Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah Kota Surabaya Maria Theresia
Ekawati Rahayu, di Surabaya, Jumat, mengatakan dalam rangka penyelamatan aset
negara, Pemkot Surabaya memang selalu meminta bantuan kepada pihak kejaksaan,
mulai Kejaksaan Negeri Surabaya, Kejaksaan Negeri Tanjung Perak, hingga Kejaksaan
Tinggi Jawa Timur.
"Bantuan hukum itu sudah berhasil menyelamatkan aset pemkot di berbagai lokasi di
Surabaya dan Sidoarjo," ujarnya.
Sementara dengan Kejati Jatim telah diselamatkan aset di enam lokasi seluas140.507
meter persegi. Jika ditotal nilainya mencapai Rp370.779.225.480.Enam lokasi itu adalah
tanah di Kelurahan Karah yang dimanfaatkan oleh Universitas Merdeka (Unmer) seluas
37.011,49 meter persegi, tanah di Kelurahan Wiyung yang merupakan ruilslag dengan
PT Grande Family View seluas 2.550 meter persegi, tanah di Kelurahan Margorejo
seluas 5.166 meter persegi ditambah luas bangunan 3.437,06 meter persegi.
Selain itu, ada pula tanah di Jalan Indragiri No.6 seluas 25.780 meter persegi, tanah di
Jalan Kenari seluas 2.050,70 meter persegi dan tanah di Desa Ploso, Kecamatan
Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo seluas 7 hektare.
"Enam lokasi ini nilainya besar-besar, yang Unmer itu nilainya Rp87 miliar, ruilslag di
Wiyung Rp3 miliar, di Margorejo Rp53 miliar, Indragiri mencapai Rp183 miliar.
Kemudian, yang di Jalan Kenari Rp17 miliar dan aset di Sidoarjo Rp26 miliar," katanya.
Setelah aset-aset itu kembali, lanjut dia, Pemkot Surabaya akan memanfaatkan untuk
kepentingan umum, seperti tanah aset di Jalan Indragiri dan Jalan Kenari yang langsung
dimanfaatkan untuk publik.
Sedangkan aset di Unmer, 19 ribu meter persegi akan digunakan oleh Unmer, dan 18
ribu meter persegi akan dipakai pemkot untuk membangun kolam renang. Sementara,
aset di Kelurahan Wiyung hasil ruilslag dan aset tanah yang ada di Kelurahan Margorejo
masih akan disesuaikan dengan ketentuan pengelolaan barang milik daerah yang
berlaku saat ini.
"Kalau aset yang ada di Sidoarjo itu kita langsung tindak lanjuti pengamanan aset
seperti sertifikasi dan pasang papan keterangan hak milik, ungkin nanti akan
disewakan," ujarnya.
Selain itu, Yayuk juga menjelaskan ada beberapa aset yang memang sengaja meminta
bantuan hukum ke Kejati Jawa Timur. Sebab, bobot permasalahan dan tingkat
kesulitannya sangat besar. Bahkan, nilainya juga fantastis.
Meskipun ditangani Kejati Jawa Timur, tapi biasanya ketika maju ke persidangan tetap
berkolaborasi dengan Kejari Surabaya maupun Kejari Tanjung Perak.
Oleh karena itu, ia mengaku masih terus meminta bantuan hukum Kejati Jatim untuk
melakukan penyelamatan aset yang lain. Saat ini, beberapa aset yang masih proses
penyelidikan oleh Kejati Jatim adalah kasus aset Yayasan Kas Pembangunan (YKP)
Surabaya yang saat ini terus dilakukan pemeriksaan saksi-saksi, kemudian kolam
renang Brantas dan juga jalan tembus Villa Bukit Mas.
"Tiga itu yang masih terus didalami dan itu besar-besar. Semoga segera kembali ke
tangan pemkot," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan terima kasih kepada
Kejati Jatim yang telah membantu menyelamatkan aset pemkot. Ia berjanji aset-aset
yang telah dikembalikan itu akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan
masyarakat umum.
"Saya sangat bersyukur aset-aset ini bisa kita selamatkan. Tentunya ini berguna bagi
warga Surabaya," katanya.
Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Sunarta memastikan Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur dan Kejaksaan Negeri Surabaya serta Kejaksaan Negeri Tanjung Perak siap
mengawal setiap kasus aset pemerintah kota yang terancam hilang, baik itu sebagai
tergugat maupun digugat.
Bagi dia, bantuan hukum ini sudah menjadi tupoksi kejaksaan yang langsung berada di
bawah perintah Presiden untuk siap membantu dan melakukan pendampingan terkait
aset milik pemerintah kota/daerah.
"Silakan laporkan dan kami siap mengawal semua proyek pemerintah yang mengalami
masalah. Jangan ragu untuk berkoordinasi dengan kami," katanya. (an/ar)