Anda di halaman 1dari 6

[Home]

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


NOMOR PER 03/MEN/1982
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I

Menimbang: bahwa dalam rangka melindungi tenaga kerja terhadap setiap


gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan
kerja serta kemampuan fisik tenaga kerja, maka perlu dikeluarkan
peraturan tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

Mengingat: 1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


(Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor. 1, tambahan
Lembaran Negara Nomor 2918)
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor.
Per. 02-/Men/1980.
3. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor Kepts. 79/Men/1977.

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


TENTANG PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Pasal 1
Dalam Perturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
a. Pelayanan Kesehatan adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan
tujuan:
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik
fisik maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan
tenaga kerja.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan
fisik tenaga kerja.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MTK3-1982.PDF 1
4. Memberikan pengobatan dan perawatan seta rehabilitasi bagi tenaga
kerja yang menderita sakit.
b. Tempat kerja adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1970.
c. Pengurus adalah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1970.
d. Pengusaha adalah sebagaimana yang dimaksud pada Surat Keputusan Menteri
Tenaga Keja dan Transmigrasi No. Kepts 79/Men/1977
e. Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah dokter atau
pegawai tehnis yang berkeahlian khusus yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi.

Pasal 2
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
khusus.
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja.
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan seni-tari.
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja.
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat
kerja.
g. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
h. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas
Pertolongan Pada Kecelakaan.
i. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja.
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalm kesehatan.
l. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja kepada
pengurus.

Pasal 3
(1) Setiap tenaga kerja berhak mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja.
(2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MTK3-1982.PDF 2
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat:
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus.
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan
dokter atau Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu Pelayanan Kesehatan Kerja.
(2) Direktur mengesahkan cara penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai
dengan keadaan.

Pasal 5
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dipimpin dan dijalankan oleh seorang
dokter yang disetujui oleh Direktur.

Pasal 6
(1) Pengurus wajib memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang
menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja.
(2) Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Kerja,
bebas memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-
pemeriksaan dan mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan.

Pasal 7
(1) Pengurus wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Kerja kepada Direktur.
(2) Tata cara bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Direktur.

Pasal 8
Dokter maupun tenaga kerja kesehatan wajib memberikan keterangan-keterangan
tentang Pelaksaan Kesehatan Kerja kepada Pegawai Pengawas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

Pasal 9
Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja melakukan pengawasan
terhadap ditaatinya pelaksanaan peraturan ini.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MTK3-1982.PDF 3
Pasal 10
(1) Pelanggaran terhadap pasal 3 ayat (2), pasal 6 ayat (1) pasal 7 ayat (1) dan pasal
8 diancam hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda setinggi-
tingginya seratus ribu rupiah, sesuai dengan pasal 15 ayat (2) Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1970.
(2) Tindakan pidana tersebut pada ayat (1) adalah

Pasal 11
Hal-hal yang dianggap perlu untuk melaksanakan peraturan ini akan diatur oleh
Direktur.

Pasal 12
Peraturan ini mulai berlaku tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Jakarta


Pada tanggal: 23-4-1982.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

ttd

Harun Zain

Disalin sesuai dengan aslinya


Sub Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Kesehatan Kerja
Kepala

ttd

Dr. H.A.R. Rahman


NIP. 160002776.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MTK3-1982.PDF 4
PETUNJUK PELAKSANAAN

PELAYANAAN KESEHATAN KERJA SESUAI DENGAN PERATURAN


MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NO. 03/MEN/1982

1. Pembentukan dan cara penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja


tergantung pada:
− Jumlah tenaga kerja
− Tingkat bahaya yang ada ditempat kerja
a. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja lebih dari 500 orang
harus menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Kerja:
− Berbentuk klinik
− Dipimpin oleh seorang dokter yang praktek tiap hari kerja
Bila pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa shift dan tiap shift
mempekerjakan lebih dari 500 orang, harus ada poliklinik jaga pada
tiap shift.
b. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 200 – 500 orang dengan
tingkat bahaya rendah harus menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Kerja:
− Berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani oleh
paramedis);
− Dipimpin oleh dokter yang praktek sekali 2 hari.
c. Dengan tingkat bahaya tinggi harus menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Kerja seperti pada butir (a)
d. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 – 200 orang dengan
tingkat bahaya rendah harus menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Kerja:
− Berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani oleh
paramedis);
− Dokter praktek sekal dalam 3 hari.
e. Dengan tingkat bahaya tinggi harus menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Kerja sama dengan butir (b).
f. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang dari 100 orang
dapat menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan bersama-sama
dengan pengurus perusahaan yang lain.

2. Untuk kelancaran pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kerja maka


pembentukkan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat dilakukan oleh Kepala
Kantor Wilayah.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MTK3-1982.PDF 5
3. a. Terhadap dokter yang memimpin dan menjalankan Pelayanan
Kesehatan Kerja harus mendapatkan persetujuan dari Kantor
Wilayah Departemen Tenaga Kerja terlebih dahulu.
b. Permohonan persetujuan pengesahan dokter tersebut dapat
dilakukan bersamaan dengan permohonan pengesahan
pembentukan Pelayanan Kesehatan Kerja
c. Dokter yang ditunjuk dan menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja
harus memenuhi persyaratan:
1. Memahami peraturan perundang-undangan keselamatan dan
kesehatan kerja khususnya dibidang kesehatan kerja.
2. Memenuhi peraturan professional yang disyahkan instansi
yang berwenang.
4. - Setiap Kantor Departemen Tenaga Kerja agar mendatakan semua
perusahaan yang telah menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Kerja dan bentuk penyelenggaraannya.
− Perusahaan yang telah menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Kerja harus membuat laporan 1 (satu) bulan sekali dan disampaikan
kepada Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja dengan tindasan
Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat:
i. Jumlah kunjungan pasien yang berobat terdiri dari:
1. Kunjungan baru;
2. Kunjungan ulangan;
ii. Diagnosa penyakit
iii. Penyakit akibat kerja atau penyakit yang diduga disebabkan
oleh pekerjaan
iv. Kecelakaan kerja
5. Tata cara dan bentuk laporan terlampir, harus dilakukan sesuai dengan
petunjuk yang telah ditetapkan.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MTK3-1982.PDF 6

Anda mungkin juga menyukai