Anda di halaman 1dari 5

1.

Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya sebuah tanah yang dapat dipakai untuk megukur kehalusan
kesuburan tanah yang akan menentukan karakteristik tanah. Tekstur tanah dapat dilihat dari persentasi
pasir, debu dan liat. persentasenya bisa di lihat menggunakan segitiga tekstur. ada 12 kelas tekstur
menurut (USDA United State Defartemen Of Agriculture).

*)Tanah berpasir

a. Pasir

b. Pasir Berlempung

*)Tanah Berlempung

c. Lempung Berpasir

d. lempung

e. Lempung Berdebu

f. Debu

g. Lempung berliat.

*)Tanah Berliat

h. lempung liat berpasir

i. lempung liat berdebu

j. liat berpasir

k. liat berdebu

l. liat

2. Stabilitas agregat tanah merupakan indikator yang relevan sebagai prediksi awal terjadinya erosi
tanah karena mencerminkan beberapa karakteristik tanah penting lainnya dan mengukur beberapa
karakteristik tanah permukaan. Stabilitas agregat sangat penting dalam menentukan karakteristik tanah.
Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya
terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Pada tanah yang agregatnya Kurang stabil bila terkena
gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur butir-butir halus hasil hancuran akan
menghambat pori-pori tanah sehingga bobot isi tanah meningkat. aerasi buruk dan permeabilitas
menjadi lambat. Kapan agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi,
kemampuan agregat untuk bertahan dari gaya perusak dari luar ( stabilitas) tas dapat ditentukan secara
kuantitatif melalui agregat stability.
3. Konsistensi tanah adalah daya kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah dan ketahanan
(resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk oleh tekanan atau berbagai kekuatan
yang dapat mempengaruhi. Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.

Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan
penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat tidak lengket,
tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas. Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah
berkonsistensi sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan keras.

Cara menentukan konsistensi di lapangan ialah dengan cara memijit-mijit tanah, dalam berbagai
keadaan kandungan air seperti keadaan basah (wet), lembab (moisture) atau kering (dry), biasanya
dengan menggunakan ibu jari dengan telunjuk. Pada keadaan basah diamati plastisitasnya, apakah
massa tanah cukup liat untuk dapat dibuat bentuk-bentuk tertentu tanpa retak-retak atau pecah atau
apakah tanah melekat pada jari-jari kita, sehingga untuk melepaskan antara ibu jari dan telunjuk agak
sukar atau mudah sekali.

4. Berat isi (Bulk density), Bulk Destiny Tanah (Berat tanah per volume). yaitu berat suatu volume tanah
dalam keadaan struktur alamiah. Berat isi atau berat volume ditentukan oleh porositas dan padatan
tanah. Tanah yang renggang berpori-pori mempunyai bobot kecil per satuan volume, dan tanah yang
padat berbobot tinggi per satuan volume tanah. Berat volume, merupakan petunjuk kepadatan tanah.
Makin padat suatu tanah, makin tinggi BV-nya berarti makin sulit meneruskan air atau

ditembua oleh akar tanaman. BV tanah berkisar antara 1,1 – 1,6 g/cm3. BV penting diketahui untuk
menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah yang didasarkan pada berat tanah
per hektar.

5. Pengaruh organisme dalam karakteristik tanah tidaklah kecil. Alkumulasi bahan organik, siklus unsure
hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme dalam
tanah. Unsur nitrogen, dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh mikroorganisme baik yang hidup
sendiri di dalam tanah maupun yang bersimbiose dengantanaman. Vegetasi yang tumbuh di atas tanah,
dapat merupakan penghalanguntuk terjadinya erosi sehingga mengurangi jumlah tanah yang hilang.
Berikut pembamgian organisme:

a. Aktifitas Organisme pendukung (cacing tanah, bakteri). mengikat N di udara.

b. Aktifitas Organisme pengganggu (Tikus), parasite phytum (Penyebab penyakit akar), Fusarium
(penyakit laju pada tanah).

6. A). Unsur hara adalah unsur-unsur kimia yang diperlukan tanaman sebagai zat makanan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam penggolongan umum, unsur hara digolongkan menjadi
dua, yaitu: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Penggolongan tersebut didasarkan atas jumlah
relatif unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan yang normal. Unsur hara makro
diperlukan tanaman dalam jumlah besar, karena unsur hara makro merupakan penyusun struktur dan
protoplasma jaringan tanaman. Sebaliknya, unsur hara mikro diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit.
Unsur hara mikro berperanan penting dalam reaksi enzimatik, oksidasi-reduksi, dan reaksi-reaksi yang
serupa dalam tanaman.

Unsur hara makro

1. Nitrogen (N)

2. Kalsium (Ca)

3. Magnesium (Mg)

4. Kalium (K)

5. Fosfor (P)

6. Belerang (S)

7. Karbon (C)

8. Hidrogen (H)

9. Oksigen (O)

Unsur hara mikro

a. Tembaga (Cu)

b. Besi (Fe)

c. Mangan (Mn)

d. Seng (Zn)

e. Boron (Bo)

f. Molibdenum (Mo)

g. Klor (Cl)

Kebutuhan tanaman akan setiap unsur hara tergantung pada ketersediaan dari semua unsur hara
lainnya dalam tanah. Kenyataan membuktikan, bahwa hasil maksimum dapat dicapai bila semua kondisi
pertumbuhan termasuk penyediaan hara berada dalam kondisi optimal. Kondisi hara dikatakan optimal,
bila semua unsur hara tersedia dalam jumlah yang tepat, karena kekurangan atau kelebihan salah satu
unsur hara akan dapat mengurangi efisiensi dari hara lainnya.

B) Mekanisme Penyerapan Unsur Hara


Unsur hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3 mekanisme penyediaan unsur hara, yaitu:

a. aliran massa,

b. difusi, dan

c. intersepsi akar.

Hara yang telah berada disekitar permukaan akar tersebut dapat diserap tanaman melalui dua proses,
yaitu:

a. Proses Aktif, yaitu: proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif atau proses penyerapan hara
yang memerlukan adanya energi metabolik, dan

b. Proses Selektif, yaitu: proses penyerapan unsur hara yang terjadi secara selektif.

Proses Aktif:

Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif dapat berlangsung apabila tersedia energi metabolik.
Energi metabolik tersebut dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan
akar tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong berlangsungnya
penyerapan unsur hara secara proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman berkurang akan
menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif. Bagian akar tanaman yang paling
aktif adalah bagian dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar ini
merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar.

Proses Selektif:

Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: (1) dinding sel, (2) membran sel, (3) protoplasma.
Dinding sel merupakan bagian sel yang tidak aktif. Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah.
Sedangkan bagian dalam terdiri dari protoplasma yang bersifat aktif. Bagian ini dikelilingi oleh membran.
Membran ini berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur hara yang akan melaluinya. Proses
penyerapan unsur hara yang melalui mekanisme seleksi yang terjadi pada membran disebut sebagai
proses selektif.

Proses selektif terhadap penyerapan unsur hara yang terjadi pada membran diperkirakan berlangsung
melalui suatu carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini bersenyawa dengan ion (unsur) terpilih.
Selanjutnya, ion (unsur) terpilih tersebut dibawa masuk ke dalam protoplasma dengan menembus
membran sel.

Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai berikut:

(1) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K+, Ca2+, Mg2+, dan NH4+) maka dari
akar akan dikeluarkan kation H+ dalam jumlah yang setara, serta
(2) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO3-, H2PO4-, SO4-) maka dari akar
akan dikeluarkan HCO3- dengan jumlah yang setara.

Anda mungkin juga menyukai