Anda di halaman 1dari 2

A.

Rekapitulasi data log total spora hidup (VSC) selama fermentasi

Agitasi Aerasi Log VSC (spora/ml)

A B Jam 24 Jam 48 Jam 72

100 0.5 7,92 7,96 7,79

300 0.5 6,97 7,50 7,48

200 1 7,74 8,04 7,93

200 1 7,90 8,36 7,80

100 1.5 7,63 8,19 8,06

300 1.5 7,58 7,91 7,70

B. Analisis tabel

Viable Spore Count (VSC) digunakan untuk menganalisa jumlah spora hidup
yang terkandung didalam campuran spora kristal. Pembentukan spora selama fermentasi
merupakan hal yang sangat penting karena kristal protein sebagai bahan aktif
bioinsektisida dibentuk bersamaan dengan pembentukan spora. Semakin banyak spora
yang dibentuk maka diharapkan semakin tinggi pula jumlah kristal protein yang
terbentuk. Pengukuran jumlah spora hidup ditentukan dengan melakukan sederetan
pengenceran larutan contoh, kemudian dicawankan dengan metode cawan sebar pada
medium NA (Nutrien Agar). Spora yang ditumbuhkan di dalam medium agar berasal dari
larutan contoh yang terlebih dahulu diberi rejatan panas pada suhu 65-70 oC selama 15
menit. Hal ini bertujuan untuk membunuh sel vegetatif Bacillus thuringiensis subsp.
israelensis, sehingga yang dicawankan adalah spora kristal..

Pembentukan spora tergantung pada kondisi lingkungan kultur. Pada umumnya,


spora akan tumbuh pada lingkungan kultur yang tidak sesuai bagi sel. Menurut Sukmadi
et al., (1996), bahwa pembentukan spora tergantung pada lingkungan kultur, umumnya
spora akan tumbuh pada lingkungan kultur yang kurang sesuai bagi sel, misalnya nilai pH
dan suhu yang ekstrim, kurangnya suplai makanan bagi sel serta kemungkinan lain yang
menyebabkan kondisi lingkungan tidak sesuai untuk sel B.t.i. Pembentukan spora ini
merupakan pertahanan diri sel terhadap kondisi lingkungan yang tidak sesuai baginya.

Pada penelitian yang dilakukan, perhitungan pertambahan jumlah spora hidup dimulai
pada jam ke-24 dimana fermentasi berada pada fase stasioner. Pemilihan waktu
pengukuran jumlah spora pada jam ke-24 karena diduga sel mulai mengalami sporulasi.

Pada Tabel diatas , dapat dilihat bahwa jumlah spora tertinggi terdapat pada jam
ke- 48 dengan kecepatan agitasi sebesar 200 rpm dan tingkat aetasi sebesar 1 vvm dan
perolehan spora sebanyak 8,36 spora/ml , sedangkan yang terrendah terdapat pada jam
ke-24 dengan kecepatan agitasi sebesar 300 dan tingkat aetasi sebesar 0,5vvm.

C. Daftar Pustaka

Ahdianto, D. F. (2006). Kajian Pengaruh Ph Dan Suhu Terhadap Produksi Bioinsektisida


Oleh Bacillus Thuringiensis Subsp.Israelensis Menggunakan Substrat Onggok
Tapioka . Bogor (ID) : IPB Press

Anda mungkin juga menyukai