Perencanaan Pariwisata
Perencanaan Pariwisata
AHMAD MUJAHID AL
F 231 15 050
Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh semntara waktu dari tempat
tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu
senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya (Kodhyat, 1998).
2. Konsep Pengembangan Pariwisata
Berbagai kisi-kisi pemahaman mengenai destinasi pariwisata seperti halnya
diadaptasikan dari banyak batasan pengertian yang telah diberikan oleh para pakarnya,
pada intinya mengandung tujuan yang sama bahwa kerangka pengembangan destinasi
pariwisata paling tidak harus mencakup komponen-komponen utama sebagai berikut
(Sunaryo, 2013).
a. Objek dan daya tarik (atraksi) yang mencakup: daya tarik yang berbasis utama pada
kekayaan alam, budaya, maupun buatan.
b. Aksesibilitas, yang mencakup dukungan sistem transportasi yang meliputi: rute atau
jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan dan moda transportasi
lainnya.
c. Amenitas, yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi:
akomodasi, rumah makan, took cinderamata, fasilitas penukaran uang, agen
perjalanan, pusat informasi wisata, dan fasilitas kenyamanan lainnya.
d. Fasilitas pendukung, yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh
wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, layanan kesehatan, dan sebagainya.
e. Kelembagaan, yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur
dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat
sebagai tuan rumah.
3. Obyek Wisata
Menurut Oka A. Yoeti (1996:172), pengertian obyek wisata biasanya lebih digunakan
istilah “tourist attactions” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk
mengunjungi daerah tersebut. Dari arti tersebut berarti objek wisata tidak lepas dari apa
yang ditawarkan suatu tujuan wisata. Pariwisata akan sangat tergantung dengan daya
tarik yang ada.
4. Potensi Wisata
Potensi wisata juga dapat berupa sumberdaya alam yang beraneka ragam dari aspek fisik
dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangakan untuk
pariwisata.
Sedangkan sumberdaya pariwisata diartikan sebagai unsur-unsur lingkungan alam atau
yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi keinginan wisatawan (Chafid
Fandeli, 2001: 48-57).
5. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memicu seseorang dan/atau sekelompok
orang mengunjungi suatu tempat karena sesuatu yang memiliki makna tertentu,
misalnya: lingkungan alam, peninggalan atau tempat sejarah, peristiwa tertentu.
(Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007: 45)
Menurut Muljadi A. J. (2009: 69) daya tarik wisata yang akan dijual harus memenuhi
tiga syarat agar memberikan kepuasan kepada wisatawan antara lain:
1. Apa yang dapat dilihat (something to see).
2. Apa yang dapat dilakukan (something to do).
3. Apa yang dapat dibeli (something to buy).
Berdasarkan daya tarik wisata menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa suatu objek
wisata harus memiliki atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain.
Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya
yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi
pemandangan alam, kegiatan kesenian dan atraksi wisata. Tempat tujuan wisata harus
tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai
oleh-oleh untuk dibawa
pulang ke tempat asal.
6. Promosi dan Informasi
Menurut Oka A. Yoeti (1996:52) promosi secara sederhana bertujuan untuk
memberitahukan kepada orang banyak atau kelompok tertentu bahwa ada produk yang
ditawarkan untuk dijual, maka tugas kegiatan promosi adalah menarik semua penduduk
untuk dapat membeli paket wisata yang telah dipersiapkan. Pada dasarnya tujuan
promosi tidak lain adalah:
a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata
seluas mungkin.
b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar orang akan
banyak datang berkunjung.
c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan
harapan-harapan yang tinggi.
d. penyelenggara promosi Obyek Wisata Air Panas Mantikole memberikan kesan
daya tarik kuatdengan rencana dan rancangan promosi . Objek Wisata Air
Panas Mantikole penyelanggara promosi akan meningkatkan teknik
promosinya yakni melakukan kerja sama dengan travel agency, melakukan
promosi di media massa, membuat promosi dengan bentuk poster, umbul-
umbul, brosur dan baliho.
8. Desa Wisata
Desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian baik dari segi
sosial budaya, adat– istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa
yang disajikan dalam suatu suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain
seperti atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung.
3. Prospek Pengembangan
Obyek Wisata Air Panas Mantikole termasuk dalam klasifikasi daya tarik wisata alam, dan
daya tarik wisata minat khusus. Prospek pengembangan obyek wisata air panas adalah suatu
proses perubahan pokok yang dilakukan oleh manusia secara terencana pada suatu kondisi
kepariwisataan yang dinilai kurang baik, yang diarahkan menuju suatu kondisi
kepariwisataan yang dianggap lebih baik atau lebih diinginkan. Pengembangan obyek wisata
air panas di wilayah studi ini diupayakan tidak hanya membenahi obyek air panas atau
perairan, tetapi perlu mengembangkan akomodasi (home stay,pondok wisata, dan lain-lain)
Jauh lebih luas dari itu wisatawan yang datang juga memerlukan fasilitas, atraksi wisata air
yang menarik, pelayanan, cindera mata, restoran dan suasana aman.
Selain pengembangan obyek dan daya tarik wisata, upaya yang dapat dilakukan untuk
memajukan Obyek Wisata Air Panas Mantikole yaitu meningkatkan dan mengembangkan
promosi dan pemasaran, dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan bagi staf
pengelolah obyek wisata maupun masyarakat lokal agar berperan aktif sebagai pelaku usaha
pariwisata. Pengelolaan objek wisata secara profesional tentunya mendorong tumbuh
kembangnya pariwisata secara menyeluruh yang diharapkan dapat menggerakkan kegiataan
perekonomian masyarakat, memperluas dan memeratakan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, mendukung perolehan
pendapatan hasil daerah secara optimal serta membawa citra daerah di mata masyarakat di
luar daerah Sulawesi Tengah.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Obyek Wisata Air Panas Mantikole perlu dilengkapi fasilitas penunjang yang
meliputi, rumahm makan, pusat informasi wisata, rambu wisata, fasilitas
perbelanjaan, toko cindera mata, keamanan untuk mendukung kenyamanan bagi
wisatawan dalam kunjungannya di destinasi.
2. Untuk memenuhi tiga syarat daya tarik wisata yang layak dijual agar memberikan
kepuasan
kepada wisatawan/pengunjung, yaitu:
1. Apa yang dapat dilihat (something to see)
2. Apa yang dapat dilakukan (something to do)
3. Apa yang dapat dibeli (something to buy)
Sehubungan dengan potensi yang dimilikinya, Objek Wisata Mantikole harus
menyediakan atraksi air yang bervariasi dan di area objek wisata juga harus
disediakan pusat perbelanjaan, toko cindera mata, dan rumah makan.
3. Mengembangkan kualitas masyarakat yang berperan aktif di wilayah destinasi
Untuk memperoleh konsep pengembangan objek wisata air panas dengan tepat dapat
pula dilakukan dengan mengadakan studi banding terhadap objek wisata yang
dianggap lebih maju dan telah dikunjungi oleh banyak wisatawan lokal maupun
wisatawan asing.
4. Mengembangan promosi dan pemasaran Obyek Wisata Air Panas Mantikole untuk
memberikan daya tarik wisatawan dalam meningkatkan pengunjung datang.
Daftar Pustaka
Fandeli, C. 2011. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty
Muljadi A.J. 2010. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Musata, Z dkk. 2013. Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI ) & Artikel Penelitian. Palu:
Universitas Tadulako
Sunaryo, Bambang. 2013. “Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasinya Di Indonesia”. Yogyakarta: Gava media.v