Anda di halaman 1dari 8

Tugas

PENUAAN SEL

Nama Tim :
1. Kadek Yunia Kartika Dewi : 19089014056
2. Kadek Setiani : 19089014040
3. Ni Putu Tarisa Adnyani : 19089014046
4. Putu Widi Purnama Giri : 19089014054
5. Ni Komang Tri Susanti : 19089014050
6. Putu Vingky Tamalia : 19089014052
7. Arya pangestu Putra Astawa : 19089014058
8. Putu Sudiantara : 19089014044
9. Luh Komang Tiara Purnama Cahyani : 19089014048
10. Ketut Soni Asih : 19089014042

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BULELENG
2019/2020
A. DEFINISI PENUAAN SEL
Proses penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Darmojo, 1994).
Proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu,bersifat
universal, intrinsik, progresif dan detrimental. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk
dapat bertahan hidup (Nugroho, 2008). (KADEK SETIANI)

Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan


jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua)
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantindes, 1994)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap
hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati
bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan. Akan
tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian,
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum
lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas,
pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun
menurunnya. (LUH KOMANG TIARA PURNAMA CAHYANI)

Hingga saat ini, penuaan masih dianggap sesuatu yang alamiah terjadi. Selama proses
penuaan banyak terjadi perubahan yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Secara
umum, penuaan merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan serta memperbaiki kerusakan yang diderita . Dengan
begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi, dan
semakin banyak distorsi metabolik dan struktural, yang disebut sebagai penyakit
degeneratif seperti kanker, diabetes melitus, alzheimer, parkinson, stroke, infark
miokard dan lain-lain (McGeer,P.L and McGeer, E.G, 2004). Secara ekstrim, penuaan
atau aging dapat didefinisikan sebagai suatu koleksi atau kumpulan penyakit dan
patologis (Turturro et al, 2002).atau aging dapat didefinisikan sebagai suatu koleksi
atau kumpulan penyakit dan patologis (Turturro et al, 2002). Penyebab Penuaan
Banyak faktor yang menyebabkan orang menjadi tua melalui proses penuaan, yang
kemudian menyebabkan sakit, dan akhirnya membawa kepada kematian. Pada
dasarnya faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal.
Beberapa faktor internal meliputi radikal bebas, ketidakseimbangan hormon, proses
glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun, 12 dan genetik.
Sedangkan faktor eksternal meliputi pola hidup yang tidak sehat, diet yang tidak
sehat, kebiasaan yang salah, polusi, lingkungan, stres dan kemiskinan (Pangkahila,
2011a). (KADEK YUNIA KARTIKA DEWI)

Cellular Senescence atau penuaan sel adalah keadaan di mana sel-sel tidak dapat lagi
membelah. Keadaan permanen ini bisa menjadi manfaat dan kerugian bagi organisme
tempat sel hidup. Meskipun penuaan seluler pertama kali dikaitkan dengan penekanan
tumor dan penuaan, penelitian yang lebih baru telah menemukan bahwa itu juga
mendorong perbaikan kanker dan jaringan. Oleh karena itu, efek penuaan sel di dalam
organisme bervariasi menurut sejumlah faktor, seperti usia.
Penuaan Sel memiliki serangkaian fitur yang menjadi ciri mereka. Selain tidak dapat
membelah lagi, sel-sel tua lebih besar daripada sel normal, dan mereka
mengekspresikan dan mensekresikan molekul-molekul tertentu yang sel-sel normal
tidak mensekresi, atau melakukannya dalam jumlah yang lebih kecil (misalnya antara
lain, penuaan terkait beta-galactosidase atau SA-Bgal, penekan tumor p16INK4a,
faktor pertumbuhan, dan sitokin) (PUTU TARISA ADNYANI )

Penuaan adalah proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahanlahan


untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur, serta fungsi
normalnya yang mengakibatkan tubuh tidak dapat bertahan terhadap kerusakan atau
memperbaiki kerusakan tersebut (Pangkahila, 2007). Saat ini, pandangan terhadap
proses penuaan telah mengalami pergeseran. Penyakit dan disabilitas dahulu dianggap
sebagai bagian yang tidak dapat dihindarkan dari satu proses tumbuh kembang. Saat
ini diketahui, proses penuaan memang meningkatkan risiko untuk munculnya
masalah-masalah kesehatan, tetapi banyak orang-orang tua yang masih sehat dan aktif
pada usia lanjut. Upaya memperlambat proses penuaan bertujuan untuk meningkatkan
usia harapan hidup dan usia harapan hidup aktif, yaitu kondisi bebas penyakit
meskipun di usia lanjut. Beberapa hal yang dapat meningkatkan kesehatan dan
memperlambat proses penuaan antara lain pola makan yang sehat, olahraga dan
aktivitas fisik. Selain itu ada beberapa intervensi yang masih perlu diteliti lebih lanjut
dapat memperlambat proses penuaan adalah konsumsi antioksidan, restriksi kalori dan
suplementasi hormon (NIH, 2010). Banyak faktor yang menyebabkan seseorang
menjadi tua melalui proses penuaan yang kemudian menyebabkan sakit, dan akhirnya
membawa pada kematian. Pada dasarnya, berbagai faktor itu dapat dikelompokkan
menjadi faktor internal dan eksternal. Beberapa faktor internal adalah radikal bebas,
hormon yang berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang
menurun dan gen. Faktor eksternal yang utama adalah gaya hidup tidak sehat, diet
tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stres dan ekonomi. Jika faktor
penyebab itu dapat dihindari, maka proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat,
bahkan mungkin dihambat dan kualitas hidup dapat dipertahankan. Artinya, usia
harapan hidup menjadi lebih panjang dengan kualitas hidup yang baik (Pangkahila,
2011) (PUTU VINGKY TAMALIA)

CONTOH PENUAAN SEL

tubuh dan sel yang terdapat pada makhluk hidup menjadi rusak karena terlalu sering
digunakan dandisalahgunakan. Kerusakan tidak terbatas pada organ, melainkan juga terjadi
ketingkatan sel (Pangkahila, 2011a). Hal ini menyatakan bahwa walaupun seseorang tidak
pernah merokok,minum alkohol, dan hanya mengkonsumsi makanan alami, dengan
menggunakanorgan tubuh secara biasa saja, pada akhirnya akan berujung pada terjadinya
suatu kerusakan. Penyalahgunaan organ tubuh akan membuat kerusakan terjadi lebihcepat.
Karena itu, tubuh akan menjadi tua, dimana sel juga merasakan pengaruhnya, terlepas dari
seberapa sehat gaya hidupnya. Sistem pemeliharaan pola hidup yang baik pada masa muda
dinilai dapat berpengaruh terhadap perbaikan tubuh sebagai kompensasi terhadap pengaruh
penggunaan dan kerusakan normal berlebihan (Pangkahila, 2011a). Dengan menjadi tua,
tubuh berangsur kehilangan kemampuan dalam memperbaiki kerusakan karena penyebab apa
pun. Banyak orang tua meninggal karena penyakit yang pada masa mudanya dapat ditolak.
Teori ini meyakini bahwa pemberian suplemen yang tepat dan pengobatan yang tidak
terlambat dapat membantu mengembalikan proses penuaan dengan mekanismenya adalah
merangsang kemampuan tubuh untuk melakukan perbaikan dan mempertahankan organ
tubuh dan sel (Pangkahila, 2011a). (KOMANG TRI SUSANTI)
Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ
memburuk dari waktu ke waktu. Ada cukup banyak jenis penyakit generatif yang terkait
dengan penuaan, atau memburuk selama proses penuaan.

Penyakit degeneratif diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama, yaitu:


kardiovaskular, neoplastik, dan sistem saraf. Penyakit kardiovaskular yang paling umum
adalah hipertensi, penyakit koroner dan infark miokard. Penyakit neoplastik termasuk
tumor dan kanker. Penyakit yang mempngaruhi sistem saraf termasuk Parkinson dan
Alzheimer.
Penyakit degeneratif disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut adalah
efek langsung dari penggunaan normal tubuh, sementara yang lain disebabkan oleh
kesehatan yang buruk atau gaya hidup yang tidak sehat. Kebanyakan penyakit
degeneratif dapat disembuhkan, namun ada beberapa kasus yang tidak dapat
disembuhkan. Dalam kasus tersebut, pilihan pengobatan yang ada hanya mampu
membantu meringankan gejala sehingga pasien dapat hidup normal.

Beberapa jenis penyakit degeneratif paling umum adalah kanker, diabetes, Parkinson,
Alzheimer, rheumatoid arthritis, dan osteoporosis. Banyak orang-orang di dunia
mengidap penyakit tersebut. Bahkan di banyak negara, penyakit degeneratif menjadi
salah satu penyebab utama kematian. ( KADEK YUNIA KARTIKA DEWI)

Contoh penuan pada lansia:

1.    Kulit mulai keriput

2.    Rambut
a.    Pertumbuhan menjadi lambat, lebih halus dan jumlahnya sedikit.

b.    Rambut pada alis, lubang hidung dan wajah sering tumbuh lebih panjang.

c.    Rambut memutih.

d.    Rambut banyak yang rontok.

3.    Kuku

a.    Pertumbuham kuku lebih lambat, kecepatan pertumbuhan menurun 30-50% dari
orang dewasa.

b.   Kuku menjadi pudar.

c.   Warna kuku agak kekuningan.

d.   Kuku menjadi tebal, keras tapi rapuh.


e.     Garis-garis kuku longitudinal tampak lebih jelas. Kelainan ini dilaporkan terdapat
pada 67% lansia berusia 70 tahun.( KADEK SETIANI)

Progeria merupakan penyakit kesalahan kode genetik (terjadi mutasi), tepatnya kelainan


protein (Lamin A) di sekitar inti sel atau menurut para ahli lainnya kesalahan terdapat di
kromosom seseorang yang mengakibatkan penuaan dini sebelum waktunya.
Progeria terdiri atas dua jenis yaitu sindrom Hutchinson-Gliford (progeria masa kanak-kanak)
dan sindrom Werner (progeria masa dewasa).
Progeria masa kanak-kanak atau yang disebut sebagai sindroma Hutchinson-Gliford ditandai
dengan adanya kegagalan pertumbuhan pada tahun pertama kehidupan. Tampak dengan jelas
adanya ketidakseimbangan ukuran tubuh (kecil atau cenderung kurus), kulit terlihat keriput,
pertumbuhan gigi terlambat atau bahkan tidak ada sama sekali, kemampuan bergerak sangat
terbatas, dan beberapa ciri-ciri lainnya. Biasanya penderita hanya sanggup bertahan hidup
sampai awal usia remaja, rata-rata hingga usia 13-14 tahun.
Para penderita sering kali mengalami aterosklerosis progresif (kelainan penyumbatan
pembuluh darah) seperti yang biasa tampak pada individu lanjut usia. Hal ini dapat
mengakibatkan stroke atau serangan jantung yang berujung pada kematian. Hingga saat ini,
belum ditemukan pengobatan dan pencegahan yang tepat untuk penanganan kasus progeria.
Di Indonesia pun, penyakit progeria sangatlah langka. Baru ditemukan seorang anak
Indonesia yang mengalami nasib kurang beruntung itu. Anak itu bernama Wiradianty yang
akrab dipanggil Ranti, yang saat ini telah beristirahat dengan tenang di pangkuan Tuhan Yang
Maha Esa.
Di dunia, hanya ditemukan satu penderita progeria di antara 250.000 kelahiran hidup. Meski
begitu, ditemukan pula sebuah keluarga dengan lima orang anak yang seluruhnya adalah
penderita progeria. Saat ini, di dunia baru tercatat 60 kasus. Penyakit ini pertama kali
ditemukan di London, Inggris, pada 1752.
Anak penderita progeria -pada umumnya- baru ‘disadari’ ketika melihat kondisi fisik anak
tersebut setelah berumur setahun. Gejala utamanya adalah rambut rontok hingga botak,
tubuhnya mengecil, dan ada kelainan serta perkembangan tulang yang tak sempurna. Indikasi
lain, pembuluh darah di batok kepala terlihat jelas, kulit tak mulus, kuku menjadi rapuh,
melengkung, kekuning-kuningan, dan kaki pun mengalami pengeroposan. Selain itu, gigi
tumbuh jarang. Bahkan dalam beberapa kasus, gigi sama sekali tak tumbuh, seperti yang
telah disampaikan sebelumnya. Pada kasus Ranti, sang penderita pun mengalami gangguan
pendengaran, katarak, serta gangguan pada limfa.
Yang perlu mendapat perhatian adalah adanya penumpukan kolesterol di pembuluh darah,
terutama di jantung dan usus. Meski begitu, perkembangan otak dan kemampuan
inteligensianya tak mengalami gangguan.
Sampai sekarang masih belum ada terapi efektif untuk progeria. Hal ini dikarenakan
penyebab penyakit progeria sendiri pun masih jadi tanda tanya.
Sejumlah literatur menyebutkan, stroke bisa menyerang anak-anak progeria pada usia empat
hingga lima tahun. Tersumbatnya aliran darah ke jantung adalah penyebab utama kematian si
penderita. Hingga saat ini, harapan hidup penderita "hanya" sampai 14 tahun. Lantaran
keburu meninggal, barangkali ini alasannya mengapa para ahli genentika kesulitan melacak
kaitan penyakit ini dengan faktor keturunan.
Sangat disayangkan, ketika individu lain melewati penuaan secara perlahan sembari
menikmati waktu hidup mereka, para penderita progeria justru merasakan suatu hal di mana
jam penuaan berputar dengan kecepatan amat tinggi, sehingga proses penguzuran
berlangsung jauh lebih cepat daripada yang normal terjadi.
Satu hal yang utama dalam menghadapi kasus Progeria yaitu kesabaran, karena para
penderita progeria memiliki emosi yang cenderung tidak stabil. ( ARYA PANGESTU
PUTRA ASTAWA)
pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk
mensintesa berbagai teori penuaan dan menerapkannya secara total pada lingkungan
perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial.
Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat
merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia. 
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi
dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh
termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh
untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang
menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis.
Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis atau nonfisik dikombinasikan dengan
perubahan psikologis. (KADEK SETIANI)
APLIKASI PADA BIDANG KEPERAWATAN ATAU KESEHATAN

Penuaan sel pertama kali diduga telah berevolusi untuk mencegah pertumbuhan tumor.
Karena fenomena ini tidak memungkinkan sel untuk membelah lagi, penuaan sel dapat
menjadi mekanisme untuk menghindari pembelahan dan penyebaran sel kanker. Efek
penekanan tumor ini telah diamati ketika penuaan seluler pertama kali dijelaskan pada tahun
1960-an.Meskipun kontraintuitif, dampak lain dari penuaan sel adalah pertumbuhan tumor.
Konsekuensi merusak ini dapat dikaitkan dengan usia: sedangkan penuaan sel di organisme
muda melindungi terhadap tumor, pada organisme yang lebih tua itu menginduksi
penyebaran tumor. Hipotesis di balik ini adalah bahwa gangguan terkait usia dan fenotipe, di
antaranya adalah penuaan sel yang menginduksi kanker, tidak berevolusi dengan seleksi alam
(yaitu, tidak berevolusi untuk memungkinkan yang terkuat untuk bertahan hidup) karena
kemungkinan tiba di usia tua adalah lebih langka daripada kemungkinan memperoleh
gangguan atau fenotipe selama masa muda yang seleksi alam telah membentuk mekanisme
pertahanan. Dengan kata lain, kemungkinan mendapatkan tumor pada usia muda, di mana
seleksi alam telah membentuk mekanisme pertahanan seperti penuaan sel, lebih tinggi dari
kemungkinan bertahan hidup sampai usia yang lebih tua, ketika pertumbuhan tumor lebih
mungkin terjadi.Akhirnya, dampak hipotesis lain dari penuaan sel adalah perbaikan jaringan.
Penuaan Sel, seperti yang disebutkan di atas, mengeluarkan berbagai molekul, di antaranya
adalah faktor pertumbuhan dan protein lain yang terlibat dalam penyembuhan luka dan
memberi sinyal patogen yang terdeteksi dan dihilangkan sel kekebalan. Oleh karena itu,
penelitian mendukung bahwa sel-sel tua berperan dalam memperbaiki jaringan secara
langsung dan juga dalam mensekresi sinyal molekul untuk mekanisme lain dalam organisme
untuk mendeteksi dan memperbaiki jaringan. (KADEK YUNIA KARTIKA DEWI)

1.Sinar Matahari

Hal pertama yang dapat menjadi penyebab terjadinya penuaan dini adalah paparan sinar
matahari. Sinar matahari ternyata mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan dampak
negatif pada kulit. Namun, beberapa orang yang kerap beraktivitas di luar ruangan sulit untuk
menghindarinya. Maka dari itu, cobalah untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari
langsung dengan menggunakan tabir surya saat berada di luar ruangan. (PUTU
SUDIANTARA)

2. Radikal Bebas

Hal lainnya yang dapat menjadi penyebab terjadinya penuaan dini adalah radikal bebas yang
masuk ke tubuh. Beberapa hal dapat menjadi penyebab timbulnya radikal bebas, seperti
polusi lingkungan, air tercemar, hingga faktor cuaca. Agar dapat menghindari penuaan dini
yang disebabkan hal ini, kamu dapat menerapkan pola makan sehat, seperti konsumsi buah
dan sayur. Disarankan juga menggunakan masker saat di luar ruangan agar meminimalisir
radikal bebas yang masuk ke tubuh.

3. Asap Rokok

Semua orang tahu apabila merokok adalah suatu kebiasaan yang buruk dan dapat memberi
gangguan yang fatal. Selain itu, salah satu hal yang dapat terjadi sebagai dampak dari asap
rokok adalah terjadinya penuaan dini pada tubuh. Kandungan nikotin yang terkandung pada
rokok dapat memengaruhi tubuh, terutama sel-sel kulit. Pada akhirnya, sel-sel kulit akan sulit
regenerasi yang membuat wajah dan kulit terlihat kusam (PUTU WIDI PURNAMA GIRI)

Nekrosis adalah sebuah penyakit yang menyerang tulang. Penyakit ini terjadi dikarenakan
aliran darah yang menuju ke tulang berkurang hanya sementara saja atau dapat terjadi dalam
waktu yang lama atau permanen.

Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan pembahasan mengenai Nekrosis, mulai dari
penyebab, gejalanya hingga contoh yang dialami oleh penderita Nekrosis secara lengkap dan
jelas.

Pengertian Nekrosis

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Nekrosis atau dikenal juga dengan nama Nekrosis
avaskular merupakan sebuah penyakit yang terjadi pada bagian tulang. Penyebabnya adalah
aliran darah yang menuju ke tulang berkurang, hal ini bisa terjadi karena sementara atau
permanen.

Sel tulang yang kekurangan persediaan darah akan menjadi rapuh. Nah, apabila Nekrosis ini
terjadi di sendi maka akan menyebabkan permukaan sendi menjadi hancur. Beberapa bagian
yang sering terkena Nekrosis antara lain seperti ujung tulang panjang, tulang lengan atas,
tulang bahu, lutut, tulang pinggul hingga pergelangan kaki.

Karena penyakit ini mampu membuat kerusakan pada lebih dari satu tulang dalam satu
waktu. Namun ada juga kasus yang memperlihatkan gejala Nekrosis ini merusak tulang satu
dan tulang lain dalam waktu yang berbeda.

Nekrosis ini memiliki banyak nama sebutan, di antaranya adalah osteonecrosis, aseptic
necrosis, dan osteonecrosis ischemia. (KETUT SONI ASIH)

Anda mungkin juga menyukai