Anda di halaman 1dari 10

Definisi, Klasifikasi, Tanda dan Gejala dari Setiap Klasifikasi Syok

Oleh Marisa Diah Lestari, 1306409394, Fakultas Ilmu Keperawatan

1. Jelaskan tentang syok dan klasifikasi syok.


Syok merupakan salah satu kondisi yang dapat mengancam jiwa seseorang.
Hal ini terjadi apabila seseorang mengalami syok namun tidak diberikan penanganan.
Menurut VonRueden, Bolton, dan Vary dalam Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever
(2010), syok merupakan kondisi di mana perfusi yang tidak memadai untuk
memberikan pasukan oksigen serta nutrisi bagi organ-organ tubuh dan fungsi seluler.
Pemberian aliran darah yang cukup bagi jaringan serta sel-sel memerlukan pompa
jantung yang adekuat, pembuluh darah dalam kondisi baik, serta volume darah yang
memadai (Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010). Apabila ketiga kondisi
tersebut mengalami gangguan, perfusi ke jaringan akan berkurang. Jika ini
berlangsung secara terus menerus dan tanpa diberikan penanganan, akan memberikan
dampak seperti kurangnya asupan oksigen dan nutrisi bagi sel, akhirnya akan
menyebabkan kematian sel dan jaringan.
Menurut Porth dan Matfin (2009), kondisi syok merupakan kegagalan akut
pada sistem peredaran darah untuk mensuplai darah adekuat ke jaringan perifer dan
organ tubuh. Kondisi syok dapat terlihat dalam tanda-tanda vital rentang normal. hal
ini terjadi karena kondisi syok bukan sebagai penyakit, melainkan sebagai tanda atau
sindrom dalam perjalanan suatu penyakit. Menurut Timby dan Smith (2010), syok
terjadi ketika aliran darah yang mensuplai oksigen ke jaringan dan ke sel-sel tubuh
tidak memadai. Dampak yang diakibatkan oleh syok menurut Timby dan Smith
(2010), di antaranya penurunan volume darah, jantung memompa secara tidak efektif,
dan dilatasi pembuluh darah perifer.
Syok memiliki beberapa tahap dalam perkembangannya. Tahapan syok
bergantung pada tanda dan gejala serta keparahan dari fungsi organ. Ada beberapa
tahapan fisiologis tubuh saat mengalami syok. Menurut Smeltzer, Bare, Hinkle, dan
Cheever (2010), tahapannya fisiologis tubuh diantaranya tahap kompensasi, tahap
progresif, serta tahap irreversible. Pertama, tahap kompensasi. Pada tahap
kompensasi, tekanan darah dalam batas normal. Selain itu, stimulus pada sistem saraf
simpatis dan pelepasan katekolamin, menyebabkan pembuluh darah menjadi
vasokontriksi, peningkatan denyut jantung, peningkatan kontraktilitas jantung untuk
mempertahankan curah jantung. Respon fisiologis tubuh lain terhadap syok
diantaranya hipoperfusi jaringan, hipermetabolisme, serta respon inflamasi. Respon
fisiologis pada syok dengan mengaktifkan sistem saraf simpatis untuk merespon
sistem metabolik dan mengaktifkan proses inflamasi.
Kedua, tahap progresif. Pada tahap ini, tekanan darah tidak terlihat normal. hal
ini karena mekanisme pengaturan tekanan darah tidak dapat mengimbangi, serta
tekanan rata-rata arteri menurun. Pada pasien, dapat mengalami hipotensi, ketika
tekanan darah sistoliknya berada kurang dari 90 mmHg. Ketiga, tahap irreversible.
Pada tahap ini, organ tubuh mengalami kerusakan yang parah. Dibuktikan dengan
hipotensi masih berlangsung, ginjal dan hati mengalami kegagalan, terjadi asidosis
metabolik, serta sistem pernapasan mengalami gangguan sehingga gangguan pada
pertukaran oksigen-karbondioksida.
Kondisi syok dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti perubahan dalam
fungsi jantung (syok kardiogenik), penurunan volume darah (syok hipovelemik),
vasodilatasi pembuluh darah yang berlebihan dengan distribusi aliran darah yang
menurun (syok distributif), dan terdapat obstruksi aliran darah yang melalui sistem
sirkulasi (syok obstruktif) (Poth dan Matfin, 2009). Syok terbagi menjadi beberapa
klasifikasi. Menurut Porth dan Matfin (2010), syok diklasifikasi menjadi 4 yaitu syok
kardiogenik, syok hipovelemik, syok obstruktif, dan syok distributif. Klasifikasi syok
menurut Porth dan Matfin (2010) dan menurut Timby dan Smith (2010) yaitu:

Jenis Syok Menurut Porth dan Matfin (2010) Menurut Timby dan Smith (2010)

Kardiogenik Terjadi ketika jantung gagal untuk Kondisi syok kardiogenik,


memompa darah yang cukup untuk kontraksi jantung menjadi tidak
memenuhi kebutuhan tubuh manusia. efektif. Hal ini akan menurunkan
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai curah jantung.
penurunan curah jantung, hipotensi,
hipoperfusi, dan indikasi hipoksia Penyebab utama syok kardiogenik
jaringan. ialah infark miokard.

Penyebab terjadinya syok kardiogenik


diantaranya infark miokard, aritmia
berkelanjutan, operasi jantung, serta syok
kardiogenik terjadi pada penyakit arteri
koroner atau kardiomiopati.
Hipovolemik Ditandai dengan berkuranganya volume Pada syok hipovolemik terjadi
darah didalam pembuluh darah. ketika volume cairan ekstraseluler
Penurunan volume darah karena berkurang secara signifikan,
perdarahan, luka bakar, dehidrasi, diare, terutama karena darah atau cairan
dan muntah. plasma yang berkurang.

Cairan di intravaskular, interstisilal,


dan intraseluler saling
bergantungan. Ketika volume di
salah satu lokasi berkurang akan
mempengaruhi volume di lokasi
lainnya.

Penyebab syok hipovolemik


diantaranya saat proses operasi,
setelah melahirkan bayi, luka bakar,
asupan cairan yang kurang, dan
penyakit diabetes militus.
Obstruktif Syok obstruktif digambarkan pada Syok obstruktif terjadi jika adanya
sirkulasi syok yang terdapat sumbatan gangguan pada sirkulasi dari dan
pada aliran darah yang melewati pusat menuju ke hati, gangguan sirkulasi
sirkulasi (vena, jantung, paru-paru). pada volume darah yang masuk dan
keluar dari jantung menuju ke paru-
Syok obstruktif dapat disebabkan oleh paru dan jaringan.
beberapa kondisi diantaranya,
pneumotoraks, dan pembedahan pada Penyebab syok obstruktif
aorta yang mengalami aneurisma. diantaranya peningkatan cairan atau
Penyebab utama terjadinya syok darah di kantung perikardial
obstruktif ialah emboli paru-paru. (temponade jantung), akumulasi
udara pada lapisan pleura
Hasil fisiologi utama dari syok obstruktif (pneumotoraks), pembesaran
ialah peningkatan tekanan jantung kanan ukuran dari organ hati, dan pada
akibat gangguan pada fungsi jantung kondisi ascites.
kanan. Tanda gagal jantung kanan ialah
distensi vena jugularis dan peningkatan
CVP.
Distributif Ditandai dengan hilangnya fungsi tonus Syok distributif terkadang biasa
pada pembuluh darah, pembesaran disebut dengan syok normovolemik
pembuluh darah, serta volume darah karena jumlah cairan dala sistem
yang berpindah jauh dari jantung dan pembuluh darah tidak berkurang,
pusat sirkulasi. Hal ini akan tetapi cairan sirkulasi tidak efektif
menyebabkan pengisian cairan pada untuk perfusi jaringan.
sistem sirkulasi menjadi tidak cukup.
Karakteristik utama pada kondisi
Dua penyebab utama yang syok distributif ialah vasodilatasi
mengakibatkan tonus pada pembuluh pembuluh darah. Aliran darah pusat
darah menghilang diantaranya penurunan berkurang karena pembuluh darah
kontrol pada sistem simpatis dari perifer atau daerah interstisial
vasomotor dan pelepasan zat vasodilator melebihi batas normal.
secara berlebihan.
Syok distributif dibagi menjadi 3
Pada syok distributif dibagi menjadi tiga jenis, yaitu syok neurogenik, syok
bagian, yaitu syok neurogenik, syok spetik, dan syok anafilaksis.
anafilaksis, dan syok septik.

Klasifikasi syok menurut (Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010), ialah syok
hipovolemik, syok kardiogenik, dan syok sirkulasi. Pada syok sirkulasi terbagi menjadi tiga
yaitu syok septik, syok anafilaktik, dan syok neurogenik. Penjelasan pertama terkait syok
hipovolemik menurut (Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010), syok hipovolemik
ditandai dengan penurunan volume intravaskular. Cairan tubuh terdiri atas cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Jumlah cairan intraseluler sekitar dua pertiga dari total cairan tubuh.

Pada cairan ekstaseluler jumlahnya satu pertiga yang terdiri atas cairan di dalam
pembuluh darah dan cairan interstisial. Jumlah cairan interstisial sekitar 3 sampai 4 kali lipat
dari jumlah cairan intravaskular. Syok hipovolemik terjadi ketika cairan intravaskular
mengalami penurunan sekitar 15% - 30% (750-1500 mL) darah (American Collage of
Surgeons dalam Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010). Penjelasan kedua terkait syok
kardiogenik.

Syok kardiogenik terjadi terjadi ketika kemampuan jantung dalam berkontraksi dan
memompa darah terganggu. Hal ini menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung dan
jaringan tidak memadai. Penyebab terjadinya syok kardiogenik dikenal dengan koroner dan
nonkoroner. Syok kardiogenik koroner lebih umum dibanding syok kardiogenik nonkoroner.
Syok kardigenik koroner dapat dilihat pada pasien dengan infark miokardium yang
mengakibatkan kerusakan sebagian pada miokardium ventrikel kiri. Penyebab syok
kardiogenik nonkoroner ialah asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia, kardiomiopati, kerusakan
katup, disritmia, dan temponade jantung.

Penjelasan ketiga terkait syok sirkulasi. Syok sirkulasi terjadi karena perpindahan
volume darah yang ada di dalam pembuluh darah perifer tidak normal. ketidaknormalan
perpindahan volume darah relatif akan menyebabkan hipovolemia. Hal ini karena darah yang
kembali ke jantung tidak tercukupi sehingga akan menimbulkan perfusi jaringan yang tidak
adekuat. Kemampuan pembuluh darah dalam melakukan kontraksi akan membantu darah
kembali ke dalam jantung. Tonus pembuluh darah ditentukan oleh mekanisme pengaturan
pusat seperti pengaturan pembuluh darah dan mekanisme pengaturan lokal seperti pasokan
oksigen serta nutrisi. Syok sirkulasi dapat disebabkan karena kehilangan tonus simpatis dan
karena pelepasan mediator biokimia dari dalam sel.

Penjelasan keempat terkait syok septik, syok anafilaktik, dan syok neurogenik.
Pemahaman ketiga jenis syok menurut Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever (2010), Timby
dan Smith (2010), dan menurut Porth dan Matfin (2010). Penjelasan dalam bentuk tabel,
yaitu:

Jenis Syok Smeltzer, Bare, Hinkle, Timby dan Smith (2010) Porth dan Matfin (2009)
dan Cheever (2010)
Syok Syok septik disebabkan Syok septik terjadi pada klien Syok septik dikaitkan
Septik oleh infeksi yang meluas. dengan infeksi bakteri gram dengan kondisi infeksi
negatif (bakteri terdapat di berat dan respon sistemik
Infeksi meliputi infeksi dalam darah). terhadap infeksi tersebut.
intraabdominal dan infeksi
luka. Beberapa bakteri penyebab Syok septik didefinisikan
syok septik diantaranya sebagai sepsis berat.
Faktor risiko yang Escherichia coli, jenis
menyebabkan syok septik Pseudomonas, Sepsis itu sendiri
ini diantaranya Staphylococcus aureus, dan dipahami sebagai adanya
peningkatan dalam Streptococcus spesies gram infeksi serta adanya
menggunakan prosedur positif. respon inflamasi
invasif, alat medis yang sistemik, seperti demam,
tertinggal di dalam tubuh, Penyebab utama syok septik takikardia, takipnea, dan
peningkatan jumlah ialah endotoksin yang peningkatan sel darah
mikroorganisme resistensi dikeluarkan oleh sel-sel putih.
pada antibiotik, serta faktor bakteri kemudian akan
usia. memicu respon imun, lalu
Faktor usia disebabkan membuat pembuluh darah
karena penurunan berdilatasi sehingga
fisiologis dan sistem meningkatkan permeabilitas
kekebalan tubuh, faktor kapiler pembuluh darah,
dilakukannya prosedur cairan vaskular keluar ke
pembedahan, individu ruang interstisium.
dengan kekurangan gizi,
imunosupresi, individu
dengan penyakit diabetes
melitus, hepatitis, gagal
ginjal kronis, serta
gangguan imunodefisensi.

Syok Syok anafilaktik Syok anafilaktik merupakan Syok anafilaktik hasil


Anafilaktik disebabkan oleh reaksi reaksi alergi pada individu dari reaksi imunologi di
alergi. Ketika pasien telah yang sifatnya sangat sensitif mana zat vasodilator
menghasilkan antibodi terhadap alergi. seperti histamin yang
terhadap antigen, antibodi dilepaskan ke dalam
tersebut berkembang Zat alergi umum diantaranya darah. Zat-zat ini
menjadi menjadi reaksi racun lebah, ikan, kacang- menyebabkan
antobodi-antigen sistemik. kacangan, dan penisilin. vasodilatasi arteriol dan
venula bersamaan dengan
Reaksi antibodi-antigen ini Respon imun tubuh terhadap permeabilitas kapiler.
akan memicu sel mast zat asing (antigen)
untuk melepaskan zat menyebabkan sel mast yang Penyebab dari syok
vasoaktif seperti histamin ada di dalam jaringan ikat, anafilaktik diantaranya
atau bradikinin. Hal ini bronkus, serta saluran reaksi terhadap obat-
akan menyebabkan pencernaan untuk kemudian obatan seperti penisilin,
vasodilatasi pembuluh melepaskan histamin. makanan seperti kacang-
darah kapiler. kacangan, kerang, serta
Hasilnya akan menyebabkan racun dari serangga.
vasodilatasi,peningkatan
permeabilitas kapiler, serta Penyebab syok
hipotensi. anafilaktik paling umum
ialah sengatan dari
serangga yang berasal
dari ordo Hymenoptera
(lebah, tawon, serta
semut api).
Syok Pada syok neurogenik, Syok neurogenik disebabkan Syok neurogenik
Neurogenik terjadi vasodilatasi akibat karena cedera pada tulang disebabkan oleh
dari kehilangan belakang, overdosis pada penurunan kontrol
keseimbangan antara opioid, opiat, anastesi lainnya. simpatis dari pembuluh
stimulus parasimpatis darah. Hal ini karena
dengan simpatis. Stimulus Jika sistem saraf simpatis pembuluh darah
simpatis menyebabkan otot terganggu, akan menyebabkan mengalami gangguan di
polos pembuluh darah penurunan resistensi pusat vasomotor yang
berkontraksi, sedangkan pembuluh darah arteri, berada di batang otak.
stimulus parasimpatis mengalami vasodilatasi, dan
menyebabkan otot polos hipotensi. Darah yang di Penyebab gangguan pada
pembuluh darah menjadi distribusikan kembali ke pusat vasomotor karena
relaks atau dilatasi. perifer sehingga pengisian cedera di otak, akibat
darah ke jantung menjadi mengkonsumsi obat
Stimulus parasimpatis yang tidak cukup, akhirnya depresan, dan diberikan
terjadi pada syok penurunan curah jantung. anastesi umum.
neurogenik dapat
menyebabkan penurunan Ketika curah jantung
drastis resistensi pembuluh menurun, perfusi juga
darah sistemik dan jaringan terganggu, akibatnya
bradikardia. sel kekurangan oksigen
sehingga menghasilkan
metabolisme anaerobik.
Kemudian menyebabkan
asidosis metabolik dan terjadi
peningkatan asam laktat.
Penyebab syok neurogenik
diantaranya karena cedera
pada saraf tulang belakang,
melakukan anastesi spinal,
atau mengalami kerusakan
pada sistem saraf.

2. Tanda dan gejala dari setiap jenis syok

Jenis Syok Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Porth dan Matfin (2009)
Cheever (2010)
Kardiogenik Kelelahan, disritmia, peningkatan Bibir, kuku, dan kulit tampak sianosis.
preload sistemik dan paru, serta
takikardia Penurunan pengeluaran urin karena terjadi
peningkatan hormon aldesteron.

Perubahan kesadaran terjadi karena penurunan


curah jantung dan penurunan perfusi cerebral.
Hipovolemi Merasa haus, oliguria, preload Merasa haus, peningkatan denyut jantung, kulit
k sistemik dan paru rendah, dan terasa dingin dan lembap, penurunan tekana
takikardia. darah arteri, penurunan pengeluaran urin,
Anafilaktik Hipotensi, mengalami gangguan Keram pada bagian perut, merasa ketakutan atau
pernapasan, merasa cemas, cemas, kulit terasa terbakar, gatal, mengalami
dyspnea, dan edema. batuk, sesak dada, kesulitan bernapas
Septik Peningkatan suhu karena Demam, takikardia, takipnea, hiperglikemia
pirogenik, peningkatan tanpa adanya penyakit diabetes melitus,
metabolisme, denyut jantung hipotensi, hipoksemia, oliguria, serta asidosis
meningkat, edema paru, oliguria, metabolik.
asidosis metabolik karena
penumpukkan asam laktat.
Neurogenik Kulit kering, bradikardia, Penurunan volume darah, gangguan fungsi
kehilangan refleks, hipotensi, dan jantung, denyut jantung lambat, serta kulit
penurunan pengaturan suhu. tampak kering dan terasa hangat

Daftar pustaka

Porth, C. M., Martfin, G. (2009). Pathophysiology concepts of altered health states. China:
Lippincott Company.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., Cheever, K. H. (2010). Brunner & suddarth’s:
Textbook of medical-surgical nursing, 12th edition. China: Wolters Kluwer Health,
Lippincott Williams & Wilkins

Timby, B. K., Smith, N. E. (2010). Introductory medica-surgical nursing, 10th edition. China:
Lippincott Williams & Wilkins

Anda mungkin juga menyukai