Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS PEMBERIAN SURAT PERINGATAN (SP) UNTUK

MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA


DI SMK PGRI 3 MALANG

THE EFFECTIVENESS OF WARNING LETTERS (SP)


TO FROM STUDENTS DISCIPLINE CHARACTER
IN SMK PGRI 3 MALANG

Danar Dwi Ayu Lestari


Universitas Negeri Malang
E-mail: ayue.danar@yahoo.com

Abstract: Education is the primary need of the people in this era and in the
future. Education is also a process to make the students’ character better.
Educational values are either meanings or accurate measurement tools that
form the education itself. In accordance with discipline character education
itself, the people, nowadays, try to figure out a solution how to build the
students’ character to be discipline. One of the topics that is preferred to
discuss is about the Warning Letter or, in another word, memo that can be
used to form the discipline character of the students. The goals of this study
are to describe The Effectiveness of Warning Letters (SP) to From Students
Discipline Character In SMK PGRI 3 Malang. The techniques used to
collect the data were observation, interview, and documentation. The data
that had been gathered and arranged were, then, analyzed in stages.

Keyword: Warning Letter, Discipline character of the students

Abstrak: Pendidikan merupakan kebutuhan utama setiap orang di masa


sekarang dan yang akan datang. Pendidikan juga merupakan sebuah proses
untuk mengubah jati diri peserta didik untuk lebih maju. Nilai-nilai
pendidikan sendiri adalah suatu makna serta ukuran yang tepat dan akurat
yang mempengaruhi adanya pendidikan itu sendiri. Terkait dengan
pendidikan karakter disiplin, dewasa ini mulai banyak dibicarakan bentuk-
bentuk alternatif pemecahannya. Salah satu topik yang menarik untuk
dibahas adalah mengenai surat peringatan yang muncul sebagai bentuk
alternatif pemecahan untuk membentuk karakter disiplin siswa. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang efektivitas pemberian Surat
Peringatan (SP) untuk membentuk karakter disiplin siswa di SMK PGRI 3
Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dan disusun
selanjutnya dianalisis secara bertingkat.

Kata Kunci: Surat peringatan, Karakter disiplin siswa

1
METODE
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai
pemberian surat peringatan untuk membentuk karakter disiplin siswa. Penelitian
kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural
sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis
data yang dikumpulkan terutama data kualitatif (Arifin, 2012: 140). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus. Penelitian studi
kasus dilakukan dengan maksud untuk melakukan telaah secara mendalam
terhadap prosedur pemberian surat peringatan untuk membentuk karakter disiplin
siswa.
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti adalah sebagai perancang
penelitian, pelaksana di lapangan dan pelapor hasil penelitian. Penelitian ini
mengambil lokasi di SMK PGRI 3 Malang Jln. Raya Tlogomas IX/9 Malang.
Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari data lapangan. Data lapangan
berupa hasil observasi atau pengamatan langsung dan wawancara kepada para
informan, informannya meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf
kesiswaan, guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi
lingkungan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan siswa bisa
mendapatkan surat peringatan. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi
mengenai profil sekolah, bentuk surat peringatan, prosedur pemberian surat
peringatan, efektifitas pemberian surat peringatan untuk membentuk karakter
disiplin siswa. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data hasil observasi dan
wawancara.
Analisi data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Bogdan dan Taylor (dalam
Moleong, 2011: 280), “mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja
(ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu”. Pengecekan keabsahan data dilakukan

2
dengan tiga cara yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan
triangulasi (triangulasi sumber dan teknik).

HASIL
Profil Historis Bedirinya SMK PGRI 3 Malang

SMK PGRI 3 Malang dirintis sejak tahun 1986 atas prakarsa dosen

muda POLITEKNIK Universitas Brawijaya Malang yang berjumlah 16 orang.

Berdasarkan hasil pertimbangan dan kesepakatan, sekitar bulan September 1986

para perintis SMK PGRI 3 Malang bersatu untuk mendirikan STM (Sekolah

Teknologi Menengah) swasta yang bernaung di bawah yayasan PGRI Kecamatan

DAU kabupaten Malang, sehingga sekolah ini diberi nama STM PGRI DAU

Malang. Pada tanggal 9 Februari 1987, turun surat keputusan (SK) Pendirian STM

PGRI DAU Malang dengan nomor SK.364/32.B-1987 dari Direktorat Pendidikan

Dasar Menengah. STM PGRI DAU Malang pada saat itu berstatus tercatat.

Berdasarkan SK di atas, akhirnya pada tanggal 16 Juli 1987, STM PGRI

DAU Malang mulai melaksanakan aktivitasnya dalam rangka penerimaan siswa

baru yang pertama. Pada saat itu, siswa yang masuk menjadi siswa STM PGRI

DAU Malang sebanyak 36 siswa yang terbagi menjadi 2 jurusan yaitu jurusan

mesin dan elektronika. Walaupun jumlah siswa relatif sedikit, namun para perintis

STM PGRI DAU Malang tidak putus asa untuk terus mengembangkannya. Waktu

kian berjalan, mengikuti perkembangan STM PGRI DAU Malang. Siswa STM

PGRI DAU Malang lambat laun bertambah sedikit demi Akhirnya sekitar tahun

1991 nama STM PGRI DAU Malang harus mengikuti aturan pemerintah tentang

perluasan wilayah Kodya Malang. Dengan perluasan wilayah itulah, akhirnya

lokasi SD Negeri Tlogomas 2 Malang kecamatan Dau yang ditempati STM PGRI

3
DAU Malang masuk wilayah Kecamatan Lowokwaru Kodya Malang. Dengan

demikian, nama STM PGRI DAU Malang berubah menjadi STM PGRI 2 Malang.

Sekitar tahun 1992, STM PGRI 2 Malang dilaksanakan akreditas sekolah yang

membawa pengaruh terhadap turunnya SK nomor 488/C/Kep/I/1992/31

Desember, dari Direktorat Pendidikan Dasar Menengah tentang perubahan status,

yang awalnya berstatus tercatat berubah menjadi status diakui. Jumlah siswa STM

PGRI 2 Malang semakin lama semakin bertambah diikuti oleh bertambahnya

jumlah pengajar, fasilitas sekolah atau kualitas pendidikannya.Kepercayaan

masyarakat semakin meningkat dalam rangka membantu terciptanya tujuan

Pendidikan Nasional.

Dengan semakin bertambahnya jumlah siswa, maka STM PGRI 2

Malang berusaha untuk meminjam SD Negeri Tlogomas 3 Malang, SD Negeri

Tlogomas I Malang dan SD Negeri Dinoyo I Malang untuk di jadikan tempat

belajar-mengajar bagi siswanya. Pada tahun 1997, Pemerintah mengeluarkan

aturan untuk mengubah nama Sekolah Teknologi Menengah (STM) menjadi

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karena STM PGRI 2 Malang merupakan

salah satu sekolah dasar menengah yang bisa dikategorikan sekolah kejuruan.

Maka dengan demikian STM PGRI 2 Malang berubah nama menjadi SMK PGRI

4 Malang. Perubahan nomor 2 ke nomor 4 tersebut karena SMK (STM atau

SMEA) ynng bernaung di bawah yayasan PGRI di kodya Malang itulah yang

menyebabkan STM PGRI 2 Malang menduduki urutan ke-4. Sekitar tahun 1998,

ada perpindahan salah satu SMK PGRI yang ada di wilayah Kodya Malang ke

wilayah Kabupaten Malang. Hal tersebut menyebabkan nama SMK PGRI 4

Malang harus berubah nama lagi menjadi SMK PGRI 3 Malang sampai sekarang.

4
Pada tahun 1997, SMK PGRI 3 Malang menempati gedung baru di Jalan

Tlogomas XI/29 Malang yang merupakan hasil swadaya maupun swadana pendiri

sekolah, dewan guru serta karyawan/karyawati SMK PGRI 3 Malang. Dengan

ditempatinya gedung baru, akhirnya SD Negeri Tlogomas I Malang dan SD

Negeri Dinoyo I Malang dikembalikan ke pihak SD tersebut. Setelah itu, sejak

tahun pelajaran 2001-2002, SMK PGRI 3 Malang sudah bisa sepenuhnya

menempati gedung sendiri di jalan Tlogomas IX/29 Malang. SMK PGRI 3

Malang adalah sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi serta ketrampilan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mencerdaskan dan

memberdayakan kehidupan manusia Indonesia. Program keahlian yang ada mulai

tahun ajaran 1999/2000 adalah Teknik Mesin Perkakas, Teknik Las, Mekanik

Otomotif, Bodi Otomotif, Teknik Informatika dan Elektronika Industri. Sejak

berdiri sampai tahun 1999 SMK PGRI 3 Malang memiliki jurusan Teknik

Mekanik Umum dan Teknik Elektronika Komunikasi. Pengajar yang merupakan

salah satu unsur penentu kualitas anak didik di SMK PGRI 3 Malang bersumber

dari lulusan S1 dan S2, dan dalam rangka kesesuaian ouput dengan dunia kerja

setiap semester SMK PGRI 3 Malang selalu melaksanakan program kerja industri

yang dilaksanakan oleh siswa dengan monitoring secara kontinyu oleh para

pembimbing PRAKERIN.

PEMBAHASAN
Bentuk Surat Peringatan di SMK PGRI 3 Malang

Di SMK PGRI 3 Malang telah melaksanakan pemberian Surat

Peringatan untuk membentuk karakter disiplin siswa. Surat Peringatan di SMK

5
PGRI 3 Malang bahwa Surat Peringatan tidak langsung diberikan kepada siswa

akibat adanya pelanggaran indisipliner yang dilakukan namun melalui bebarapa

tahapan dalam pemberian Surat Peringatan. Bentuk Peringatan yang diberikan

kepada siswa ada dua macam yaitu peringatan lisan dan peringatan tertulis. Jadi,

keduanya ini saling melengkapi. Surat yang seharusnya diberikan secara lisan

seharusnya diberikan secara tertulis dan apabila diberikan secara lisan harus

diikuti pula dengan peringatan secara tertulis. Peringatan tertulis ini antara lain

berisi informasi tentang terjadinya suatu pelanggaran dan sanksi yang akan

diperoleh. Sedangkan peringatan lisan itu berisi tentang kata-kata, ini merupakan

yang paling umum digunakan oleh guru. Bentuk peringatan ini juga lebih efektif

jika guru dekat dengan siswa dan bukan berada jauh, misalnya guru berada

didalam kelas sedangkan siswa berada di belakang kelas. Peringatan ini juga lebih

efektif bila dilakukan dengan kontak mata antara guru dan siswa.

Surat Peringatan mempunyai kegunaan sebagai berikut yaitu; (a) sebagai

sarana penyambung lidah antara pihak sekolah, guru wali dan orang tua murid; (b)

sebagai sarana untuk mengingatkan siswa yang terkait berbuat atau melaksanakan

sesuatu yang sudah disepakati, dengan baik dan disiplin; (c) sebagai contoh atau

bukti setiap siswa yang berbuat tidak tertib atau tidak disiplin akan mendapat

teguran, bahkan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya; (d) untuk

memecahkan masalah yang dihadapi .

Bentuk Surat Peringatan di SMK PGRI 3 Malang ada tiga yaitu Surat

Peringatan Satu (SP 1), Surat Peringatan Dua (SP 2), Surat Peringatan Tiga (SP

3). Semuanya merupakan peringatan tertulis. Menurut Amini (2008) peringatan

tidak hanya tertulis tetapi juga ada peringatan lisan. Peringatan lisan itu berisi

6
tentang kata-kata, ini merupakan yang paling umum digunakan oleh guru. Bentuk

peringatan ini juga lebih efektif jika guru dekat dengan siswa dan bukan berada

jauh, misalnya guru berada didalam kelas sedangkan siswa berada di belakang

kelas. Peringatan ini juga lebih efektif bila dilakukan dengan kontak mata antara

guru dan siswa.

a. Surat Peringatan Satu (SP 1)

Surat Peringatan 1 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 9

sampai dengan 17 jam pelajaran, tergantung perbuatan lain setara dengan

perbuatan itu, misalnya siswa ramai di dalam kelas, tidak piket kelas, terlambat,

tidak membawa buku paket. SP 1 keluar, diterimakan kepada siswa dan orang tua.

Pemberian SP 1 berlaku dalam satu semester sejak diberikan.

Dalam pengumpulan point menjadi setara 9 jam pelajaran jika siswa

yang ramai dalam kelas dan melampaui batas bisa diberikan sanksi alpa 3 jam

pelajaran itu, namun tergantung guru yang mengajar dan berbeda dalam setiap

mata pelajaran. Perbuatan lain juga dengan tidak membawa buku paket bisa

diberikan sanksi alpa 3 jam pelajaran. Keterlambatan siswa juga bisa menjadi

Dalam hal ini semua alpa-alpa atau presensi siswa setiap harinya akan direkap

secara langsung oleh pihak kesiswaan dan jika siswa sudah melampui 9 jam

pelajaran maka akan diberikan SP 1. Semua data presensi siswa langsung direkap

dalam kesiswaan secara online.

b. Surat Peringatan Dua (SP 2)

Surat Peringatan 2 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 18

sampai dengan 35 jam pelajaran. SP 2 keluar, diterimakan kepada siswa dan

orang tua, disertai pemanggilan kepada orang tua untuk menghadap guru wali.

7
Pemberian SP 2 apabila setelah SP 1 diberikan kemudian siswa masih melanggar

peraturan.

c. Surat peringatan Tiga (SP3)

SP 3 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 36 sampai dengan

59 jam pelajaran. SP 3 keluar, diberikan kepada siswa disertai pemanggilan orang

tua untuk menghadap guru wali, dan membuat surat pernyataan penegasan kepada

siswa dan orang tua apabila tidak ada perbaikan kehadiran, sehingga alpa

mencapai 60 jam pelajaran dalam satu semester, maka akan dikeluarkan surat

pemutusan studi. Pemberian SP 3 merupakan tahapan akhir apabila sudah

mendapat SP1 dan SP 2. Dalam hal ini tergantung nilai perilaku dan akademik

siswa jika baik maka akan perlu dipertimbangkan kembali sebelum pemutusan

studi dilakukan.

Menurut peraturan SMK PGRI 3 Malang pasal 7 tentang pemanggilan

orang tua mengenai keluarnya Surat Peringatan (SP 2) dan (SP 3) yaitu; (a)

memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan SMK PGRI 3 Malang, setelah

satu kali diingatkan oleh kesiswaan; (b) rambut tidak sesuai dengan peraturan

SMK PGRI 3 Malang, setelah satu kali diingatkan oleh kesiswaan; (c) terlambat

tiga kali, dan seterusnya dalam satu semester; (d) lalai, terlambat hadir lebih dari

20 menit dari bel berbunyi tanda pelajaran dimulai; (e) tidak membawa fasilitas

belajar untuk hari itu; (f) tertangkap merokok; (g) membawa obat terlarang atau

mengkonsumsi; (g) kabur atau meninggalkan jam pelajaran tanpa izin; (h) siswa

berkelahi, menganiaya, mencuri, merusak fasilitas sekolah, mengkonsumsi

narkoba, membawa obat terlarang, minum-minuman keras, bertato, bertindik bagi

siswa putra, bertindik bagi siswa putri, rambut disemir, nikah, hamil, menghamili,

8
dan membawa alat komunikasi (HANDPHONE, I pad, tablet dan lain-lain); (i)

siswa melakukan tindakan indisipliner yang lain, sehingga perlu dianggap

memanggil orang tua; (j) orang tua hadir untuk dan harus menemui guru wali,

dalam rangka memaksimalkan bimbingan kepada siswa; (k) apabila orang tua

tidak hadir sesuai undangan, dan sampai batas waktu selama-lamanya 3 hari

terhitung hari pertama pemanggilan, maka kepada siswa yang bersangkutan

dinyatakan alpa 9 jam pelajaran (diperlakukan sama dengan anak yang seharusnya

mendapatkan tindakan pemulangan).

Prosedur pemberian Surat Peringatan di SMK PGRI 3 Malang

Prosedur dalam pemberian Surat Peringatan yaitu

a. Latar Belakang Surat Peringatan

Surat Peringatan diberikan kepada siswa perihal adanya pelanggaran

indisipliner. Secara garis besar, pemberian Surat Peringatan dilakukan berurutan

dimana masing-masing jenis Surat Peringatan Peringatan berlaku selama 6 (enam)

bulan, namun jika dalam perjalanan pelanggaran yang sama dilakukan kembali

maka tingkatan Surat Peringatan dapat diberikan (jika sebelumnya SP1 maka

diberikan SP 2 atas kesalahan yang dilakukan berulang-ulang, dan seterusnya.

Setalah SP 2 diberikan SP 3 atau Surat Peringatan terakhir dimana jika dalam

masa waktu yang ditentukan untuk melakukan upaya perubahan/perbaikan

sekolah dapat memberikan sanksi skorsing atau dikeluarkan. Jika pelanggaran

yang dilakukan dikatagorikan pelanggaran berat (pindana, perdata, khusus), maka

dapat langsung diberikan Surat Pemutusan Studi. Begitu juga sesuai dengan buku

peraturan SMK PGRI 3 Malang Tahun 2012/2013, pasal 6 tentang peringatan

9
siswa pertama kali dengan peringatan lisan, peringatan tertulis dengan diteruskan

pemanggilan orang tua sampai dengan dikeluarkan Surat Peringatan (SP) 1, 2, dan

b. Langkah-langkah pemberian Surat Peringatan

Pemberian surat peringatan langkah-langkahnya yaitu; (a) sosialisasi

yang diberikan kepada orang tua murid pada saat rapat yang diadakan minimal 2

kali dalam setahun atau pada waktu semesteran; (b) pemberian surat

pemberitahuan kepada guru siswa dan orang tua melalui jasa pos (letter); (c)

pemanggilan orang untuk datang ke sekolah menemui guru wali, kemudian

dikonsultasikan permasalahannya di ruang BK (Bimbingan Konseling).

Sedangkan menurut peraturan SMK PGRI 3 Malang langkah-langkah

dalam pemberian surat peringatan yaitu; (a) SP 1 diberikan kepada siswa yang

masih dalam kategori pelanggaran ringan, pada awalnya peringatan diberikan

berupa teguran lisan; (b) SP 2 akan diberikan kepada siswa jika siswa tetap

melakukan sikap kurang disiplin dan melanggar aturan lebih dari satu kali; (c) SP

3 akan lebih mengutamakan jika siswa yang bersangkutan tetap tidak bisa berubah

dan terus melanggar peraturan, hal ini bisa diberikan sanksi berat yang mungkin

berujung pada pemutusan studi.

Efektivitas pemberian Surat Peringatan untuk membentuk karakter disiplin

siswa di SMK PGRI 3 Malang

a. Tujuan Surat Peringatan

Surat Peringatan berkaitan dengan tindakan sebagian siswa yang kurang

memperhatikan tata tertib. Surat peringatan diberikan jika ada pelanggaran yang

10
dilakukan siswa, misalnya absen, sering terlambat, atau kurang disiplin dalam

aturan. Karena itu dibuat Surat Peringatan yang bertujuan untuk (a) memberi efek

jera sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama; (b) mendisiplinkan siswa;

(c) orang tua akan mengetahui perilaku atau catatan pribadi siswa dalam sekolah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suparjati (2000:51). Ia berpendapat

bahwa surat peringatan mempunyai tujuan, yaitu agar siswa yang berbuat dan

melanggar sesuatu yang telah disepakati sesuai dengan ketentuan tata tertib

Sekolah yang berlaku. Sehingga, Surat Peringatan mempunyai kegunaan sebagai

berikut; (a) sebagai sarana untuk mengingatkan siswa yang terkait berbuat atau

melaksanakan sesuatu yang sudah disepakati, dengan baik dan disiplin; (b)

sebagai contoh atau bukti setiap siswa yang berbuat tidak tertib atau tidak disiplin

akan mendapat teguran, bahkan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya; (c)

untuk mengajak saling menjaga nama sekolah; (d) untuk memecahkan masalah

yang dihadapi.

Sedangkan menurut Soeroso (2010:98) saran agar Surat Peringatan

efektif untuk mencapai sasaran; (a) pihak sekolah rajin melakukan sosialisasi

peraturan sekolah kepada siswa baik melalui kegiatan upacara rutin atau

memberikan papan pengumuman mengenai peraturan sekolah. Hal ini akan

membuat siswa merasa diperhatikan oleh guru dan sekolah; (b) memberikan

teguran secara lisan , mengingatkan bahwa apa yang dilakukan melanggar

peraturan sekolah jika kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan ringan seperti

masalah abensi atau meninggalkann jam pelajaran. Jika kesalahan seperti mencuri

atau narkoba tidak perlu lisan akan tetapi langsung SP 3 dan langsung dilaporkan

11
kepada pihak yang berwajib; (c) surat peringatan diberikan langsung oleh sekolah

kepada siswa yang bersangkutan.

b. Peraturan tata tertib SMK PGRI 3 Malang

Peraturan SMK PGRI 3 Malang tidak hanya itu saja namun ada

peraturan tambahan yang tidak tercantumkan dan hal-hal yang belum diatur dalam

peraturan tersebut, akan menyesuaikan dan diatur kemudian. Setelah

dikeluarkannya Surat Peringatan 1,2,3, kemudian dikeluarkan surat pernyataan

mungkin ada pertimbangan-pertimbangan yang akan akhirnya bisa membantu

siswa, biasanya surat pernyataan itu menyatakan tentang batasan atau ampunan

akhir sebelum akhirnya dikeluarkannya pemutusan studi atau DO (Drop Out).

Pemtusan Studi sendiri merupakan sanksi larangan melanjutkan sekolah di SMK

PGRI 3 Malang. Sanksi ini diberikan kepada siswa yang terbukti melanggar

peraturan SMK PGRI 3 Malang.

Di dalam peraturan sekolah di SMK PGRI 3 Malang terdapat berbagai

macam aturan yaitu mengenai tampilan diri siswa, (a) seragam sekolah, bahwa

setiap siswa wajib mengenakan seraga sekolah, yaitu seragam yang ditetapkan

dan dibagikan kepada seluruh siswa, dengan ketentuan tidak boleh dirubah bentuk

dan ukuran, kecuali atas perintah dan seijin pihak sekolah; (b) rambut, model

rambut standart SMK PGRI 3 Malang khusus siswa laki-laki. Rambut tidak boleh

disemir, diwarna, diextention (sambung), dipotong tidak rata. Rambut siswi yang

panjang wajib diikat rapi; (c) asesoris, siswa tidak boleh memakai asesoris

(gelang, kalung, cincin dan asesoris yang dianggap tidak pantas oleh sekolah); (d)

keterlambatan siswa; (e) melanggar pelanggaran yang dikategorikan berat (pidana,

perdata, khusus).

12
Menurut UU No 13 tahun 2003, Pasal 161 antara lain mengatur bahwa

bisa dibuat SP1, SP2, dan SP3. Masing-masing SP berlaku 6 bulan. Bila SP1

masih berlaku, siswa masih juga melakukan pelanggaran, dikeluarkan SP2, dan

seterusnya. Begitu juga sesuai dengan buku peraturan SMK PGRI 3 Malang

Tahun 2012/2013, pasal 6 tentang peringatan siswa pertama kali dengan

peringatan lisan, peringatan tertulis dengan diteruskan pemanggilan orang tua

sampai dengan dikeluarkan Surat Peringatan (SP) 1, 2, dan 3 bahkan hingga surat

pemutusan studi.

c. Perilaku siswa setelah mendapatkan Surat Peringatan

Perilaku siswa setelah mendapatkan Surat Peringatan, semua siswa yang

mendapatkan surat peringatan diharapkan berubah menjadi lebih baik dan disiplin.

Namun, masih banyak juga siswa yang menganggap mudah tentang Surat

Peringatan. Salah satu tindakan untuk menetertibkan bebarapa siswa

mengupayakan membuat surat peringatan yang jelas. Kepala sekolah yang disiplin

dan teguh harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasi para guru dan siswa

agar bersikap tertib dan taat pada peraturan yang berlaku. Namun, sebagian dari

beberapa siswa ada yang setuju dan tidak setuju dengan diterapkannya Surat

Peringatan di SMK PGRI 3 Malang.

Namun pada kenyataannya surat peringatan di SMK PGRI 3 Malang ini

sangat efektif sekali. Tidak sedikit sekolah-sekolah lain yang mengapresiasi

peraturan dan surat peringatan yang diterapkan di sekolah SMK PGRI 3 Malang.

Keefektifan Surat Peringatan di sekolah SMK PGRI 3 Malang tentunya tidak

terpisahkan dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sekolah. Misalnya,

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf kesiswaan, guru, siswa dan orang tua

13
murid. Semuanya diperlukan kerjasama yang baik guna untuk menciptakan

kedisiplinan siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disusun

kesimpulan sebagai berikut: (1) bentuk surat peringatan di SMK PGRI 3 Malang.

Surat Peringatan ada 3 bentuk yaitu: (a) SP 1 diberikan jika siswa tidak masuk

sekolah tanpa ijin 9 sampai dengan 17 jam pelajaran, tergantung perbuatan lain

setara dengan perbuatan itu, misalnya siswa ramai di dalam kelas, tidak piket

kelas, terlambat, tidak membawa buku paket. SP 1 keluar, diterimakan kepada

siswa dan orang tua. Pemberian SP 1 berlaku dalam satu semester sejak diberikan.

(b) SP 2 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 18 sampai dengan 35

jam pelajaran. SP 2 keluar, diterimakan kepada siswa dan orang tua, disertai

pemanggilan kepada orang tua untuk menghadap guru wali. Pemberian SP 2

apabila setelah SP 1 diberikan kemudian siswa masih melanggar peraturan. (c) SP

3 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 36 sampai dengan 59 jam

pelajaran. SP 3 keluar, diberikan kepada siswa disertai pemanggilan orang tua

untuk menghadap guru wali, dan membuat surat pernyataan penegasan kepada

siswa dan orang tua apabila tidak ada perbaikan kehadiran, sehingga alpa

mencapai 60 jam pelajaran dalam satu semester, maka akan dikeluarkan surat

pemutusan studi. Pemberian SP 3 merupakan tahapan akhir apabila sudah

mendapat SP1 dan SP 2. Dalam hal ini tergantung nilai perilaku dan akademik

siswa jika baik maka akan perlu dipertimbangkan kembali sebelum pemutusan

studi dilakukan: (2) prosedur pemberian surat peringatan di SMK PGRI 3 Malang.

14
Prosedur pemberian surat peringatan langkah-langkahnya meliputi (a) sosialisasi

yang diberikan kepada orang tua murid pada saat rapat yang diadakan minimal 2

kali dalam setahun atau pada waktu semesteran; (b) pemberian surat

pemberitahuan kepada guru siswa dan orang tua melalui jasa pos (letter); (c)

pemanggilan orang untuk datang ke sekolah menemui guru wali, kemudian

dikonsultasikan permasalahannya di ruang BK (Bimbingan Konseling): (3)

efektivitas pemberian surat peringatan untuk membentuk karakter disiplin siswa

di SMK PGRI 3 Malang

Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan kepada: (1) sekolah,

disarankan agar pemberian surat peringatan tetap dilaksanakan seefektif mungkin,

serta kendala-kendala yang di hadapi terutama yang berkaitan dengan surat

peringatan dapat dihindari dengan memberikan pembinaan atau sosialisasi kepada

guru-guru dan orang tua: (2) guru, untuk ke depan hendaknya meningkatkan

kedisiplinan dan menjadi contoh yang baik untuk siswa: (3) siswa, diharapkan

untuk lebih disiplin dengan adanya pemberian surat peringatan: (4) peneliti lain,

diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi dan juga menjadi bahan

koreksi bagi penyempurnaan penelitian yang peneliti lakukan, sehingga penelitian

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.\

DAFTAR RUJUKAN
Amini, Semai Jiwa. 2008. Bullying: Mengatasi Kekerangan di Sekolah Dan
Lingkungan. Jakarta: PT Grasindo.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

15
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Soeroso, R. 2010. Contoh-contoh Perjanjian yang Banyak di Pergunakan dalam


Praktik. Jakarta: Sinar Grafika.

Suparjati. 2000. Surat-menyurat Dalam Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Prinsip Penyelenggaraan pendidikan. (Online),
(http://www.infokursus.net), di akses 21 September 2013.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,


Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang. BAAPSI
bekerja sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang.

Wiyatama, Satya. 2013. Sedikit Tentang Peraturan atau Tata Tertib


Sekolah.(Online). (http://www.Mcdens13's Blog.htm) di akses pada 25
Desember 2013.

16

Anda mungkin juga menyukai