Anda di halaman 1dari 9

KONSEP KELUARGA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. Anne Mintianie
2. Dea Hilma Fitriazi
3. Yusuf Zainal Mutaqin
4. Kemal Tauziri

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TASIKMALAYA

2020

A. Definisi
1) Departemen Kesehatan RI
Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
2) Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan.

Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :

a. Unit terkecil masyarakat

b. Terdiri atas dua orang atau lebih

c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

d. Hidup dalam satu rumah tangga

e. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga

f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing

h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

B. Ciri-Ciri Keluarga Menurut Stanhope dan Lancaster

1) Diikat dalam suatu tali perkawinan

2) Ada hubungan darah

3) Ada ikatan batin

4) Ada tanggung jawab masing-masing anggota

5) Ada pengambilan keputusan

6) Kerjasama diantara anggota keluarga

7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

8) Tinggal dalam satu rumah

C. Tipe/Bentuk Keluarga
Tradisional:
1) The Nuclear family (keluarga inti): suami, anak, istri
2) The dyad family: suami dan istri, tanpa anak
3) Keluarga usila: Suami dan istri usila, anak sudah pisah
4) The extended family (Keluarga besar): nenek, ibu, anak
5) The single parent family: keluarga yang terdiri satu orang tua dan anak
kandung/angkat
6) Commuter family: kedua orangtua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan ortu yang bekerja di luar kota bisa berkumpul dg
keluarga di waktu weekend
7) Blended family: Keluarga yang dibentuk oleh duda/janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
8) The single adult living alone/single adult family: terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri dengan pilihanya, ; perceraian, di tinggal mati

Non-tradisional:

1) The unmarried teenage mother: orangtua, terutama ibu dengan anak dari hubungan
tanpa nikah

2) The stepparent family: keluarga dengan ortu tiri

3) Commune family: pasangan keluarga dengan anaknya yang tidak ada hub. saudara)

4) Gay and lesbian families

5) Cohabitating couple: orang dewasa hidup bersamaan tanpa ikatan pernikahan krna
alasan tertentu

6) Group-marriage family: beberapa orang dewasa merasa telah saling menikah

7) Group network family: keluarga inti yang dibatasi oleh nilai-nilai

8) Homeless family: terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena krisis personal

9) Gang: keluarga yang destruktif (merusak)

D. Struktur Keluarga (Friedman)


1) Pola dan Proses Komunikasi
Struktur Komunikasi Komunikasi keluarga berfungsi apabila:
Karakter pengirim yang berfungsi:
 Yakin ketika menyampaikan pendapat
 Jelas dan berkualitas
 Meminta feedback
 Menerima feedback
Karakter pengirim yang tidak berfungsi:
 Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif)
 Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
 Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang
tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk,
normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
 Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
 Komunikasi yang tidak sesuai
Karakter penerima yang berfungsi:
 Mendengar
 Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
 Memvalidasi
Penerima yang tidak berfungsi:
 Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
 Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
 Offensive (menyerang bersifat negatif)
 Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
 Kurang memvalidasi
Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi:
 Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
 Komunikasi terbuka dan jujur
 Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
 Konflik keluarga dan penyelesaiannya

2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diartikan / diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan.
Berbagai peran yang terdapat di dalam keluarga adalah :
a. Peran ayah, ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelinduang dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosial serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya
b. Peranan ibu, sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempeunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak, anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual
3) Struktur kekuatan
a. Kemampuan (potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau mempengaruhi
atau merubah perilaku orang lain
b. Power = otoritas = dominan = pengaruh
c. Legitimate power / authority (hak untuk mengontrol orang lain) = kekuasaan mis: hak
orang tua untuk mengontrol anaknya
d. Referent power (meniru kelebihan orang lain / seseorang yang diidolakan atau ditiru)
mis: seorang anak menjadi AD karena ingin seperti ayahnya.
e. Resource atau expert power (kekuatan berdasarkan keahlian) mis: pendapat ahli
f. Reward power (kekuatan karena hadiah) mis: mahasiswa dengan nilai tertinggi akan
diberikan.
g. Coercive power (memaksakan tetapi lebih keras) mis: anak wanita pulang malam
maka akan dimarahi dan diberi sanksi
h. Informational power (persuasive power) power ini paling baik jika ingin merubah
lingkungan
i. Affektive power (manipulasi dengan cinta kasih) mis: ibu dengan anak

Pemegang kekuasaan dalam keluarga

a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah

b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu

c. Egualitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
4) Nilai-nilai keluarga
 Nilai : suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya
 Norma : perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga
 Budaya : kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman adalah:
 Fungsi afektif dan koping
 Fungsi sosialisasi
 Fungsi reproduksi
 Fungsi ekonomi
 Fungsi fisik
Fungsi keluarga menurut PP 21 tahun 1994:
 Fungsi keagamaan
 Fungsi sosial budaya
 Fungsi cinta kasih
 Fungsi melindungi
 Fungsi reproduksi
 Fungsi sosialisasi dan pendidikan
 Fungsi ekonomi
 Fungsi pembinaan lingkungan.
F. Sistem Keluarga
Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka):
 Komponen
 Batasan
 Keberadaan
 Terbuka
 Memiliki Nilai/norma
G. Tumbuh Kembang Keluarga
Menurut Duval:
 Tahap pembentukan keluarga (Begining family)
Tugas:
◦ Membina hubungan dan kepuasan bersama
◦ Menetapkan tujuan bersama
◦ Mengembangkan keakraban
◦ Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
◦ Diskusi tentang anak yang diharapkan
 Tahap menghadapi bayi (child bearing family)
Tugas:
◦ Persiapan untuk bayi
◦ Role masing-masing dan tanggung jawab
◦ Persiapan biaya
◦ Adaptasi dengan pola hubungan seksual
◦ Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
 Tahap menghadapi anak prasekolah (preschool family)
◦ Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
◦ Merencanakan kelahiran anak kemudian
◦ Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
 Tahap menghadapi anak sekolah (school family)
◦ Menyediakan aktivitas untuk anak
◦ Biaya yang diperlukan semakin meningkat
◦ Kerjasama dengan penyelenggara kerja
◦ Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
◦ Sistem komunikasi keluarga
 Tahap menghadapi anak remaja (family with teenager)
◦ Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
◦ Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
◦ Mencegah adanya gap komunikasi
◦ Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
 Tahap melepas anak ke masyarakat (launching center family)
◦ Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
◦ Penataan kembali tanggung jawab antar anak
◦ Kembali suasana suami istri
◦ Mempertahankan komunikasi terbuka
◦ Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
 Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years)
◦ Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
◦ Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
◦ Keakraban pasangan
◦ Mempertahankan kontak dengan anak
◦ Partisipasi aktivitas sosial
 Tahap keluarga usia jompo (aging family member)
◦ Persiapan dan menghadapi masa pensiun
◦ Kesadaran untuk saling merawat
◦ Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
◦ Pertahankan kontak dengan anak cucu
◦ Menemukan arti hidup
◦ Mempertahankan kontak dengan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (1988). Kesehatan keluarga. Jakarta: Depkes RI.


Duvall, E. M. (1971). Family Development. Ed ke-4. New York, US: JB Lippincott
Company.
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-
5. Jakarta: EGC.

Salvician G.Bailon dan Maglaya. (2008). Buku Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994. Diakses pada tanggal 07
Maret 2020
hukum.unsrat.ac.id › pp › pp_21_1994

Anda mungkin juga menyukai