Anda di halaman 1dari 25

TUGAS EKONOMI

RANGKUMAN MATERI SEMESTER GENAP

DISUSUN OLEH :
MUH. RAISAN JAYA
X MIPA 1/ 019014

SMA NEGERI 08 TAKALAR


MARET 2020
RANGKUMAN MATERI

1. BANK SENTRAL
a) Pengertian Bank Sentral
Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang berarti meja atau
bangku. Dalam kehidupan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dana dari masyarakat
baik dalam bentuk tabungan, deposito, maupun giro. Selanjutnya dana
tersebut disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk
pinjaman (kredit) atau dalam istilah bank syariah dikenal dengan pembiayaan.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Hawke (1973) menjelaskan bahwa bank sentral adalah sebuah
organisasi yang berada di antara pemerintah dan perbankan. Lebih lanjut,
Kisch and Elkin (1932) menyimpulkan bahwa bank sentral adalah suatu alat
dari kebijakan publik bukan alat dari kepentingan individu. Bank sentral
adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan publik melalui sektor
perbankan guna memengaruhi variabel ekonomi.
Dari aspek usaha, bank sentral memiliki perbedaan dengan lembaga
keuangan yang lain. Dalam menjalankan kegiatannya, bank sentral sebagai
lembaga publik tidak mengedepankan prinsip maksimalisasi laba, tetapi
menekankan efisiensi guna mendapatkan keuntungan bagi masyarakat yang
sebesar-besarnya.

1
b) Tujuan, Fungsi, Tugas dan Wewenang Bank Sentral
Indonesia
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 yang telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Bank Indonesia
(Undang-Undang Bank Indonesia) Pasal 4 bahwa Bank Indonesia adalah Bank
Sentral Republik Indonesia. Lebih lanjut Pasal 7 UU tersebut menjelaskan
bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan
nilai Rupiah. Kestabilan nilai Rupiah itu terdiri atas dua aspek yaitu, pertama,
kestabilan terhadap barang dan jasa, kedua, kestabilan terhadap mata uang
negara lain (kurs). Kestabilan nilai Rupiah terhadap barang dan jasa tercermin
pada perkembangan laju inflasi, sedangkan kestabilan nilai Rupiah terhadap
mata uang negara lain tercermin pada perkembangan nilai tukar (kurs) Rupiah
terhadap mata uang negara lain. Penetapan tujuan memelihara stabilitas nilai
Rupiah memberikan batas tanggung jawab yang jelas bagi Bank Indonesia dalam
melaksanakan tugasnya dan dalam menetapkan sasaran yang harus dicapai.
Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK), fungsi Bank Indonesia di bidang
pengaturan dan pengawasan perbankan beralih ke OJK sebagaimana ketentuan
peralihan Pasal 55 ayat 2 UU OJK.
Undang-Undang Bank Indonesia Pasal 8 menjelaskan bahwa Bank Indonesia
mempunyai tiga tugas sebagai berikut:
a) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
c) mengatur dan mengawasi bank.

Adapun wewenang yang diberikan oleh Undang-Undang dalam rangka


melaksanakan tiga tugas di atas adalah sebagai berikut. Wewenang terkait
dengan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter meliputi:
1. menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju
inflasi, melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi
pasar tebuka di pasar uang, baik Rupiah maupun valuta asing; dan

2
menetapkan tingkat diskonto, menetapkan cadangan minimum, dan
mengatur kredit atau pembiayaan.
2. Wewenang terkait dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran meliputi:
1. melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;
2. mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya; dan
3. menetapkan penggunaan alat/instrumen pembayaran.
Wewenang terkait dengan tugas mengatur dan mengawasi bank
meliputi:
1. menetapkan peraturan;
2. memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari bank;
3. mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem
perbankan; dan
4. mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. SISTEM PEMBAYARAN
a) Pengertian Sistem Pembayaran
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2009 (Undang-Undang Bank Indonesia) Pasal 1 ayat 6 menyatakan
bahwa sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat
aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan
pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi. Kelancaran sistem pembayaran dalam suatu
perekonomian akan mendukung pelaksanaan kebijakan moneter yang
ditetapkan Bank Indonesia.

3
b) Peran Bank Sentral Indonesia dalam Sistem Pembayaran
Lima peranan Bank Indonesia dalam sistem pembayaran yakni sebagai
berikut:
1. Regulator
Bank Indonesia berperan dalam membuat peraturan-peraturan yang
mendukung kelancaran sistem pembayaran. Contohnya Peraturan Bank
Indonesia (PBI) Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana dan Surat
Edaran (SE) Nomor 15/23/DASP tanggal 27 Juni 2013 tentang
Penyelenggaraan Transfer Dana yang diantaranya menegaskan bahwa
penyelenggaraan transfer dana harus Badan Hukum Indonesia.
2. Perizinan
Bank Indonesia berperan dalam memberikan izin terhadap pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan sistem pembayaran. Seperti izin terhadap
lembaga yang akan melakukan kegiatan transfer dana, Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu (APMK), dan uang elektronik.
3. Pengawasan
Agar kegiatan pembayaran berjalan dengan baik, maka Bank Indonesia
perlu melakukan pengawasan. Kegiatan pengawasan dilaku-kan terhadap
proses pembayaran maupun terhadap aktivitas para pelaku yang terlibat
dalam sistem pembayaran.
4. Operator
Bank Indonesia menyediakan layanan sistem pembayaran yakni Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia,
mulai 31 Mei 2013 batas nilai nominal transfer kredit yang dapat dikliringkan
melalui kliring kredit dalam penyelenggaraan SKNBI mengalami
peningkatan menjadi maksimal Rp500.000.000,00 Adapun untuk Bank
Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS), BI menyediakan
layanan sarana penatausahaan dan setelmen surat berharga.

4
5. Fasilitator

Agar penyelenggaraan sistem pembayaran semakin aman dan efisien,


maka Bank Indonesia memfasilitasi pengembangan sistem pembayaran oleh
industri yang bergerak dalam bidang jasa keuangan.

Selain melaksanakan peran sebagaimana digambarkan dalam Bagan 3.1


di atas, Bank Indonesia juga melakukan transaksi-transaksi seperti operasi
pasar terbuka, menyelesaikan tagihan-tagihan, serta transaksi yang terkait
dengan rekening Pemerintah dan lembaga keuangan internasional yang ada
di Bank Indonesia. Bank Indonesia juga berperan sebagai pengguna dan
sebagai anggota sistem pembayaran.

c) Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai Bank


Sentral
Penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia
dilakukan dengan dua cara yakni; Pertama, transaksi yang bernilai besar
(high value) diselenggarakan dengan menggunakan perangkat Bank
Indonesia Real Times Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank Indonesia
Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS); Kedua, transaksi yang
bernilai kecil (retail value) diselenggarakan dengan menggunakan Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
3. ALAT PEMBAYARAN TUNAI (UANG)
a) Sejarah Uang
Dikenal pertama kali di negeri Cina lebih kurang 2700 SM oleh Huang
(Kaisar Kuning). Namun, sejarah purba juga telah mencatat bahwa orang
Assyria, Phunisia, dan Mesir juga telah menggunakan uang sebagai alat tukar.
Cikal bakal uang diawali dengan kegiatan tukar menukar barang atau disebut
dengan istilah barter. Tetapi seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan
manusia, maka barter mulai mengalami kesulitan. Di antara faktor yang
menyebabkan sulitnya barter, di antaranya adalah:

5
Kesulitan untuk menemukan orang yang memiliki barang yang dibutuhkan
dan mau menukarkan barangnya. Tidak adanya standar nilai untuk
dipertukarkan.
Dengan kesulitan tersebut di atas, akhirnya cara barter pun ditinggalkan dan
manusia mulai mencari alternatif benda lain untuk dipergunakan dalam proses
pertukaran.
b) Pengertian Uang
Salah satu definisi mengenai uang diungkapkan oleh Rudiger Dornbusch,
Stanley Fischer dan Richard Startz dalam bukunya Macroeconomics (1998)
bahwa uang adalah instrumen pembayaran atau media yang digunakan dalam
pertukaran. Batasan mengenai uang yang lebih kongkrit dijelaskan dalam buku
saku Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) yang mendefinisikan uang
sebagai segala sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai media
pertukaran, standar nilai atau sarana untuk menabung atau penyimpan daya beli.
c)
Dengan demikian, uang didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang
diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran sah dalam melakukan tukar-
menukar atau perdagangan.
d) Fungsi, Jenis dan Syarat Uang
Fungsi uang dibagi atas dua jenis, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan penjelasan sebagai berikut:

1. Fungsi Asli
Fungsi asli disebut juga fungsi primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri atas:
Uang sebagai alat tukar (medium of exchange)
Uang digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang dapat
berfungsi dengan baik, maka diperlukan kepercayaan masyarakat, sehingga
bersedia dan rela menerimanya.
Uang sebagai satuan hitung (a unit of account)

6
Untuk menentukan harga suatu barang diperlukan satuan hitung. Dengan
adanya uang, seseorang dapat mengadakan perbandingan harga satu barang
dengan barang lain.

2. Fungsi Turunan
Fungsi turunan adalah fungsi uang sebagai akibat dari fungsi asli.
Jenis Uang
Secara umum, uang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu uang kartal dan
uang giral.

Uang kartal adalah uang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
alat pembayaran. Uang kartal berbentuk logam dan kertas yang benar-benar beredar
sebagai alat pembayaran dalam masyarakat.

Uang giral merupakan saldo rekening koran yang ada di Bank dan sewaktu-
waktu dapat digunakan. Uang giral merupakan uang yang sah, namun hanya
berlaku pada kalangan tertentu saja. Contoh uang giral adalah cek dan bilyet giro
(BG).

4. PENGELOLAAN UANG RUPIAH


a) Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang
(Undang-Undang Mata Uang) pada Bab IV Pasal 11, kegiatan pengelolaan uang
rupiah mencakup perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran,
pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan uang rupiah.
b) Unsur Pengaman Uang Rupiah
Unsur-unsur pengaman untuk melindungi uang dari pemalsuan. Antara lain
berupa benang pengaman, tanda air, tulisan mikro, teknik cetak khusus, tinta
berubah warna, kode tuna netra, gambar tersembunyi, gambar raster dan gambar
silang isi (rectoverso).

7
c) Pengelolaan Keuangan Pribadi
Pengelolaan keuangan adalah sebuah tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan
keuangan di masa yang akan datang. Pengelolaan Keuangan dilakukan dengan jalan
untuk menabung dan investasi.

5. ALAT PEMBAYARAN NONTUNAI


a) Pengertian dan Pembayaran Nontunai
Pembayaran Nontunai adalah pembayaran yang tidak dilakukan dengan uang
untuk transaksi.
b) Jenis-jenis Alat Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai secara umum dibagi menjadi dua, yakni: 1. Alat
Pembayaran Berbasis Kertas (Paper Based) yaitu cek, bilyet giro, dan nota debet.
2. Alat Pembayaran Berbasis Elektronik (Electronic Based) yaitu Kartu
ATM/Debet, kartu kredit dan uang elektronik (e-money).
6. BUMN dan BUMD
a) Pengertian BUMN dan BUMD
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang pemodalannya
seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah adalah perusahaan yang didirikan
dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk
dan mengelola BUMD ditegaskan dalam peraturan pemerintah No.25 Tahun 2000
tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

b) Peran BUMN dan BUMD dalam Perekonomian


Badan Usaha milik negara/daerah memiliki peranan yang besar dalam
meningkatkan kemakmuran rakyat indonesia pada umumnya dan daerah pada
khususnya. Berdasarkan pasal 33 dan penjelasannya UUD 1945, peranan BUMN
dan BUMD itu sebagai berikut :

1. Mengembangkan perekonomian negara dan penerimaan Negara


2. Memupuk keuntungan (Persero) dan pendapatan

8
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum (Perum) berupa barang dan jasa
berdaya saing tinggi bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
4. Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan badan
usaha swasta dan koperasi
5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegitan dan
badan usaha swasta dan koperasi
6. Membimbing sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi
lemah (sektor usaha informal) dan sektor koperasi.
7. Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijakan
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
c) Bentuk-Bentuk BUMN dan BUMD

BUMN dibagi atas dua macam atau jenis dalam penyelenggaraan usahanya,
yakni Badan Usaha Umum atau Perum dan Badan Usaha Perseroan atau
Persero.
BUMD Bentuk badan usaha ini bisa dalam berbagai bidang. Sebagai contoh
bidang transportasi umum seperti bus kota. Bidang Pengelolaan Pasar seperti
PDRPH (Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan). Pada bidang jasa
perbankan, maka akan didirikan Bank Daerah. Sedangkan dalam bidang
penyediaan air bersih, maka akan dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum).
7. BUMN dan BUMD LANJUT
a) Jenis-Jenis Kegiatan usaha BUMD
BUMN sendiri sekarang terdapat 2 macam yaitiu Perum dan Persero
Perum adalah perjan yang sudah diubah contoh perum DAMRI, Pegadaian.
Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah
contoh perusahaan Jasamarga, Bank BNI, Asuransi, PT. PLN, dll.
Contoh BUMD adalah: Bank Pembangunan Daerah (BPD) , Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) , Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota)

9
b) Kebaikan dan Kelemahan BUMN dan BUMD
Kelebihan:
1. Dapat mengeruk keuntungan sebagai sumber penghasilan negara untuk
mengisi kas negara
2. Mampu membina usaha kecil dan menengah
3. Tersedia sarana dan prasarana umum yang difasilitasi negara

Kelemahan:
1. BUMN/BUMD sering menjadi sarang KKN
2. Kurang disiplin,kurang inovatif dan kurang kreatif karena kurang tantangan
dan cenderung statis
3. Untuk BUMN yang maju pesat menimbilkan persaingan yang tidak sehat
dengan pihak swasta
8. BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS)
a) Pengertian BUMS
Selain dimiliki oleh negara atau daerah, badan usaha terkadang juga dimiliki
oleh perorangan atau beberapa pihak orang atau pihak swasta. Badan usaha ini
sesuai kepemilikannya dinamakan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin guna
mengembangkan moda dan usaha, serta membuka lapangan pekerjaan.

b) Perbedaan Perusahaan Swasta dan BUMS

10
c) Peran BUMS dalam Perekonomian
Sama seperti BUMN atau BUMD, BUMS juga memiliki peran dalam
perekonomian suatu negara, berikut ini adalah perannya:
1. Membantu pemerintah melakukan kegiatan produksi barang/jasa serta
distribusi yang tidak dapat dilakukan pemerintah.
2. Membantu meningkatkan pendapatan nasional.
3. Membantu meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
4. Sebagai mitra BUMN dalam mengelola dan menjaga sumber daya untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi.
5. Sebagai penyedia lapangan pekerjaan.
d) Bentuk-Bentuk BUMS
Badan Usaha perorangan, Firma, CV, PT, dll.

9. BUMS LANJUT
a) Kekuatan dan Kelemahan BUMS
Kelebihan :
1. Cara pendirian badan usaha perorangan lebih mudah.
2. Pemenuhan modal berasal sepenuhnya dari pemilik.
3. Pengaturan kegiatan organisasi lebih mudah dan sederhana.
4. Dominasi pemilik yang besar menyebabkan menajemennya juga sederhana.
5. Tingkat pengenaan pajak juga kecil, karena ada komponen pendapatan tidak
kena pajak ( PTKP ).
6. Dan lain-lain.
Kekurangan :
1. Tanggung jawab badan usaha tidak terbatas artinya jika terjadi kerugian
maka harta pribadi pemiliknya juga menjadi jaminan.
2. Jumlah modal dan manajemen yang terbatas pada satu orang akan
mengurangi kapasitas besarnya perusahaan.
3. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, hal ini berkaitan dengan
keberadaan pemilik yang Cuma satu orang dimana bila pemiliknya
berhalangan tetap atau meninggal maka penggantinya belum tentu dapat
menjalankan perusahaan karena kurang berpengalaman.

11
b) Jenis-Jenis Kegiatan BUMS
Jenis perusahaan swasta ada 3 (tiga), yaitu:

1. Perusahaan Swasta Nasional

Sebuah perusahaan yang modal usahanya berasal dari pihak masyarakat lokal dari
dalam negeri misalnya swasta nasional contoh perusahaan swasta nasional adalah
PT. Djarum, PT. Indofoot Sukses Makmur, PT. Agung Podomoro Group.

2. Perusahaan Swasta Asing

Sebuah perusahaan yang modal usahanya yang modal usahanya berasal dari pihak
masyarakat luar negeri misalnya dari Jepang menanamkan modal serta
implementasi perusahaannya di Indonesia contoh perusahaan swasta asing adalah
PT. CHEVRON, PT. MITSUBHISI, PT. ASTRA, dll.

3. Perusahaan Swasta Campuran

Sebuah bentuk koorporasi perusahaan yang modal usahanya didapatkan dari


kerjasama antar pengusaha nasional ( dalam negeri ) dan pengusaha dari luar negeri.
Contoh perusahaan campuran multinasional adalah PT. AL AXIATA Group.

4. Tahapan mendirikan Usaha dalam BUMS


Adapun langkah-langkah pendiriannya secara umum terdapat enam tahapan
sebagai berikut.

1) Pengurusan Akta Pendirian

Proses pembuatan Akta Pendirian Firma dibuat dan ditandatangani oleh Notaris
yang berwenang dalam bahasa Indonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi
diantaranya adalah melampirkan data pendirian perusahaan, fotokopi KTP para
pendiri Firma, serta surat kuasa apabila dikuasakan kepada orang lain.

2) Pengurusan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)

12
Proses Surat Keterangan Domisili Perusahaan diajukan kepada Kepala Kantor
Kelurahan/Desa setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada, sebagai
bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan.

3) Pendaftaran Waj ib Paj ak

Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak Badan Usaha diajukan kepada Kepala


Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan
untuk mendapatkan kartu NPWP dan surat keterangan tedaftar sebagai wajib pajak,

4) Pendaftaran Ke Pengadilan Negeri

Permohonan pendataran ini diajukan kepada Kantor Pengadilan Negeri setempat


sesuai tempat dan kedudukan perusahaan berada. Persyaratan yang harus dipenuhi
biasanya adala fotokopi akta pendirian Firma, fotokopopi KTP dan NPWP para
pengurus, fotokopi surat keterangan domisili perusahaan, dan fotokopi NPWP
perusahaan.

5) Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) diajukan melalui kantor Dinas
Perdagangan kota/kabupaten sesuai tempat dan kedudukan perusahaan berada. Bagi
Pemerintah Daerah yang sudah memiliki Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan dapat diajukan melalui PTSP sesuai
kewenangan Pemerintah Daerah/Propinsi.

6) Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Permohonan pendaftaran diajulcan melalui kantor pendaftaran Perusahaan yang


berada di Kota/Kabupaten. Dinas Perdagangan untuk mendapatkan Tanda Daftar
Perusahaan (TDP). Persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah fotokopi
alcta pendirian Firma yang telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri, fotokopi KTP
dan NPWP pengurus (Direktur), fotokopi surat keterangan domisih perusahaan,
fotokopi NPWP perusahaan atau badan usaha Firma, dan fotokopi SIUP atau Izin
Usaha lainnya.

13
10. KOPERASI
a) Sejarah Perkembangan Koperasi
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada
umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh
orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika
penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh
sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya
sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan
beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong
dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria


Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri
(priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang
makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman
dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit
model seperti di Jerman. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De
Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode
sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan
mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank
Pertolongan, Tabungan dan Pertanian.

Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin
menderita karena tekanan para pengijon. Ia juga menganjurkan
mengubah Bank tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan
lumbung-lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada pada
musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia
pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit
Padi.Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank
Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi
tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank
Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat

14
Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh
orang-orang Pemerintah.

b) Pengertian Koperasi
Sesuai dengan Undang Undang No. 17 Tahun 2012 pasal 1 : Koperasi adalah
badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
c) Landasan dan Asas Koperasi
Landasan Koperasi adalah Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, Asas
Koperasi adalah Kekeluargaan.
d) Tujuan Koperasi
Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.
e) Ciri-Ciri Koperasi
Beberapa ciri dari koperasi ialah :
1. Sifat sukarela pada keanggotannya.
2. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam kopeerasi.
3. Koperasi bersifat nonkapitalis.
4. Kegiatannya berdasarkan pada prinsip swadaya (usaha sendiri), swakerta
(buatan sendiri), swasembada (kemampuan sendiri).
5. Perkumpulan orang.
11. KOPERASI LANJUT
a) Prinsip-Prinsip Koperasi
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokrasi
3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi
4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen
5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota pengawas,
pengurus, dan karyawannya serta memberikan informasi kepada masyarakat.

15
6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan koperasi
dengan bekerjasama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, regional,
nasional dan internasional
7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan
masyarakat melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota.
b) Fungsi dan Peran Koperasi
Koperasi mempunyai peran besar dalam menyusun perekonomian yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan
kemakmuran masyarakat bukan kemakmuran orang seorang.
c) Jenis-Jenis Usaha Koperasi
Berdasarkan UU RI No. 17 Tahun 2012, Jenis koperasi adalah sebagai berikut:
1. Koperasi Konsumen
2. Koperasi Produsen
3. Koperasi Jasa
4. Koperasi Simpan Pinjam
12. PENGELOLAAN KOPERASI
a) Perangkat Organisasi Koperasi
A. Rapat Anggota
1. Wewenang Rapat
2. Tatacara Rapat
3. Rapat Anggota Luar Biasa
B. Pengurus
1. Ketentuan Pengurus
2. Tugas Pengurus
3. Wewenang Pengurus
4. Tanggung Jawab dan Kewajiban Pengurus
C. Pengawas
1. Syarat Pengawas
2. Tugas Pengawas

1. Struktur Internal Organisasi Koperasi adalah sebagai berikut :

16
2. Struktur Eksternal Organisasi Koperasi adalah sebagai berikut :

2. Sumber Permodalan Koperasi


Modal Internal (Dari Dalam) :
1. Simpanan Pokok
2. Simpanan Wajib
3. Simpanan Sukarela
4. Cadangan

17
Modal Eksternal (Dari Luar)
1. Hibah
2. Modal Penyertaan
3. Modal Pinjaman
4. Sumber lain yang sah
13. PENGELOLAAN KOPERASI LANJUT
a) Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
Pengertian SHU menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal
45 adalah : SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
b) Prosedur Pendirian Koperasi
Dimulai dari rapat pendirian/pembentukan koperasi. Untuk Koperasi Primer
didirikan paling sedikit 20 orang anggota. Dan untuk Koperasi Sekunder paling
sedikit 3 koperasi primer.
14. a) Tahapan Pendirian/Pengembangan Koperasi
Menurut UU no. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, ada 5 tahap untuk
mendirikan koperasi. Kelima tahap tersebut adalah persiapan pembentukan, rapat
pendirian, pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian, penelitian anggaran
dasar koperasi, serta pengesahan atau penolakan akta pendirian koperasi.
b) Menyimulasikan Pendirian Koperasi di Sekolah
1. Persiapan. Sebelum membangun koperasi, hal pertama yang harus dilakukan
adalah: rapat persiapan antara guru, murid, dan calon panitia pengurus.
2. Rapat Pengurus Koperasi. Setelah rapat persiapan, kamu harus membentuk
panitia kepengurusan koperasi.
3. Rapat Pengoperasian.
4. Penyusunan AD/ART.
5. Pengajuan Pengesahan.
6. Pengesahan.

18
15. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu dan pengorganisasian seperti
menyusun perencanaan, membangun organisasi dan pengorganisasiannya,
pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan.

Unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut :


1. Human (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa adanya manusia maka tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat
(tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus

19
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang
harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan
harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials (Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu
sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efisiensi kerja.
5. Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja
yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan
sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan dari sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian,
peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu sendiri.
6. Market (Pasar)
Memasarkan produk tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak
akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil
produksi merupakan faktor yang menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen.

20
16. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

17. BIDANG-BIDANG MANAJEMEN


5 BIDANG MANAJEMEN
1. Manajemen Produksi.
2. Manajemen Pemasaran.
3. Manajemen Keuangan.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia.
5. Manajemen Akuntansi/Administrasi.
18. PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DALAM
KEGIATAN DI SEKOLAH
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan
secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang
mencakup :
1. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah.
Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya.
Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang
terdiri dari empat tahap :

21
1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis
kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3)
menentukan disain kurikulum; dan (4) membuat rencana induk (master plan):
pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional
atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan
struktur dan isi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5)
pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan
sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1)
penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan
keluasan); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan
sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian
proses dan hasil belajar; dan (6) setting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian
formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks,
input, proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada
pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang.
Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian
tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses
memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan
dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur
pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif)
2. Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa
harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari
kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh

22
karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa
memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi
belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi
siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan
psikomotor.
3. Manajemen personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu : (a) dalam
mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga;
(b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik,
sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana organisasi di
sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia di sekolah pada
prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling
mendukung.
4. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah
dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan
dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana
sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas.
5. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan
tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas
fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya.

23
DAFTAR REFERENSI
Buku Panduan Guru, Muatan Kebanksentralan Ekonomi SMA/MA Disusun
Berdasarkan Kurikulum 2013.

https://www.gurupendidikan.co.id/bums/

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-bums/

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id -


https://brainly.co.id/tugas/10211000#readmore

http://ekonomikun.blogspot.com/2016/03/ringkasan-koperasi-sma-kelas-x.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-fungsi-dan-unsur-manajemen/

24

Anda mungkin juga menyukai