunikasi
biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai. Permasalahan dalam
komunikasi menunjukkan adanya masalah yang terpendam. Hambatan komunikasi ada yang
berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi

C. HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN


a.Hambatan pada sumber

Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas.
Hal ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit produk.kegagalan dalam tahap ini
bisa berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan
konsumen.

b.Hambatan dalam sistem Encoding

Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses


encoding.Misalnya, copy writer  dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif
yang orisinil dari pada focus pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan
(deceptive advertising) juga bisa digolongkan sebagai hambatan dalam
proses encoding karena sejak awal berusaha menyesatkan konsumen dari kondisi sebenarnya
benefit produk.

c.Hambatan dalam Transmisi Pesan

Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal menjangkau
kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang iklan mesti
menyesuaikan ciri-ciri demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca
majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang
umumnya ditemui komunikator adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena
kebanyakan iklan, jumlah iklan yang makin banyak disebabkan karena:

Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak

Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada
penjualan.

Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.

Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang


ditimbulkan competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar
kesan tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan
kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber ataupun
hambatan encoding).

d.Hambatan dalam Proses Decoding

Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen
juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada
decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive
clutter selain merupakan hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding
karena bisa membuat pemirsa makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan
penyebab pengabian inattantion. advertising wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektifitas
iklan karena kebosenan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa familiar dengan
kampanye iklan tersebut.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-
Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun
semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45),
Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar
hambatan komunikasi yang terjadi.

Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai


berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan
mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa
jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi
massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.

Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia
dapat mengantisipasi hambatan tersebut.

B.Saran-saran
Untuk melakukan suatu komunikasi yang verbal,hendak nya kita perlu
memperhatikan bagaimana jalan komunikasi yang akan kita lalui atau hambatan hambatan
yang ada.jadi seorang komunikator harus paham betul terhadap hambatan hambatan tersebut
untuk menuju komunikasi yang sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto Elvinaro, dan Komala lukiati. 2005. Komuniksi Massa., Bandung Simbiosa
Rekatama Media
http://purebohttp://id.shvoong.com/business-management/2100726-hambatan-
komunikasi-antarmanusia Senin 5 April 2011
http://purebonline.blogspot.com/2010/04/pertemuan-6-hambatan-dalam-
komunikasi.htmlhtml Senin 5 April 2011
htmlhttp://purebonline.blogspot.comkamis, 23 juli 2009 Senin 5 April 2011
http://makalahskripsimakalah.blogspot.com/2012/11/hambatan-dalam-
komunikasi.html

Anda mungkin juga menyukai