Anda di halaman 1dari 2

Date: 2020-04-18

PLAGIARISM SCAN REPORT

0% 100% 783 6280


Plagiarised Unique Words Characters

Exclude Url : None

Content Checked For Plagiarism


BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang teridiri dari tulang, otot, ligamen kartilago,
tendon, facia dan brusae serta persendian. Trauma pada sistem muskuloskeletal ini sering terjadi pasien yang datang ke unit gawat darurat
dengan berbagai keluhan dan merasa sakit, pada pemeriksaan ditemukan memiliki ketegangan pada tendon atau kesleo (ligamen), fraktur,
dislokasi dan cedera muskulo lainya. Banyak trauma muskuloskeletal ini diakibatkan oleh aktivitas yang berlebih atau berat yang dilakukan
terus menerus (Alsheihly and Alsheikhly, 2018). Trauma pada bagaian muskulkoskeletal disebabkan oleh cedera atau disfungsi struktur
pada sekitarnya dan struktur yang disangga dan dilindunginya. Penanganan pada trauma muskulo dapat dilakukan dengan memberi
dukungan pada bagian yang cedera sampai trauma hilang atau sembuh. Dukungan yang diberikan pada trauma dapat diberikan dengan
internal maupun eksternal. Setelah efek trauma yaitu nyeri dan cedera hilang, penanganan akan berfikus pada pencegahan fibrosis,
kekakuan pada tulang atau organ yang cedera melalui latihan yang baik, proses penyembhan, dan pengembalian fungsi dapat dipercepat
dengan terapi fisik (Suratun, 2008, p. 139). B. Rumusan masalah 1. Bagaimana pengeritan trauma muskuloskeletal? 2. Bagaimana
klasifikasi trauma muskuloskeletal? 3. Apasaja faktor risiko trauma muskuloskeletal? 4. Bagaimana penatalaksanaan trauma
muskuloskeletal? 5. Bagaimana komplikasi trauma muskuloskeletal C. Tujuan penulisan 1. Sistem muskulahami pengertian trauma
muskuloskeletal 2. Memahami bagaimana klasifikasi trauma muskuloskeletal 3. Memahami apasaja faktor risiko trauma muskuloskeletal 4.
Memahami bagaimana penatalaksanaan trauma muskuloskeletal 5. Memahami bagaimana komplikasi trauama muskuoskeletal BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Trauma merupakan keadaan ketika seseorang mengalami cedera dan mengakibatkan trauma yang
disebabkan paling umum adalah kecelakaan lalulintas, industri, olahraga, dan pekerjaan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal adalah
kondisi dimana terjadinya cedera atau trauma pada sistem muskuloskeletal yang menyebabkan disfungsi struktur disekitarnya dan struktur
pada bagian yang dilindungi dan penyangganya (Wijaya, 2019, p. 204). Trauma muskuloskeletal merupakan suatu keadaan ketika
seseorang mengalami cedera pada sistem muskuloskeletal, yaitu tulang, sendi otot, ligamen, kartilago, tendon, fascia, persendian dan
brusae yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga dan rumah tangga. Sehingga menyebabkan disfungsi pada struktur
sistem muskuloskeletal B. Klasifikasi Klasifikasi trauma muskulo dapat dibagi menjadi berikut (Alsheihly and Alsheikhly, 2018, pp.
173–189): 1. Trama jaringan lunak Jaringan lunak adalah istilah yang mencakup semua jaringan yang ada pada tubuh kecuali tulang.
Trauma ini mencangkup kulit, otot, pembuluh, ligamen, tendon, dan saraf. Trauma yang disebabkan dapat dibedakan dari yang ringan,
seperti lutut tergores, hingga kritis yang mencangkup perdarahan internal, yang melibatkan kulit dan otot-otot , luka ini dibagi menjadi luka
tertutup dan terbuka. a. Luka tertutup Cedera dumana tidak ada jalur terbuka dari luar lokasi yang terluka dibedakan menjadi 1) Kontusio
yaitu cedera traumatis pada jaringan di bawah kulit. 2) Ecchymosis yaitu perubahan warna pada kulit yang disebabkan darah bocor ke
jaringan lunak disekitarnya menyebabkan kulit berubah warna. 3) Edema yaitu pembekakan akibat peradangan atau caian abnormal
dibawah kulit. 4) Strain yaitu robeknya otot yang dihasilkan dari peregangan berlebihan atau terlalu banyak tenaga. 5) Kesleo, cedera sendi
yang mengakibatkan kerusakan pada ligan=men dan dislokasi sebagian atau sementara dari ujung tulang, robekan atau peregangan
ligamen penyokong. b. Luka terbuka Cedera dimana kulit terganggu atau rusak, mengekspos jaringan dibawahnya dapat dibagimenjadi 1)
Abrasi yaitu hilangnya lapisan kulit atas. 2) Laserasi yaitu potongan kulit dengan tepi bergerigi. 3) Sayatan yaitu ditandai dengan tepi halus
dan menyerupai potongan kertas. 4) Tusukan yaitu biasanya luka yang didalam dan sempit seperti luka tusukan akibat paku atau pisau. 5)
Avulsi yaitu dimana lipatan kulit secara paksa terkoyak dari perekatanya 6) Amputasi yaitu pelepasan sebagian atau seluruh anggota
badan atau pelengkap tubuh lainya. 2. Fraktur Patahnya tulang yang mengakibatakan gangguan tualng parsial atau total. Faraktur
diklasifikasikan menjadi tertutup dan terbuka. a. Fraktur tertutup yaitu dimana tulang patah tanpa penetrasi kulit atau koneksi dengan
permukaan luar. b. Fraktur terbuka yaitu dimana adanya luka pada kulit atau jaringan ikat diatasnya karena adanya paparan dari patah
tulang. 3. Dislokasi Sebuah perpindahan daru ujung tulang pada sendi yang mengakibatkan tidak normalnya ligamen disekitar sendi.juga
disebut dengan luxation, terjadi ketika ada pemisahan abnormal pada sendi diman dua atau lebih tulang bertemu. Gejala dislokasi meliputi :
a. Gerak terbatas bahkan hilang. b. Nyeri saat bergerak. c. Mati rasa disekitar area d. Parathesia dan perasaan gili dianggota badan. C.
Faktor risiko Faktor risiko trauma muskulo dapat dibedakan sebagai berikut (Lukman, 2012): 1. Usia Usia seseorang yang lanjut atau lansia
cenderung mengalami nyeri pada tulang atau pada muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan, dan dapat beresiko
patah tulang dikarenakan kekuatan tulang yang menurun dapat disebabkan karena jatuh. 2. Pekerjaan Pekerjaan yang berada pada satu
tempat yang sama dan tidak berpindah atau sikap tubuh yang buruk dapat menyebabkan gangguan pada muskuloskeletal. Pekerjaan yang
berat juga dapat beresiko terjadinya trauma akibat dari beban berlebih pada otot dan tulang. 3. Tingkat aktivitas Hal ini dikarenakan
aktivitas penggunaan otot yang berlebihan atau terlalu lama tanpa istirahat seperti para olahragawan hal ini dapat menyebabkan gangguan
atau trauma pada muskuloskeletal. 4. Gaya hidup Gaya hidup ini dipengaruhi dengan kebiasaan seseorang yang berlebihan dalam
menggunakn sistem muskuloskeletal seperti kebiasaan olahraga tanpa prosedur yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai