Artikel PDF
Artikel PDF
Abstract: Education is the primary need of the people in this era and in the
future. Education is also a process to make the students’ character better.
Educational values are either meanings or accurate measurement tools that
form the education itself. In accordance with discipline character education
itself, the people, nowadays, try to figure out a solution how to build the
students’ character to be discipline. One of the topics that is preferred to
discuss is about the Warning Letter or, in another word, memo that can be
used to form the discipline character of the students. The goals of this study
are to describe The Effectiveness of Warning Letters (SP) to From Students
Discipline Character In SMK PGRI 3 Malang. The techniques used to
collect the data were observation, interview, and documentation. The data
that had been gathered and arranged were, then, analyzed in stages.
1
METODE
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai
pemberian surat peringatan untuk membentuk karakter disiplin siswa. Penelitian
kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural
sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis
data yang dikumpulkan terutama data kualitatif (Arifin, 2012: 140). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus. Penelitian studi
kasus dilakukan dengan maksud untuk melakukan telaah secara mendalam
terhadap prosedur pemberian surat peringatan untuk membentuk karakter disiplin
siswa.
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti adalah sebagai perancang
penelitian, pelaksana di lapangan dan pelapor hasil penelitian. Penelitian ini
mengambil lokasi di SMK PGRI 3 Malang Jln. Raya Tlogomas IX/9 Malang.
Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari data lapangan. Data lapangan
berupa hasil observasi atau pengamatan langsung dan wawancara kepada para
informan, informannya meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf
kesiswaan, guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi
lingkungan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan siswa bisa
mendapatkan surat peringatan. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi
mengenai profil sekolah, bentuk surat peringatan, prosedur pemberian surat
peringatan, efektifitas pemberian surat peringatan untuk membentuk karakter
disiplin siswa. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data hasil observasi dan
wawancara.
Analisi data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Bogdan dan Taylor (dalam
Moleong, 2011: 280), “mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja
(ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu”. Pengecekan keabsahan data dilakukan
2
dengan tiga cara yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan
triangulasi (triangulasi sumber dan teknik).
HASIL
Profil Historis Bedirinya SMK PGRI 3 Malang
SMK PGRI 3 Malang dirintis sejak tahun 1986 atas prakarsa dosen
para perintis SMK PGRI 3 Malang bersatu untuk mendirikan STM (Sekolah
DAU kabupaten Malang, sehingga sekolah ini diberi nama STM PGRI DAU
Malang. Pada tanggal 9 Februari 1987, turun surat keputusan (SK) Pendirian STM
Dasar Menengah. STM PGRI DAU Malang pada saat itu berstatus tercatat.
baru yang pertama. Pada saat itu, siswa yang masuk menjadi siswa STM PGRI
DAU Malang sebanyak 36 siswa yang terbagi menjadi 2 jurusan yaitu jurusan
mesin dan elektronika. Walaupun jumlah siswa relatif sedikit, namun para perintis
STM PGRI DAU Malang tidak putus asa untuk terus mengembangkannya. Waktu
kian berjalan, mengikuti perkembangan STM PGRI DAU Malang. Siswa STM
PGRI DAU Malang lambat laun bertambah sedikit demi Akhirnya sekitar tahun
1991 nama STM PGRI DAU Malang harus mengikuti aturan pemerintah tentang
lokasi SD Negeri Tlogomas 2 Malang kecamatan Dau yang ditempati STM PGRI
3
DAU Malang masuk wilayah Kecamatan Lowokwaru Kodya Malang. Dengan
demikian, nama STM PGRI DAU Malang berubah menjadi STM PGRI 2 Malang.
Sekitar tahun 1992, STM PGRI 2 Malang dilaksanakan akreditas sekolah yang
yang awalnya berstatus tercatat berubah menjadi status diakui. Jumlah siswa STM
Pendidikan Nasional.
salah satu sekolah dasar menengah yang bisa dikategorikan sekolah kejuruan.
Maka dengan demikian STM PGRI 2 Malang berubah nama menjadi SMK PGRI
SMEA) ynng bernaung di bawah yayasan PGRI di kodya Malang itulah yang
menyebabkan STM PGRI 2 Malang menduduki urutan ke-4. Sekitar tahun 1998,
ada perpindahan salah satu SMK PGRI yang ada di wilayah Kodya Malang ke
Malang harus berubah nama lagi menjadi SMK PGRI 3 Malang sampai sekarang.
4
Pada tahun 1997, SMK PGRI 3 Malang menempati gedung baru di Jalan
Tlogomas XI/29 Malang yang merupakan hasil swadaya maupun swadana pendiri
tahun ajaran 1999/2000 adalah Teknik Mesin Perkakas, Teknik Las, Mekanik
berdiri sampai tahun 1999 SMK PGRI 3 Malang memiliki jurusan Teknik
salah satu unsur penentu kualitas anak didik di SMK PGRI 3 Malang bersumber
dari lulusan S1 dan S2, dan dalam rangka kesesuaian ouput dengan dunia kerja
setiap semester SMK PGRI 3 Malang selalu melaksanakan program kerja industri
yang dilaksanakan oleh siswa dengan monitoring secara kontinyu oleh para
pembimbing PRAKERIN.
PEMBAHASAN
Bentuk Surat Peringatan di SMK PGRI 3 Malang
5
PGRI 3 Malang bahwa Surat Peringatan tidak langsung diberikan kepada siswa
kepada siswa ada dua macam yaitu peringatan lisan dan peringatan tertulis. Jadi,
keduanya ini saling melengkapi. Surat yang seharusnya diberikan secara lisan
seharusnya diberikan secara tertulis dan apabila diberikan secara lisan harus
diikuti pula dengan peringatan secara tertulis. Peringatan tertulis ini antara lain
berisi informasi tentang terjadinya suatu pelanggaran dan sanksi yang akan
diperoleh. Sedangkan peringatan lisan itu berisi tentang kata-kata, ini merupakan
yang paling umum digunakan oleh guru. Bentuk peringatan ini juga lebih efektif
jika guru dekat dengan siswa dan bukan berada jauh, misalnya guru berada
didalam kelas sedangkan siswa berada di belakang kelas. Peringatan ini juga lebih
efektif bila dilakukan dengan kontak mata antara guru dan siswa.
sarana penyambung lidah antara pihak sekolah, guru wali dan orang tua murid; (b)
sebagai sarana untuk mengingatkan siswa yang terkait berbuat atau melaksanakan
sesuatu yang sudah disepakati, dengan baik dan disiplin; (c) sebagai contoh atau
bukti setiap siswa yang berbuat tidak tertib atau tidak disiplin akan mendapat
Bentuk Surat Peringatan di SMK PGRI 3 Malang ada tiga yaitu Surat
Peringatan Satu (SP 1), Surat Peringatan Dua (SP 2), Surat Peringatan Tiga (SP
tidak hanya tertulis tetapi juga ada peringatan lisan. Peringatan lisan itu berisi
6
tentang kata-kata, ini merupakan yang paling umum digunakan oleh guru. Bentuk
peringatan ini juga lebih efektif jika guru dekat dengan siswa dan bukan berada
jauh, misalnya guru berada didalam kelas sedangkan siswa berada di belakang
kelas. Peringatan ini juga lebih efektif bila dilakukan dengan kontak mata antara
Surat Peringatan 1 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 9
perbuatan itu, misalnya siswa ramai di dalam kelas, tidak piket kelas, terlambat,
tidak membawa buku paket. SP 1 keluar, diterimakan kepada siswa dan orang tua.
yang ramai dalam kelas dan melampaui batas bisa diberikan sanksi alpa 3 jam
pelajaran itu, namun tergantung guru yang mengajar dan berbeda dalam setiap
mata pelajaran. Perbuatan lain juga dengan tidak membawa buku paket bisa
diberikan sanksi alpa 3 jam pelajaran. Keterlambatan siswa juga bisa menjadi
Dalam hal ini semua alpa-alpa atau presensi siswa setiap harinya akan direkap
secara langsung oleh pihak kesiswaan dan jika siswa sudah melampui 9 jam
pelajaran maka akan diberikan SP 1. Semua data presensi siswa langsung direkap
Surat Peringatan 2 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 18
orang tua, disertai pemanggilan kepada orang tua untuk menghadap guru wali.
7
Pemberian SP 2 apabila setelah SP 1 diberikan kemudian siswa masih melanggar
peraturan.
SP 3 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 36 sampai dengan
tua untuk menghadap guru wali, dan membuat surat pernyataan penegasan kepada
siswa dan orang tua apabila tidak ada perbaikan kehadiran, sehingga alpa
mencapai 60 jam pelajaran dalam satu semester, maka akan dikeluarkan surat
mendapat SP1 dan SP 2. Dalam hal ini tergantung nilai perilaku dan akademik
siswa jika baik maka akan perlu dipertimbangkan kembali sebelum pemutusan
studi dilakukan.
orang tua mengenai keluarnya Surat Peringatan (SP 2) dan (SP 3) yaitu; (a)
memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan SMK PGRI 3 Malang, setelah
satu kali diingatkan oleh kesiswaan; (b) rambut tidak sesuai dengan peraturan
SMK PGRI 3 Malang, setelah satu kali diingatkan oleh kesiswaan; (c) terlambat
tiga kali, dan seterusnya dalam satu semester; (d) lalai, terlambat hadir lebih dari
20 menit dari bel berbunyi tanda pelajaran dimulai; (e) tidak membawa fasilitas
belajar untuk hari itu; (f) tertangkap merokok; (g) membawa obat terlarang atau
mengkonsumsi; (g) kabur atau meninggalkan jam pelajaran tanpa izin; (h) siswa
siswa putra, bertindik bagi siswa putri, rambut disemir, nikah, hamil, menghamili,
8
dan membawa alat komunikasi (HANDPHONE, I pad, tablet dan lain-lain); (i)
memanggil orang tua; (j) orang tua hadir untuk dan harus menemui guru wali,
dalam rangka memaksimalkan bimbingan kepada siswa; (k) apabila orang tua
tidak hadir sesuai undangan, dan sampai batas waktu selama-lamanya 3 hari
dinyatakan alpa 9 jam pelajaran (diperlakukan sama dengan anak yang seharusnya
bulan, namun jika dalam perjalanan pelanggaran yang sama dilakukan kembali
maka tingkatan Surat Peringatan dapat diberikan (jika sebelumnya SP1 maka
dapat langsung diberikan Surat Pemutusan Studi. Begitu juga sesuai dengan buku
9
siswa pertama kali dengan peringatan lisan, peringatan tertulis dengan diteruskan
pemanggilan orang tua sampai dengan dikeluarkan Surat Peringatan (SP) 1, 2, dan
yang diberikan kepada orang tua murid pada saat rapat yang diadakan minimal 2
kali dalam setahun atau pada waktu semesteran; (b) pemberian surat
pemberitahuan kepada guru siswa dan orang tua melalui jasa pos (letter); (c)
dalam pemberian surat peringatan yaitu; (a) SP 1 diberikan kepada siswa yang
berupa teguran lisan; (b) SP 2 akan diberikan kepada siswa jika siswa tetap
melakukan sikap kurang disiplin dan melanggar aturan lebih dari satu kali; (c) SP
3 akan lebih mengutamakan jika siswa yang bersangkutan tetap tidak bisa berubah
dan terus melanggar peraturan, hal ini bisa diberikan sanksi berat yang mungkin
memperhatikan tata tertib. Surat peringatan diberikan jika ada pelanggaran yang
10
dilakukan siswa, misalnya absen, sering terlambat, atau kurang disiplin dalam
aturan. Karena itu dibuat Surat Peringatan yang bertujuan untuk (a) memberi efek
jera sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama; (b) mendisiplinkan siswa;
(c) orang tua akan mengetahui perilaku atau catatan pribadi siswa dalam sekolah.
bahwa surat peringatan mempunyai tujuan, yaitu agar siswa yang berbuat dan
melanggar sesuatu yang telah disepakati sesuai dengan ketentuan tata tertib
berikut; (a) sebagai sarana untuk mengingatkan siswa yang terkait berbuat atau
melaksanakan sesuatu yang sudah disepakati, dengan baik dan disiplin; (b)
sebagai contoh atau bukti setiap siswa yang berbuat tidak tertib atau tidak disiplin
akan mendapat teguran, bahkan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya; (c)
untuk mengajak saling menjaga nama sekolah; (d) untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
efektif untuk mencapai sasaran; (a) pihak sekolah rajin melakukan sosialisasi
peraturan sekolah kepada siswa baik melalui kegiatan upacara rutin atau
membuat siswa merasa diperhatikan oleh guru dan sekolah; (b) memberikan
peraturan sekolah jika kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan ringan seperti
masalah abensi atau meninggalkann jam pelajaran. Jika kesalahan seperti mencuri
atau narkoba tidak perlu lisan akan tetapi langsung SP 3 dan langsung dilaporkan
11
kepada pihak yang berwajib; (c) surat peringatan diberikan langsung oleh sekolah
Peraturan SMK PGRI 3 Malang tidak hanya itu saja namun ada
peraturan tambahan yang tidak tercantumkan dan hal-hal yang belum diatur dalam
siswa, biasanya surat pernyataan itu menyatakan tentang batasan atau ampunan
PGRI 3 Malang. Sanksi ini diberikan kepada siswa yang terbukti melanggar
macam aturan yaitu mengenai tampilan diri siswa, (a) seragam sekolah, bahwa
setiap siswa wajib mengenakan seraga sekolah, yaitu seragam yang ditetapkan
dan dibagikan kepada seluruh siswa, dengan ketentuan tidak boleh dirubah bentuk
dan ukuran, kecuali atas perintah dan seijin pihak sekolah; (b) rambut, model
rambut standart SMK PGRI 3 Malang khusus siswa laki-laki. Rambut tidak boleh
disemir, diwarna, diextention (sambung), dipotong tidak rata. Rambut siswi yang
panjang wajib diikat rapi; (c) asesoris, siswa tidak boleh memakai asesoris
(gelang, kalung, cincin dan asesoris yang dianggap tidak pantas oleh sekolah); (d)
perdata, khusus).
12
Menurut UU No 13 tahun 2003, Pasal 161 antara lain mengatur bahwa
bisa dibuat SP1, SP2, dan SP3. Masing-masing SP berlaku 6 bulan. Bila SP1
masih berlaku, siswa masih juga melakukan pelanggaran, dikeluarkan SP2, dan
seterusnya. Begitu juga sesuai dengan buku peraturan SMK PGRI 3 Malang
sampai dengan dikeluarkan Surat Peringatan (SP) 1, 2, dan 3 bahkan hingga surat
pemutusan studi.
mendapatkan surat peringatan diharapkan berubah menjadi lebih baik dan disiplin.
Namun, masih banyak juga siswa yang menganggap mudah tentang Surat
mengupayakan membuat surat peringatan yang jelas. Kepala sekolah yang disiplin
dan teguh harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasi para guru dan siswa
agar bersikap tertib dan taat pada peraturan yang berlaku. Namun, sebagian dari
beberapa siswa ada yang setuju dan tidak setuju dengan diterapkannya Surat
peraturan dan surat peringatan yang diterapkan di sekolah SMK PGRI 3 Malang.
terpisahkan dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sekolah. Misalnya,
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf kesiswaan, guru, siswa dan orang tua
13
murid. Semuanya diperlukan kerjasama yang baik guna untuk menciptakan
kedisiplinan siswa.
kesimpulan sebagai berikut: (1) bentuk surat peringatan di SMK PGRI 3 Malang.
Surat Peringatan ada 3 bentuk yaitu: (a) SP 1 diberikan jika siswa tidak masuk
sekolah tanpa ijin 9 sampai dengan 17 jam pelajaran, tergantung perbuatan lain
setara dengan perbuatan itu, misalnya siswa ramai di dalam kelas, tidak piket
siswa dan orang tua. Pemberian SP 1 berlaku dalam satu semester sejak diberikan.
(b) SP 2 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 18 sampai dengan 35
jam pelajaran. SP 2 keluar, diterimakan kepada siswa dan orang tua, disertai
3 diberikan jika siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin 36 sampai dengan 59 jam
untuk menghadap guru wali, dan membuat surat pernyataan penegasan kepada
siswa dan orang tua apabila tidak ada perbaikan kehadiran, sehingga alpa
mencapai 60 jam pelajaran dalam satu semester, maka akan dikeluarkan surat
mendapat SP1 dan SP 2. Dalam hal ini tergantung nilai perilaku dan akademik
siswa jika baik maka akan perlu dipertimbangkan kembali sebelum pemutusan
studi dilakukan: (2) prosedur pemberian surat peringatan di SMK PGRI 3 Malang.
14
Prosedur pemberian surat peringatan langkah-langkahnya meliputi (a) sosialisasi
yang diberikan kepada orang tua murid pada saat rapat yang diadakan minimal 2
kali dalam setahun atau pada waktu semesteran; (b) pemberian surat
pemberitahuan kepada guru siswa dan orang tua melalui jasa pos (letter); (c)
Saran
guru-guru dan orang tua: (2) guru, untuk ke depan hendaknya meningkatkan
kedisiplinan dan menjadi contoh yang baik untuk siswa: (3) siswa, diharapkan
untuk lebih disiplin dengan adanya pemberian surat peringatan: (4) peneliti lain,
diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi dan juga menjadi bahan
DAFTAR RUJUKAN
Amini, Semai Jiwa. 2008. Bullying: Mengatasi Kekerangan di Sekolah Dan
Lingkungan. Jakarta: PT Grasindo.
15
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
16