Biologi
kesehatan 1
indikator
KD 3.8 : Menghubungkan konsep partikel materi (atom, ion,molekul), struktur zat sederhana dengan sifat bahan yang digunakan dalam kehidupan
sehari- hari, serta dampak penggunaannya terhadap kesehatan manusia.
4.8 : Menyajikan hasil penyelidikan tentang sifat dan pemanfaatan bahan dalam kehidupan sehari-hari
FACTS 1. Adanya gaya antar muatan, (tolak meolak jika muatanya sama, dan tarik menarik jika muatanya berbeda)
CONCEPT 1. Konsep partikel materi (atom, ion, dan molekul)
PRINSIP 1. Atom partikel terkecil suatu unsur yang memiliki sifat yang sama sesuai dengan unsurnya
2. Ion = segala zat yang bermuatan listeik bisa positif bisa negarif
3. Molekul = partikel yang terbentuk dari gabungan dua atom atau lebih yang terikat secara kimia.
HUKUM -
TEORI 1. John Dalton pada tahun 1803 mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum
kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum
reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.” Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu senyawa selalu tetap.”
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang
berbeda.
Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen
dan atom-atom oksigen.
Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan.
2. J.J. Thomson pada awal 1900an, mengemukakan teori baru tentang atom. Menurutnya di dalam atom terdapat partikel elektron dan proton.
Berdasarkan hasil eksperimennya, proton memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron, sehingga model atom Thomson
menggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar.
Di dalam proton terdapat elektron elektron yang menetralkan adanya muatan positif dari proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu
bulatan bermuatan positif dengan rapat muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif yang
besarnya sama dengan muatan positif. Secara garis besar teori atom thomson adalah “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan
didalamya tersebar muatan negatif elektron.”
Secara sederhana model atom thomson dapat analogikan sebagai jambu biji yang telah dikelupas kulitnya. Biji jambu yang tersebar merata
dimodelkan sebagai elektron dan bulatan daging jambu yang pejal dimodelkan sebagai proton.
3. Model Atom Rutherford
Pada tahun 1910 Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger dan Erners Masreden) melakukab n percobaan yang dikenal dengan
hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Dari hasil pengamatannya ditemukan bahwa sebagian besar partikel alfa mampu
menembus lembaran emas tanpa dibelokkan.
Bersamaan dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang dibelokkan sedikit, namun dengan sangat mengejutkan, Rutherford
juga menemukan beberapa partikel alfa yang dibelokkan pada sudut yang sangat tajam kembali ke sumber radioaktif. Untuk menjelaskan
adanya sebagian besar partikel-α yang menembus lempeng emas tanpa dibelokkan, Rutherford kemudian mengembangkan model inti atom.
4. Niels Bohr
Pada tahun 1913, Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.
Berdasarkan hasil percobaannya Bohr memberikan gambaran keadaan/kedudukan orbit elektron dalam menempati daerah di sekitar inti atom.
Menurut Bohr elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu, hanya terdapat orbit dalam jumlah tertentu dan perbedaan antar orbit satu
dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti atom.
Keberadaan elektron baik di orbit yang rendah maupun yang tinggi sepenuhnya tergantung oleh tingkatan energi elektron. Sehingga
elektron di orbit yang rendah akan memiliki energi yang lebih kecil daripada elektron di orbit yang lebih tinggi.
5. Atom Modern
Berdasarkan pengertian dasar yang diperoleh dari model-model atom klasik bahwa atom terdiri dari elektron, proton, dan neutron, maka
dapat dimungkinkan adanya model yang lebih rumit dan lengkap mengenai atom yang hingga sekarang masih dikatakan misterius.
Salah seorang yang menjelaskan tentang model atom modern adalah Erwin Schrodinger (1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli
dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin
dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.”
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital
dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
x,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi
y= Fungsi gelombang
m= massa
ђ= h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
e= Energi total
V= Energi potensial