PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan harta yang paling penting dimiliki oleh
perhatian khusus terhadap faktor sumber daya manusia ini. Perusahaan harus
dapat bersikap adil atas apa yang diberikan sumber daya manusia kepada
perusahaan karena karyawan berhak mendapatkan timbal balik atas apa yang
(Simamora, 2006).
bisa diartikan sebagai extrinsic rewards yang diterima oleh karyawan dalam bentuk
dalam bentuk upah atau gaji, insentif atau bonus, dan beberapa tunjangan.
Extrinsic rewards adalah imbalan langsung yang sifatnya berwujud upah atau gaji
pokok yang diterima karyawan secara bulanan, mingguan atau setiap jam sebagai
terhadap upah atau gaji dan biasaya berkaitan secara langsung dengan presentasi
kerja seperti bonus, komisi. Sedangkan benefit adalah imbalan yang diterima
karyawan sebagai hasil dari pekerjaan dan posisi mereka dalam organisasi, seperti
1
pembayaran di hari libur, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan tunjangan
karyawan tinggi sudah selayaknya kompensasi yang diperoleh juga lebih besar.
Gaji dapat berfungsi sebagai motivator perilaku, gaji mengikuti apa yang
memberikan manfaat kepada kedua belah pihak, baik kepada pihak perusahaan
ini memberikan kompensasi berupa gaji, tunjangan, dan bonus atas kinerja
karena jika kinerja karyawan itu baik senantiasa tujuan perusahaan dalam
penurunan kinerja perusahaan merupakan hasil dari baik buruknya kinerja setiap
sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan merupakan faktor yang sangat
2
Pemberian kompensasi yang adil dan benar akan meningkatkan produktivitas
Ketenagakerjaan”.
pekerjaan?
menyelesaikan pekerjaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
sesuatu yang diterima pegawai atau karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa
faktor utama dalam kepegawaian dan merupakan apa yang diterima oleh para
karyawan tersebut. Sebagai contoh upah atau gaji, insentif atau bonus, dan
4
dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Sebagai contoh adalah
muamalat, yakni dalam pembahasan tentang ijaroh. Menurut bahasa, ujroh berarti
kompensasi. Oleh karena itu, lafaz ujroh memiliki pengertian umum yaitu imbalan
Ujroh atau kompensasi diartikan sebagai imbalan atas jasa seorang ajir
(orang yang dikontrak jasanya) oleh mustajir (orang yang membayar jasanya).
atau ujroh dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kompensasi yang telah
yang sepadan ini bisa juga merupakan kompensasi yang sepadan dengan
dengan bagian yang seharusnya mereka terima sesuai kerja mereka, dan pada
saat yang sama dia telah menyelamatkan kepentingannya sendiri. Dan jika dia
5
tidak mau mengikuti anjuran Al-Qur’an ini maka dia akan dianggap sebagai
penindas atau pelaku penganiayaan dan akan dianggap sebagai penindas atau
pelaku penganiayaan dan akan dihukum di dunia oleh negara islam dan di hari
kemudian oleh Allah. Demikian pula para pekerja akan dianggap penindas jika
keadilan tercantum dalam surat Al-Jaatsiyah ayat 22, “dan Allah menciptakan
langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap
termasuk kedalam domain muamalah dimana hukum asal dari setiap muamalah
banyaknya ayat Al-Quran dan hadist yang dijadikan argumentasi ulama, maka
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi dasar dalam Islam
Dalam segala jenis akad dan transaksi bisnis, terciptanya unsur rela sama
adanya unsur paksaan yang dapat merugikan salah satu pihak dimana hal
6
Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firman-Nya berikut:
ِ ِ
ُ ل ْل َم ْملُ ْوك طَ َع ُامه:َع ْن أَيِب ْ ُهَر ْيَر َة رضي اهلل عنه َع ِن النَّيِب ِّ صلى اهلل عليه وسلم قال
)ف ِم َن الْ َع َم ِل إِاَّل َما يُ ِطْي ُق (رواه املسلم ِ
ُ ََّوك ْس َوتُهُ َواَل يُ َكل
Artinya: “Seorang budak itu berhak mendapatkan pangan dan sandang
(dari tuannya) dan janganlah dia dibebani atas suatu pekerjaan melainkan
sesuai dengan kemampuannya.”
(HR. Muslim)
dengan demikian salah satu tolak ukur penentuan upah yang proporsional
adalah yang sesuai dengan job desc yang melekat pada tiap-tiap
pekerjaan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Al-Quran pada ayat
berikut:
7
Artinya: “dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya.”
(QS. An-Najm [53] : 39)
Pada ayat yang lain Allah juga berfirman mengenai keadilan dalam
pemberian kompensasi dalam ayat berikut:
Artinya: “dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.” (QS. Al-
Ahqaf [46] : 19)
Kemudian setelah itu, pada awal akad atau kontrak pekerjaan, perusahaan
pokok yang harus ia selesaikan, target yang harus dicapai, dan strategi apa
saja yang akan ia gunakan untuk mencapai target tersebut. Hal ini disebut
)َح ُد ُك ُ&م الْ َع َم َل أَ ْن يُْت ِقنَهُ (رواه الطرباين ِ ِ ُّ ِإِ َّن اهلل حُي
َ ب إ َذا َعم َل أ َ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai salah seorang diantara kalian
yang apabila ia mengerjakan suatu pekerjaan, ia kerjakan dengan itqon
(jelas, terarah dan tuntas).”
(HR. Thabrani)
4. Partnership Relationship
8
Dalam Islam hubungan antara perusahaan dengan karyawan, majikan
Dimana keduanya saling melengkapi, dengan hubungan ini maka tidak ada
ت أَيْ ِديْ ُك ْم فَأَطْعِ ُم ْو ُه ْم مِم َّا تَأْ ُكلُ ْو َن َو أَلْبِ ُس ْو ُه ْم مِم َّا
َ ُْه ْم إِ ْخ َوانُ ُك ْم َج َعلَ ُه ُم اهللُ حَت
ِ َت ْلبسو َن واَل تُ َكلِّ ُفوهم ما ي ْغلِبهم فَِإ ْن َكلَّ ْفتُموهم فَأ
)َعْيُن ْو ُه ْم (رواه املسلم ْ ُ ُْ ْ ُُ َ َ ْ ُ ْ َ ُْ َ
Artinya: “mereka adalah saudara-saudaramu yang dijadikan Allah tunduk
dibawah kekuasaanmu. Oleh karena itu berilah mereka makan
sebagaimana yang kamu makan, berilah mereka pakaian sebagaimana
yang kamu pakai, dan janganlah kamu membebani mereka di luar
kemampuannya. Jika kamu memberikan beban kepada mereka maka
bantulah mereka.”
(HR. Muslim)
berikut ini:
9
Para karyawan atau pekerja tidak diperlakukan sebagaimana mesin yang
ِ ِ
َ َِجًرا يِف ْ َم َوا ِزيْن
)ك (رواه إبن حبان ْكأَ َك ِم ْن َع َمل ِه َكا َن ل
َ ت َع ْن َخاد ِم
َ َما َخ َّف ْف
Artinya: “keringanan yang kamu berikan kepada budakmu maka itu menjadi
pahala timbangan amalmu.” (HR. Ibnu Hibban)
tenaga kerja, maka hal tersebut masih dapat diakui. Kecuali perbedaan upah
hal tersebut tidak diakui dan merupakan bentuk kezholiman kepada para tenaga
kerja.
10
2. Kepuasan Kerja
3. Pengadaan Efektif
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
yang berlaku.
8. Pengaruh Pemerintah
dapat dihindarkan.
11
1. Menarik orang-orang potensial atau berkualitas untuk bergabung dengan
secara internal dan kompetitif secara eksternal, maka karyawan yang ingin
keunggulan kompetitif.
semakin besar.
12
baik, maka tingkat kompensasi akan semakin besar, tetapi sebaliknya jika
semakin besar, sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang
Jika produktivitas kerja karyawan baik dan tinggi, maka kompensasi akan
semakin tinggi. Tetapi sebaliknya karyawan yang biaya hidup di daerah itu
rendah akan memperoleh gaji / kompensasi yang lebih kecil. Hal ini
13
lebih besar pula.
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji /
Jika jenis dan sifat pekerjaan termasuk sulit / sukar dan mempunyai resiko
mengerjakanya. Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaan relatif mudah dan
relatif rendah.
Pemberian kompensasi harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta
Asas-asas pemberian kompensasi antara lain (Malayu S.P. Hasibuan, 2014 : 122):
1. Asas Adil
14
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus
tanggung jawab, dan jabatan pekerjaan. Jadi adil bukan berarti setiap
setiap karyawan. Dengan asas adil akan tercipta suasana kerjasama yang
baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilitas karyawan akan lebih
baik.
1. Metode Tunggal
Metode tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok
hanya didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan formal yang dimiliki
karyawan.
2. Metode Jamak
Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas
seseorang. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. Hal ini terdapat
15
terdapat diskriminasi.
kompensasi finansial ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Sedangkan
langsung terdiri atas gaji upah, dan insentif (komisi dan bonus). Sedangkan
kompensasi keuangan tidak langsung dapat berubah berbagai macam fasilitas dan
tunjangan.
1. Kompensasi Langsung
a. Gaji
b. Upah
atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang
dasarnya, gaji atau upah diberikan untuk menarik calon pegawai agar
c. Insentif
16
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
tepat.
Tidak terlalu mudah untuk dicapai dan juga tidak terlalu sulit. Standar
17
(Sutrisno, 2009: 151):
Survey Kompensasi
Evaluasi Pekerjaan
Pengelompokkan Pekerjaan
Gaji Cuti
Insentif
Komisi
Bonus
Keterangan:
1. Survei Kompensasi
18
2. Evaluasi Pekerjaan
3. Pengelompokkan Pekerjaan
pekerjaan.
kelas atau divisi yang telah ditentukan sebelumnya. Terdapat dua jenis
19
Kompensasi langsung adalah pembayaran dalam bentuk gaji, insentif, komisi
1. Tingkat Pembayaran
2. Struktur Pembayaran
rata tingkat bayaran, tingkat pendidikan, masa kerja, dan prestasi kerja
pegawai.
4. Metode Pembayaran
pada waktu (per jam, per hari, per minggu, per bulan). Kedua metode
5. Kontrol Pembayaran
BAB III
PEMBAHASAN
21
3.1 Bentuk Kebijakan Manajemen Kompensasi pada PT. BPJS Ketenagakerjaan
pokok, bonus, insentif, dan tunjangan. Gaji pokok diberikan berdasarkan grade dan
karyawan dalam 2 tahap yaitu setiap bulan Juni dan Oktober. Sementara itu
sistem target, jika kinerja dan targetnya bagus maka semakin besar insentif yang
diterima.
kepada karyawan berupa pembiayaan penuh untuk semua penyakit yang diderita
oleh karyawan maupun keluarga karyawan (istri/suami dan 3 orang anak) atau
diberikan PT. BPJS Ketenagakerjaan terdiri atas 2 yaitu cuti tahunan dan cuti
besar. Tunjangan cuti tahunan diberikan satu kali dalam setahun, diberikan
pegawai. Tunjangan cuti besar diberikan satu kali dalam 6 tahun, diberikan
Evaluasi Pekerjaan 22
Memberikan Kompensasi Setiap Tingkat Pembayaran
Bonus Mess
Evaluasi Pekerjaan
1. Informasi Pekerjaan
berdasarkan kedudukan.
pegawai tersebut. Tingkat grade tersebut terdiri dari Basic, Specific, System,
2. Faktor Kompensasi
23
PT. BPJS Ketenagakerjaan menentukan faktor kompensasi berdasarkan 4
hal yaitu pendidikan, lama kerja karyawan, kinerja, dan target. Pendidikan
berupa gaji pokok. Sedangkan kinerja dan target karyawan juga menjadi
kompensasi yang dipengaruhi oleh kinerja dan target karyawan yaitu bonus
insentif.
grade. Kompensasi bulanan pegawai PT. BPJS Ketenagakerjaan terdiri atas gaji
pokok atau disebut P1 (Pay for Person) dan tunjangan atau disebut P2 (Pay for
Sistem Baru
Peringkat Gaji
Grade Jenis Jabatan Fungsional
1 Integration 1 Fungsional I
2 Integration 2 Fungsional I
3 Integration 3 Fungsional I
4 Advanced 1 Fungsional II
5 Advanced 2 Fungsional II
6 Advanced 3 Fungsional II
7 Optimization 1 Fungsional III
8 Optimization 2 Fungsional III
9 Optimization 3 Fungsional III
10 Optimization 4 Fungsional III
11 System 1 Fungsional IV
12 System 2 Fungsional IV
13 System 3 Fungsional IV
14 System 4 Fungsional IV
15 Spesific 1 Fungsional V
16 Spesific 2 Fungsional V
17 Spesific 3 Fungsional V
18 Spesific 4 Fungsional V
19 Basic 1 Fungsional VI
20 Basic 2 Fungsional VI
21 Basic 3 Fungsional VI
22 Basic 4e Fungsional VI
23 Basic 4d Fungsional VI
24
24 Basic 4c Fungsional VI
25 Basic 4b Fungsional VI
26 Basic 4a Fungsional VI
Grade adalah tingkatan dari suatu level kompetensi individu yang dibedakan atas
Tarif grade adalah kompensasi dalam bentuk uang setiap bulan untuk menghargai
Adapun tarif grade tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:
25
Tunjangan di PT. BPJS Ketenagakerjaan adalah P2 (Pay for Position) yang
besaran pay for position ditentukan oleh beberapa hal, yaitu pengetahuan yang
solving), dan tanggung jawab (accountability). Adapun tarif untuk tunjangan posisi
diberikan setahun sekali bila syarat-syarat tertentu terpenuhi, yaitu bonus hanya
dapat diberikan bila perusahaan memperoleh laba selama tahun fiskal yang telah
berlalu, karena bonus biasanya diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan. Dalam perhitungan gaji pegawai, bonus dihitung terpisah dari gaji,
26
karena bonus bukanlah penghasilan tetap setiap pegawai. Perhitungan bonus
pegawai. Bonus pegawai tetap PT. BPJS Ketenagakerjaan dihitung dengan cara
(P1 / Pay for Person x Faktor Kali P1 / Perhitungan Berdasarkan Kinerja x Target
Kerja).
Insentif yang diberikan PT. BPJS Ketenagakerjaan ada 3 yaitu insentif yang
P-32 yaitu insentif yang diberikan berdasarkan sistem penilaian kinerja dan
target berdasarkan kelompok. Hal ini dilakukan jika mempunyai tugas khusus
yang bekerja nya bersifat tim, kompensasi yang didapat dari hasil ini berupa
uang.
P-33 yaitu insentif yang diberikan berdasarkan sistem penilaian dari direksi.
Jika dilihat dari tingkatan pembayaran yang dilakukan oleh PT. BPJS
produktif.
27
Penentuan Besaran Kompensasi
kepada pihak perusahaan. Untuk itu karyawan yang memiliki kinerja dan target
yang baik, maka semakin besar pula kompensasi yang diberikan oleh PT. BPJS
dalam pemberian bonus dan insentif menggunakan sistem target dan prestasi
kerja dengan adanya rapot yang dibuat setiap triwulan sekali, rapot ini bertujuan
untuk menentukan hasil bonus dan insentif yang diperoleh akan berbeda-beda
28
Sistem target yang ditetapkan BPJS Ketenagakerjaan adalah target tenaga kerja dan perusahaan di wilayah Semarang menjadi
pendaftar kepesertaan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Berikut adalah tabel 3.1 Kepesertaan Tenaga
Kerja dan tabel 3.2 Kepesertaan Perusahaan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Semarang.
Tabel 3.1
Persentase Ketercapaian Kepesertaan Tenaga Kerja di BPJS Ketenagakerjaan
Kantor Wilayah Semarang (Periode Januari – Desember 2018)
Dari tabel 3.1 tersebut menjelaskan bahwa kepesertaan tenaga kerja di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Semarang pada
realisasinya belum maksimal dengan kata lain belum sampai mencapai target yang telah ditentukan dari pusat, karena untuk persentase
ketercapaian kepesertaan tenaga kerja bila dibandingkan dengan apa yang telah ditargetkan BPJS Ketenagakerjaan masih sangat jauh.
1
Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan, menargetkan tenaga kerja penerima upah dengan jumlah kepesertaan 337.599 tenaga kerja,
namun pada realisasinya hanya mencapai 54.280 tenaga kerja yang aktif dengan persentase ketercapaian 16,1% dalam kepesertaan
BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Semarang. Selanjutnya Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan menargetkan tenaga kerja jasa
konstruksi dengan jumlah kepesertaan 44.978, namun pada realisasinya hanya mencapai 21.625 tenaga kerja yang aktif dengan
persentase ketercapaian 48,1% dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Semarang. Kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan
juga menargetkan tenaga kerja bukan penerima upah dengan jumlah kepesertaan 50.357 tenaga kerja, namun pada realisasinya hanya
mencapai 4.500 tenaga kerja yang aktif dengan persentase 8,9% dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Semarang.
Terakhir Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan menargetkan tenaga kerja jaminan pensiun dengan jumlah 28.680 tenaga kerja, namun
disini pada realisasinya tidak ada satupun tenaga kerja yang ikut turut menjadi kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Semarang
dikarenakan tenaga kerja jaminan pensiun, jaminannya masih dicover oleh perusahaan jaminan pensiunnya itu sendiri. Sehingga tenaga
2
Tabel 3.2
Persentase Ketercapaian Kepesertaan Perusahaan di BPJS Ketenagakerjaan
Kantor Wilayah Semarang (Periode Januari – Desember 2018)
Dari tabel 3.2 tersebut menjelaskan bahwa kepesertaan perusahaan di BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Semarang belum
maksimal, dengan kata lain belum sampai mencapai target yang telah ditentukan dari pusat. Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan
menargetkan perusahaan penerima upah dengan jumlah kepesertaan 1.660 perusahaan, namun pada realisasinya hanya mencapai 524
perusahaan yang menjadi kepesertaan aktif dengan persentase ketercapaiannya adalah 31,6% di BPJS Ketenagakerjaan wilayah
Semarang. Sedangkan pada perusahaan jasa konstruksi, Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan menargetkan kepesertaan dengan jumlah
2.391 perusahaan perusahaan, namun realisasinya hanya 591 perusahaan yang menjadi kepesertaan aktif dengan persentase
ketercapaiannya 24,7% di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Semarang. Terakhir, Kantor Pusat BPJS menargetkan perusahaan program
3
jaminan pensiun dengan jumlah kepesertaan 101 perusahaan, namun pada realisasinya tidak ada satupun perusahaan yang menjadi
kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Semarang dikarenakan perusahaan jaminan pensiun masih memiliki program jaminan
yang mengcover tenaga kerjanya sebelum adanya BPJS Ketenagakerjaan, perusahaan masih mempercayai program yang sebelumnya
sudah ditetapkan, belum adanya keputusan dari perusahaan untuk bisa menjadi kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan sehingga tidak
4
Produktivitas karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan
prestasi kerja yang menentukan dalam pemberian bonus dan insentif. Untuk
Gambar 3.1
Penilaian KPI Di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Semarang
Periode 2018 (Januari-Desember)
4.4
4.3
4.2
4.1
Triwulan I
4
Triwulan II
3.9
Triwulan III
3.8
Triwulan IV
3.7
3.6
3.5
kinerja individu yang tingkat pencapaian kinerjanya dalam bentuk nilai akhir
ketercapaian kinerja. Penilaian kinerja tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Dari gambar 3.1 dapat dilihat pencapaian kinerja karyawan dari triwulan I sampai
dengan IV. Berdasarkan grafik diatas terjadi pencapaian kinerja yang fluktuatif dari
triwulan I sampai IV, pada triwulan I pencapaian kinerja karyawan sebesar 3.79 lalu
Apabila dilihat dari data sekunder yang diberikan diketahui bahwa realisasi
namun kondisi tersebut dapat dikategorikan belum optimal. Hal ini karena tidak
sesuai dengan target yang diharapkan. Target yang ditetapkan adalah semua
mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Artinya dengan tingkat penilaian kinerja
yang tinggi tersebut, karyawan belum mampu memenuhi keseluruhan tugas yang
dilimpahkan kepada mereka dalam bentuk program kerja dan merupakan adanya
sebagian karyawannya terutama perubahan dalam bonus dan insentif yang dulu
sangat mudah mendapatkan banyak bonus dan insentif dilihat dari lamanya
bekerja, tetapi prasyarat untuk mendapatkan hal tersebut mereka harus bekerja
kerja karyawan, jika kebutuhan dan kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi dari
imbalan yang diterima atau hasil kerja maka karyawan akan merasa puas
2
kompetensi dan sistem target selaras dengan visi misi dan rencana jangka panjang
karyawan yang berhubungan dengan sistem target agar lebih adil, yang secara
masing-masing karyawan. Hal inilah yang perlu terus ditingkatkan agar perusahaan
BAB IV
3
PENUTUP
4.1 Simpulan
dan kinerja. Pendidikan dan lama kerja karyawan akan berpengaruh terhadap
karyawan juga menjadi salah satu penentu besaran kompensasi yang diterima
untuk karyawan baik kompensasi langsung berupa gaji pokok, tunjangan, bonus,
dan insentif maupun kompensasi tidak langsung yaitu cuti, fasilitas kesehatan,
serta tentu saja hal tersebut akan berdampak pada kemajuan perusahaan.
insentif yang dulu sangat mudah mendapatkan banyak bonus dan insentif dilihat
dari lamanya bekerja, tetapi prasyarat untuk mendapatkan hal tersebut mereka
harus bekerja keras mencapai target dan tidak melihat dari lamanya bekerja.
Sistem penilaian kinerja karyawan yang berhubungan dengan sistem target agar
4
lebih adil, yang secara langsung akan berdampak pada penghargaan perusahaan
4.2 Saran
yang ada di BPJS Ketenagakerjaan saat ini sudah cukup baik , dari keseluruhan
spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
5
Dessler. 2015. Human Resource Management. 14th Edition. Florida International
University.
Hasibuan. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Heru. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Dasar Meraih Keunggulan
Bersaing. Yogyakarta: STIE YKPN.
Rivai. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sutrisno, E. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi pertama, cetakan pertama,
Jakarta: Kencana.