A. Perubahan sosial
1) Kingsley Davis
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat. Menurutnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam
masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan dalam hubungan-hubungan
antara buruh dengan majikan, dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan
dalam organisasi ekonomi dan politik
2) John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima, akibat adanya
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi,
maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
3) Robert M MacIver
Perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial
(social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan
(equilibrium ) hubungan sosial.
4) Selo Soemarjan
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
5) William F. Ogburn
Perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial, seperti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap pola berpikir
masyarakat.
Moral berasal dari kata latin mores yang berarti adat kebiasaan. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia kata moral berarti “akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup”.Moral adalah suatu ajaran wejangan-
wejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Dari
ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan moral adalah ajaran atau pedoman yang
dijadikan landasan untuk bertingkah laku dalam kehidupan agar menjadi manusia
yang baik atau beraklak.
Moralitas adalah tolak ukur kualitas dalam perbuatan manusia yang
menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah , baik atau buruk dalam suatu
masyarakat. Moralitas mencakup pengertian tentang baik, buruknya perbuatan
manusia. Moralitas merupakan suatu fenomena manusiawi yang universal yang
menjadi ciri yang membedakan manusia dengan binatang. Pada binatang tidak ada
kesadaran tentang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh, harus dan yang tidak
pantas dilakukan baik keharusan alami maupun keharusan moral. Keharusan alamiah
terjadi dengan sendirinya sesuai hukum alam, sedangkan keharusan moral adalah
hukum yang mewajibkan manusia melakukan atau tidak melakukan.
Moralitas menurut para ahli, menurut Immanuel Kant moralitas adalah
kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma hukum batiniah kita , yakni apa
yang kta pandang sebagai kewajiban itu. Moralitas akan tercapai apabila kita
menaati hukum lahiriah bukan lantaran hal itu membawa akibat yang
menguntungkan kita atau takut pada kuasa sang pemberi hukum, melainkan kita
sendiri menyadari bahwa hukum itu merupakan kewajiban kita.
Franz Magnis Suseno menguraikan moralitas adalah keseluruhan norma-
norma, nilai-nilai dan sikap seseorang atau sebuah masyarakat.
W. Poespoprodjo, moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang
dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk atau
dengan kata lain moralitas mencakup pengertian tentang baik buruknya perbuatan
manusia.
Emile Durkheim mengatakan, moralitas adalah suatu sistem kaidah atau
norma mengenai kaidah yang menentukan tingka laku kita. Kaidah-kaidah tersebut
menyatakan bagaimana kita harus bertindak pada situasi tertentu. Dan bertindak
secara tepat tidak lain adalah taat secara tepat terhadap kaidah yang telah ditetapkan.
E. Bentuk – Bentuk Morlitas Sosial
Kata amoral berarti bahwa tidak mempunyai hubungan dengan moral atau
tidak mempunyai arti moral. Moralitas dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk
yaitu objektif atau subjektif, moralitas ekstrinsik atau intrinsik.
a) Moralitas objektif, moralitas yang memandang perbuatan manusia semata sebagai
perbuatan yang telah dikerjakan, bebas lepas dari pengaruh-pengaruh sukarela
pihak pelaku. Contoh: membunuh merupakan perbuatan tidak baik
b) Moralitas subjektif adalah moralitas yang memandang perbuatan sebagai
perbuatan yang dipengaruhi pengertian dan persetujuan pelaku sebagai individu.
Selain itu juga dipengaruhi, dikondisikan oleh latar belakangnya, pendidikannya,
kemantapan emosinya, dan sifat pribadi lainnya. Contoh : Budaya menggunakan
bahasa krama inggil apabila berbicara dengan orang tua.
Moralitas juga dapat ekstrintik atau instrinstik. Pembagian ini hendaknya jangan di
campur adukan dengan pembagian moralitas secara objektif atau moralitas secara
subjektif.
a) Moralitas instrinstik memandang suatu perbuatan sesuai dengan hakikatnya,
bebas lepas dari setiap bentuk hukum positif. Yang dipandang adalah perbuatan
baik atau buruk pada hakikatnya, bukan karena seseorang telah memerintahnya
atau melarangnya.
b) Moralitas ekstrintik adalah moralitas yang memandang perbuatan sebagai sesuatu
yang diperintahkan atau dilarang oleh seseorang yang berkuasa atau oleh hukum
positif, baik manusia asalnya maupun dari Tuhan . Contoh : Apabila kita
meninggalkan sholat akan berdosa., apabila kita melanggar peraturan lalu lintas
kita akan mendapat sanksi. Moralitas bukanlah suatu koleksi dari aturan-aturan,
norma-norma atau kelakuan-kelakuan tertentu tetapi merupakan perspektif atau
cara pandang tertentu. Moralitas mencakup etika, norma serta moral.
F. Faktor Faktor yang Berperan dalam Moralitas Sosial.