Anda di halaman 1dari 67

Modul 5

Biolistrik

D alam modul ini Anda akan mempelajari berbagai konsep proses


kelistrikan dalam organisme hidup. Gejala listrik juga terjadi dalam
tubuh manusia, yang dapat dimanfaatkan untuk diagnose medis.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat menganalisis
konsep-konsep yang berkaitan dengan gejala biolistrik dan pemanfaatannya
dalam diagnose medis. Kemudian Anda diharapkan dapat memilih konsep-
konsep serta penerapannya sebagai pengayaan dalam pembelajaran yang
akan Anda kembangkan. Untuk mewujudkan tujuan itu Anda diharapkan
dapat melakukan hal-hal berikut:
1. menganalisis proses pembangkitan biolistrik;
2. menganalisis bagian-bagian neuron dan fungsinya dalam sistem syaraf;
3. menjelaskan akson dengan analogi kabel listrik;
4. menganalisis rangkaian akson;
5. menjelaskan transmisi sinaptik;
6. menjelaskan potensial aksi pada otot;
7. menganalisis EMG (electromyogram) dan pemanfaatannya;
8. menganalisis ECG (electrocardiogram) dan pemanfaatannya;
9. menganalisis EEG (electroencephalogram) dan pemanfaatannya;
10. menganalisis ERG (electroretinogram) dan pemanfaatannya;
11. menganalisis EOG (electrooculogram) dan pemanfaatannya.

Modul ini mencakup dua kegiatan belajar, yaitu:


1. Kegiatan Belajar 1: Pembangkitan dan Transmisi Biolistrik.
Kegiatan belajar ini membahas pembangkitan biolistrik, sistem syaraf:
neuron, potensial listrik dalam akson dan potensial aksi, akson sebagai
kabel listrik, analisis rangkaian akson, transmisi sinaptik, dan potensial
aksi pada otot.
5.2 Biofisika 

2. Kegiatan Belajar 2: Penggunaan Listrik dalam Tubuh untuk Diagnose


Medis. Kegiatan belajar ini membahas EMG (electromyogram), ECG
(electrocardiogram), EEG (electroencephalogram), ERG
(electroretinogram) dan EOG (electroo-culogram).

Agar Anda berhasil mempelajari modul ini secara baik dan mencapai
kompetensi yang diharapkan, gunakan strategi belajar berikut.
1. Bacalah glosarium pada akhir modul ini, yang berisi istilah-istilah
penting yang digunakan dalam modul ini.
2. Bacalah secara cepat keseluruhan isi modul untuk mengenal lebih jauh
istilah-istilah penting yang telah Anda baca dalam glosarium.
3. Pelajari secara cermat bahan ajar dalam masing-masing kegiatan belajar,
tambahkan catatan-catatan yang penting bagi anda. Pelajari baik-baik
contoh yang diberikan sebagai pengayaan terhadap konsep-konsep yang
sedang Anda pelajari.
4. Jawablah pertanyaan dan kerjakan soal-soal latihan yang diberikan. Jika
Anda mengalami kesulitan, bacalah rambu-rambu yang diberikan dan
contoh-contoh yang berkaitan.
5. Kerjakan sendiri tes formatif semaksimal mungkin, kemudian cocokkan
jawaban Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada bagian akhir
modul ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda.
6. Buatlah catatan khusus hasil diskusi dalam tutorial yang diselenggarakan
untuk mempersiapkan tugas-tugas dan ujian akhir mata kuliah.

Selamat belajar, semoga Anda berhasil!


 PEFI4424/MODUL 5 5.3

Kegiatan Belajar 1

Pembangkitan dan Transmisi Biolistrik

A. PEMBANGKITAN BIOLISTRIK

Biolistrik merupakan gejala selular. Meskipun fluida di dalam dan di luar


sel pada dasarnya adalah netral, terdapat perbedaan konsentrasi ion yang
menghasilkan potesial listrik pada batas-batas sel. Sel-sel yang menciptakan
potensial listrik membangkitkan suatu lapisan tipis muatan negatif pada
permukaan dalam batasnya dan suatu lapisan tipis muatan listrik positif pada
permukaan luar batas tersebut yaitu membran (lihat Gambar 5.1).

Gambar 5.1. (a) Sel hewan dengan suatu lapisan muatan positif pada
permukaan luarnya dan suatu lapisan muatan negatif pada permukaan
dalamnya. (b) Pandangan diperluas dari penampang membran sel dengan
lapisan muatan positif dan lapisan muatan negatif. Membran sendiri terdiri
dari dwilapisan lipid yang diapit dua lapisan molekul-molekul protein.
(Urone, 1986: 327).

Secara bersama dua lapisan muatan tersebut dinamakan lapisan dipol.


Dua faktor yang diperhatikan dalam menjelaskan penciptaan potensial sel
adalah: (1) difusi ion-ion pada membran semipermeabel (batas sel) dan
(2) gaya Coulomb bahwa muatan sejenis tolak-menolak dan muatan
berlawanan tarik-menarik.
5.4 Biofisika 

Gambar 5.2. (a) Konsentrasi-konsentrasi ion di luar dan di dalam suatu sel.
Konsentrasi-konsentrasi ion positif digrafikkan di atas garis dan konsentrasi-
konsentrasi ion negatif digrafikkan di bawah garis untuk membantu
melukiskan bahwa fluida-fluida adalah netral secara listrik. (b) Membran
adalah permeabel terhadap ion K+ dan ion Cl-, yang berdifusi dalam arah
berlawanan seperti ditunjukkan. Panah pendek menunjukkan bahwa gaya
Coulomb menghambat difusi kontinu ion K+ dan ion Cl-. Jika membran
menjadi permeabel terhadap ion-ion Na+, gradien difusi dan gaya Coulomb
bekerja untuk menggerakkan Na+ ke dalam sel.

Terdapat banyak ion dalam sel-sel di dalam dan di luar fluida. Ion-ion
terpenting dalam menciptakan potensial-potensial sel adalah ion-ion Na+, K+,
dan Cl-. Terdapat perbedaan besar dalam konsentrasi ion-ion ini di dalam dan
di luar sel-sel, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.2(a). Ion-ion negatif
selain Cl- ditunjukkan dengan A-. Perhatikan bahwa muatan total di dalam
dan di luar adalah nol; dengan demikian, fluida-fluida itu adalah netral secara
listrik.
Untuk melihat bagaimana potensial sel dibentuk, perhatikan apa yang
terjadi dalam contoh tentang membran sel yang mula-mula netral dan
mempunyai perbedaan konsentrasi seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.2 (a).
Membran sel biasanya adalah permeabel terhadap ion K + dan ion Cl-;
 PEFI4424/MODUL 5 5.5

membran itu kira-kira 100 kali kurang permeabel terhadap Na+ dan sangat
tidak permeabel terhadap ion-ion lainnya. Hanya K+ dan Cl- yang berdifusi
lewat membran sel itu dalam jumlah yang lumayan. Arah difusi neto adalah
dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.
Oleh karena itu, ion K+ dan ion Cl- berdifusi dalam arah berlawanan, seperti
ditunjukkan dalam Gambar 5.2(b). Ion K+ dan ion Cl- mempunyai muatan
berlawanan, maka terdapat gaya tarik Coulomb sangat kuat antara ion-ion itu
yang menyebabkan ion-ion itu membentuk dua lapisan muatan yang tipis
tepat di sisi membran sel, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.2(b).
Difusi K+ dan Cl- berlangsung terus sampai gaya tarik maupun gaya
tolak Coulomb menghentikannya. Selama lapisan-lapisan muatan terbentuk
pada membran sel, gaya-gaya Coulomb bertambah. Gaya tarik muatan-
muatan tak sejenis bekerja untuk menarik ion-ion K+ dan Cl- kembali ke
daerah-daerahnya dengan konsentrasi tinggi. Selanjutnya, gaya tolak muatan-
muatan sejenis bekerja untuk mempertahankan ion-ion agar tidak
meninggalkan daerahnya dengan konsentrasi tinggi. Suatu kesetimbangan
dengan cepat tercapai antara difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah dan gaya-gaya Coulomb yang berlawanan. Segera setelah
kesetimbangan ini tercapai, sel tersebut berada dalam keadaan istirahat
(resting state). Jika lebih banyak ion-ion K+ dan Cl- berdifusi lewat membran
sel, gaya-gaya Coulomb bertambah dan menggerakkan beberapa ion kembali.
Perpindahan neto adalah nol sehingga kesetimbangan itu stabil. Gaya
Coulomb adalah sangat kuat, dan hanya kira-kira 1 dari 100.000 ion-ion K+
dan Cl- bergerak lewat membran. Ini merupakan bagian yang sedemikian
kecil sehingga keseluruhan konsentrasi ion tidak berubah. Lagi pula fluida di
dalam dan di luar sel itu pada dasarnya tetap netral meskipun beberapa
muatan telah terpisah. Tetapi, pemisahan muatan yang kecil ini sangat
penting, karena pemisahan ini merupakan sumber biolistrik. Potensial di
dalam sel 70-90 mV lebih rendah daripada potensial di luar sel, kira-kira 90
mV dalam sel-sel syaraf dan otot. Potensial di luar sel biasanya diambil 0 V,
sehingga di dalam sel-sel syaraf dan otot mempunyai potensial istirahat kira-
kira -90 mV.
Kesetimbangan antara gradien konsentrasi dan gaya Coulomb juga
merupakan kesetimbangan energi. Energi potensial listrik tepat setimbang
dengan energi potensial karena perbedaan konsentrasi yaitu, kemampuan
gradien konsentrasi untuk melakukan usaha dengan menggerakkan ion-ion
melawan potensial listrik. Persamaan yang menggambarkan kesetimbangan
5.6 Biofisika 

energi ini adalah persamaan Nernst. Persamaan Nernst memberikan tegangan


yang akan diciptakan oleh perbedaan konsentrasi, tetapi persamaan ini hanya
untuk suatu membran yang permeabel sempurna terhadap satu jenis ion dan
tak permeabel sempurna terhadap semua ion lainnya. Dalam lingkungan
seperti ini persamaan Nernst adalah
kT
V  Vin  Vout  2,30  log Cin  log Cout  .... (5.1)
Ze
dengan V adalah beda potensial (di dalam minus di luar), C in dan Cout adalah
konsentrasi-konsentrasi ion terhadap mana membran itu adalah permeabel, k
adalah konstanta Boltzmann, T adalah temperatur absolut, dan Ze adalah
muatan pada ion dikalikan muatan elektron (Z adalah valensi ion). Tanda
minus menunjukkan bahwa kelebihan ion-ion positif yang dapat berdifusi
pada fluida di dalam suatu sel menghasilkan tegangan negatif di dalam sel
itu. Segi terpenting persamaan Nernst adalah bahwa beda potensial sebanding
dengan beda konsentrasi.
Menggunakan konsentrasi-konsentrasi yang diberikan dalam
Gambar 5.2(a), kita dapat menghitung berapa potensial yang akan diciptakan
oleh setiap jenis ion jika membran permeabel terhadap ion itu sendiri. Untuk
Na+ hasilnya adalah potensial di dalam +59 mV. Karena potensial sebenarnya
dalam syaraf kira-kira -90 mV, hal ini menunjukkan bahwa membran itu
tidak sangat permeabel terhadap Na+. Untuk K+ dan Cl- hasilnya secara
berturut-turut adalah –88 mV dan –70 mV. Hasil-hasil ini mendekati nilai-
nilai sebenarnya dalam banyak jenis, tetapi hal ini tidak perlu menyatakan
secara tidak langsung bahwa membran itu adalah permeabel terhadap K + dan
Cl-. Hal ini hanya menyatakan secara tidak langsung bahwa jika membran itu
adalah permeabel terhadap K+ dan Cl-, maka akan terdapat gerakan sedikit di
bawah kondisi istirahat.
Struktur dan karakteristik membran merupakan topik-topik penelitian
yang menarik. Banyak hal belum dipahami, tetapi dapat dinyatakan bahwa
potensial istirahat pasti mempunyai pengaruh besar struktur dan karakteristik
membran. Meskipun potensial istirahat hanya 90 mV, ptensial itu berada
pada membran-membran yang secara rata-rata mempunyai ketebalan 8 nm.
Jadi tegangan per meternya sangat besar, dalam orde 11 MV per meter.
Tegangan per meter yang sedemikian besar itu dapat meluruskan molekul-
molekul dan mempunyai pengaruh pada pori-pori dan permeabilitas
membran. Sebagai contoh, jika potensial pada suatu membran dibalik,
permeabilitas membran itu berubah secara drastis, secara tiba-tiba menjadi
 PEFI4424/MODUL 5 5.7

kira-kira 1000 kali lebih permeabel terhadap Na+ daripada yang telah ada.
Tidak seorang pun mengetahui secara tepat mengapa permeabilitas berubah,
tetapi salah satu alasannya adalah pengaruh potensial pada struktur membran.
Alam telah mendapatkan suatu cara untuk menggunakan perubahan
permeabilitas semacam itu untuk meneruskan sinyal-sinyal biolistrik.

Contoh 5.1:
Hitunglah potensial membran untuk ion-ion K+ pada temperatur 310 K,
jika konsentrasi ion-ion K+ di dalam sel adalah 140 mol/m3 dan di luar sel
adalah 5 mol/m3. Konstanta Boltzmaan k = 1,38  10-23 J/K. Muatan ion K+
adalah e = 1,60  10-19 C.

Penyelesaian:
Kita menggunakan persamaan (5.1) dengan z = 1, sehingga diperoleh
kT
V  Vin  Vout  2,30 (log Cin  log Cout )
Ze
(1,38 1023J/K)(310K)
V  2,30 (log 140 mol/m3  log 5 mol/m3 )
(1)(1,60 1019 C)
V  614,9625 104 (2,146128036  0,698970004) volt
V  (  614,9625 104 )(1,447158032) volt
V  88,9947921103 volt
V  89 mV.

B. SISTEM SYARAF

Penggunaan gejala listrik yang paling banyak dalam organisme hidup


ditemukan dalam sistem syaraf hewan. Sel-sel syaraf yang juga disebut
neuron-neuron membentuk suatu jaringan kompleks di dalam tubuh yang
menerima, memproses, dan meneruskan informasi dari satu bagian tubuh ke
bagian tubuh lainnya. Pusat jaringan ini berada dalam otak, yang mempunyai
kemampuan menyimpan dan menganalisis informasi. Berdasarkan informasi
ini sistem syaraf mengendalikan berbagai bagian tubuh. Sistem syaraf sangat
kompleks. Sebagai contoh, sistem syaraf manusia terdiri dari sekitar 1010
neuron yang saling terhubung. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa
fungsinya secara menyeluruh masih sedikit dimengerti, meskipun sistem
5.8 Biofisika 

syaraf telah dipelajari selama ratusan tahun. Tidak diketahui bagaimana


informasi disimpan dan diproses oleh sistem syaraf; juga tidak diketahui
bagaimana neuron-neuron tumbuh menjadi pola-pola tertentu terhadap
fungsinya. Namun beberapa aspek sistem syaraf sekarang diketahui dengan
baik. Secara khusus, selama 40 tahun yang lalu, metode perambatan syaraf
melalui sistem syaraf telah ditetapkan secara kuat. Pesan-pesan merupakan
pulsa-pulsa listrik yang diteruskan oleh neuron-neuron. Bilamana sebuah
neuron menerima suatu rangsangan yang sesuai neuron itu menghasilkan
pulsa-pulsa listrik yang dirambatkan sepanjang struktur mirip kabel. Pulsa-
pulsa itu adalah konstan besar dan durasinya, tidak tergantung intensitas
rangsangan. Kekuatan rangsangan dibawa oleh sejumlah pulsa yang
dihasilkan. Bilamana pulsa-pulsa itu mencapai ujung “kabel,“ pulsa-pulsa itu
mengaktifkan neuron-neuron atau sel-sel otot lainnya.

1. Neuron
Neuron-neuron, yang merupakan unit dasar sistem syaraf, dapat dibagi
menjadi tiga kelompok: neuron sensori (indera), neuron motor, dan
interneuron (neuron penghubung). Neuron sensori menerima rangsangan dari
indera yang memantau lingkungan eksternal dan internal tubuh. Tergantung
pada fungsi khususnya, neuron-neuron sensori membawa pesan-pesan
tentang faktor-faktor semacam panas, cahaya, tekanan, tegangan otot, dan
bau ke pusat-pusat sistem syaraf yang lebih tinggi untuk pemrosesan.
Neuron-neuron motor membawa pesan-pesan yang mengendalikan sel-sel
otot. Pesan-pesan ini didasarkan pada informasi yang diberikan oleh neuron-
neuron sensori dan oleh sistem syaraf pusat yang terletak dalam otak. Neuron
penghubung meneruskan informasi antara neuron-neuron.
Ketika neuron bangkit, neuron itu mengirimkan sinyal-sinyal biolistrik
yang terdiri dari pembalikan sementara potensial pada membran neuron.
Pembalikan potensial ini berawal dari suatu daerah terlokalisir neuron itu dan
merambat sepanjang membran ke lokasi lain. Pembalikan potensial disebut
depolarisasi. Potensial sel segera kembali ke keadaan normalnya atau
polaritas istirahat dengan negatif di dalam dan positif di luar. Kembali ke
keadaan istirahat ini disebut repolarisasi.
Setiap neuron terdiri dari suatu tubuh sel yang merupakan tempat ujung-
ujung syaraf masukan (disebut dendrit) melekat dan ekor panjang (disebut
akson) yang merambatkan sinyal dari tubuh sel neuron. Dendrit membawa
sinyal-sinyal dari sensor masuk ke dalam tubuh sel itu. Perhatikan
 PEFI4424/MODUL 5 5.9

Gambar 5.3. Akson atau serat syaraf membawa sinyal-sinyal biolistrik atau
impuls-impuls syaraf dari tubuh sel ke otot-otot, kelenjar-kelenjar, atau
neuron-neuron lain. Beberapa jenis rangsangan dapat memicu neuron untuk
bangkit dan meneruskan impuls syaraf ke beberapa tempat lain. Jenis-jenis
rangsangan itu antara lain perubahan tekanan, perubahan temperatur, sinyal-
sinyal listrik dari neuron lain, arus-arus listrik dari luar, dan zat kimia yang
dikirimkan lewat sambungan antara neuron-neuron (disebut sinapsis)

Gambar 5.3. Neuron (Davidovits, 2001: 170).

Suatu rangkaian neuron sensori-motor sederhana ditunjukkan dalam


Gambar 5.4. Suatu rangsangan dari otot menghasilkan impuls-impuls syaraf
yang merambat ke tulang belakang. Di sini sinyal itu diteruskan ke neuron
motor, yang selanjutnya mengirim impuls-impuls untuk mengendalikan otot
itu. Sebagian besar hubungan syaraf adalah jauh lebih rumit.

Gambar 5.4. Rangkaian syaraf sederhana (Davidovits, 2001: 170).


5.10 Biofisika 

Akson, yang merupakan perpanjangan dari sel neuron, menghantarkan


impuls-impuls listrik dari tubuh sel. Beberapa akson sungguh panjang.
Sebagai contoh, pada orang, akson-akson yang menghubungkan tulang
belakang dan jari-jari tangan dan kaki lebih dari satu meter penjangnya.
Beberapa akson dibungkus dengan selubung beruas-ruas dari zat lemak yang
disebut myelin. Ruas-ruas itu kira-kira 2 mm panjangnya, yang dipisahkan
oleh celah-celah yang disebut simpul-simpul Ranvier. Selubung myelin ini
meningkatkan laju rambatan pulsa sepanjang akson. Meskipun masing-
masing akson merambatkan sinyal-sinyalnya sendiri secara independen,
sering kali banyak akson yang berbagi lintasan bersama di dalam tubuh.
Akson-akson ini biasanya dikelompokkan menjadi berkas syaraf.
Kemampuan neuron untuk meneruskan pesan-pesan disebabkan oleh
karakteristik listrik khusus akson itu. Sebagian besar data, tentang sifat-sifat
listrik dan kimia akson diperoleh dengan memasukkan alat penyelidikan
mirip jarum ke dalam akson. Dengan alat penyelidikan semacam itu ada
kemungkinan untuk mengukur arus-arus yang mengalir dalam akson dan
untuk mengambil sampel komposisi kimianya. Eksperimen semacam itu
biasanya sukar karena diameter sebagian besar akson adalah sangat kecil.
Bahkan akson yang terbesar dalam sistem syaraf manusia mempunyai
diameter hanya kira-kira 20 μm. Tetapi, cumi-cumi mempunyai akson sangat
besar dengan diameter kira-kira 500 μm (= 0,5 mm) yang cukup besar untuk
memasukkan alat penyelidikan semacam itu.

2. Potensial listrik dalam akson dan potensial aksi


Dalam lingkungan tubuh berair, garam dan berbagai molekul
berdisosiasi menjadi ion-ion positif dan negatif. Akibatnya, fluida tubuh
merupakan konduktor listrik yang baik.
Proses syaraf bangkit dan merambatkan sinyal syaraf dapat dipahami
dengan memperhatikan dua faktor, yaitu difusi melalui membran
semipermeabel dan gaya Coulomb, seperti pembicaraan kita sebelumnya.
Lagi pula, proses angkutan aktif harus dimasukkan untuk mempertahankan
potensial sel dalam periode waktu lama.
Ketika suatu rangsangan menyebabkan syaraf bangkit, rangsangan itu
menaikkan permeabilitas membran sel terhadap Na+. Membran sel kira-kira
menjadi 1000 kali lebih permeabel terhadap Na + daripada keadaan
normalnya, membuatnya kira-kira 10 kali lebih permeabel terhadap Na+
daripada K+. Karena perbedaan konsentrasi Na + yang besar, difusi cepat ion-
 PEFI4424/MODUL 5 5.11

ion Na+ ke dalam sel terjadi. Masuknya Na + membuat interior sel positif
daripada negatif. Potensial di dalam sel bertambah dari potensial istirahat -90
mV menjadi kira-kira +40 mV. Inilah depolarisasi yang merupakan tahap
pertama dalam keseluruhan proses. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 5.5(a).
Lapisan dipol pada membran pada dasarnya telah terbalik, tetapi hanya
sebagian kecil ion-ion yang perlu bergerak untuk membalik potensial.
Pembalikan potensial pada membran sel (depolarisasi) rupanya
mengubah struktur membran sedemikian rupa sehingga dua perubahan
permeabilitas terjadi. Pertama, permeabilitas terhadap Na+ kembali ke
normal (sangat kecil), dan kedua, permeabilitas terhadap K+ bertambah
sementara dengan faktor 30. Perubahan pertama ini menghen-tikan masuknya
Na+ lebih lanjut, dan perubahan kedua memungkinkan difusi K + keluar secara
cepat. Jadi potensial membran kembali ke nilai istirahat normalnya; dengan
demikian, membran itu direpolarisasi. Lapisan dipol telah ditetapkan kembali
hanya dengan kehilangan neto kecil dalam gradien konsentrasi yang
menggerakkan sistem. Akhirnya, permeabilitas K+ kembali ke normal, yang
merupakan akhir proses. Peristiwa-peristiwa ini dilukiskan dalam Gambar
5.5(a), dan grafik permeabilitas membran terhadap Na+ dan K+ sebagai fungsi
waktu ditunjukkan dalam Gambar 5.5(b).
Perubahan potensial sel dari negatif menjadi positif dan kembali lagi
selama depolarisasi-repolarisasi sama dengan suatu pulsa tegangan. Pulsa
tegangan ini adalah impuls syaraf dan disebut potensial aksi. Dalam Gambar
5.5(a) potensial aksi suatu syaraf digrafikkan. Potensial aksi dapat terjadi
dalam sebagian besar sel hewan, tetapi potensial aksi itu mempunyai
beberapa pengaruh yang paling penting dalam sel-sel syaraf dan otot. Neuron
dapat meneruskan potensial aksi ke tempat lain, menciptakan berbagai
tanggapan. Dalam sel-sel otot potensial aksi menyebabkan kontraksi otot.
Seperti dalam neuron, potensial aksi dalam sel-sel otot dapat berasal dalam
sel itu sendiri atau diimbas oleh sumber luar.
5.12 Biofisika 

Gambar 5.5. (a) Potensial aksi di tempat tertentu pada suatu syaraf.
Tegangan di dalam syaraf itu digambarkan sebagai fungsi waktu. Gerakan
cepat ion-ion terjadi hanya selama depolarisasi-repolarisasi. Pengangkutan
aktif digunakan selama jangka panjang untuk mempertahankan gradien
konsentrasi. (b) Perubahan permeabilitas membran yang terkait selama
potensial aksi. Perhatikan skala logaritmik untuk permeabilitas.

Setiap waktu suatu sel bangkit terdapat kehilangan neto ion-ion Na+ dan
+
K dari masing-masing daerah konsentrasi tingginya. Perlu diperhatikan
 PEFI4424/MODUL 5 5.13

bahwa jumlah ion yang lewat membran sel selama pembangkitan merupakan
bagian yang sangat kecil dari ion-ion yang ada. Ingat bahwa hanya satu dari
100.000 ion-ion Na+ dan K+ yang diperlukan untuk menciptakan potensial
istirahat, dan bagian kecil yang serupa dari ion-ion yang ada bergerak lewat
membran sel selama pembangkitan. Jadi syaraf-syaraf bangkit secara cepat
dan secara berulang ratusan kali sebelum konsentrasi Na + dan K+ cukup
dikosongkan.
Selama jangka waktu yang panjang sel tersebut harus mendapatkan suatu
cara untuk untuk menggerakkan Na+ keluar dari interior dan K+ kembali ke
dalam interior untuk mempertahankan perbedaan konsentrasi yang
menciptakan potensial istirahat dan mendorong potensial aksi. Untuk
melakukan hal ini harus memanfaatkan pengangkutan aktif karena
pengangkutan aktif sedang menggerakkan Na+ dan K+ melawan gradien
konsentrasinya dan Na+ melawan gaya Coulomb. Kajian-kajian runut telah
menunjukkan bahwa sel tersebut menggerakkan satu ion Na+ keluar untuk
setiap ion K+ yang digerakkan masuk. Oleh karena itu pengangkutan aktif
yang dikerjakan ini disebut pompa sodium-potasium. Pengangkutan aktif
memerlukan energi dan suatu bagian yang dapat terukur dari suatu
metabolisme sel disediakan untuk mempertahankan potensial istirahat dan
mendorong potensial aksi.
Pengangkutan aktif tidak diperlukan untuk mempertahankan gradien
konsentrasi Cl- dalam neuron. Membran neuron sangat permeabel terhadap
Cl- dan gaya Coulomb menggerakkannya bolak-balik lewat membran selama
depolarisasi-repolarisasi. Oleh karena itu terdapat aliran masuk Cl- yang kecil
ketika interior menjadi positif selama depolarisasi dan aliran keluar Cl - yang
serupa ketika interior kembali menjadi negatif.
Deskripsi potensial aksi dan grafik dalam Gambar 5.5 menceritakan apa
yang terjadi di tempat tertentu pada suatu membran sel. Bagaimana potensial
ini diteruskan ke tempat lain? Jawabannya adalah bahwa perubahan tekanan
selama depolarisasi suatu daerah cukup untuk mengubah permeabilitas dan
oleh karenanya mendepolarisasikan daerah-daerah yang berdekatan dari
membran sel. Jadi proses depolarisasi-repolarisasi dalam Gambar 5.5
dirangsang dalam membran sel yang berdekatan sesaat setelah mulai pada
suatu titik. Daerah-daerah yang berdekatan ini selanjutnya merangsang
membran sel tambahan yang lebih jauh, dan potensial aksi dirambatkan
sepanjang membran sel seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.6. Tentu saja,
rambatan potensial aksi ini tidak dibatasi pada sel-sel tempat potensial aksi
5.14 Biofisika 

itu berawal. Neuron-neuron dapat meneruskan potensial aksi ke neuron lain,


kelenjar, dan otot. Otak merupakan contoh ekstrim tentang antar hubungan
neuron-neuron yang rumit.
 PEFI4424/MODUL 5 5.15

Gambar 5.6. Rambatan suatu potensial aksi sepanjang membran. Suatu


rangsangsan mengubah permeabilitas membran terhadap ion-ion Na+,
memicu potensial aksi. Selanjutnya potensial aksi ini mengubah
permeabilitas pada membran yang berdekatan dan potensial aksi merambat
keluar dari titik awal seperti yang ditunjukkan.
5.16 Biofisika 

Gambar 5.7 menunjukkan akson suatu sel syaraf dengan ruas-ruas yang
dibungkus selubung myelin dan celah-celah kecil antara selubung-selubung
myelin yang disebut simpul-simpul Ranvier. Akson yang terbungkus myelin
mempunyai keuntungan tertentu daripada akson yang tidak terbungkus
myelin. Selubung myelin secara listrik mengisolasi akson dari pembangkitan
oleh akson lain yang memungkinkan berkas syaraf membawa sinyal-sinyal
tanpa “persilangan pembicaraan” antara akson-akson dari syaraf-syaraf yang
berlainan. Laju rambatan akson terbungkus myelin jauh lebih besar daripada
akson tidak terbungkus myelin, yaitu 130 m/s dalam akson dengan myelin
dibandingkan 0,5 m/s dalam akson tanpa myelin. Selanjutnya, energi yang
diperlukan untuk mengirimkan suatu sinyal ke akson terbungkus myelin jauh
lebih kecil daripada akson tidak terbungkus myelin. Kedua jenis akson itu
ada di seluruh tubuh, dan telah dipikirkan bahwa perkembangan selubung
myelin merupakan suatu langkah evolusi yang penting.
Alasan bahwa akson yang terbungkus selubung myelin menghantarkan
sinyal-sinyal dengan laju lebih besar dan menggunakan energi lebih sedikit
harus mempergunakan sifat-sifat isolator myelin. Perhatikan Gambar 5.7,
yang menunjukkan rambatan impuls syaraf sepanjang akson terbungkus
myelin. Ketika impuls syaraf atau potensial aksi mencapai selubung myelin,
impuls syaraf atau potensial aksi itu tidak menyebabkan banyak ion untuk
melewati akson karena selubung myelin memisahkan akson dari fluida di
luar. Potensial aksi merambat sepanjang selubung myelin mirip suatu pulsa
tegangan yang akan merambat melalui resistor biasa, tegangan hilang selama
potensial aksi berjalan (ingat bahwa V = IR adalah penurunan tegangan
dalam suatu resistor) tetapi bergerak sangat cepat.
Pulsa tegangan akhirnya akan menjadi terlalu kecil untuk merangsang
sesuatu pada ujung akson, maka pulsa tegangan itu diregenerasi secara
periodik dalam simpul-simpul Ranvier. Ketika pulsa tegangan itu mencapai
simpul Ranvier, pulsa tegangan itu masih cukup besar untuk merangsang
siklus depolarisasi-repolarisasi, membangkitkan suatu potensial aksi
tegangan penuh yang terkirim ke akson akan diregenerasikan pada setiap
celah yang berturutan. Simpul-simpul Ranvier bekerja sebagai penguat-
penguat kecil sepanjang akson. Pemakaian-energi oleh pompa sodium-
potasium tidak harus bekerja keras untuk mempertahankan gradien
konsentrasi, karena sedemikian sedikit muatan yang melewati membran
akson dalam daerah ber-myelin. Laju rambatan lebih besar daripada dalam
akson tidak terbungkus myelin karena sebagian besar akson terbungkus
 PEFI4424/MODUL 5 5.17

dengan myelin. Sesungguhnya, laju dalam selubung myelin sedemikian besar


dibandingkan dengan celah-celahnya sehingga potensial aksi tampak hampir
melompat dari satu celah ke celah berikutnya. Rambatan semacam itu disebut
rambatan lompatan (saltatory).

Gambar 5.7. Rambatan impuls syaraf ke akson terbungkus myelin. Impuls


syaraf merambat sangat cepat dalam daerah ber-myelin tetapi kehilangan
tegangan. Impuls syaraf itu diregenerasi dalam masing-masing celah.

Pembangkitan dan rambatan biolistrik adalah proses rumit yang


melibatkan beberapa peristiwa fisis yang terjadi secara serentak, seperti
difusi, gaya Coulomb, dan pengangkutan aktif. Namun demikian, banyak
sifat-sifat dasar biolistrik pada tingkat sel yang dapat dipahami dengan asas-
asas fisika. Tentu saja pemahaman secara rinci memerlukan banyak
pengetahuan tentang kimia dan biologi serta fisika lanjut, tetapi beberapa
masalah yang masih merupakan misteri.

3. Akson sebagai kabel listrik


Dalam analisis sifat listrik akson kita akan menggunakan beberapa
teknik rekayasa kelistrikan. Hal ini diperlukan untuk memahami sistem
syaraf.
5.18 Biofisika 

Gambar 5.8. (a) Arus-arus yang mengalir melalui suatu bagian kecil akson.
(b) Rangkaian listrik yang menggambarkan suatu bagian kecil akson
(Davidovits, 2001: 175).

Meskipun akson sering dibandingkan dengan kabel listrik, terdapat


perbedaan yang besar antara keduanya. Namun demikian, ada kemungkinan
untuk memperoleh wawasan tentang fungsi akson dengan menganalisisnya
sebagai suatu kabel listrik yang terbenam dalam fluida penghantar. Dalam
analisis semacam itu, kita harus memperhitungkan hambatan fluida di dalam
maupun di luar akson dan sifat kelistrikan membran akson. Karena membran
adalah suatu isolator bocor, membran mempunyai karakteristik kapasitas dan
hambatan. Oleh karena itu kita memerlukan empat parameter untuk
menentukan sifat kabel akson.
Kapasitans dan hambatan akson terdistribusi secara kontinu di seluruh
panjang kabel. Oleh karena itu, suatu hal yang tidak mungkin untuk
menggambarkan keseluruhan akson (atau suatu kabel lain) hanya dengan
empat komponen rangkaian. Kita harus memperhatikan akson sebagai suatu
rangkaian dari bagian-bagian rangkaian-listrik sangat kecil yang tergandeng
bersama. Bilamana suatu beda potensial diberikan antara sisi-dalam dan sisi-
luar akson, empat arus dapat dikenali: arus sisi-dalam akson, arus sisi-luar
akson, arus melalui komponen resistif membran, dan arus melalui komponen
kapasitif membran. Perhatikan Gambar 5.8. Rangkaian listrik yang
 PEFI4424/MODUL 5 5.19

menggambarkan suatu bagian kecil akson dengan Δx ditunjukkan dalam


gambar itu. Dalam bagian kecil ini hambatan fluida sisi-luar dan fluida sisi-
luar secara berturut-turut adalah Ro dan Ri. Kapasitans dan hambatan
membran ditunjukkan sebagai Cm dan Rm. Seluruh akson merupakan
rangkaian panjang dari subunit-subunit ini yang tergandeng bersama. Hal ini
ditunjukkan dalam Gambar 5.9. Nilai-nilai contoh parameter rangkaian untuk
akson terbungkus myelin dan tidak terbungkus myelin dengan jari-jari 5,0 
10-6 m di daftar dalam Tabel 5.1.

Gambar 5.9. Akson yang digambarkan sebagai suatu kabel listrik.

Pengujian kinerja akson menunjukkan dengan segera bahwa rangkaian


dalam Gambar 5.9 tidak menjelaskan suatu ciri yang paling mencolok
tentang akson. Sinyal listrik sepanjang rangkaian semacam itu merambat
dengan laju mendekati laju cahaya (3,0  108 m/s), sedangkan pulsa
sepanjang akson merambat dengan laju kebanyakan sekitar 100 m/s.
Selanjutnya, rangkaian dalam Gambar 5.9 melesapkan (menghilangkan)
sinyal listrik dengan sangat cepat; namun kita mengetahui bahwa potensial
aksi merambat sepanjang akson tanpa atenuasi (pelemahan). Oleh karena itu
kita harus menyimpulkan bahwa sinyal listrik sepanjang akson tidak
merambat dengan proses pasif sederhana.

Tabel 5.1.
Sifat-sifat akson contoh

Akson tidak Akson terbungkus


Sifat
terbungkus myelin myelin
Jari-jari akson 5,00  10-6 m 5,00  10-6 m
Hambatan per satuan panjang fluida di 6,37  109 ohm/m 6,37  109 ohm/m
sisi dalam maupun di sisi luar akson (R)
Konduktivitas per satuan panjang 1,25  10-4 mho/m 3,00  10-7 mho/m
membran akson (gm)
Kapasitans per satuan panjang akson 3,00  10-7 F/m 8,00  10-10 F/m
5.20 Biofisika 

Gambar 5.10. Potensial aksi. (a) Potensial aksi mulai dengan membran akson
menjadi sangat permeabel bagi ion-ion sodium (lingkaran-lingkaran
terisi warna hitam) yang memasuki akson dan membuatnya positif.
(b) Gerbang-gerbang sodium tertutup dan ion-ion potasium (lingkaran
tidak terisi warna hitam) meninggalkan akson dan membuat
interior negatif lagi (Davidovits, 2001: 177).

Setelah penelitian bertahun-tahun rambatan suatu impuls sepanjang


akson sekarang diketahui secara agak baik. Perhatikan Gambar 5.10. Ketika
besar tegangan pada suatu bagian membran diturunkan di bawah nilai
ambang, permeabilitas membran akson terhadap ion-ion sodium bertambah
secara cepat. Akibatnya, ion-ion sodium menyerbu ke dalam akson,
menghilangkan muatan-muatan negatif setempat dan sesungguhnya
mendorong potensial di sisi dalam akson menjadi positif. Proses ini
menghasilkan kenaikan tajam awal dari pulsa potensial aksi. Lonjakan positif
yang tajam pada satu bagian akson menaikkan permeabilitas terhadap sodium
dengan segera di depannya yang selanjutnya menghasilkan suatu lonjakan di
daerah itu. Dengan cara ini gangguan dirambatkan secara beruntun ke akson,
mirip nyala api merambat ke sekering.
 PEFI4424/MODUL 5 5.21

Akson, tidak seperti sekering, memperbaharui diri sendiri. Pada puncak


potensial aksi membran akson menutup gerbang-gerbangnya bagi ion-ion
sodium dan membuka gerbang-gerbangnya bagi ion-ion potasium. Ion-ion
potasium sekarang menyerbu keluar, dan akibatnya potensial akson turun ke
nilai negatif sedikit di bawah potensial istirahat. Setelah beberapa milisekon
potensial akson kembali ke keadaan istirahatnya dan bagian akson itu siap
menerima pulsa lain.
Jumlah ion yang mengalir masuk dan keluar akson selama pulsa itu
sedemikian kecil sehingga kerapatan ion dalam akson tidak banyak berubah.
Efek kumulatif dari banyak pulsa diimbangi oleh pompa metabolik yang
menjaga konsentrasi pada tingkat-tingkat yang sesuai. Kita dapat menaksir
jumlah ion sodium yang memasuki akson selama fase kenaikan potensial
aksi. Serbuan masuk ion-ion sodium mengubah jumlah muatan listrik di
dalam akson. Kita dapat menyatakan perubahan muatan ∆Q dalam perubahan
tegangan ∆V pada kapasitor membran C, yaitu:

Q  CV .... (5.2)

Dalam keadaan istirahat, tegangan akson adalah -70 mV. Selama pulsa,
tegangan berubah sekitar +30 mV, menghasilkan perubahan tekanan neto
pada membran 100 mV.
Kita juga dapat menaksir energi minimum yang diperlukan untuk
merambatkan impuls sepanjang akson. Selama rambatan satu pulsa, seluruh
kapasitans akson dikosongkan secara berturutan dan kemudian harus diisi
ulang lagi. Energi yang diperlukan untuk mengisi ulang satu meter akson
tanpa myelin adalah

1
E C(V)2 .... (5.3)
2

dengan C adalah kapasitans per meter akson.

4. Analisis rangkaian akson


Rangkaian dalam Gambar 5.9 tidak berisi mekanisme penghantaran
pulsa akson. Ada kemungkinan untuk menggabungkan mekanisme ini ke
dalam rangkaian itu dengan menghubungkan generator sinyal kecil sepanjang
rangkaian tersebut. Tetapi rangkaian semacam itu cukup rumit. Bahkan
5.22 Biofisika 

rangkaian dalam Gambar 5.9 tidak dapat dianalisis tanpa kalkulus. Kita akan
menyederhanakan persoalan dengan mengabaikan kapasitas membran akson.
Rangkaiannya seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.11(a). Penggambaran ini
hanya berlaku bilamana kapasitor-kapasitor terisi penuh sehingga arus
kapasitif adalah nol. Dengan model ini kita akan mampu menghitung
atenuasi tegangan sepanjang kabel bilamana tegangan tunak diberikan pada
satu ujungnya. Tetapi model yang disederhanakan ini tidak dapat membuat
prediksi tentang perilaku akson yang tergantung waktu.

Gambar 5.11. (a) Taksiran terhadap rangkaian dalam Gambar 5.8 dengan
kapasitans diabaikan. (b) Hambatan di sebelah kanan garis b diganti dengan
hambatan ekivalen RT (Davidovits, 2001: 179).

Masalahnya adalah menghitung tegangan V(x) pada titik x ketika


tegangan Va diberikan pada titik x0. Perhatikan Gambar 5.11(a).
Pendekatannya adalah menghitung lebih dulu penurunan tegangan pada suatu
bagian kabel dengan panjang ∆x yang dipotong oleh garis a dan garis b. Kita
mengasumsikan bahwa hambatan kabel total di sebelah kanan garis b adalah
RT. Oleh karena itu seluruh kabel di sebelah kanan garis b digantikan dengan
RT seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.11(b). Karena kabel itu
takberhingga, hambatan di sebelah kanan sembarang pemotong vertikal yang
setara dengan garis b adalah RT juga. Secara khusus, hambatan di sebelah
kanan garis a adalah RT. Oleh karena itu kita dapat menghitung RT dengan
 PEFI4424/MODUL 5 5.23

menyamakan hambatan di sebelah kanan garis a dalam Gambar 5.11(b)


dengan RT, yaitu

RTRm
RT  Ro  Ri  .... (5.4)
RT  Rm

Pengukuran menunjukkan bahwa hambatan di sisi dalam dan sisi luar


akson kira-kira sama. Oleh karena itu, Ro = Ri = R dan persamaan (5.4)
menjadi lebih sederhana sebagai

RTRm
R T  2R  .... (5.5)
RT  Rm

Solusi persamaan (5.5) menghasilkan

1/ 2
R T  R   R 2  2RR m  .... (5.6)
 

Analisis rangkaian sederhana menunjukkan bahwa

Va Va
Vb   .... (5.7)
 (2R)(R T  R m )  1 
1  
 RTRm 
dengan β adalah besaran dalam kurung siku.
Kita dapat menghitung dari parameter-parameter terukur dalam Tabel
5.1. Hambatan R dan Rm adalah nilai-nilai untuk bagian akson kecil dengan
panjang ∆x. Oleh karena itu,
1 1
R  rx dan  g m x atau Rm 
Rm g m x
Dari persamaan (5.6) dapat ditunjukkan bahwa jika x adalah sangat
kecil, maka

1/ 2
 2r 
RT    .... (5.8)
 gm 
5.24 Biofisika 

dan
x
   2rg m 
1/ 2
x  .... (5.9)

dengan
1/ 2
 1 
  .... (5.10)
 2rg m 

Sekarang kembali ke persamaan (5.8), karena Δx adalah kecil dan dapat


dihilangkan, β adalah sangat kecil juga. Oleh karena itu suku 1/(1 + β) kira-
kira sama dengan (1 - β). Akibatnya, tegangan Vb di b, yang berjarak ∆x dari
a, adalah
 x 
Vb  Va 1   .... (5.11)
  

Untuk memperoleh tegangan pada jarak x dari garis a, kita membagi


jarak ini menjadi kenaikan Δx sehingga nΔx = x. Kemudian kita dapat
menerapkan secara berturut-turut ke tabel dan memperoleh tegangan pada x
sebagai
n
 x 
Vb  Va 1  .... (5.12)
  

Dapat ditunjukkan bahwa, untuk Δx kecil dan n besar, persamaan (5.12)


dapat dituliskan sebagai
Vb  Va e x /  .... (5.13)

Contoh 5.2:
Berdasarkan Tabel 5.1 hitunglah λ akson tidak terbungkus myelin.

Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (5.10) diperoleh

1/ 2
 1 
 
 2rg m 
 PEFI4424/MODUL 5 5.25

1/ 2
 1 

 2(6,37  109 ohm/m)(1,25  104 ohm/m) 
 
  8,0 104 m  0,8 mm .

5. Transmisi sinaptik
Sejauh ini kita telah memperhatikan rambatan suatu impuls listrik ke
akson. Sekarang kita akan menggambarkan secara ringkas bagaimana pulsa
itu diteruskan dari akson ke neuran lain atau sel-sel otot.
Pada ujung yang jauh akson bercabang-cabang menjadi ujung-ujung
syaraf yang membentang ke sel-sel yang akan diaktifkan. Melalui ujung-
ujung syaraf ini akson meneruskan sinyal-sinyal, biasanya ke sejumlah sel.
Dalam beberapa kasus potensial aksi diteruskan dari ujung-ujung syaraf ke
sel-sel dengan konduksi listrik. Ujung-ujung syaraf sebenarnya tidak
bersentuhan dengan sel-sel. Terdapat celah, lebarnya kira-kira 1 nm, antara
ujung syaraf dan tubuh sel. Daerah interaksi antara ujung syaraf dan sel
sasaran disebut sinapsis. Perhatikan Gambar 5.12. Ketika impuls mencapai
sinapsis, zat kimia dilepaskan pada ujung syaraf yang secara cepat berdifusi
lewat celah itu dan merangsang sel yang berdekatan. Zat kimia itu dilepaskan
dalam berkas-berkas dengan ukuran diskret.
Neuron biasanya bersentuhan sinaptik dengan banyak sumber. Sering
kali sejumlah sinapsis harus diaktifkan secara serentak untuk mengawali
potensial aksi dalam sel sasaran. Potensial aksi yang dihasilkan oleh suatu
neuron selalu berukuran sama. Neuron bekerja dalam suatu ragam: Neuron
menghasilkan suatu potensial aksi dengan ukuran baku atau tidak bangkit
sama sekali. Dalam beberapa kasus zat-zat kimia yang dilepaskan pada
sinapsis tidak merangsang sel tetapi menghalangi tanggapannya terhadap
impuls-impuls yang datang sepanjang saluran yang berbeda.
5.26 Biofisika 

Gambar 5.12. Sinapsis.

6. Potensial aksi pada otot


Serat-serat otot menghasilkan dan merambatkan impuls-impuls dengan
cara yang sama seperti neuron. Potensial aksi dalam serat otot diawali oleh
impuls-impuls yang datang dari neuron-neuron motor. Rangsangan ini
menyebabkan penurunan potensial pada membran serat yang mengawali
proses ionik yang terlibat dalam rambatan pulsa. Bentuk potensial aksi itu
sama seperti dalam neuron kecuali bahwa durasi waktunya biasanya lebih
panjang. Dalam otot rangka, potensial aksi bertahan kira-kira 20 ms,
sedangkan dalam otot-otot jantung potensial aksi itu bisa berakhir seperempat
sekon.
Setelah potensial aksi melewati serat otot, otot itu berkontraksi. Rincian
proses ini belum sepenuhnya diketahui.
Di dalam serat-serat otot rangka, organ-organ mekanoreseptor, yang
disebut gelendong otot, meneruskan informasi pada keadaan kontraksi otot.
Informasi ini diteruskan melalui neuron-neuron untuk pemrosesan dan kerja
lebih jauh. Dengan cara ini gerak otot berada di bawah kendali secara terus-
menerus.
 PEFI4424/MODUL 5 5.27

1) Hitunglah potensial membran untuk ion-ion Na+ pada temperatur 310K,


jika konsentrasi ion-ion Na+ di dalam sel adalah 15 mol/m3 dan di luar
sel adalah 140 mol/m3. Konstanta Boltzmann k = 1,38  10-23 J/K.
Muatan ion K+ adalah e = 1,60  10-19 C!
2) Berikan penjelasan singkat terbentuknya potensial aksi dalam membran
sel!
3) Berikan penjelasan tentang perbedaan fungsi antara sinapsis, akson, dan
dendrit dalam suatu neuron!
4) Berikan penjelasan tentang proses pompa sodium-potasium!
5) Jelaskan keuntungan segmen-segmen syaraf yang terbungkus myelin
berkaitan dengan sifat isolator myelin!

Petunjuk Jawaban Latihan

Jika Anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan


tersebut, perhatikan petunjuk penyelesaian untuk masing-masing soal sebagai
berikut.
1) Perhatikan contoh soal 5.1.
2) Baca ulang pokok bahasan tentang pembangkitan biolistrik.
3) Baca lagi tentang transmisi sinyal-sinyal dari tubuh sel neuron ke luar
dan sinyal dari luar ke dalam tubuh sel neuron.
4) Baca secara saksama tentang pompa sodium-potasium.
5) Baca kembali tentang myelin dan fungsinya.

Biolistrik merupakan gejala selular. Potensial listrik pada membran


sel terjadi karena perbedaan konsentrasi ion-ion di dalam sel dan di luar
sel. Terciptanya potensial listrik sel ini berkaitan dengan difusi ion-ion
melalui membran semipermeabel dan gaya Coulomb antar ion-ion. Ion-
5.28 Biofisika 

ion terpenting dalam menciptakan potensial-potensial sel adalah ion-ion


Na+, K+, dan Cl-.
Persamaan yang menggambarkan kesetimbangan energi antara
gradien konsentrasi ion dan gaya Coulomb ditunjukkan oleh persamaan
Nernst; beda potensial di dalam dan di luar sel dinyatakan sebagai
kT
V  Vin  Vout  2,30 (log Cin  log Cout )
Ze
dengan V adalah beda potensial (di dalam minus di luar), Cin dan Cout
secara berturut-turut adalah konsentrasi-konsentrasi ion di dalam dan di
luar membran sel, k adalah konstanta Boltzmann, T adalah temperatur
absolut, dan Ze adalah muatan pada ion dikalikan muatan elektron (Z
adalah valensi ion).
Gejala listrik yang banyak ditemukan dalam organisme hidup adalah
sistem syaraf yang sangat rumit. Sel-sel syaraf yang juga disebut neuron-
neuron membentuk suatu jaringan kompleks di dalam tubuh yang
menerima, memproses, dan meneruskan informasi dari satu bagian tubuh
ke bagian tubuh lainnya. Pusat jaringan ini berada dalam otak, yang
mempunyai kemampuan menyimpan dan menganalisis informasi.
Di dalam neuron terdapat akson tempat terjadinya potensial aksi
pada saat sel beraktivitas. Proses terbentuknya potensial aksi ini dapat
dijelaskan dengan proses pompa sodium-potasium. Akson juga dapat
dianalisis sebagai kabel listrik yang merambatkan potensial aksi.
Perubahan muatan listrik ΔQ dalam akson karena aliran ion yang
masuk dan keluar akson dengan perubahan tegangan ΔV pada kapasitor
membran C, dinyatakan sebagai
Q  CV
Energi E yang diperlukan untuk mengisi ulang satu meter akson
adalah
1
E  C(V)2
2
dengan C adalah kapasitans per meter akson.
Berdasarkan analisis rangkaian akson, tegangan dalam akson
berkurang secara eksponensial. Jika tegangan tunak Va diberikan pada
satu titik pada membran akson, maka tegangan Vb pada titik lain yang
berjarak x dari titik itu dapat dinyatakan sebagai
Vb  Va e x / 
dengan
1/ 2
 1 
 
 2rg m 
 PEFI4424/MODUL 5 5.29

r adalah hambatan per satuan panjang fluida di dalam dan di luar akson, g m
adalah konduktivitas per satuan panjang membran akson.

1) Faktor-faktor berikut perlu diperhatikan dalam menjelaskan penciptaan


potensial sel, kecuali ....
A. gaya tolak muatan sejenis
B. gaya tarik muatan berlawanan
C. difusi ion melalui membran sel
D. massa elektron dalam sel

2) Proses pembalikan sementara potensial pada membran neuron disebut ....


A. depolarisasi
B. repolarisasi
C. difusi
D. ionisasi

3) Neuron motor menyampaikan pesan tentang ….


A. cahaya
B. tekanan
C. panas
D. pengendalian sel-sel otot

4) Impuls-impuls syaraf diteruskan dari sensor ke tubuh neuron melalui ….


A. akson
B. dendrit
C. sinapsis
D. ujung syaraf

5) Penguatan pulsa tegangan dalam neuron dilakukan oleh ....


A. dentrit
B. sinapsis
C. simpul-simpul Ranvier
D. selubung myelin

6) Dari ion-ion berikut, membran neuron paling permeabel terhadap ion ....
A. Cl-
B. Na+
5.30 Biofisika 

C. K+
D. Ca2+

7) Jika konstanta Boltzmann k = 1,38  10-23 J/K, muatan ion Cl- adalah e =
-1,60  10-19 C, konsentrasi ion-ion Cl- di dalam sel adalah 9 mol/m3 dan
di luar sel adalah 125 mol/m3, maka potensial membran untuk ion-ion
Cl- pada temperatur 310K adalah ....
A. -16 mV
B. -59 mV
C. -70 mV
D. -128 mV

8) Dengan menggunakan data dalam Tabel 5.1, jumlah ion-ion yang


memasuki akson selama potensial aksi, per meter panjang akson tidak
terbungkus myelin adalah ....
A. 3,00  108
B. 1,88  1011
C. 5,33  1018
D. 1,66  1019

9) Jika kapasitans per meter akson adalah 3  10-7 F/m dan tegangannya
adalah 100 mV, maka energi yang diperlukan untuk mengisi per meter
akson adalah ....
A. 3,0  10-8 J/m
B. 1,5  10-8 J/m
C. 3,0  10-9 J/m
D. 1,5  10-9 J/m

10) Tegangan tunak V0 diberikan pada salah satu titik dalam membran akson
tidak terbungkus myelin. Tegangan pada titik yang berjarak x = 0,4 mm
dari titik tersebut turun menjadi ....
A. 0,14V0
B. 0,37V0
C. 0,50V0
D. 0,61V0

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
 PEFI4424/MODUL 5 5.31

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
5.32 Biofisika 

Kegiatan Belajar 2

Penggunaan Listrik dalam Tubuh untuk


Diagnose Medis

P otensial aksi dalam sel-sel individual dapat diukur dengan


menggunakan probe sangat kecil. Hal ini biasanya dilakukan untuk
tujuan penelitian, seperti penyelidikan tentang fungsi suatu berkas serat
syaraf tertentu. Pengukuran itu juga dilakukan untuk tujuan pengobatan.
Sebagai contoh, pengukuran semacam itu dapat membantu dalam
menentukan syaraf-syaraf mana yang seharusnya dirangsang suatu mata
tiruan yang paling efektif. Aktivitas listrik terkoordinasi untuk seluruh sistem
sel, seperti dalam jantung atau otak, dapat juga diukur. Aktivitas listrik
berukuran besar itu jauh lebih mudah diamati daripada aktivitas listrik sel
individual dan akibatnya juga lebih mudah diukur. Dalam kegiatan belajar ini
kita akan membahas tentang beberapa penggunaan biolistrik dalam diagnose
medis.

A. ELECTROMYOGRAM

Salah satu cara memperoleh informasi diagnostik tentang otot adalah


mengukur aktivitas listriknya. Kita akan melacak transmisi potensial aksi dari
akson ke otot, yang menyebabkan otot berkontraksi. Rekaman potensial dari
otot-otot selama gerakannya disebut elektromyogram atau EMG.
Otot tersusun dari banyak unit motor. Suatu unit motor terdiri dari suatu
neuron tunggal bercabang dari batang otak atau sumsum tulang belakang dan
25 sampai 2000 serat otot (sel) terhubung melalui lempeng-lempeng ujung
motor, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.13(a). Potensial istirahat pada
membran suatu serat otot mirip dengan potensial istirahat dalam suatu serat
syaraf. Kerja otot diawali oleh suatu potensial aksi yang merambat sepanjang
akson dan diteruskan lewat lempeng-lempeng ujung motor ke dalam serat-
serat otot, yang menyebabkan serat-serat otot itu berkontraksi. Rekaman
potensial aksi dalam sel otot tunggal ditunjukkan secara bagan dalam Gambar
5.13(b). Pengukuran semacam itu dilakukan dengan suatu elektrode sangat
kecil (mikroelektrode) yang ditusukkan melalui membran otot tersebut.
 PEFI4424/MODUL 5 5.33

Gambar 5.13. (a) Bagan suatu neuron yang berasal dari sumsum tulang
belakang dan berakhir pada beberapa sel otot. (b) Susunan instrumen untuk
mengukur potensial aksi dalam sel otot tunggal. Elektrode acuan
dibenamkan dalam fluida yang mengelilingi sel tersebut.
(Cameron, 1978: 190).
5.34 Biofisika 

Sel-sel otot tunggal biasanya tidak dimonitor dalam suatu pemeriksaan


EMG karena sukar untuk mengisolasi suatu otot tunggal. Elektrode-elektrode
EMG bisanya merekam aktivitas listrik sejumlah serat. Biasanya digunakan
suatu elektrode permukaan atau elektrode jarum konsentrik. Suatu elektrode
permukaan yang dilekatkan pada kulit mengukur sinyal-sinyal listrik dari
banyak unit motor. Suatu elektrode jarum konsentrik yang dimasukkan di
bawah kulit mengukur aktivitas unit motor tunggal dengan kawat-kawat
terisolasi yang dihubungkan dengan ujung-ujungnya. Gambar 5.14
menunjukkan EMG khas dari dua jenis elektrode itu.

Gambar 5.14. Electromyogram yang diperoleh dengan sebuah elektrode


jarum konsentris dan sebuah elektrode permukaan (Cameron, 1978: 191).
 PEFI4424/MODUL 5 5.35

Susunan khas untuk merekam EMG ditunjukkan dalam Gambar 5.15.


Sinyal-sinyal listrik otot dapat ditujukkan secara langsung pada salah satu
saluran osiloskop, dan sinyal-sinyal itu dapat dipadukan serta ditunjukkan
pada saluran kedua. Sinyal-sinyal itu dapat juga dilewatkan penguat dan
dapat didengar dengan pengeras suara. Rekaman terpadu (dalam volt sekon)
merupakan suatu ukuran besaran listrik yang dihubungkan dengan potensial-
potensial aksi otot. Gambar 5.16 menujukkan EMG dan bentuk terpadunya
untuk tingkat-tingkat kontraksi otot volunter yang berbeda. Makin kuat
kontraksi makin besar aktivitas potensial aksi. Mengevaluasi bentuk terpadu
aktivitas potensial aksi adalah lebih mudah karena bentuk kurvanya lebih
halus. Di balai pengobatan EMG yang dapat terdengar dan bentuk
terintegrasi sering digunakan untuk menentukan kondisi otot selama
kontraksi.

Gambar 5.15. Susunan instrumen untuk memperoleh EMG.


(Cameron, 1978: 192).
5.36 Biofisika 

Gambar 5.16. Electromyogram untuk (a) kontraksi minimal yang


menunjukkan potensial aksi dari unit motor tunggal dan (b) kontraksi
maksimal yang menunjukkan potensial aksi dari banyak unit motor
(Cameron, 1978: 192).

EMG dapat diperoleh dari otot-otot atau unit-unit motor yang dirangsang
secara listrik, dan metode ini sering lebih disukai daripada kontraksi volunter.
Kontraksi volunter biasanya menyebar pada kira-kira 100 ms karena semua
unit motor tidak terbangkitkan pada waktu yang sama; unit motor juga bisa
menghasilkan beberapa potensial aksi tergantung pada sinyal-sinyal yang
dikirimkan dari sistem syaraf pusat. Dengan rangsangan listrik, waktu
rangsangan ditentukan dengan baik dan semua serat otot terbangkitkan pada
waktu yang hampir sama. Suatu pulsa rangsangan khas bisa mempunyai
s]amplitudo 100 V dan berakhir 0,1 sampai 0,5 ms.
Suatu EMG yang diperoleh selama rangsangan listrik dari unit motor
ditunjukkan dalam Gambar 5.17. Potensial aksi muncul dalam EMG itu
setelah periode tersembunyi atau periode laten (waktu antara rangsangan dan
mulai ada tanggapan). Kadangkala EMG dari otot-otot simetris tubuh
dibandingkan satu sama lain atau terhadap otot-otot individual biasa untuk
menentukan apakah potensial-potensial aksi atau periode-periode latennya
mirip atau tidak.
 PEFI4424/MODUL 5 5.37

Gambar 5.17. Susunan instrumen untuk memperoleh EMG selama rangsangan


listrik dari unit motor (Cameron, 1978: 193).

Selain perangsangan listrik pada unit motor, ada kemungkinan untuk


merangsang syaraf-syaraf indera yang membawa informasi ke sistem syaraf
pusat. Sistem refleks dapat dipelajari dengan mengamati tanggapan refleks
pada otot, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.18. Pada tingkat rangsangan
rendah beberapa syaraf indera sensitif diaktifkan tetapi syaraf-syaraf motor
tidak dan tidak ada tanggapan M yang terlihat, seperti dalam Gambar 5.18
(b). Potensial-potensial aksi syaraf indera bergerak ke sumsum tulang
belakang dan membangkitkan tanggapan refleks yang merambat sepanjang
syaraf-syaraf motor dan mengawali suatu tanggapan H tertunda pada otot
tersebut. Selama rangsangan dinaikkan, syaraf-syaraf motor maupun syaraf-
syaraf indera dirangsang dan tanggapan M serta tanggapan H terlihat, seperti
dalam Gambar 5.18(c). Pada tingkat-tingkat rangsangan tinggi hanya
tanggapan M yang terlihat, seperti dalam Gambar 5.18(d).
5.38 Biofisika 

Gambar 5.18. Rangsangan listrik dari syaraf sensori dan syaraf motor bayi
untuk menentukan kondisi refleks. Tanggapan ditunjukkan dalam CRT. (a)
Bagan skematik instrumentasi. (b) Untuk tingkat stimulus rendah pada
waktu 0, tanggapan sensori H tertunda 14 ms terlihat pada elektrode
perekam. (c) Untuk stimulus menengah dua tanggapan diperoleh: syaraf
motor M menanggapi pada kira-kira 5 ms setelah stimulus dan tanggapan H
pada 14 ms. (d) Untuk stimulus besar hanya tanggapan M yang diperoleh
(Cameron, 1978: 194).

Kecepatan potensial aksi dalam serat-serat motor dapat juga ditentukan.


Rangsangan diberikan pada dua tempat, dan periode tersembunyi selama
masing-masing tanggapan diukur, seperti dalam Gambar 5.19. Perbedaan
antara dua periode tersembunyi itu merupakan waktu yang diperlukan untuk
suatu potensial aksi melewati jarak antara keduanya; kecepatan potensial aksi
adalah jarak dibagi waktu.
 PEFI4424/MODUL 5 5.39

Gambar 5.19. Metode pengukuran kecepatan konduksi syaraf motor. Periode


tersembunyi untuk tanggapan terhadap stimulus 1 adalah 4 ms lebih panjang
daripada periode tersembunyi untuk tanggapan terhadap stimulus 2
(Δt = 4  10-3 s). Perbedaan jarak Δx adalah 0,25 m; oleh karena itu
kecepatan konduksi syaraf v = Δx/Δt = (0,25 m)/(4  10-3 s) = 62,5 m/s
(Cameron, 1978: 195).

Kecepatan rambatan untuk syaraf-syaraf indera dapat diukur dengan


merangsang pada satu tempat dan merekam beberapa tempat yang diketahui
jarak-jaraknya dari titik rangsangan, seperti dalam Gambar 5.20. Berkali-kali
kerusakan syaraf menghasilkan kecepatan rambatan berkurang. Kecepatan-
kecepatan yang khas adalah 40 sampai 60 m/s; kecepatan di bawah 10 m/s
akan menunjukkan suatu masalah.
Electromyogram yang dibuat selama rangsangan ganda digunakan untuk
menentukan karakteristik kelelahan otot. Otot-otot besar pada manusia dapat
dirangsang ulang pada laju antara 5 sampai 15 Hz. Syaraf-syaraf dan otot-
otot normal menunjukkan perubahan kecil selama rangsangan ulang
diperpanjang sejauh laju rangsangan memungkinkan periode relaksasi kira-
kira 0,2 s antara pulsa-pulsa. Seorang pasien dengan penyakit myasthenia
gravis menunjukkan kelemahan otot ketika otot itu melakukan tugas
berulang. EMG pasien semacam itu menunjukkan bahwa dalam rangsangan
berulang syaraf motor ke otot transmisi mengalami kegagalan.
5.40 Biofisika 

Gambar 5.20. Kecepatan konduksi syaraf sensori dapat ditentukan dengan


memberikan rangsangan pada suatu tempat dan merekam tanggapannya
dengan elektrode-elektrode yang ditempatkan pada jarak-jarak yang
diketahui. Tanggapan merambat 0,25 m dari 1 ke 2 dalam 4,3 ms; m;
kecepatan konduksinya adalah v = Δx/Δt = (0,25 m)/(4,3  10-3 s) = 58 m/s
Kecepatan konduksi dari 2 ke 3 adalah v = Δx/Δt = (0,20 m)/(4  10-3 s) = 50
m/s (Cameron, 1978: 196).

B. ELECTROCARDIOGRAM

Dalam kegiatan belajar sebelumnya kita telah mempelajari jantung


sebagai pompa dobel. Jantung mempunyai empat ruang, seperti ditunjukkan
dalam Gambar 5.21; dua ruang bagian atas, serambi kiri dan serambi kanan,
diselaraskan untuk berkontraksi secara serentak seperti dua ruang bagian
bawah, bilik kiri dan bilik kanan. Serambi kanan menerima darah vena dari
tubuh dan memompanya ke bilik kanan. Bilik kanan ini memompa darah
melalui paru-paru, tempat darah memperoleh oksigen. Kemudian darah
mengalir ke dalam serambi kiri. Kontraksi serambi kiri menggerakkan darah
ke bilik kiri, yang berkontraksi dan memompa darah ke peredaran umum;
 PEFI4424/MODUL 5 5.41

darah melewati kapiler-kapiler ke dalam sistem vena dan kembali ke serambi


kanan,
Kerja ritmik jantung dikendalikan oleh suatu sinyal listrik yang diawali
oleh rangsangan spontan sel-sel otot khusus yang berada dalam serambi
kanan. Sel-sel ini menyusun simpul SA (sinoatrial), atau pemacu gerak
(pacemaker); perhatikan Gambar 5.21. Simpul SA berdenyut pada interval
teratur kira-kira 72 kali per menit; tetapi, laju denyut itu dapat dinaikkan atau
atau diturunkan oleh syaraf-syaraf eksternal jantung yang menanggapi
tuntutan darah tubuh dan juga rangsangan lain. Sinyal listrik dari simpul SA
mengawali depolarisasi syaraf-syaraf dan otot-otot kedua serambi,
menyebabkan serambi berkontraksi dan memompa darah ke dalam bilik.
Repolarisasi serambi mengikutinya. Kemudian sinyal-sinyal listrik itu lewat
ke dalam simpul AV (atrioventricular), yang mengawali depolarisasi bilik
kanan dan bilik kiri, menyebabkannya berkontraksi dan mendorong darah ke
peredaran pulmoner dan peredaran umum. Kemudian syaraf-syaraf dan otot-
otot bilik mengalami repolarisasi dan runtunan mulai lagi.

Gambar 5.21. Jantung manusia. Perhatikan simpul sinoatrium atau pemacu


gerak, dan atrioventrikular, yang mengawali kontraksi ventrikel
(Cameron, 1978: 197).
5.42 Biofisika 

Syaraf-syaraf dan otot-otot jantung dapat dipandang sebagai sumber


listrik yang terkurung dalam konduktor, torso. Jelaslah tidak praktis untuk
melakukan pengukuran listrik langsung pada jantung; informasi diagnostik
diperoleh dengan mengukur potensial-potensial listrik yang ditimbulkan oleh
jantung di berbagai tempat pada permukaan tubuh. Rekaman potensial
jantung pada kulit disebut electrocardiogram.
Hubungan antara kerja pemompaan jantung dan potensial-potensial
listrik pada kulit dapat dimengerti dengan memperhatikan rambatan suatu
potensial aksi dalam dinding jantung seperti pada Gambar 5.22. Aliran arus
dalam torso membawa penurunan potensial seperti ditunjukkan secara bagan
pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika bilik-bilik
terpolarisasi setengahnya ditunjukkan oleh garis-garis ekipotensial dalam
Gambar 5.23. Perhatikan bahwa potensial-potensial yang diukur pada
permukaan tubuh tergantung pada letak elektrode.

Gambar 5.22. Skema potensial aksi yang bergerak ke dinding jantung.


Beberapa arus ion ditunjukkan oleh lingkaran-lingkaran, melewati torso,
ditunjukkan dengan resitor. Potensial pada dinding dada disebabkan oleh
aliran arus melalui hambatan torso (Cameron, 1978: 198).
 PEFI4424/MODUL 5 5.43

Gambar 5.23. Distribusi potensial pada dada pada saat ventrikel-ventrikel


terdepolarisasi setengahnya. Elektrode-elektrode yang berada pada A, B,
dan C akan menunjukkan potensial-potensial pada saat itu.
(Cameron, 1978: 199).

Bentuk garis-garis potensial yang ditunjukkan dalam Gambar 5.23


hampir sama dengan garis-garis potensial yang diperoleh dari suatu dipol
listrik. Perlu diingat kembali bahwa dipol listrik dihasilkan bilamana muatan
positif dan muatan negatif terpisah satu sama lain dan dipol listrik itu dapat
digambarkan dengan vektor. Garis-garis ekipotensial pada saat-saat lain
dalam siklus jantung dapat juga digambarkan dengan dipol-dipol listrik;
tetapi, dipol-dipol untuk saat-saat yang berbeda dalam siklus itu akan berbeda
ukuran dan arahnya. Model dipol listrik jantung pertama kali dikemukakan
oleh A.C. Walter pada tahun 1889 dan telah dimodifikasi beberapa kali oleh
para ahli lain.
Potensial listrik (jantung) yang kita ukur pada permukaan tubuh hanya
merupakan proyeksi sesaat dari vektor dipol listrik dalam arah tertentu.
Karena vektor itu berubah dengan waktu, potensial terproyeksi juga berubah
5.44 Biofisika 

dengan waktu. Gambar 5.24 menunjukkan suatu dipol listrik bersama dengan
tiga bidang tubuh elektrokardiografik.

Gambar 5.24. Bidang-bidang elektrokardiografik dan suatu vektor dipol


listrik. RA, LA, RL, dan LL menunjukkan tempat-tempat elektrode pada
lengan serta kaki kiri dan kanan (Cameron, 1978: 200).

Elektrode-elektrode permukaan untuk memperoleh ECG paling umum


diletakkan pada lengan kiri (LA), lengan kanan (RA), dan kaki kiri (LL),
meskipun letak elektrode-lektrode itu dapat bervariasi dalam situasi klinis
yang berbeda; kadang-kadang tangan atau posisi yang dekat dengan jantung
digunakan. Pengukuran potensial antara LA dan RA disebut Lead I, antara
RA dan LL disebut Lead II, antara LA dan LL disebut Lead III (gambar
5.25). Konfigurasi ini dirintis oleh Willem Einthoven, ahli fisiologi Belanda,
dan tiga lead ini disebut standard limb leads. Tiga lead baku ini biasanya
digunakan semua dalam pemeriksaan klinis. Potensial antara dua lead
memberikan amplitudo relatif dan arah vektor dipol listrik dalam bidang
depan (Gambar 5.26).
 PEFI4424/MODUL 5 5.45

Gambar 5.25. Hubungan listrik untuk Lead I, Lead II, dan Lead III. Polaritas
instrumen perekam ditunjukkkan untuk masing-masing Lead.
(Cameron, 1978: 201).

Gambar 5.26. Bagan dipol listrik jantung yang diproyeksikan pada bidang
depan. Tiga elektrode (RA, LA, dan LL) dapat dibayangkan sebagai titik-titik
sudut segitiga, segitiga Eintoven. Potensial Lead I pada suatu saat sebanding
dengan proyeksi vektor dipol pada garis RA-LA; potensial pada Lead II dan
potensial pada Lead III sebanding dengan proyeksi-proyeksinya
pada sisi-sisi lain segitiga itu (Cameron, 1978: 201).
5.46 Biofisika 

Konfigurasi lead yang diperbesar, aVR, aVL, dan aVF, juga diperoleh
dalam bidang depan. Untuk lead aVR, satu sisi perekam dihubungkan dengan
RA dan sisi lain dihubungkan dengan pusat dua resistor yang dihubungkan
dengan LL dan LA (gambar 5.27). Dua lead diperbesar lainnya diperoleh
dengan cara serupa: untuk lead aVL, perekam dilekatkan pada elektrode LA
dan resistor-resistor dihubungkan ke RA dan LL; untuk lead aV F, perekam
dilekatkan pada elektrode LL dan resistor-resistor dihubungkan ke RA dan
LA.

Gambar 5.27. Lead yang diperbesar diperoleh dengan menempatkan


sepasang resistor antara dua elektrode. Pusat pasangan resistor itu
digunakan sebagai salah satu hubungan dan elektrode sisanya digunakan
sebagai hubungan kedua. Dalam Gambar ditunjukkan susunan lead aVR yang
diperbesar (Cameron, 1978: 202).

Gambar 5.28. ECG yang khas dari posisi Lead II. P menggambarkan
depolarisasi dan kontraksi serambi, QRS menunjukkan depolarisasi bilik,
kontraksi bilik terjadi antara S dan T, dan T menggambarkan
repolarisasi bilik. (Cameron, 1978: 202).
 PEFI4424/MODUL 5 5.47

Masing-masing pelacak ECG memetakan proyeksi vektor dipol listrik,


atau aktivitas listrik jantung, melalui setiap bagian siklusnya. Gambar 5.28
menunjukkan secara bagan keluaran Lead II dengan lambang-lambang baku
untuk bagian-bagian pola itu. Peristiwa-peristiwa listrik utama untuk siklus
jantung normal adalah (1) depolarisasi serambi yang menghasilkan
gelombang P, (2) repolarisasi serambi yang jarang kelihatan dan tidak diberi
label, (3) depolarisasi bilik yang menghasilkan kompleks QRS, (4)
repolarisasi bilik yang menghasilkan gelombang T, perhatikan Gambar 5.28.
Gambar 5.29 menunjukkan enam ECG bidang depan untuk orang
normal. Perhatikan bahwa dalam beberapa kasus bentuk gelombangnya
adalah positif dan dalam kasus lain bentuk gelombangnya adalah negatif;
tanda bentuk gelombang itu tergantung pada arah vektor dipol listrik dan
polaritas serta posisi elektrode instrumen pengukur.

Gambar 5.29. Enam ECG bidang depan untuk orang normal


(Cameron, 1978: 203).

Dalam pemeriksaan klinis, enam ECG bidang melintang biasanya dibuat


selain enam ECG bidang depan tersebut. Untuk pengukuran-pengukuran
bidang melintang ujung negatif perekam ECG dilekatkan pada elektrode
bebas pada pusat tiga resistor yang dihubungkan ke RA, LL, dan LA dalam
Gambar 5.30(a), dan elektrode lain digerakkan pada dinding dada ke enam
posisi berbeda yang ditunjukkan dalam Gambar 5.30. Gambar 5.31
menunjukkan ECG bidang melintang yang khas.
ECG biasanya diinterpretasikan oleh ahli jantung, yang dapat dengan
cepat menentukan apakah pola-pola itu normal dan apakah aritmik. Namun
5.48 Biofisika 

demikian, komputer dapat juga digunakan untuk menganalisis ECG. Di ruang


ICU (Intensive Care Unit) dan selama pembedahan bisanya ECG dipantau
secara terus-menerus dan ditunjukkan pada layar CRT osiloskop.
ECG menunjukkan gangguan-gangguan dalam aktivitas listrik jantung
normal. Sebagai contoh, ECG bisa memberi isyarat adanya keadaan
taknormal yang dikenal sebagai penyumbatan jantung. Jika sinyal simpul SA
normal tidak dihantarkan ke dalam bilik, maka pulsa dari AV akan
mengendalikan detak-jantung pada frekuensi 30 sampai 50 detakan/menit,
yang jauh lebih rendah dari keadaan normal (70 sampai 80 detakan menit).
Penyumbatan jantung semacam ini dapat membuat pasien semi-cacat,
pemacu jantung yang dicangkokkan memungkinkan pasien itu hidup seperti
orang normal.

Gambar 5.30. Posisi-posisi ECG bidang melintang. (a) Pandangan depan.


(b) Pandangan atas. (Cameron, 1978: 203).

Gambar 5.31. Enam ECG bidang melintang untuk manusia normal.


(Cameron, 1978: 204).
 PEFI4424/MODUL 5 5.49

C. ELECTRONENCEPHALOGRAM

Jika elektrode-elektrode diletakkan pada kulit kepala dan aktivitas


listriknya diukur, maka akan diperoleh beberapa sinyal listrik kompleks yang
lemah. Sinyal-sinyal ini terutama disebabkan oleh aktivitas listrik neuron-
neuron dalam korteks otak. Sinyal-sinyal ini pertama kali diamati oleh Hans
Berger 1929; sejak itu banyak penelitian yang dilakukan tentang penerapan
klinis, fisiologis, psikologis dari sinyal-sinyal ini, tetapi pemahaman dasar
masih kurang. Salah satu hipotesis menyatakan bahwa potensial-potensial
dihasilkan melalui proses sinkronisasi putus-putus yang melibatkan neuron-
neuron dalam korteks, dengan kelompok-kelompok neuron berbeda menjadi
tersinkroni-sasi pada saat-saat yang berbeda. Menurut hipotesis ini sinyal-
sinyal tersebut terdiri dari segmen-segmen aktivitas listrik pendek berturutan
dari kelompok-kelompok neuron yang terletak pada berbagai tempat pada
korteks.

Gambar 5.32. 10-20 sistem baku internasional tentang tempat EEG.


Elektrode-elektrode berhuruf ditempatkan pada interval-interval 10% dan
20% dari jarak antara titik-titik khusus pada tengkorak. Inion adalah
protuberans bertulang pada bagian belakang bawah tengkorak dan mastoid
adalah protuberans di belakang telinga (Cameron, 1978: 205).

Rekaman sinyal-sinyal listrik dari otak disebut electroencephalogram


(EEG). Elektrode-elektrode untuk merekam sinyal-sinyal itu sering kali
merupakan cakram-cakaram kecil perak berklorida. Elektrode-elektrode itu
dilekatkan di kepala pada tempat-tempat yang tergantung pada bagian otak
yang dipelajari. Gambar 5.32 menunjukkan 10-20 sistem baku internasional
tentang tempat elektrode, dan Gambar 5.33 menunjukkan EEG yang khas
5.50 Biofisika 

untuk beberapa pasang elektrode. Elektrode acuan biasanya dilekatkan pada


telinga (A1 atau A2 dalam Gambar 5.32). Dalam pemeriksaan rutin, 8 sampai
16 saluran direkam secara serentak. Karena aktivitas asimetris sering
merupakan petunjuk penyakit otak, sinyal-sinyal sisi kanan sering
dibandingkan dengan sinyal-sinyal sisi kiri.

Gambar 5.33. EEG normal. Lihat Gambar 5.32 untuk tempat elektrode.
Elektrode acuan dihubungkan dengan telinga (A1 atau A2).
(Cameron, 1978: 206).

Amplitudo sinyal EEG adalah rendah (kira-kira 50 μV), dan interferensi


dari sinyal-sinyal listrik eksternal sering menyebabkan masalah serius dalam
pemrosesan sinyal EEG. Meskipun derau (noise) eksternal dikendalikan,
potensial-potensial aktivitas otot seperti gerakan mata dapat menyebabkan
gangguan pada rekaman.
Frekuensi-frekuensi EEG tampaknya tergantung pada aktivitas mental
seseorang. Sebagai contoh, orang yang rileks biasanya mempunyai suatu
sinyal EEG yang terutama terdiri dari frekuensi-frekuensi dari 8 sampai 13
Hz, atau gelombang alpha. Bilamana orang lebih siaga jangkauan frekuensi
 PEFI4424/MODUL 5 5.51

lebih tinggi, jangkauan gelombang beta (di atas 13 Hz), mendominasi sinyal
EEG. Beberapa pita frekuensi adalah sebagai berikut.

Delta (δ), atau pelan 0,5 sampai 3,5 Hz


Theta (θ), atau pertengahan pelan 4 sampai 7 Hz
Alpha(α) 8 sampai 13 Hz
Beta (β), atau cepat lebih besar daripada 13 Hz

Gambar 5.34. Electroensephalogram untuk dua jenis epilepsi:


(a) grand mal dan (b) petit mal. (Cameron, 1978: 207).

EEG digunakan sebagai alat bantu diagnosis penyakit yang melibatkan


otak. EEG paling bermanfaat dalam diagnosis epilepsi dan memungkinkan
klasifikasi serangan epileptik. EEG untuk serangan epileptik hebat dengan
kehilangan kesadaran, disebut serangan grand mal, menunjukkan tegangan
tinggi yang cepat melonjak dalam semua lead dari tengkorak. Perhatikan
Gambar 5.34(a). EEG untuk serangan kurang hebat, disebut serangan petit
mal, menunjukkan sampai 3 gelombang bulat per sekon yang diikuti atau
didahului oleh lonjakan-lonjakan cepat, seperti dalam Gambar 5.34(b).
EEG membantu dalam menegaskan tumor otak karena aktivitas listrik
berkurang dalam daerah tumor. Metode yang lebih kuantitatif untuk
menentukan letak tumor otak melibatkan sinar-x atau teknik kedokteran
nuklir. EEG digunakan sebagai monitor dalam pembedahan bilamana ECG
tidak dapat digunakan. EEG juga berguna dalam pembedahan untuk
menunjukkan tingkat pembiusan pasien. Selama pembedahan biasanya
saluran tunggal dipantau.
Banyak penelitian tentang tidur melibatkan pengamatan pola-pola EEG
untuk berbagai tingkatan tidur, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.35.
5.52 Biofisika 

Selama orang menjadi mengantuk, secara khusus dengan matanya terpejam,


frekuensi-frekuensi 8 sampai 13 (gelombang alpha) mendominasi EEG.
Amplitudo bertambah dan frekuensi berkurang selama orang beralih dari
tidur”ayam” (permulaan tidur) sampai tidur nyenyak. Kadangkala EEG yang
diambil selama tidur menunjukkan suatu pola frekuensi tinggi yang disebut
paradoxical sleep atau rapid eye movement (REM) karena mata bergerak
selama periode ini. Paradoxical sleep rupanya berhubungan dengan mimpi.

Gambar 5.35. Electroensephalogram untuk dua tingkatan tidur:


(a) tidur ”ayam” dan (b) tidur nyenyak (Cameron, 1978: 207).

Selain perekaman aktivitas spontan otak, kita dapat mengukur sinyal-


sinyal yang dihasilkan ketika otak menerima rangsangan luar seperti kilatan
cahaya atau pulsa bunyi. Sinyal-sinyal tipe ini disebur evoked response
(tanggapan terbangkit). Gambar 5.36(a) menunjukkan tiga EEG yang diambil
selama tingkatan permulaan tidur dengan rangkaian 10 pulsa bunyi (derau)
yang digunakan sebagai rangsangan eksternal. EEG itu menunjukkan
tanggapan-tanggapan terhadap beberapa pulsa pertama dan dua pulsa
terakhir. Kekurangan tanggapan di antaranya disebut habituation.
Karena evoked response adalah kecil, sering kali rangsangan diulangi
berkali-kali dan tangggapan EEG dirata-rata dalam komputer kecil. Sinyal-
sinyal acak seperti sinyal-sinyal EEG normal cenderung dirata-rata menjadi
nol dan evoked response menjadi jelas. Gambar 5.36(b) menunjukkan evoked
response dirata-rata untuk 64 rangsangan.
 PEFI4424/MODUL 5 5.53

Gambar 5.36. Electroensephalogram untuk dua tingkatan tidur:


(a) permulaan tidur dan (b) tidur nyenyak (Cameron, 1978: 208).
5.54 Biofisika 

D. ELECTRORETINOGRAM DAN ELECTROOCULOGRAM

Rekaman perubahan potensial yang dihasilkan oleh mata ketika retina


terbuka terhadap sorotan cahaya disebut electroretinogram (ERG). Satu
elektrode ditempatkan dalam lensa kontak yang pas pada retina dan elektrode
lain dilekatkan pada telinga atau dahi untuk memperkirakan potensial pada
belakang mata. Perhatikan Gambar 5.37.
Sinyal ERG lebih rumit daripada sinyal akson syaraf karena sinyal ERG
itu merupakan jumlahan banyak pengaruh yang terjadi di dalam mata. Bentuk
umum ERG ditunjukkan dalam Gambar 5.38. Gelombang B adalah
gelombang yang paling menarik secara klinis karena gelombang itu berasal
dari retina. Gelombang B tidak ada dalam ERG pasien radang retina yang
menghasilkan perubahan pigmen, atau retinitis pigmentosa.

Gambar 5.37. Penempatan elektrode untuk memperoleh ERG. Elektrode


acuan berada pada telinga atau dahi (Cameron, 1978: 209).
 PEFI4424/MODUL 5 5.55

Gambar 5.38. Skema ERG. Huruf-huruf mengindentifikasikan


bagian-bagian ERG normal.

Electrooculogram (EOG) adalah rekaman perubahan potensial yang


disebabkan oleh gerakan mata. Untuk pengukuran ini, sepasang elektrode
dilektkan pada dekat mata, seperti dalam Gambar 5.39(a). Potensial EOG
didefinisikan nol dengan mata dalam posisi yang ditunjukkan dalam Gambar
5.39(a) ditetapkan pada bintik acuan yang diberi albel 0o. Gambar 5.39(b)
menunjukkan perubahan potensial EOG selama gerakan horisontal bolamata.
Electrooculogram memberikan informasi tentang orientasi mata,
kecepatan sudutnya, dan percepatan sudutnya. Beberapa kajian telah
dilakukan untuk menentukan pengaruh obat bius terhadap gerakan mata dan
gerakan mata yang terlibat selama tidur.
5.56 Biofisika 

Gambar 5.39. Untuk memperoleh EOG suatu elektrode ditempelkan pada


setiap sisi mata. (a) Sudut pengelihatan ditunjukkan. (b) Perubahan
potensial digambarkan sebagai fungsi sudut pengelihatan.
(Cameron, 1978: 211).

1) Berikan penjelasan cara mengukur kecepatan rambatan syaraf motor


dengan EMG.
2) Berikan penjelasan cara mengukur kecepatan rambatan syaraf indera
dengan EMG.
3) Berikan penjelasan tentang tiga konfigurasi lead yang diperbesar untuk
memperoleh ECG.
4) Sebutkan beberapa penggunaan EEG dalam diagnose medis dan berikan
penjelasan masing-masing penggunaan itu.
5) Berikan penjelasan tentang perbedaan ERG dan EOG.
 PEFI4424/MODUL 5 5.57

Petunjuk Jawaban Latihan

Jika Anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan


tersebut, perhatikan petunjuk penyelesaian untuk masing-masing soal sebagai
berikut.
1) Perhatikan letak perangsang dan perekam.
2) Perhatikan letak perangsang dan perekam.
3) Baca kembali tentang konfigurasi baku, kemudian tentang konfigurasi
yang diperbesar tentang cara meletakkan elektrode.
4) Baca kembali dengan saksama pokok bahasan Electroencephalogram.
5) Tinjaulah perbedaan itu dari fungsinya dan cara pemasangan elektrode.

Gejala listrik dalam tubuh dapat dimanfaatkan untuk diagnoses


medis. Rekaman yang dihasilkan dapat berupa EMG (electromyogram)
yang berkaitan dengan aktivitas otot, ECG (electrocardiogram) yang
berkaitan dengan aktivitas jantung, EEG (electroencephalogram) yang
berkaitan dengan aktivitas otak, ERG (electroretinogram) dan EOG
(electrooculogram) yang berkaitan dengan aktivitas mata. Rekaman
tersebut dihasilkan dengan memasang elektrode-elektrode pada tubuh
dan menampilkan aktivitas listriknya pada monitor (osiloskop).
EMG dapat digunakan untuk menganalisis gerak refleks. Dengan
EMG juga dapat ditentukan laju rambatan syaraf motor dan laju
rambatan syaraf indra, juga mendiagnosis penyakit myasthenia gravis.
Dalam ERG terdapat tiga konfigurasi umum pemasangan elektrode
permukaan pada bagian tubuh, yaitu lead I, lead II, dan lead III.
Konfigurasi ini juga bisa diperkuat dengan menambahkan pasangan
resitor antara dua elektrode.
Dalam ECG dikenal bidang-bidang elektrokardiografik depan,
melintang, dan samping. Dengan ERG dapat didiagnosis adanya
penyumbatan jantung.
Terdapat 10-20 sistem baku dalam pemasangan elektrode-elektrode
pada EEG. Frekuensi sinyal-sinyal EEG biasanya berkaitan dengan
aktivitas mental seseorang; dalam hal ini dikenal gelombang-gelombang
alpha, beta, delta dan teta. Dengan EEG dapat dipelajari aktivitas otak
pada berbagai kegiatan, misalnya pada saat orang sedang istirahat,
5.58 Biofisika 

bekerja, dan tidur. EEG juga dipakai untuk mendiagnose tumor otak dan
epilepsi.
ERG merupakan rekaman perubahan potensial yang dihasilkan oleh
mata ketika retina menerima sorotan cahaya. Gelombang B yang berasal
dari retina adalah gelombang yang terpenting secara klinis. Sedangan
EOG merupakan rekaman perubahan potensial karena gerakan mata.
Contoh kajian yang berkaitan dengan EOG adalah penyelidikan gerakan
mata pada waktu tidur dan pengaruh obat bius terhadap gerakan mata.

1) Elektrode permukaan EMG digunakan untuk merekam aktivitas


listrik ….
A. beberapa serat otot
B. sel otot tunggal
C. sumsum tulang belakang
D. korteks

2) Gerak refleks dapat dipelajari dengan mengamati tanggapan refleks


melalui ....
A. ECG
B. EEG
C. EMG
D. ERG

3) Tanggapan refleks H dan M dapat diamati bersama untuk tingkat


rangsangan ....
A. rendah
B. tinggi
C. menengah
D. berfrekuensi tinggi

4) Kerja ritmik jantung dikendalikan oleh sinyal-sinyal listrik yang berasal


dari rangsangan spontan sel-sel otot khusus dalam ....
A. serambi kiri
B. bilik kiri
C. serambi kanan
D. bilik kanan
 PEFI4424/MODUL 5 5.59

5) Simpul AV yang dilewati sinyal listrik mengalami depolarisasi yang


mengakibatkan syaraf dan otot ....
A. serambi memompa darah ke bilik
B. bilik memompa darah ke peredaran umum dan peredaran pulmoner
C. serambi memompa darah ke peredaran umum dan peredaran
pulmoner
D. bilik memompa darah ke serambi

6) Konfigurasi lead II untuk memperoleh ECG merupakan pengukuran


potensial antara ....
A. RA dan LA
B. RA dan LL
C. LA dan LL
D. LA dan RA

7) ECG khas dari lead II menghasilkan gelombang T yang


menggambarkan ....
A. depolarisasi serambi
B. depolarisasi bilik
C. repolarisasi serambi
D. repolarisasi bilik

8) EEG dari seseorang yang sedang rileks biasanya didominasi oleh


gelombang ....
A. alpha
B. beta
C. delta
D. teta

9) Gelombang delta dalam EEG biasanya teramati pada orang yang


sedang ....
A. istirahat
B. bekerja
C. belajar
D. tidur nyenyak

10) Untuk memperoleh ERG salah satu elektrode diletakkan pada lensa
kontak yang menempel di kornea dan elektrode lainnya dilekatkan
pada....
A. dahi
B. ubun-ubun
5.60 Biofisika 

C. hidung
D. dagu

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 PEFI4424/MODUL 5 5.61

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) Faktor-faktor yang diperhatikan adalah gaya tolak/tarik Coulomb dan
difusi ion-ion melalui membran sel.
Jadi jawaban yang tepat adalah D.
Jadi jawaban A, B, dan C tidak tepat karena justru faktor-faktor ini yang
mempengaruhi penciptaan potensial sel.
2) Proses pembalikan sementara potensial pada membran neuron disebut
depolarisasi.
Jadi jawaban yang tepat adalah A.
Jawaban B salah, karena repolarisasi merupakan proses kembalinya
keadaan depolarisasi menjadi keadaan istirahat.
Jawaban C salah, karena difusi merupakan proses lewatnya ion-ion
melalui membran sel.
Jawaban D salah, karena ionisasi merupakan proses atom-atom
memperoleh tambahan elektron atau kehilangan elektron.
3) Neuron motor menyampaikan pesan tentang pngendalian sel-sel otot.
Jadi jawaban yang benar adalah D.
Jawaban A, B, dan C salah, karena faktor-faktor itu dibawa oleh neuron
sensori (indera).
4) Impuls-impuls syaraf diteruskan dari sensor ke tubuh neuron melalui
dendrit.
Jadi jawaban yang benar adalah B.
Jawaban A salah, karena karena akson meneruskan impuls-impuls syaraf
dari tubuh sel ke otot, kelenjar atau neuron lain.
Jawaban C salah, karena sinapsis meneruskan impuls-impuls syaraf dari
neuron lain masuk ke tubuh tubuh sel yang bersangkutan.
Jawaban D salah, karena ujung syaraf merupakan bagian ujung dari
cabang-cabang akson.
5) Impuls-impuls syaraf diteruskan dari sensor ke tubuh neuron melalui
simpul-simpul Ranvier.
Jawaban yang benar adalah C.
Jawaban A, B salah, lihat penjelasan kuncil Soal nomor 3.
Jawaban D salah, karena selubung myelin merupakan isolator listrik
yang mencegah pembangkitan oleh akson lain.
5.62 Biofisika 

6) Membran neuron paling permeabel terhadap ion-ion Cl-


Jadi jawaban yang benar adalah A.
Jawaban B, C, dan D salah karena membran neuron kurang permeabel
terhadap ion-ion ini dibandingkan terhadap ion-ion Cl-.
7) Dengan memperhatikan Contoh 5.1 dan menggunakan e = -1,6  10-19 C
diperoleh
kT
V  Vin  Vout  2,30 (log Cin  log Cout )
Ze
(1,38 1023J/K)(310 K)
V  2,30 (log 9 mol/m3  log 125 mol/m3 )
19
(1)(  1,60 10 C)
4
V  614,9625 10 (0,954242509  2,096910013) volt
V  614,9625 104 (1,142667504) volt
V  70, 26976649 103 volt
V  70 mV
Jadi jawaban yang benar adalah C.
Jawaban A salah, karena jawaban ini menggunakan perhitungan (ln 9 -
ln 125).
Jawaban B salah, karena jawaban ini hanya memperhitungkan
konsentrasi di dalam sel.
Jawaban D salah, karena jawaban ini hanya memperhitungkan
konsentrasi di luar sel.
8) Dengan menggunakan persamaan (5.2) diperoleh
Q  CV
Q  (3 107 F/m)(0,1 V)
Q  3 108C
Jumlah yang memasuki akson adalah
Q 3  108C
  1,88 1011
e 1, 6 1019 C
Jawaban yang benar adalah B.
Jawaban A, C, dan D salah dalam melakukan perhitungan matematis.
9) Dengan menggunakan persamaan (5.3) diperoleh
1
E  C(V)2
2
 PEFI4424/MODUL 5 5.63

1
E  (3 107 F/m)(0,1 V)2  1,5 109 J/m
2
Jawaban yang benar adalah D.
Jawaban A salah, karena digunakan persamaan E  CV
Jawaban B salah, karena digunakan persamaan E  C(V)2
1
Jawaban C salah, , karena digunakan persamaan E  CV
2
10) Dari Contoh 5.2 diperoleh λ = 0,8 mm. Dengan menggunakan persamaan
(5.13) dan x = 0,4 mm diperoleh
Vb  Va e x / 
Vb  V0e0,4 / 0,8
Vb  V0e0,5
Vb  0, 61 V0
Jadi jawaban yang benar adalah D.
Jawaban A salah, karena jawaban ini untuk x = 1,6 mm.
Jawaban B salah, karena jawaban ini untuk x = 0,8 mm.
Jawaban C salah, karena menganggap persamaan potensial tersebut
adalah linear.

Tes Formatif 2
1) Elektrode permukaan ERG digunakan untuk merekam aktivitas beberapa
serat otot.
Jadi jawaban yang benar adalah A.
2) Gerak refleks otot dapat dipelajari emlalui EMG
Jadi jawaban yang benar adalah C.
3) Perhatikan Gambar 5.18.
Jadi jawaban yang benar adalah C.
4) Sinyal listrik tersebut berasal dari rangsangan spontan sel-sel otot khusus
dalam serambi kanan.
Jadi jawaban yang benar adalah C.
5) Depolarisasi ini mengakibatkan syaraf dan otot bilik memompa darah ke
peredaran umum dan peredaran pulmoner.
Jadi jawaban yang benar adalah B.
6) Konfigurasi lead II merupakan pengukuran potensial antara RA dan LL.
5.64 Biofisika 

Jadi jawaban yang benar adalah B.


Jawaban A salah, karena jawaban ini untuk konfigurasi lead I
Jawaban C salah, karena jawaban ini untuk konfigurasi lead III
Jawaban D salah, karena jawaban ini untuk konfigurasi lead I
7) Gelombang T mengggambarkan repolarisasi bilik.
Jadi jawaban yang benar adalah D.
8) Orang yang sedang rileks mempunyai EEG yang didominasi gelombang
alpha.
Jadi jawaban yang benar adalah A.
9) Gelombang delta dalam EEG bisanya teramati untuk orang yang sedang
tidur nyenyak.
Jadi jawaban yang benar adalah D.
10) Elektrode lainnya dipasang pada dahi atau telinga.
Jadi jawaban yang benar adalah A.
 PEFI4424/MODUL 5 5.65

Glosarium

Akson (serat syaraf) = Semacam ekor panjang yang merambatkan


sinyal-sinyal dari tubuh sel. Akson membawa
sinyal-sinyal biolistrik atau impuls-impuls
syaraf dari tubuh sel ke otot-otot, kelenjar-
kelenjar, atau neuron-neuron lain.
Dendrit = Ujung-ujung syaraf masukan yang melekat
pada tubuh sel. Dendrit membawa sinyal-
sinyal dari sensor masuk ke dalam tubuh sel
itu.
Depolarisasi = Pembalikan sementara potensial pada
membran neuron.
ECG = Rekaman potensial jantung pada kulit.
(electrocardiogram)
EEG = Rekaman sinyal-sinyal listrik dari otak.
(electroencephalogram)
EMG (electromyogram) = Rekaman potensial otot-otot selama
gerakannya.
EOG = Rekaman perubahan potensial yang
(Electrooculogram) disebabkan oleh gerakan mata.
ERG = Rekaman perubahan potensial yang
(electroretinogram) dihasilkan oleh mata ketika retina terbuka
terhadap sorotan cahaya.
Myasthenia gravis = Penyakit kelemahan otot ketika otot itu
melakukan tugas berulang.
Myelin = Selubung beruas-ruas yang mengandung zat
lemak dan embungkus akson.
Neuron = Sel-sel syaraf yang membentuk suatu
jaringan kompleks di dalam tubuh yang
menerima, memproses, dan meneruskan
informasi dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh lainnya.
Pompa sodium-potasium = Proses pemompaan yang mengangkut ion-ion
sodium keluar dari sel dan membawa masuk
ion-ion potasium yang berjumlah sama.
5.66 Biofisika 

Potensial aksi = Impuls syaraf yang berupa pulsa tegangan


yang terbentuk oleh perubahan potensial sel
dari negatif menjadi positif dan kembali lagi
selama depolarisasi-repolarisasi.
Potensial istirahat = Potensial pada membran ketika akson tidak
menghantarkan pulsa listrik.
Rambatan lompatan = Rambatan potensial aksi dalam akson yang
(saltatory) seolah-olah melompat dari celah sat ke celah
berikutnya karena laju potensial aksi dalam
akson terbungkus myelin sedemikian
besarnya dibandingkan dalam celah-
celahnya.
Repolarisasi = Kembali ke polaritas istirahat dari keadaan
pembalikan potensial.
Simpul Ranvier = Celah-celah pada akson yang memisahkan
ruas-ruas selubung myelin.
Sinapsis = Sambungan antara neuron-neuron.
Paradoxical sleep atau = Pola frekuensi tinggi dalam EEG selama
rapid eye movement orang tidur; dalam periode ini mata bergerak.
(REM)
Grand mal = Serangan epileptik yang hebat.
Petit mal = Serangan epileptik yang tidak begitu hebat.
 PEFI4424/MODUL 5 5.67

Daftar Pustaka

Ackerman, E., Ellis, L.B.M, Williams, L. E. (1998). Ilmu Biofisiska.


Penerjemah: Redjani dan Abdulbasir. Surabaya: Universitas Airlangga.

Cameron, J. R., J.G. Skofronick. (1978). Medical Physics. New York: John
Wiley & Sons, Inc.

Davidovits. (2001). Physics in Biology and Medicine, Second Edition. San


Diego: A Harcourt Science and Technology.

Giancoli, D. C. (1998). Physics, Fifth Edition. London: Prentice-Hall


International (UK) Limited.

Hughes, W. (1979). Aspects of Biophysics. New York: John Wiley & Sons,
Inc.

Urone, P. P. (1986). Physics with Health Science Application. New York:


John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai